Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

UNIVERSITAS MERCUBUANA
TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 12

BAB I
PENETRASI BAHAN - BAHAN BITUMEN
(SNI 06-2488-1991)
A. Tujuan Praktikum
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bitumen keras atau
lembek (solid atau semi solid) dengan memasukkan jarum penetrasi ukuran tertentu,
beban dan waktu tertentu kedalam bitumen dalam suhu tertentu.
B. Alat dan Bahan
1. Cawan

2. Aspal/Bitumen

3. Alat penetrasi dan jarum


PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 12

4. Glycerin

C. Langkah Kerja
1. Pasang jarum pada alat penetrasi, dan kalibrasi sampai angka 0

2. Letakan aspal dibawah alat penetrasi

3. Oleskan glycerin pada jarum agar jarum tidak menempel ketika terkena aspal
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 12

4. Tekan tombol penetrasi agar jarum jatuh ke aspal

5. Angkat jarum tersebut setelah 5 detik lalu catat penurunannya.

6. Ulangi langkah 1 dan 5 sebanyak 5 kali dengan posisi yang berbeda.

D. Data Laboratorium / Lapangan

Data RATA-RATA Rata-rata –


PENURUNAN angka toleransi
perkelompok

Kelompok 9 95 131 131 132 132 124 84

Kelompok 10 130 131 129 127 128 129 89

Kelompok 11 131 141 140 141 134 138 98

Kelompok 12 128 128 132 127 132 129 89

Rata-rata 130 90
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 12

E. Pengolahan Data

Toleransi = Rata rata penurunan – angka toleransi

Toleransi (mm)

0-49 50-149 150-249 250 Rata- - rata

20 40 60 80 50

 Kelompok 9 =124 – 40 = 84
 Kelompok 10 = 129 – 40 = 89
 Kelompok 11 = 138 – 40 = 98
 Kelompok 12 = 129 – 40 = 89

F. Sketsa
Kelompok 12
PERENCANAAN PERKERASAN JALAN
UNIVERSITAS MERCUBUANA
TEKNIK SIPIL
KELOMPOK 12

G. Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang dilakukan , dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Nilai penetrasi aspal dari kelompok 12 rata rata adalah 129 mm dan aspal termasuk
golongan aspal pen 120/150
Aspal yang penetrasinya rendah di gunakan untuk menahan panas dan lalu lintas
dengan volume tinggi, sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah
bercuaca dingin dan lalu lintas rendah. Penetrasi aspal adalah salah satu cara yang
digunakan dalam pengelompok aspal, yang mana bila nilai penetrasi aspal besar maka
aspal itu akan semakin lembek, sebaliknya semakin kecil nilai penetrasi aspal, maka
semakin rendah /keras. Dalam penggunaan dilapangan nilai penetrasi ini disesuaikan
dengan suhu lingkungan dan berpengaruh pada penentuan lokasi kontruksi jalan, jenis
kontruksi yang dilaksanakan, suhu perkerasan , iklim kepadatan lalu lintas.

Anda mungkin juga menyukai