Anda di halaman 1dari 7

JIMR - Journal of Islamic Medicine Research E-ISSN: 2580 927X

Published by Faculty of Medicine, Universitas Islam Malang Pages: 96 – 102


Email: jimr@unisma.ac.id
Home Page : http://riset.unisma.ac.id/index.php/fk

Laporan Kasus

Post ictal psikosis berulang pada penderita epilepsi


Recurrent post ictal psychosis in epilepsy patient
Shinta Kusumawati1, Rima Zakiyah2
1
Departemen Neurologi FK Unisma Malang , 2 Departemen Radiologi FK Unisma Malang

Abstract

Post ictal psychosis (PIP) is a type of psychosis as a chronic complication of chronic epilepsy. Postictal psychosis is
characterized by lucid intervals and episodes of psychosis occur within 7 days after seizure. Reported by a 23-year-
old man who was consulted to a neurology department with psychosis accompanied by previous seizure history. Of
heteroanamnesa obtained awareness of the consciousness changed since 6 hours before entering the hospital and
history of seizures of whole body 2 days earlier, similar complaints occurred 2 and 3 years ago. Physical
examination and normal neurological status, psychiatric status acquired consciousness changed, impaired thinking
process, decreased will and psychomotor increased. EEG results show abnormal 3. Psychosis improved within 5
days MRS. PIP can be prevented during a controlled seizure, but recurrent PIPs are at risk of becoming
Schizophrenia Like Psychosis of epilepsy.

Key words: post ictal psychosis, seizure, psychosis, lucid interval

Abstrak
Post ictal psychosis (PIP) merupakan jenis psikosis sebagai komplikasi epilepsi kronik yang bersifat reversible.
Postictal psychosis ditandai adanya lucid interval dan episode psikosis terjadi dalam 7 hari setelah kejang.
Dilaporkan laki-laki usia 23 tahun yang dikonsulkan ke bagian neurologi dengan psikosis disertai riwayat kejang
sebelumnya. dari heteroanamnesa didapatkan keluhan kesadaran berubah sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit
dan riwayat kejang seluruh tubuh 2 hari sebelumnya, keluhan serupa terjadi 2 dan 3 tahun yang lalu. Pemeriksaan
fisik dan status neurologi normal, status psikiatri didapatkan kesadaran berubah, gangguan proses berfikir, kemauan
menurun dan psikomotor meningkat. Hasil EEG menunjukkan abnormal 3. Psikosis membaik dalam 5 hari MRS.
PIP dapat dicegah selama kejang terkontrol, tetapi PIP yang berulang beresiko menjadi SLPE (Schizophrenia Like
Psychosis of epilepsy).

Kata kunci: post ictal psikosis, kejang,psikosis, lucid interval

PENDAHULUAN yang jarang terjadi. Komplikasi epilepsi

Post ictal psychosis (PIP) adalah yang berkaitan dengan psikosis (POE)

kondisi psikosis yang terjadi dalam satu antara lain, ictal psikosis, post ictal psikosis

minggu setelah serangan kejang. PIP dan interictal psikosis. Menurut Kanner dkk,

merupakan salah satu komplikasi epilepsi berdasarkan suatu studi pada pasien rawat

JIMR │ Volume 1, Issue 1. June 2017 Page | 96


J. Islamic. Med. Res. E-ISSN: 2580 927X

inap yang dilakukan monitoring video- ditunjang dengan adanya kesulitan saat awal
electroencephalograpic (V-EEG) mendiagnosis penyakit dengan manifestasi
menunjukkan 6,4% pasien dengan PIP. klinis yang bervariasi, maka diharapkan
Prevalensi PIP sulit diukur, tetapi dalam dengan laporan kasus ini dapat memberikan
suatu penelitian pada lebih dari 100 pasien wacana dan pengalaman baru di bidang
rawat jalan dengan partial epilepsi resisten neurologi.
terapi, prevalensi yang mengalami keluhan
KASUS
PIP sekitar 7%.1,2
Seorang laki-laki usia 23 tahun
Hubungan antara epilepsi dan
masuk rumah sakit dengan keluhan bicara
psikosis masih kontroversi. Beberapa studi
melantur. Saat awal masuk rumah sakit
menunjukkan adanya hubungan positif
pasien dirawat sejawat psikiatri dengan
antara psikosis dan epilepsi, terutama pasien
keluhan kesadaran berubah. Pada hetero
dengan TLE (Temporal Lobe Epilepsy).5
anamnesis didapatkan adanya kesadaran
Faktor resiko utama terjadinya PIP pada
berubah menjadi tertawa sendiri, bicara
pasien epilepsi antara lain lamanya epilepsi,
melantur, gelisah dan suka keluar rumah
kejang lobus temporal, epilepsi berulang,
tanpa tujuan sejak 6 jam SMRS. Pasien
tipe kejang multiple, politerapi, dan tingkat
dikonsulkan ke bagian neurologi karena
kepatuhan yang rendah.6 Diagnosa postictal
didapatkan adanya riwayat kejang. Adanya
psikosis ditegakkan berdasarkan evaluasi
riwayat kejang seluruh tubuh sebanyak 13x
gejala klinis (terutama jumlah kejang), kadar
,kejang pertama 4 hr sebelum masuk rumah
plasma obat antiepilepsi (OAE) dan
sakit (SMRS) frekuensi 7x, kejang terakhir 2
electroencephalogram (EEG).6 Postictal
hari SMRS frekuensi kejang 3x terjadi
psychosis ditandai adanya lucid interval
dengan tipe kejang yang sama, mata melirik
yang berlangsung sampai 72 jam setelah
keatas. Kejang terjadi sekitar 10 sampai 15
terjadi serangan kejang yang diikuti
menit. Saat kejang pasien tidak sadar dan
terjadinya psikosis yang berlangsung
setelah kejang pasien tertidur. Setelah sadar
kurang dari 1minggu setelah kejang dan
pasien masih bisa bicara normal dan
jarang lebih dari 2 minggu4. Sampai saat ini
berprilaku normal sampai keesokan harinya.
belum ada standar diagnosa pasti postictal
Keluhan serupa dialami pasien pada tiga dan
psychosis, sehingga membuat diagnosa PIP
dua tahun yang lalu. Tidak didapatkan
sulit. Karena kasus ini jarang ditemukan,

JIMR │ Volume 1, Issue 1. June 2017 Page | 97


J. Islamic. Med. Res. E-ISSN: 2580 927X

riwayat keluhan panas , sakit kepala , sewaktu dan elektrolit didapatkan hasil
muntah , lemah setengah badan , maupun normal. Pada foto rontgen thorak didapatkan
bicara pelo. Riwayat terapi terakhir, kutoin gambaran paru dan jantung normal. Hasil
2x1 tablet, vitamin B6 2x1, Haldol 2x 0,75 pemeriksaan elektroencephalografi (EEG)
mg. Obat di minum rutin tiap hari, tetapi (Gambar 1) didapatkan hasil abnormal III
sejak 1 hari SMRS pasien tidak minum obat dalam kondisi pasien sadar, background
karena habis. slow, continuous slow activity, dan sharp
Riwayat penyakit dahulu: sejak umur wave multifocal, dengan kesimpulan hasil
3 tahun pasien sering kali step (kejang EEG abnormal yang menyokong gambaran
demam), umur 5 tahun pasien pernah jatuh bangkitan epileptogenik maupun
dari pohon setinggi 2 meter. Pada umur 9 encephalopathy diffuse sedang (brain
tahun pasien mulai kejang seluruh tubuh damage). Hasil Computed Tomography
selama 5 sampai 10 menit dengan frekuensi Scanning (CT Scan) kepala tidak ditemukan
2-3x/minggu. Riwayat keluarga tidak ada kelainan. Pada hasil pemeriksaan pasien
anggota keluarga dengan keluhan penyakit selama MRS didapatkan tingkat kesadaran
yang serupa atau yang mengalami gangguan kulitatif dan status psikiatri lainnya kembali
jiwa. Riwayat Psikososial: Pasien pendiam normal pada hari keenam MRS.
jarang bergaul dengan teman-temannya.
Riwayat kelahiran : Lahir spontan , usia
kehamilan cukup bulan, berat badan lahir 4
kg dan tumbuh kembang normal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
tingkat kesadaran kuantitatif normal dengan
GCS 456. Pada pemeriksaan status
neurologi normal, tidak ditemukan deficit
neurologis fokal. Pada status psikiatri saat
pasien MRS didapatkan kesadaran berubah,
Gambar1.Hasil EEG Abnormal III.
dengan adanya gangguan daya ingat dan
proses berfikir, kemauan menurun dan Pasien mendapat terapi obat anti epilepsi
psikomotor meningkat. Pada pemeriksaan berupa fenitoin 100 mg dan carbamazepine
laboratorium darah lengkap, gula darah 200mg dengan frekuensi 3x sehari . Obat

JIMR │ Volume 1, Issue 1. June 2017 Page | 98


J. Islamic. Med. Res. E-ISSN: 2580 927X

anti psikotik diberikan haloperidol 1,5 mg PIP terjadi sekitar 25% dari kasus
dengan frekuensi 2x sehari selama 6 hari. Psychosis of epilepsy (POE). Prevalensi PIP
sulit diukur, tetapi dalam suatu penelitian
pada lebih dari 100 pasien rawat jalan
DISKUSI
dengan partial epilepsi resisten terapi,
Post ictal psychosis (PIP) adalah
prevalensi yang mengalami keluhan PIP
episode psikosis yang terjadi dalam satu 1,2
1
sekitar 7%. PIP merupakan kompikasi
minggu setelah serangan kejang. Post ictal
dari epilepsi kronis yang hampir dijumpai
psychosis merupakan bagian Psychosis of
pada usia dewasa dengan rata-rata usia 32-
epilepsy (POE), sekelompok gangguan
35 tahun, kejadian pertama rata-rata 15-25
psikosis yang berkaitan dengan kejang
tahun setelah onset epilepsi.2 PIP yang
epilepsi. Esquiro pada tahun 1838
berulang terjadi 12% sampai 50% pasien
menggambarkan postictal sebagai
dan biasanya berkembang menjadi interictal
kemarahan yang berlangsung beberapa jam 2
psikosis . Pada kasus ini pasien sudah
atau beberapa hari. Satu abad kemudian
menderita epilepsy sejak usia 9 tahun yang
Logdail and Toone memperkenalkan kriteria
ditandai adanya kejang berulang 2-
diagnosis PIP.2 Epilepsi adalah kelainan
3x/minggu.
otak yang ditandai dengan bangkitan
epilepsi yang terus menerus dengan Mekanisme patogenesis terjadinya
konsekuensi neurobiologis, kognitif, PIP masih belum dimengerti. Hal ini
psikologis dan sosial. Bangkitan epilepsi dimungkinkan, neuron menjadi lelah
adalah terjadinya tanda/gejala yang bersifat (exhausted) setelah serangan kejang,
sesaat akibat aktivitas neuronal yang kemampuan neuron membawa aksi potensial
abnormal dan berlebihan di otak. Psikosis tidak menurun setelah kejang.1 PIP berkaitan
adalah gangguan psikiatri yang ditandai dengan epileptogenic network bilateral dan
adanya dilusi, halusinasi, bicara atau berfikir pengaruh genetic yang menyebabkan kejang
yang tidak tersusun, atau sikap katatonik. dan psikosis. Penyebab resiko PIP termasuk
PIP merupakan komplikasi kejang yang ensefalitis dan trauma kepala yang dapat
ditandai adanya halusinasi visual dan meyebabkan kondisi patologi bilateral
auditorik, dilusi, paranoia, perubahan afek sehingga menyebabkan penurunan
.2,3
dan agresif intelegensia, bilateral interictal epileptiform
activity, slowing pada EEG. Kejang yang

JIMR │ Volume 1, Issue 1. June 2017 Page | 99


J. Islamic. Med. Res. E-ISSN: 2580 927X

menyebabkan cetusan seizure terus menerus adanya riwayat dua kali kejadian PIP
kedua hemisfer beresiko terjadinya PIP. sebelumnya.
Berdasarkan studi metabolik selama
Post ictal psychosis (PIP) biasanya
terjadinya PIP menunjukkan
terjadi setelah serangan serangkaian kejang
hipermetabolisme pada kedua lobus
atau exacerbasi kejang yang berkaitan
temporal dan frontal, lobus frontal dan
dengan withdrawl obat anti epilepsi. Antara
temporal ipsilateral atau area temporal
kejang terakhir dan terjadinya psikosis ada
lateral. Pada psien epilepsy, withdrawl
periode tanpa psikosis (non psycotic
benzodiazepine dapat menyebabkan
periode) dengan rentang waktu beberapa
delirium dan psikosis. Hiperaktivitas
jam atau beberapa hari. Berdasarkan studi
kortikal menetap pada pasien dengan
oleh Kanner dkk periode non psikotik
disfungsi serebri bilateral dan adanya
tersebut berlangsung 12-72 jam dan 1
predisposisi genetic penyakit psikiatri dapat
2
minggu berdasarkan Logsdail dan Toone.3,5
menimbulkan psikosis.
Perbedaan PIP dengan psikosis klasik adalah
Faktor resiko post ictal psychosis adanya riwayat kejang sebelumnya dan ada
(PIP) antara lain adanya serangkaian kejang batasan waktu keluhan yang timbul.3 Pasien
(clucter seizure), insomnia dalam 1 minggu pada kasus ini didiagnosa PIP karena adanya
terutama dalam 1-3 hari, epilepsi dengan gejala psikosis yang terjadi reversible yang
durasi > 10 tahun, generalized tonic-clonic berlangsung selama 5 hari setelah terjadinya
seizures atau complex partial secondarily kejang berulang 4 hari sebelum timbulnya
generalized, riwayat PIP gejala psikosis yang sesuai dengan kriteria
sebelumnya,riwayat rawat inap karena diagnosis PIP menurut Logsdail dan Toone .
gangguan psikiatri atau riwayat psikosis, Logsdail dan Toone melaporkan adanya
bilateral independent seizure foci (terutama peningkatan spike dan sharp wave bilateral
temporal), riwayat trauma otak atau atau right sided, juga slow wave pada EEG
encephalitis, fungsi intellectual rendah, dan selama episode postictal psychosis.2,3
pada pasien dengan epilepsi kronik dengan Berdasarkan studi oleh Logsdail dan Toone
faktor resiko diatas 1. Pada kasus ini resiko menunjukkan adanya abnormalitas
terjadinya PIP karena pasien sudah computerized tomography pada 5 dari 14
menderita epilepsy selama 14 tahun dan pasien.5 Kasus ini hasil EEG menunjukkan
abnormal yang menyokong gambaran

JIMR │ Volume 1, Issue 1. June 2017 Page | 100


J. Islamic. Med. Res. E-ISSN: 2580 927X

bangkitan epileptogenik maupun fenitoin dan carbamazepin dan psikosis


encephalopathy diffuse sedang (brain membaik dalam 5 hari dengan pemberian
damage). Hasil Computed Tomography obat antipsikotik haloperidol . Secara teori
Scanning (CT Scan) kepala tidak ditemukan PIP bisa dicegah selama kejang terkontrol,
kelainan. tetapi bila PIP berulang dapat berkembang
menjadi CIP ( Chronic Interictal Psychosis).
Pasien dengan PIP seringkali
CIP menyerupai skizofrenia atau yang juga
didiagnosa sebagai psikosis, maka perlu
disebut Schizophrenia like psychosis of
dibedakan PIP dengan jenis psikosis lainnya
epilepsy (SLPE)4.
antara lain ictal psychosis dimana gejala
psikosis terjadi saat serangan kejang selama DAFTAR PUSTAKA
beberapa menit sampai beberapa jam,
1. Morrow, EM et al, 2006. Postictal
alternative psychosis dimana gejala psikosis
psychosis: presymptomatic risk factors and
terjadi saat kejang menurun yang dapat
need for futher investigation of genetic and
berlangsung selama beberapa minggu atau
pharmacotherapy.
bulan, interictal psychosis dimana psikosis
http://creativecommon.org/licenses/by/02
terjadi tidak berhubungan kejang termasuk
psikosis berkaitan antikejang, psikosis 2. Devinsky,Orrin.2008. Postictal psychosis:
setelah pembedahan epilepsi dan interictal Common,Dangerous and Treatable. Epilepsy
kronis psikosis yang menyerupai Currents, Vol. 8, No. 2 (March/April) 2008 pp.

skizofrenia, chronic schizophrenia like 31–34

psychosis dimana gejala psikosis timbul 3. Sachadev, Perminder S. 2007. Alternating


tanpa adanya riwayat kejang sebelumnya.4,6 and Postictal Psychosis: Revie and a
Unifying Hypothesis. At: http://
PIP dapat sembuh sendiri selama schizophreniabulletin.oxfordjournals.org/cgi
kejang terkontrol, sehingga terapi suportif /content/full/33/4/1029
penting,tetapi bila psikosis cukup berat 4. Weisholtz DS, Dworetzky BA .2014.
maka perlu pemberian terapi farmakologi, Epilepsy and Psychosis. J Neurol Disord Stroke
biasanya berespon dengan pemberian 2(3): 1069.

benzodiazepine atau antipsikosis atipikal


5. Stagno,susan. Postictal psychosis.
dosis rendah4. Selama MRS pasien tidak In:Epileptic Seizure Pathophysiology and
kejang dengan pemberian obat anti kejang Clinical Semilogy. Pg: 663-665.

JIMR │ Volume 1, Issue 1. June 2017 Page | 101


J. Islamic. Med. Res. E-ISSN: 2580 927X

6. Tugendraft et al. 2005. Guideline for


recognation ang treatment of the psychosis
associated with epilepsy at:
www.actaneurologica.be/acta/download/200
5-1/02-Tugendhaft.pdf

JIMR │ Volume 1, Issue 1. June 2017 Page | 102

Anda mungkin juga menyukai