Anda di halaman 1dari 18

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BADAN LAYANAN UMUM

ANGGOTA KELOMPOK 1:
NURLITA TINGARTI W U (30653)
ASRAWATY (30658)
TRI SUCIANI SUPARJO (30659)
RIZAL FAHMI (31680)

Program Pendidikan Profesi Akuntansi


Sekolah Tinggi IlmuEkonomi YKPN
Yogyakarta
2018
PENGELOLAAN DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

Menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005Badan Layanan Umum, yang


selanjutnya disebut BLU, adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang
dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya
didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan
penerapan praktek bisnis yang sehat. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian
negara/lembaga/pemerintah daerah untuk tujuan pemberian layanan umum yang
pengelolaannya berdasarkan kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang
bersangkutan. Commented [indah1]:

BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.


Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLU disusun dan disajikan
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan
keuangan dan kinerja kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.BLU mengelola
penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktek bisnis yang sehat.
Berbagai Aspek Hukum terkait Pengelolaan dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan
Umum
1. Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 mengenai pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum
2. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 mengenai perubahan atas Peraturan
Pemerintah No. 23 Tahun 2005 mengenai pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum
3. Peraturan Menteri Keuangan No. 76 Tahun 2008 mengenai Pedoman Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
4. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 mengenai Pelaporan Keuangan
Organisasi Nirlaba
5. Peraturan Menteri Keuangan No. 217/PMK. 05/2015 mengenai Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual No. 13 Tahun mengenai Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum

Standar dan Tarif Layanan


Instansi pemerintah yang menerapkan PPK-BLU menggunakan standar pelayanan
minimum yang ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya. Standar pelayanan minimum dapat diusulkan oleh instansi
pemerintah yang menerapkan PPK-BLU. Standar pelayanan minimum harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta
kemudahan untuk mendapatkan layanan.
BLU dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa
layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan ditetapkan dalam
bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per
investasi dana. Tarif layanan harus mempertimbangkan aspek-aspek kontinuitas dan
pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan dan kepatutan, serta kompetisi
yang sehat.
Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya mengatur
pedoman umum penyusunan tarif layanan. Menteri/pimpinan lembaga/Sekretaris Daerah/
Kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya mengatur pedoman teknis penyusunan tarif
layanan BLU. BLU menyusun tarif layanan dengan memperhatikan pedoman umum dan
pedoman teknis. Tarif layanan diusulkan oleh pemimpin BLU kepada menteri/pimpinan
lembaga/Sekretaris Daerah/ Kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya. Menteri/pimpinan
lembaga/Sekretaris Daerah/ Kepala SKPD menyampaikan usulan tarif layanan kepada
Menteri Keuangan/gubernur/bupati/ walikota sesuai dengan kewenangannya untuk
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota. Menteri Keuangan
sesuai dengan kewenangannya, dapat mendelegasikan kewenangan penetapan tarif layanan
kepada menteri/pimpinan lembaga dan/atau pemimpin BLU. Pendelegasian kewenangan
penetapan tarif layanan ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan.

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum


Dalam hal pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum diatur dalam PP No. 74
Tahun 2012 atas perubahan Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 mengenai pengelolaan
keuangan Badan Layanan Umum terdiri atas perencanaan dan penganggaran, dokumen
pelaksanaan anggaran, pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan
utang, Investasi, pengelolaan Barang serta penyelesaian kerugian.
1. Perencanaan dan Penganggaran
Terkait perencanaan dan penganggaran BLU menyusun rencana strategis bisnis lima
tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis Kementerian Negara/Lembaga atau
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. BLU menyusun RBA tahunan dengan Commented [indah2]: Rencana bisnis anggaran . RKA

mengacu kepada rencana strategis bisnis yang disusun berdasarkan basis kinerja dan
perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari
masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD. BLU mengajukan RBA kepada Commented [indah3]: BLUD ( untuk kmentrian daerah atau
bisa juga untuk pusaat)
menteri/pimpinan lembaga atau kepala SKPD untuk memperoleh persetujuan sebagai
bagian dari RKA-K/L atau sebagai bagian dari rencana kerja dan anggaran SKPD dan
disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan standar biaya yang ditetapkan
oleh pimpinan BLU. RBA BLU yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan
lembaga/Kepala SKPD diajukan kepada Menteri Keuangan sebagai bagian RKA-K/L
atau kepada PPKD sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD. Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dalam
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang sumber dananya berasal dari
pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan,
satu output, dan jenis belanja. Menteri Keuangan atau Tim Anggaran Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya melakukan telaah terhadap RBA sebagai bagian dari
mekanisme pengajuan dan penetapan APBN/APBD. BLU menggunakan APBN/APBD
yang telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif.

2. Dokumen Pelaksanaan Anggaran


RBA BLU yang telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA
definitif digunakan sebagai acuan dalam menyusun dokumen pelaksanaan anggaran BLU
untuk diajukan kepada Menteri Keuangan/PPKD sesuai dengan kewenangannya,
dokumen pelaksanaan anggaran BLU tersebut paling sedikit mencakup seluruh
pendapatan dan belanja, proyeksi arus kas, serta jumlah dan kualitas jasa dan/atau barang
yang akan dihasilkan oleh BLU. Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan
kewenangannya, mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU paling lambat
tanggal 31 Desember menjelang awal tahun anggaran. Jika dokumen pelaksanaan
anggaran belum disahkan oleh Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya,
BLU dapat melakukan pengeluaran paling tinggi sebesar angka dokumen pelaksanaan
anggaran tahun lalu. Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah disahkan oleh Menteri Commented [indah4]: Menggunakaan APBDesa tahun lalu

Keuangan/PPKD menjadi lampiran dari perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh


menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,
dengan pimpinan BLU yang bersangkutan. Dokumen pelaksanaan anggaran yang telah
disahkan oleh Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya, menjadi dasar
bagi penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD oleh BLU.

3. Pendapatan dan Belanja


Penerimaan anggaran yang bersumber dari APBN/APBD diberlakukan sebagai
pendapatan BLU. Pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari masyarakat atau badan lain
merupakan pendapatan operasional BLU. Hasil kerjasama BLU dengan pihak lain
dan/atau hasil usaha lainnya merupakan pendapatan bagi BLU. Pendapatan tersebut
dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU sesuai RBA dan dilaporkan
sebagai pendapatan negara bukan pajak kementerian/lembaga atau pendapatan bukan
pajak pemerintah daerah.
Sedangankan Belanja BLU terdiri dari unsur biaya yang sesuai dengan struktur biaya
yang dituangkan dalam RBA definitif. Pengelolaan belanja BLU diselenggarakan secara
fleksibel tetapi tetap berlaku dalam ambang batas sesuai dengan yang ditetapkan dalam
RBA. Belanja BLU yang melampaui ambang batas fleksibilitas harus mendapat
persetujuan Menteri Keuangan/ gubernur/bupati/walikota atas usulan menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya. Dalam hal terjadi kekurangan
anggaran, BLU dapat mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBN/APBD kepada
Menteri Keuangan/PPKD melalui menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai
dengan kewenangannya. Belanja BLU dilaporkan sebagai belanja barang dan jasa
kementerian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.

4. Pengelolaan Kas
Dalam rangka pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
a. merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;

b. melakukan pemungutan pendapatan atau tagihan;


c. menyimpan kas dan mengelola rekening bank;
d. melakukan pembayaran;

e. mendapatkan sumber dana untuk menutup defisit jangka pendek; dan


f. memanfaatkan surplus kas jangka pendek untuk memperoleh pendapatan
tambahan.
Penarikan dana yang bersumber dari APBN/APBD dilakukan dengan menerbitkan Surat
Perintah Membayar (SPM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rekening bank sebagaimana dimaksud diatas dibuka oleh pimpinan BLU pada bank Commented [indah5]: PPKD berhak melakukannya, Jika SKPD
bisa atau berhak melakukan manajemen kas
umum. Pemanfaatan surplus kas dilakukan sebagai investasi jangka pendek pada
instrumen keuangan dengan risiko rendah.

5. Pengelolaan Piutang dan Utang


BLU dapat memberikan piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa, dan/atau
transaksi lainnya yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan BLU.
Piutang BLU dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat oleh pejabat yang berwenang,
yang nilainya ditetapkan secara berjenjang. Kewenangan penghapusan piutang secara Commented [indah6]: Maksud berjenjang, jumlah sekian level
sekian BUD yang memberikan otoritas, sekian BLU yg bisa . jadi
berjenjang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, tergantung jumlah utangnya

sesuai dengan kewenangannya, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
Sedangkan untuk utang, BLU dapat memiliki utang sehubungan dengan kegiatan
operasional dan/atau perikatan peminjaman dengan pihak lain. Pemanfaatan utang yang
berasal dari perikatan peminjaman jangka pendek ditujukan hanya untuk belanja
operasional. Pemanfaatan utang yang berasal dari perikatan peminjaman jangka panjang
ditujukan hanya untuk belanja modal. Perikatan peminjaman dilakukan oleh pejabat yang
berwenang secara berjenjang berdasarkan nilai pinjaman. Pembayaran kembali utang
merupakan tanggung jawab BLU. Hak tagih atas utang BLU menjadi kadaluarsa setelah
5 (lima) tahun sejak utang tersebut jatuh tempo, kecuali ditetapkan lain oleh undang-
undang.

6. Investasi
BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Keuntungan yang
diperoleh dari investasi jangka panjang merupakan pendapatan BLU.

7. Pengelolaan Barang
Barang inventaris milik BLU dapat dialihkan kepada pihak lain dan/atau dihapuskan
berdasarkan pertimbangan ekonomis, pengalihan tersebut dapat dilakukan dengan cara
dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan. Penerimaan hasil penjualan barang inventaris
sebagai akibat dari pengalihan merupakan pendapatan BLU dan dilaporkan kepada
menteri/ pimpinan lembaga/kepala SKPD terkait.
BLU tidak dapat mengalihkan, memindahtangankan, dan/atau menghapus aset tetap,
kecuali atas persetujuan yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari pemindahtanganan sebagai
penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal dari pendapatan BLU
selain dari APBN/APBD merupakan pendapatan BLU dan dapat dikelola langsung untuk
membiayai belanja BLU serta Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya
sebagian atau seluruhnya berasal dari APBN/APBD bukan merupakan pendapatan BLU
dan wajib disetor ke rekening Kas Umum Negara/Daerah. Pengalihan,
pemindahtanganan, dan/atau penghapusan aset tetap dilaporkan kepada
menteri/pimpinan lembaga/Kepala SKPD terkait. Pemanfaatan aset tetap untuk kegiatan
yang tidak terkait atau tidak dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
BLU harus mendapat persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Tanah dan bangunan BLU disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik
Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan. Tanah dan bangunan yang tidak
digunakan BLU untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya dapat
dialihgunakanoleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD terkait dengan persetujuan
Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

8. Penyelesaian Kerugian
Setiap kerugian negara/daerah pada BLU yang disebabkan oleh tindakan melanggar
hukum atau kelalaian seseorang diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian negara/daerah.

9. Surplus Defisit
Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas
perintah Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,
disetorkan sebagian atau seluruhnya ke Kas Umum Negara/Daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLU. Defisit anggaran BLU dapat diajukan
pembiayaannya dalam tahun anggaran berikutnya kepada Menteri Keuangan/PPKD
melalui menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya.
Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya dapat mengajukan anggaran
untuk menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun anggaran
berikutnya.

Penyajian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum


Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, satuan kerja dapat
ditetapkan menjadi satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum (BLU). Satuan kerja tersebut diberikan fleksibitas pengelolaan keuangan
dengan menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan tanpa
mengutamakan keuntungan, melakukan kegiatannya dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas. Satuan kerja pemerintah dimaksud memberikan layanan publik, seperti
pemberian layanan barang/jasa, pengelolaan dana khusus, dan pengelolaan kawasan.
Sesuai dengan ketentuan, satuan kerja yang menerapkan pola pengelolaan keuangan
BLU diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain pengelolaan pendapatan dan
belanja, pengelolaan kas, pengelolaan utang-piutang, pengelolaan investasi dan pengadaan
barang/jasa, kesempatan untuk mempekerjakan tenaga profesional non Pegawai Negeri Sipil
(PNS), serta kesempatan pemberian imbalan jasa kepada pegawai sesuai dengan
kontribusinya.
BLU adalah entitas pelaporan karena merupakan satuan kerja pelayanan yang walaupun
bukan berbentuk badan hukum yang mengelola kekayaan negara/daerah yang dipisahkan,
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Pendanaan entitas tersebut merupakan bagian dari APBN/APBD
2) Entitas tersebut dibentuk dengan peraturan perundang undangan
3) Pimpinan entitas tersebut adalah pejabat yang diangkat atau ditunjuk
4) Entitas tersebut membuat pertanggungjawaban baik langsung kepada entitas
akuntansi/entitas pelaporan yang membawahinya dan secara tidak langsung kepada
wakil rakyat sebagai pihak yang menyetujui anggaran
5) Mempunyai kewenangan dalam pengelolaan keuangan, antara lain penggunaan
pendapatan, pengelolaan kas, investasi, dan pinjaman sesuai dengan ketentuan
6) Memberikan jasa layanan kepada masyarakat/pihak ketiga
7) Mengelola sumber daya yang terpisah dari entitas akuntansi/entitas pelaporan yang
membawahinya
8) Mempunyai pengaruh signifikan dalam pencapaian program pemerintah
9) Laporan keuangan BLU diaudit dan diberi opini oleh auditor eksternal.
Selaku penerima anggaran belanja pemerintah (APBN/APBD) yang
menyelenggarakan akuntansi, BLU adalah entitas akuntansi, yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan pada entitas akuntansi/entitas pelaporan yang secara organisatoris
membawahinya.
Tujuan umum laporan keuangan BLU adalah menyajikan informasi mengenai posisi
keuangan, realisasi anggaran, saldo anggaran lebih, arus kas, basil operasi, dan perubahan
ekuitas BLU yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan mengevaluasi
keputusan mengenm alokasi sumber daya. Sedangkan secara spesifik, tujuan pelaporan
keuangan BLU adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya, dengan :
1) menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan
ekuitas BLU
2) menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban,
dan ekuitas BLU
3) menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya
ekonomi,
4) menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya
5) menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya clan
memenuhi kebutuhan kasnya
6) menyediakan informasi mengenai potensi BLU untuk membiayai penyelenggaraan
kegiatan BLU
7) menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan clan
kemandirian BLU dalam mendanai aktivitasnya.

Komponen Laporan Keuangan Badan Layanan Umum

1. Laporan Realisasi Anggaran


Laporan Realisasi Anggaran BLU menyajikan informasi realisasi pendapatan-LRA,
belanja, surplus/defisit-LRA, pembiayaan, dan sisa lebihjkurang pembiayaan anggaran
yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Laporan
Realisasi Anggaran (LRA) BLU paling kurang mencakup pos-pos sebagai berikut:
Pendapatan-LRA, Belanja, Surplus/defisit-LRA, Penerimaan pembiayaan, Pengeluaran
pembiayaan, Pembiayaan neto dan Sisa lebih kurang pembiayaan anggaran
(SiLPA/SiKPA). Pendapatan BLU yang dikelola sendiri dan tidak disetor ke Kas
Negara/Daerah merupakan pendapatan negara/daerah.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih BLU menyajikan secara Commented [indah7]: BLU kemungkinan mendaptkan subsidi.
Itu masuk bagian .
komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut: DICEK !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

a. Saldo Anggaran Lebih awal


b. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih
c. Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran tahun berjalan
d. Koreksi Kesalahan Pembukuan tahun Sebelumnya
e. Lain-lain
f. Saldo Anggaran Lebih Akhir

Di samping itu, BLU menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat
dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

3. Neraca Commented [indah8]: Menggunakan Basis akrual .


Tapi dalam prakteknya menggunakan kas dan akrual basis, karena
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, menyusun anggaran pemerintah, penganggarannya masih
menggunakan basis kas makannya realisasinya menggunakan basis
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Neraca BLU menyajikan secara komparatif kas.

dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:


a. Kas dan setara kas
b. Investasi jangka pendek
c. Piutang dari kegiatan BLU
d. Persediaan
e. lnvestasi jangka panjang
f. Aset tetap
g. Aset lainnya
h. Kewajiban jangka pendek
i. Kewajiban jangka panjang
j. Ekuitas.

Commented [indah9]: Bedanya dengan neraca SKPD , di BLU


ada investasi (investasi jk panjang ada pos tersediri) dan utang,
aset dikelompokan AL dan AT, kewajiban jk.pj dan jk.pendek
Saya kira hampir sama
4. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah
ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Struktur Laporan
Operasional BLU mencakup pos-pos sebagai berikut:
a. Pendapatan-LO
b. Beban
c. Surplus/Defisit dari kegiatan operasional
d. Kegiatan nonoperasional
e. Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa
f. Pos Luar Biasa
g. Surplus/Defisit-LO.

Commented [indah10]: Bedanya dengan SKPD ?


Saya rasa sama
5. Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas pada BLU menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan,
perubahan kas, dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan saldo kas dan setara
kas pada tanggal pelaporan pada BLU. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Commented [indah11]: Menampun arus kas masuk dan keluar
yang non anggaran
Commented [indah12]: Jika dalam SKPD tidak ada LAK
Lak hanya dibuat oleh PPKD

6. Laporan Perubahan Ekuitas


Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas
pada BLU menyajikan paling kurang pos-pos sebagai berikut:
a. Ekuitas awal
b. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan
c. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang antara
lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh perubahan kebijakan
akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar, misalnya koreksi kesalahan
mendasar dari persediaan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan
perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap
d. Ekuitas akhir.
Commented [indah13]: Kalau di BLU koreksi tahun lalu masuk
ke dalam ekuitas awal
Selisih revaluasi AT 
OCI  masuk ke ekuitas
Akuntansi memperbolehkan pencatatan aset berdasarkan basis KAS
atau menggunakan FV. Perusahaan akan melakukan revaluasi AT
tiap tahun , selisihnya akan menjadi SELISISH REVALUASI AT yang
nanti akan masuk ke OCI (di ekuitas / LPE)
Jika metode KAS perusahaan akan melakukan uji impairment,
selisihnya akan masuk ke L/R pnurunan nilai AT masuk lap L/R

7. Penggabungan Laporan Keuangan Badan Layanan Umum ke Dalam Laporan


Keuangan Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan Commented [indah14]: LAK di konsolidasikan dengan LAK
BUD tapi hanya akun yang di BLU yang menggunakan uang dari
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan BUD

Ekuitas BLU digabungkan pada laporan keuangan entitas akuntansi/entitas pelaporan


yang membawahinya.Seluruh pendapatan, belanja, .dan pembiayaan pada LRA BLU
dikonsolidasikan ke dalam LRA entitas akuntansi/entitas pelaporan yang
membawahinya.
Sesuai dengan karakteristik entitas akuntansi/ entitas pelaporan yang tidak berstatus
BLU, unsur LRA entitas tersebut terdiri dari pendapatan dan belanja serta tidak
mempunyai unsur surplus/defisit dan SiLPA. Dalam hal entitas akuntansi/pelaporan
membawahi satuan kerja BLU, LRA konsolidasian entitas akuntansi/ entitas
pelaporan tersebut mengikuti format LRA BLU.
Laporan Arus Kas BLU dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Transaksi dalam Laporan Arus Kas BLU
yang dikonsolidasikan pada Laporan Arus Kas unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan umum adalah pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang telah
disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Laporan Perubahan SAL BLU tidak digabungkan pada laporan keuangan entitas
pelaporan yang membawahinya karena entitas pelaporan tersebut tidak menyajikan
Laporan Perubahan SAL termasuk pemerintah daerah. Laporan Perubahan SAL BLU
digabungkan dalam Laporan Perubahan SAL Bendahara Umum Negara/Daerah dan
entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasiannya.
Dalam rangka konsolidasian laporan keuangan BLU ke dalam laporan keuangan
entitas yang membawahinya, perlu dilakukan eliminasi terhadap akun-akun timbal
balik (reciprocal accounts) seperti pendapatan, beban, aset, dan kewajiban yang
berasal dari entitas akuntansi/pelaporan dalam satu entitas pemerintahan kecuali akun-
akun pendapatan dan belanja pada LRA yang berasal dari entitas akuntansi/pelaporan.

Penghentian Satuan Kerja Badan Layanan Umum Menjadi Satuan Kerja Biasa

Sesuai ketentuan perundangan, pemerintah dapat mencabut status pola pengelolaan


keuangan BLU pada satuan kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah. Dalam hal
satuan kerja tidak lagi menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU, maka satuan kerja
tersebut menyusun laporan keuangan selayaknya entitas akuntansi pemerintah lainnya, dan
satuan kerja tersebut harus menyusun laporan keuangan penutup per tanggal pencabutan
statusnya sebagai BLU. Commented [indah15]: Mengapa badan yang sudah
ditetapkan BLU diubah menjadi bukan BLU ?
Tujuan dijdikan BLU untuk menhalankan fungsi pelayanan yang
baik, tetapi Jika ditetapkan menjadi BLU tapi tidak menjadi lebih
baik maka kemungkinan statusnya sebagai BLLU dapat dicabut

Referensi

Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 mengenai pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 mengenai perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 23 Tahun 2005 mengenai pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Peraturan Menteri Keuangan No. 76 Tahun 2008 mengenai Pedoman Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 mengenai Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba
Peraturan Menteri Keuangan No. 217/PMK. 05/2015 mengenai Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual No. 13 Tahun mengenai Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum
https://www.ksap.org/sap/naskah-akademis-blu/
http://www.uangkartal.com/2016/03/psap-13-produk-ksap-terbaru-yang.html

Anda mungkin juga menyukai