PENDAHULUAN
sepanjang hayat, sedangkan dalam arti sempit adalah setiap siswa yang belajar di
negeri dan swasta dengan jumlah total siswa dari SMA/SMK tersebut sebanyak
10.827 siswa. Siswa sendiri termasuk dalam golongan remaja, dimana menurut
menyatakan yang dikatakan sebagai remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10-18 tahun.
Pada masa pubertas atau masa menjelang dewasa, remaja mengalami banyak
dapat merugikan orang lain dan juga diri sendiri yang dapat berujung menjadi
1
nyaman yang dilakukan oleh individu atau kelompok dan biasanya terjadi secara
perilaku agresif. Pemicu yang umum dari perilaku agresif tersebut adalah ketika
seseorang mengalami satu kondisi emosi tertentu, yang sering terlihat adalah
dalam satu bentuk tertentu dan pada objek tertentu (Trisnawati, 2014).
Menurut data UNICEF, di seluruh dunia mendekati 130 juta siswa antara usia
13-15 tahun mempunyai pengalaman bullying. Sekitar 3 dari 10 (17 juta) remaja
pada orang lain di sekolah. 732 juta (1 dari 2) anak usia sekolah umur 6-17 tahun
terbukti pada tahun 2016 di 18 negara atau di seluruh dunia. Setiap 7 menit, di
suatu tempat di dunia, seorang remaja terbunuh oleh tindak kekerasan. Pada 2015,
oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia pada responden yang berusia 13-17
mengalami kekerasan fisik diperkirakan berjumlah tiga juta anak atau satu dari
1,4 juta anak laki-laki pernah mengalaminya. Dalam konteks kekerasan seksual,
diperkirakan 900 ribu anak laki-laki mengalami kekerasan seksual. Pada anak
2
perempuan, diperkirakan 1,5 juta anak anak mengalami kekerasan fisik. Dalam
emosional. Pada kekerasan seksual, diperkirakan ada 600 ribu anak anak
menyatakan telah terjadi 204 kasus kekerasan pada tahun 2015, 146 kasus di
tahun 2016, dan 102 kasus di tahun 2017. Dari 146 kasus yang terjadi di tahun
2016, 43 kasus kekerasan dialami oleh remaja.Pada tahun 2017, 47 dari 102
sendiri. Sebelum seorang anak mengenal lingkungan yang lebih luas, ia terlebih
orangtua, bahkan pengaruh buruk dari orangtua sangat berpengaruh bagi kondisi
Remaja yang berasal dari keluarga bercerai ternyata lebih agresif bila
dibandingkan dengan remaja dari keluarga utuh. Perceraian di antara orang tua
3
ternyata membawa dampak yang negative bagi anak, terutama dalam berperilaku.
Remaja yang berasal dari keluarga bercerai memiliki masalah dalam berperilaku,
terutama dalam perilaku agresifnya. Selain itu, orang tua yang sering memberikan
hukuman fisik pada anaknya dikarenakan kegagalan memenuhi standar yang telah
ditetapkan oleh orang tua akan membuat anak marah dan kesal kepada orang
2014).
perilaku kekerasan terlebih lagi remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan
kekerasan disebabkan oleh tekanan dari teman sebaya agar dapat diterima dalam
mempunyai ikatan emosional yang kuat dan siswa dapat berinteraksi, bergaul,
dan (p<0,05), dapat ditarik kesimpulan bahwa peran kelompok teman sebaya
4
kategorisasi skor siswa tentang peran kelompok teman sebaya menunjukkan
biasanya dihuni oleh orang dewasa serta anak-anak muda kriminal dan anti-sosial,
yang bisa merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada anak-anak remaja
yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak remaja ini mudah terpapar
Di Gorontalo pada tahun 2016 terjadi kasus pembunuhan ayah kandung yang
pelajar disalah satu sekolah menengah di Kota Gorontalo. Kasus ini sangat
korban kekerasan. Salah satu contoh kasus anak usia 19 tahun diperkosa oleh ayah
kandungnya sendiri. Hal ini membuktikan bahwa keluarga sendiri bisa menjadi
salah satu pencetus terjadinya kekerasan, dimana anak yang mengalami kejadian
5
memang beberapa kali terjadi perilaku kekersan di sekolah seperti berkelahi,
tawuran, dan lain-lain. Selain itu ditemukan salah satu perilaku kekerasan yang
terjadi disalah satu sekolah dimana seorang murid terlibat adu mulut dengan salah
Gorontalo.
seluruh dunia.
6
1.4.2 Tujuan Khusus
Gorontalo.
Gorontalo.
7
BAB II
2.1.1 Remaja
1. Pengertian
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja
manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-
anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anakanak menuju
tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut
2. Tingkatan Remaja
tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang
8
berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap “ego”
menyebabkan para remaja awal ini sulit mengerti danmengerti orang dewasa.
dengan dirinya. Selain itu, pada tahap ini mereka berada dalam kondisi
kebingungan karena tidak tahu harus memilih yang mana: peka atau tidak peduli,
ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan
sebagainya.
pengalaman-pengalaman baru.
9
3. Karakteristik Remaja
a. Perkembangan Fisik
Masa remaja merupakan salah satu diantara dua masa rentangan kehidupan
individu, dimana terjadi pertumbuhan fisik yang pesat. Pada masa remaja akhir,
proporsi tubuh individu mencapai proporsi tubuh orang dewasa dalam semua
bagiannya. Perkembangan fisik pada masa remaja baik pria maupun wanita
berbeda. Perubahan yang terjadi pada pria antara lain: tumbuh rambut disekitar
kemaluan, terjadi perubahan suara, tumbuh kumis, tumbuh jakun, dan lain-lain.
Sedangkan perubahan yang terjadi pada wanita antara lain: tumbuh rambut
kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah
unsure pikiran atau rasio. Makin banyak usnur rasio yang harus digunakan dalam
suatu tindakan atau tingkah laku, makin berinteligensi tingkah laku tersebut.
lain.
10
4) Logical: bidang ini menyangkut logika dan penggunaan akal.
c. Perkembangan Emosi
Mereka mampu menghadapi masalah dengan tenang dan rasional, dan walaupun
masih mengalami periode depresi, perasaan mereka lebih kuat dan mulai
menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa remaja akhir. Sementara
remaja awal bereaksi cepat dan emosional, remaja akhir dapat mengendalikan
emosinya sampai waktu dan tempat untuk mengendalikan emosinya sampai waktu
masih tetap mengalami peningkatan emosi, dan jika emosi itu diperlihatkan,
kebimbangan.
d. Perkembangan Sosial
mereka dari dominasi keluarga dan menetapkan sebuah identitas yang mandiri
dari wewenang orang tua. Namun, proses ini penuh dengan ambivalensi baik dari
remaja maupun orang tua. Remaja ingin dewasa dan ingin bebas dari kendali
11
orang tua, tetapi mereka takut ketika mereka mencoba untuk memahami tanggung
memahami orang lain. Remaja memahami orang lain sebagai individu yang unik,
Pemahamannya ini mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih
akrab dengan mereka. Pada masa ini juga berkembang sikap “comformity”, yaitu
kegemaran atau keinginan orang lain. Perkembangan sifat ini dapat memberikan
dampak positif maupun negatif bagi dirinya. Remaja sebagai bunga dan harapan
penyesuaian sosial ini, baik dalam lingkungan keluaga, sekolah, dan masyarakat.
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Sekolah
12
c) Menjalin persahabatan dengan teman-teman di sekolah.
3) Lingkungan Masyarakat
masyarakat.
e. Pekembagan Moral
remaja akhir dicirikan dengan suatu pertanyaan serius mengenai nilai moral dan
individu. Remaja dapat dengan mudah mengambil peran lain. Mereka memahami
tugas dan kewajiban berdasarkan hak timbal balik dengan orang lain, dan juga
kesalahan dan perbaikan atau penggantian apa yang telah dirusak akibat tindakan
yang telah ditetapkan, sering sebagai akibat dari observasi remaja bahwa suatu
peraturan secara verbal berasal dari orang dewasa tetapi mereka tidak mematuhi
peraturan tersebut.
f. Perkembangan Kepribadian
Fase remaja merupakan saat yang paling penting bagi perkembangan dan
13
a) Perolehan pertumbuhan fisik yang menyerupai masa dewasa.
baru.
Perilaku menyimpang pada remaja dalam hal ini diartikan sebagai tindakan
oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang
diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu dapat dikenai
sebagai berikut :
sekitar. Tingkah ini bersumber pada kelebihan energi dan dorongan primitif
c. Perkelahian antar gang, antar sekolah, antar sekolah, antar suku (tawuran),
14
d. Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan, atau bersembunyi di
lainnya.
mengganggu lingkungan.
h. Tindak immoral seksual secara terang-terangan tanpa rasa malu. Ada seks
i. Homoseksualitas, erotisme anal dan oral dan gangguan seksual lain pada anak
15
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain : perkelahian,
dengan cara membolos, mengingkari status orangtua dengan cara kabur dari
Lingkungan adalah kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan makhluk
2014).
fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi
16
1. Lingkungan keluarga
sosialisasi dan sivilisasi pribadi anak. Di tengah keluarga, anak belajar mengenal
anak dan menjadi unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
keluarga inilah norma dan nilai akan ditanamkan kepada anak. Di dalam keluarga,
diterimanya dalam pergaulan. Perlakuan yang diterima anak dalam keluarga baik
dari orang tua maupun saudara turut membentuk perilaku anak di sekolah maupun
masyarakat. Oleh karena itu, sudah merupakan keharusan untuk membentuk iklim
tahun kedua dia harus mengembangkan otonominya, dan pada tahun berikutnya
dia harus belajar inisiatif yang mengarahkannya ke dalam penemuan identitas diri.
Dalam penelitian Unayah pada tahun 2015 ditemukan hasil bahwa remaja yang
dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis dan memiliki konsep diri
17
nakal dibandingkan remaja yang dibesarkan dalam keluarga harmonis dan
memiliki konsep diri positif. Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan
anak di rumah.
baik (buruk).
d. Substitusi ungkapan kasih sayang orang tua kepada anak, dalam bentuk materi
kekerasan pada remaja disebabkan oleh beberapa faktor dari keluarga, faktor-
Bila rumah tangga terus menerus dipenuhi konflik yang serius, menjadi retak,
smeua anggota keluarga, terutama anak-anak. Dengan rasa cemas, marah, dan
risau anak mengikuti pertengkaran orangtua mereka. Mereka tidak tahu harus
18
memihak kepada siapa. Munculan konflik batin dan kegalauan jiwani. Anak tidak
bias tenang belajar, tidak betah tinggal di rumah, selalu merasa pedih, risau, dan
malu.
Untuk meluapkan semua derita abtin ini, anak melampiaskan kemarahan dan
mengenal norma atau aturan, bertingkah laku semau sendiri, membat onar, dan
suka berkelahi. Secara tidak sadar anak memproyeksikan kekacauan batin keluar
b. Penolakan orangtua
Ada pasangan suami istri yang tidak pernah bias memikul tanggung jawab
sebagai orangtua, mereka tidak mau memikirkan konsekuensi dna tanggung jawab
selaku orang dewasa dan orangtua. Anak-anaknya sendiri ditolak dan dianggap
sebagai beban.
anak. Anak tidak pernah merasakan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan
orangtua. Anak-anak ini merasa terhina dan menanam dendam kepada orangtua,
dan sebagai akibat jauhnya juga mendendam terhadap masyarakat luas. Kikislah
kemauan anak untuk hidup, dan dalam situasi keputusan ini ada diantara mereka
yang melakukan usaha bunuh diri atau justru kebalikannya menjadi beringas-
agresif penuh dendam dan kemarahana, eksplosif, binal, berandalan, dan lain-lain.
19
Tingkah laku kriminal atau bentuk perilaku penyimpangan lainnya dari
orangtua atau salah seorang anggtoa keluarga bisa memberikan pengaruh menular
laku dan sikap hidup anak-anaknya. Anak secara otomatis dan tidak sadar akan
mengoper adat kebiasaandan tingkah laku buruk orangtua serta orang dewasa
2. Lingkungan Sekolah
a. Kedisiplinan
tata tertib, kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta
20
Relasi guru dan siswa yang baik, akan membuat siswa menyukai gurunya.
menekankan pada hubungan antara anak dengan orang dewasa, pelaku kekerasan
yang dominan adalah para guru., terlepas dari soal motivasi tindakan kekerasan
pada umumnya prestasi belajar juga rendah. Kekerasan guru terhadap siswa juga
membolos, dan rendahnya sikap menghormati kepada sesama teman dan guru.
d. Iklim Sekolah
secara serentak agar tercipta suatu rasa memiliki terhadap segala sesuatu yang ada
di lingkungan sekolah.
21
Iklim sekolah yang positif dapat meningkatkan performansi staf,
mempromosikan moral yang lebih tinggi dan meningkatkan prestasi siswa. Hal
tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain menerapkan peraturan
yang jelas dan konsisten terhadap perilaku kekerasan, dukungan guru dan
3. Lingkungan Masyarakat
tinggal di suatu daerah tidak akan lepas dari interaksi dengan lingkungan
adalah teman sebaya, adat istidat dan pola kehidupan masyarakat. Lingkungan
masyarakat yang baik akan menciptakan seseorang yang berperiaku baik pula
(Sulistyowati, 2014).
adakalanya dihuni oleh orang dewasa serta anak-anak muda kriminal, yang bias
merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada anak-anak puber dan adolens
yang masih labil jiwanya. Dengan begitu anak-anak remaja ini mudah terjangkit
22
2.1.3 Perilaku Kekerasan
1. Pengertian
mencederai diri sendiri dan orang lain, bahkan dapat merusak lingkungan
(Wawomeo, 2009).
dalam aksi yang dapat menyebabkan penderitaan pada korbannya. Aksi ini
dapat dilakukan oleh individu ataupun kelompok yang lebih berkuasa, tidak
seseorang dalam keadaan tidak nyaman yang dilakukan oleh individu atau
2. Jenis-Jenis
antara lain :
a. Fisik
Kekerasan fisik adalah kekerasan yang dilakukan oleh pelaku terhadap korban
23
b. Psikologis
c. Seksual
3. Faktor Penyebab
a. Faktor Internal
1) Krisis identitas
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku
‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah
24
b. Faktor Eksternal
1) Keluarga
Lingkungan yang pertama berhubungan dengan anak adalah orang tua, saudara
atau kerabat dekat yang tinggal serumah. Lingkungan keluarga merupakan bentuk
merupakan kunci penting anak dalam berperilaku karena di dalam keluarga inilah
norma dan nilai akan ditanamkan kepada anak. Di dalam keluarga, anak diajarkan
pergaulan. Perlakuan yang diterima anak dalam keluarga baik dari orang tua
Oleh karena itu, sudah merupakan keharusan untuk membentuk iklim keluarga
paling besar dalam membentuk kepribadian remaja. Misalnya rumah tangga yang
disebabkan karena kematian ayah atau ibu, perceraian orangtua, keluarga yang
diliputi konflik besar, semua itu merupakan sumber yang memunculkan perilaku
2) Teman Sebaya
25
Namun kelompok teman sebaya yang memiliki masalah di sekolah akan
membolos, dan rendahnya sikap menghormati kepada sesama teman dan guru.
4. Dampak
mengalami perlakuan salah pada umumnya lebih lambat daripada anak yang
normal, yaitu :
a. Pertumbuhan fisik anak pada umumnya kurang dari anak-anak sebayanya yang
1) Kecerdasan
karena malnutrisi.
dimana tidak adanya stimulasi yang adekuat atau karena gangguan emosi.
2) Emosi
26
b) Terjadi pseudomaturitas emosi. Beberapa anak menjadi agresif atau
kesulitan belajar, gagal sekolah, sulit tidur, temper tantrum dan sebagainya.
3) Konsep Diri
Anak yang mendapat perlakuan salah merasa dirinya jelak, tidak dicintai,
4) Agresif
Anak yang mendapat perlakuan salah secara badan, lebih agresif trehadap
teman sebayanya. Sering tindakan agresif tersebut meniru tindakan orang tua
5) Hukuman Sosial
Pada anak-anak ini sering kurang dapat bergaul dengan teman sebayanya
atau dengan orang dewasa. Mereka mempunyai sedikit teman, dan suka
Keadaan emosi pada masa remaja masih labil karena erat dengan keadaan
hormon. Suatu saat remaja dapat sedih sekali, dilain waktu dapat marah sekali.
Emosi remaja lebih kuat dan lebih menguasai diri sendiri daripada pikiran yang
realistis. Remaja sering mengalami dilema yang sangat. Situasi ini dikenal dengan
27
ambivalensi dan hal ini akan menimbulkan konflik pada diri remaja. Konflik ini
bahkan dalam beberapa kasus tidak jarang remaja menjadi frustasi dan
memendam kemarahan yang mendalam kepada orang tuanya dan orang lain
perilaku perilaku yang tidak simpatik terhadap orang tua maupun orang lain yang
2015).
oleh lingkungan tersebut. Hal tersebut mengakibatkan remaja yang tidak bisa
dapat merugikan orang lain dan juga diri sendiri. Pernyataan diatas dapat ditarik
anak-anak muda kriminal dan anti-sosial yang bias merangsang timbulnya reaksi
emosional buruk pada anak-anak puber dan adolesens yang masih labil jiwanya.
Anak remaja cenderung melakukan proses peniruan pada apa yang dilihatnya.
28
Lingkungan merupakan ranah terdekat dalam keseharian para remaja baik
keluarga, teman sebaya, maupun masyarakat. Oleh karena itu, baik buruknya
siswa siswa SMK Murni 1 Surakarta. Dari uji yang telah dilakukan dalam
adalah terdapat persamaan subjek yang kami gunakan yaitu pelajar. Selain
pengaruh lingkungan sekolah saja. Hal ini jelas berbeda dengan penelitian
yang akan saya lakukan dimana lingkungkan yang akan saya teliti berupa
29
kelompok teman sebaya dan iklim sekolah terhadap perilaku bullying pada
siswa SMA di Kota Gorontalo. Subjek penelitian ini adalah siswa siswi
dari tiga SMA di Kota Gorontalo yang berjumlah 103 siswa. Hasil
kelompok teman sebaya dan iklim sekolah terhadap perilaku bullying pada
pola asuh orangtua dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku kekerasan.
Penelitian ini sangat relavan dengan penelitian yang akan saya lakukan
dimana terdapat kesamaan antara variabel bebas yaitu teman sebaya dan
30
2.3 Kerangka Berpikir dan Kerangka Konsep
Remaja
Bentuk perilaku
Karakteristik Remaja
menyimpang remaja
a. Perkembangan fisik
b. Perkembangan kognitif Perilaku Kekerasan
c. Perkembangan emosi
d. Perkembangan sosial Faktor internal Faktor eksternal:
a. Gangguan kejiwaan.
b. Retardasi mental dapat diakibatkan trauma.
c. Terjadi gangguan emosi pada perkembangan
konsep diri yang positif dalam mengatasi
sifat agresif.
d. Merasa dirinya jelek, tidak dicintai, tidak
dikehendaki, muram tidak bahagia, tidak
mampu menyenangi aktivitas dan bahkan
ada yang mencoba bunuh diri.
31
2.3.2 Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
2.4 Hipotesis
32
BAB III
METODE PENELITIAN
metode yang menekankan adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel
melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
33
variabel lain. Dalam ilmu keperawatan variabel independent biasanya merupakan
mempengaruhi tingkah laku klien (Nursalam, 2016). Adapun variabel bebas pada
kekerasan.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan
lingkungan dan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah perilaku
terbatas dan penelitian akan lebih fokus (Riyanto, 2011) berikut penjabarannya
34
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Karakteristik Keadaan disekitar Kuesioner Baik = Ordinal
Lingkungan individu yang > 50 %
mempengaruhi Kurang =
perkembangan ≤50%
individu baik
secara langsung
maupun tidak
langsung.
Lingkungan yang
dimaksud adalah
lingkungan
keluarga dan
teman sebaya.
2. Perilaku Perilaku negatif yang Kuesioner Pernah = Nominal
Kekerasan pernah dialami >50%
maupun dilakukan Tidak =
oleh seseorang yang ≤50%
bertujuan untuk
menyakiti seseorang
dalam keadaan tidak
nyaman yang
dilakukan oleh
individu atau
kelompok dan
biasanya terjadi
berulang-ulang dalam
bentuk fisik maupun
non-fisik.
3.4.1 Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa SMKN 3 Gorontalo, jumlah populasi yang
35
3.4.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
sebagai berikut :
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
b. Siswa kelas 3.
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
1. Data Primer
36
opsi jawaban yang sudah disediakan. Data primer pada penelitian ini
didapatkam melalui kuisioner penelitian yang akan disebarkan pada siswa yang
2. Data Sekunder
sekunder pada penelitian ini diperoleh dari data bagian kesiswaan dan
terpilih menjadi sampel penelitian. Selain itu datas sekunder lainnya diperoleh
dari beberapa instansi yang terkait seperti Dinas Pendidikan Kebudayaan dan
Pengetahuan dan Sikap Siswa Terhadap Bullying” yang dilakukakn oleh Serly
Widya Ningsih. Terdapat 21 butir soal pada kuesioner ini. Kuesioner ini
yang sudah ada terlebih dahulu yang dilakukan oleh Afifah Alawiyah pada
37
tahun 2015 dengan judul penelitian “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
untuk pengaruh teman sebaya dan 5 butir soal untuk pengaruh hubungan
ditempuh, diantaranya :
karakteristiknya masing-masing.
dilakukan.
3. Skoring (Penilaian)
Pada tahap ini peneliti memberi nilai pada data sesuai dengn skor yang telaah
38
4. Data Entry (Memasukkan data)
analisa selanjutnya.
5. Processing
Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melalui program komputer.
6. Tabulating
7. Pembersihan Data
Apabila semua dat dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu dicek
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-
square.
mengerti maksud dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika subyek
39
3.7.2 Anonimity (Tanpa Nama)
jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
adalah:
40
DAFTAR PUSTAKA
41
Wawomeo, A. 2009. Hubungan Pola Asuh Keluarga, Perilaku Teman Sebaya, dan
Karakteristik Remaja Dengan Perilaku Kekerasan Pada Remaja Di
Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok. Tesis. Program Studi Magister Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
Wiyani, N. (2012). Save Our Childern From School Bullying. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
42
LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
KepadaYth.
Di-
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
NIM : 841414038
Saudara/Saudari untuk menjadi subjek dalam penelitian ini. Data tersebut akan
penelitian ini, saya mohon Ibu, Saudari untuk menanda tangani lembar
Peneliti,
43
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pada Siswa SMK Negeri 3 Gorontalo” yang akan dilakukan oleh DIESY AYU
Gorontalo.
dan mengetahui manfaat serta tujuannya. Persetujuan yang saya tanda tangani
Responden,
(…………………………….)
44
Kuesioner A
Nama / Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Jawablah pertanyaan berikut secara jujur dengan member tanda checklist (...) pada
sengaja.
45
menyentuh bagian tubuh teman seperti
marah.
baik.
atau mengancam.
46
14. Dengan sengaja menjauhi atau mengucilkan
melalui hp/internet.
hp/internet.
melalui hp/internet.
47
Kuesinoer B
orangtua?
teman lain?
48
49