Anda di halaman 1dari 2

Persiapan Bahan

Bahan dalam pembuatan limbah kelapa sawit menjadi biogas adalah substrat serta inokulum. Substrat
yang digunakan terdiri dari TKKS atau Tandan Kosong Kelapa Sawit, perikarp sawit, serta lumpur LPKS.
Kemudian untuk bahan inokulum pembuatan biogas merupakan kombinasi dari tanaman eceng gondok
serta kotoran ternak. Baik substrat dan inokulum dicampur menjadi satu dan dilakukan fermentasi
dengan waktu sepuluh hari. Fermentasi untuk membuat biogas perlu dikondisikan secara anaerob.

Persiapan Peralatan dalam Pembuatan Biogas

Dalam pengolahan limbah kelapa sawit menjadi biogas, maka selain bahan juga perlu peralatan yang
mendukung. Yaitu, bioreaktor, waterbath sebagai inkubator, gas holder, gelas ukur, serta selang plastik.
Dari biogas yang dihasilkan nanti, juga perlu dilakukan pengujian. Demi memperoleh biogas dengan
kualitas terbaik. Pengujian atau analisis untuk biogas meliputi analisis COD untuk mengetahui kualitas
limbah sebagai biogas, analisis kadar air, analisis nitrogen, analisis selulosa, analisis karbon organik,
analisis padatan volatil, analisis lignin, serta analisis hemiselulosa.

Tahapan Pembuatan Biogas Kelapa Sawit

Ada empat tahapan dalam membuat biogas. Tahapan pertama adalah bakteri melakukan hidrolisis
polimer dengan bantuan enzim selulase pada polimer karbohidrat, dengan bantuan enzim lipase
menghidrolisis lemak, dengan bantuan enzim protease menghidrolisis protein yang sama-sama
menghasilkan senyawa terlarut.

Tahapan kedua pembuatan biogas dari limbah kelapa sawit selanjutnya adalah pada senyawa terlarut
tersebut dilakukan perombakan menghasilkan gas hidrogen, gas karbon dioksida, senyawa asetat,
senyawa-senyawa asam lemak yang memiliki rantau pendek, alkohol, dan juga asam laktat. Dalam
tahapan kedua ini dikenal sebagai proses “asidogenesis” dengan bantuan bakteri asam.

Tahapan ketiga dengan bantuan bakteri asetat menghasilkan asetat, gas hidrogen, serta gas karbon
disoksida yang prosesnya masih sama, yaitu “asidogenesis”.

Tahapan keempat dalam produksi biogas dari hasil pabrik kelapa sawit akan dihasilkan gas metana. Dari
asetat, gas hidrogen, serta gas karbon dioksida tersebut dirombak oleh bakteri metan menghasilkan gas
metana serta gas karbon dioksida.
Sifat Bakteri dalam Pembuatan Biogas

Tidak dapat sembarang bakteri yang digunakan dalam pembuatan biogas dari limbah pabrik kelapa
sawit. Bakteri yang dipilih adalah bakteri asam. Bakteri tersebut memiliki sifat fakultatif anaerob sesuai
dengan kondisi fermentasi anaerob. Dalam memproduksi gas metana nanti, dari senyawa dan gas yang
dihasilkan oleh bakteri asam kemudian digunakan oleh bakteri metan untuk memproduksi gas metana.

Keberhasilan Produksi Biogas

Terdapat tujuh indikator agar produksi biogas limbah sawit dapat berhasil. Indikator pertama adalah
suhu. Parameter keberhasilan pemuatan biogas adalah suhu. Sehingga penggunaan suhu yang konstan
menjadi kunci agar laju konversi tetap terjaga dan tidak terjadi penurunan. Perlu diketahui, penggunaan
suhu termofilik akan berguna untuk menghasilkan gas dalam jumlah yang optimal. Indikator kedua
adalah laju pembebanan. Pada indikator ini memerlukan dua hal yang perlu dijaga. Yaitu, jumlah dari
substrat yang digunakan serta bobot padatan volatil. Indikator ketiga adalah antara karbon dan nitrogen
harus ada keseimbangan. Sehingga perlu memperhatikan perbandingan penggunaan karbon dan
nitrogen dengan tepat. Untuk menghasilkan biogas yang optimal, maka dapat memilih perbandingan
Karbon:Nitrogen = 30:1 atau Karbon:Nitrogen = 50:1. Indikator keempat adalah substrat. Terdiri dari
empat substrat dalam pembuatan biogas. Yaitu, karbohidrta, protein, fosfor, serta lemak. Substrat
etrsebut harus dikondisikan untuk fermentasi anaerob. Indikator kelima adalah inhibitor. Pabrik
pengolahan limbah dari kelapa sawit harus memastikan ini saat membuat biogas. Tidak adanya inhibitor
yang akan menghambat produksi biogas dari limbah kelapa sawit. Inhibitor yang dimaksud adalah logam
alkali tanah, logam terlarut, sulfida, serta antibiotik. Indikator keenam adalah pH. Dalam proses
pembuatan biogas dengan bahan dari limbah cair kelapa sawit, diusahakan tetap berada pada rentang
pH 7,0 sampai dengan pH 7,2. Rentang pH normal akan membuat bakteri anaerob dapat bekerja secara
optimal dalam produksi biogas. Indikator ketujuh adalah waktu retensi. Waktu retensi ini dihitung
berdasarkan rumus. Rumus perhitungan yaitu, Waktu Retensi = Kapasitas Total Digester/Laju Bahan
Organik Dalam Digester. Ketujuh indikator tersebut tidak dapat terlepas dalam produksi biogas . Jika ada
yang dilupakan, maka pembuatan biogas tidak akan berhasil. Sehingga pekerja pabrik yang menangani
pengolahan limbah dan biogas perlu memahami proses pembuatan atau produksinya secara cermat.

Dari penjelasan di atas ada empat tahapan dalam pembuatan biogas yang dihasilkan dari limbah cair
pabrik kelapa sawit. Tahapan tersebut terbilang sederhana, namun memerlukan proses yang cukup
cermat. Sebab dalam proses fermentasi perlu tujuh indikator kuat agar biogas dapat dihasilkan. Ketujuh
indikator tersebut menjadi penentu keberhasilan dalam produksi biogas dari limbah-limbah kelapa
sawit. Untuk itu, biogas limbah cair kelapa sawit dapat menjadi sangat bermanfaat untuk berbagai
pihak. Karena proses pembuatan perlu prosedur yang sesuai standar. Sehingga menghasilkan biogas
yang efektif dan efisien. Baik untuk tenaga listrik maupun manfaat lainnya. Tentunya untuk mengetahui
lebih lanjut seperti apa proses detail dari pembuatan biogas dapat belajar langsung melalui jurnal biogas
dari limbah kelapa sawit.

Anda mungkin juga menyukai