ANGGOTA KELOMPOK 1:
NURLITA TINGARTI W U (30653)
ASRAWATY (30658)
TRI SUCIANI SUPARJO (30659)
RIZAL FAHMI (31680)
mengacu kepada rencana strategis bisnis yang disusun berdasarkan basis kinerja dan
perhitungan akuntansi biaya menurut jenis layanannya dengan mempertimbangkan
kebutuhan dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari
masyarakat, badan lain, dan APBN/APBD. BLU mengajukan RBA kepada Commented [indah3]: BLUD ( untuk kmentrian daerah atau
bisa juga untuk pusaat)
menteri/pimpinan lembaga atau kepala SKPD untuk memperoleh persetujuan sebagai
bagian dari RKA-K/L atau sebagai bagian dari rencana kerja dan anggaran SKPD dan
disertai dengan usulan standar pelayanan minimum dan standar biaya yang ditetapkan
oleh pimpinan BLU. RBA BLU yang telah disetujui oleh menteri/pimpinan
lembaga/Kepala SKPD diajukan kepada Menteri Keuangan sebagai bagian RKA-K/L
atau kepada PPKD sebagai bahan penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
APBD. Pagu Anggaran BLU dalam RKA-K/L atau Pagu Anggaran BLU dalam
Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD yang sumber dananya berasal dari
pendapatan BLU dan surplus anggaran BLU, dirinci dalam satu program, satu kegiatan,
satu output, dan jenis belanja. Menteri Keuangan atau Tim Anggaran Pemerintah Daerah
sesuai dengan kewenangannya melakukan telaah terhadap RBA sebagai bagian dari
mekanisme pengajuan dan penetapan APBN/APBD. BLU menggunakan APBN/APBD
yang telah ditetapkan sebagai dasar penyesuaian terhadap RBA menjadi RBA definitif.
4. Pengelolaan Kas
Dalam rangka pengelolaan kas, BLU menyelenggarakan hal-hal sebagai berikut:
a. merencanakan penerimaan dan pengeluaran kas;
6. Investasi
BLU tidak dapat melakukan investasi jangka panjang, kecuali atas persetujuan Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya. Keuntungan yang
diperoleh dari investasi jangka panjang merupakan pendapatan BLU.
7. Pengelolaan Barang
Barang inventaris milik BLU dapat dialihkan kepada pihak lain dan/atau dihapuskan
berdasarkan pertimbangan ekonomis, pengalihan tersebut dapat dilakukan dengan cara
dijual, dipertukarkan, atau dihibahkan. Penerimaan hasil penjualan barang inventaris
sebagai akibat dari pengalihan merupakan pendapatan BLU dan dilaporkan kepada
menteri/ pimpinan lembaga/kepala SKPD terkait.
BLU tidak dapat mengalihkan, memindahtangankan, dan/atau menghapus aset tetap,
kecuali atas persetujuan yang dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerimaan hasil penjualan aset tetap sebagai akibat dari pemindahtanganan sebagai
penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya berasal dari pendapatan BLU
selain dari APBN/APBD merupakan pendapatan BLU dan dapat dikelola langsung untuk
membiayai belanja BLU serta Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya
sebagian atau seluruhnya berasal dari APBN/APBD bukan merupakan pendapatan BLU
dan wajib disetor ke rekening Kas Umum Negara/Daerah. Pengalihan,
pemindahtanganan, dan/atau penghapusan aset tetap dilaporkan kepada
menteri/pimpinan lembaga/Kepala SKPD terkait. Pemanfaatan aset tetap untuk kegiatan
yang tidak terkait atau tidak dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
BLU harus mendapat persetujuan pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
Tanah dan bangunan BLU disertifikatkan atas nama Pemerintah Republik
Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan. Tanah dan bangunan yang tidak
digunakan BLU untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya dapat
dialihgunakanoleh menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD terkait dengan persetujuan
Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
8. Penyelesaian Kerugian
Setiap kerugian negara/daerah pada BLU yang disebabkan oleh tindakan melanggar
hukum atau kelalaian seseorang diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai penyelesaian kerugian negara/daerah.
9. Surplus Defisit
Surplus anggaran BLU dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya kecuali atas
perintah Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,
disetorkan sebagian atau seluruhnya ke Kas Umum Negara/Daerah dengan
mempertimbangkan posisi likuiditas BLU. Defisit anggaran BLU dapat diajukan
pembiayaannya dalam tahun anggaran berikutnya kepada Menteri Keuangan/PPKD
melalui menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya.
Menteri Keuangan/PPKD, sesuai dengan kewenangannya dapat mengajukan anggaran
untuk menutup defisit pelaksanaan anggaran BLU dalam APBN/APBD tahun anggaran
berikutnya.
Di samping itu, BLU menyajikan rincian lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat
dalam Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Penghentian Satuan Kerja Badan Layanan Umum Menjadi Satuan Kerja Biasa
Referensi
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 mengenai pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum
Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2012 mengenai perubahan atas Peraturan Pemerintah
No. 23 Tahun 2005 mengenai pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Peraturan Menteri Keuangan No. 76 Tahun 2008 mengenai Pedoman Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 45 mengenai Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba
Peraturan Menteri Keuangan No. 217/PMK. 05/2015 mengenai Pernyataan Standar
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual No. 13 Tahun mengenai Penyajian Laporan
Keuangan Badan Layanan Umum
https://www.ksap.org/sap/naskah-akademis-blu/
http://www.uangkartal.com/2016/03/psap-13-produk-ksap-terbaru-yang.html