ANALISA PERANCANGAN
92
Pada peletakan ME dan SE sebaiknya di buat terpisah agar tidak
menimbulkan kepadatan kendaraan baik di dalam maupun di luar tapak, peletakan
ME dibuat di area A karena dapat dengan mudah di lihat oleh pengguna, selain itu
karena sesuai dengan arus kendaraan yang melewati tapak, sedangkan peletakan
Pintu
pintu keluar dibuat pada area B. Lalu terdapat ME Service yang khusus dibuat untuk keluar
kendaraan service pada sisi utara tapak , untuk pencapaian ME service dapat
A B
melalui Jalan tambakbayan yang terletak pada sisi utara tapak.
Main
Main C Entrance
entrance. untuk servis
Akses utama
Sesuai gambar diatas, maka akses menuju site bisa dilakukan melalui dua
jalan utama yaitu Jl. Urip Sumoharjo disisi timur site, Jl. Ponorogo-solo di sisi
barat. Pemilihan ME di letakan pada sisi utara site, karena site langsung berbatasan
dengan jalan sekunder
93
4.1.2 Analisa Iklim
94
Orientasi hadap bangunan yaitu arah utara-selatan sehingga bangunan tidak
mendapatkan pancaran matahari secara berlebihan baik dari sisi timur atau barat.
Meskipun begitu penyelesaian desain dengan penggunaan shading device tetap
diperlukan pada area tertentu agar panas matahari yang masuk kedalam bangunan
tidak mengganggu aktivitas didalamnya. Berikut adalah contoh shading device
yang dapat digunakan pada bangunan.
95
Gambar 4.5 orientasi Angin Terhadap Site.
(sumber : Analisa Penulis (2017))
Maka respon desain yang bisa lakukan adalah dengan pemberian windcatcher
dan pohon pada sisi site yang berbatasan dengan dengan sawah. Fungsi windcatcher
adalah menangkap angin yang melaju dan mengarah dalam site. Pemberian pohon
pada bagian sisi site yang berbatasan langsung dengan sawah juga bertujuan untuk
manyaring udara sejuk dari sawah. Sehingga udara yang masuk ke dalam site tidak
terlalu deras karena telah tersaring oleh pohon. Berikut merupakan gambar
pengaplikasian windcatcher pada bangunan.
96
Windcatcher membelkkan dan mengarahkan angin kedalam site maupun
kedalam bangunan. dengan upaya tersebut bisa menciptakan keseimbangan
temperature dan kelembapan ruang dalam.
97
Gambar 4.7 lingkungan sekitar site .
(sumber : Analisa Penulis (2017))
b. Analisa Kebisingan
objek rancangan yang memiliki fungsi sebagai tempat pertunjukan dan
pengembangan seni yang perlu memperhatikan kebisingan. Kebisingan pada lokasi
site termasuk tidak terlalu ramai, karena tapak tidak berada langsung pada jalan
raya besar, tingga kebisingan pada tapak bisa di lihat sebagai berikut.
Keterengan :
Bising
Sedang
Tidak bising
98
Solusi pada tingkat kebisingan tinggi pada objek rancangan yaitu dengan
memundurkan objek rancangan sekitar 30meter dari jalan raya. Dengan
memundurkan objek yang cukup jauh dari sumbur kebisingan, diharapkan
gelombang suara yang dihasilkan dari kebisingan jalan raya akan lebih rendah saat
sampai oe objek rancangan. Pada area depan dimaanfaatkan untuk taman yang juga
berfungsi untuk mengurangi kebisingan dan area parkir untuk sosuli kebisingan
pada perancangan.
Privat
Semi publik
Semi Privat
Publik
99
- Zona semi public digunakan untuk area amphitheatre, fasilitas penunjang, dan
fasilitas umum lainnya.
- Zona public digunakan pada area parkiran dan terletak pada bagian utara site. Area
ini berbatasan dengan pemukiman penduduk sehingga cukup bising namun jenis
bising putus-putus.
- Zona semi private digunakan pada area pengelola dan servis diletakkan pada
bagian selatan karena pada lokasi ini untuk memudahkan pengunjung mencari
informasi.
Penzoningan pada area site bertujuan pada pengelolan fasad yang berpacu
pada view dari luar bangunan ke area dalam dari site yang tentukan. Dari analisa
penzoningan tersebut menjadi acuan dasar dalam pengelolaan fasad objek
perancangan Pusat Kesenian Reog ini nanti.
100
Fasilitas Penunjang Mushollah 64 m2
Parkir 642 m2
Ruang Pompa 80 m2
Fasilitas servis Ruang Genset 80 m2
Sumber : Analisa Penulis, 2017
101
1. Ruang Audience Ruang Audience 400 m2
2. Panggung Panggung 96 m2
3. Ruang Ganti/Rias Ruang Ganti/Rias 20 m2
4. Ruang persiapan Ruang persiapan 30 m2
5. Ruang penyimpanan alat penyimpanan alat 26 m2
6. Sanggar Tari Sanggar Tari 100 m2
7. Sanggar Musik Sanggar Musik 100 m2
8. Gudang Gudang 21 m2
9. Toilet Toilet 24 m2
10. Toilet Toilet 24 m2
Sub Total 841m2
Area Galeri
Bangunan Nama Ruang Fasilitas Total Luas
1. Hall / Lobby Hall / Lobby 40 m2
2. Ruang Pamer Ruang Pamer 1.280 m2
3. Mini Teater Mini Teater 36 m2
4. Toilet Toilet 24 m2
Sub Total 1.344 m2
Area Amphiteater
Bangunan Nama Ruang Fasilitas Total Luas
1. Ruang audience Ruang audience 800 m2
2. Panggung Panggung pertunjukan 96 m2
pertunjukan
3. Ruang penyimpanan Ruang penyimpanan 12 m2
4. Ruang rias/ ganti Ruang rias/ ganti 12 m2
5. Ruang teknisi Ruang teknisi 12 m2
6. Toilet Toilet 24 m2
Sub Total 964m2
102
Area Workshop
Bangunan Nama Ruang Fasilitas Total Luas
1. Ruang Edukasi Ruang Edukasi 56 m2
membuat reog membuat reog
2. Ruang Edukasi Ruang Edukasi 56 m2
Kerajinan Kerajinan
3. Ruang Edukasi Ruang Edukasi 56 m2
Souvenir Souvenir
4. Ruang Seminar Ruang Seminar 100 m2
5. Ruang Baca Baca buku 180 m2
Sub Total 448 m2
103
7. Gudang Gudang 24 m2
Sub Total 272 m2
Area servis
Nama Ruang Fasilitas Total Luas
Bangunan
1. Ruang toilet Ruang toilet 24 m2
2. Ruang Genset Ruang Genset 80 m2
3. Ruang Pompa Ruang Pompa 80 m2
4. Ruang Tandon Air Ruang Tandon 56 m2
Air
Sub Total 240m2
104
Gambar 4.10 Bagan Hubungan Antar Massa
Sumber : Analisa Penulis, 2017
105
Gambar 4.12 Bagan Hubungan Antar Ruang, serbaguna
Sumber : Analisa Penulis, 2017
Lantai 2
Lantai 1
106
Lantai 1 Lantai 2
Lantai 1
Lantai 2
107
Gambar 4.16 Bagan Hubungan Antar Ruang, Servis
Sumber : Analisa Penulis, 2017
108
7.3 Analisa Bentuk dan Tampilan
Tema rancangan dapat terbentuk karena adanya dasar – dasar perancangan.
Tema merupakan pijakan bagi sebuah tajuk dimana kehadirannya untuk melakukan
bahasan, ulasan, dan tindakan (intelektual). Tema melandaskan seluruh olahan
dalam berkarya dan tindakan intelektual atau seni. Dalam bidang arsitektur, tema
dapat melandasi tindakan berarsitektur
109