Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KARAKTERISTIK BIOGEOGRAFI
DAN SOSIOANTROPOLOGI WILAYAH INDONESIA

A. Karakteristik Biogeografi Indonesia


Biogeografi adalah bidang ilmu atau suatu studi yang mempelajari dan berusaha untuk
menjelaskan mengenai penyebaran hewan dan tumbuhan(biodiversiras/ keanekaragaman)
atau distribusi organisme di permukaan bumi. dalam ruang dan waktu di permukaan
bumi, bagaimana penyebaran itu terjadi. Di dunia ini dikenal 6 daerah biogeografi dengan
masing-masing daerah yang memiliki perbedaan dan keseragaman tertentu (unik) dalam
kelompok-kelompoknya. Daerah biogeografi ini dinamakan Australia, Oriental, Ethiopia,
Neotropika, Paleartik dan Neartik. Karena fauna Paleartik dan Neartik adalah serupa, maka
kedua daerah biogeografi ini kadang-kadang digabung menjadi Holartik. Daerab-daerah
biogeografi di dunia dengan beberapa organisme yang khas :
1. Australia
Australia, Irian Jaya, Selandia Baru, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Misalnya: Semua
Monotremata, Marsupialia (mammalia tidak berplasenta/mammalia berkantung).
Rodentia, Kelelawar, burung Kaswari, burung Cenderawasih, jenis-jenis burung Kakaktua,
ikan Paru-paru Australia dan burung Kiwi.
2. Oriental
Daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung
Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi, dan Filipina. Misalnya: Siamang, Orang
utan, Gajah, Badak, Burung Merak.
3. Ethiopia Afrika, Madagaskar dan pulau-pulau sekitar Afrika Misalnya: Gajah Afrika,
Gorilla, Simpanse, Badak Afrika, Singa, Kuda Nil, Zebra, Jerapah, Burung Onta.
4. Neotropik Amerika Selatan dan Tengah, Meksiko dan Hindia Barat. Misalnya: Armadillo,
kelelawar Vampire, burung Kolibri.
5. Neartik
Amerika Utara dari dataran tinggi Meksiko sampai kawasan kutub utara dan Greenland.
Misalnya: Kambing gunung, Karibon, tikus air (Beaves).
6. Paleartik
Eurasia sebelah selatan ke Himalaya, Afghanistan, Iran dan Afrika bagian utara dari gurun
Sahara. Misalnya: Landak, Babi hutan dan Rusa kecil.
Sejarah pembentukan Kepulauan Nusantara di sabuk khatulistiwa itu menghasilkan
tiga kawasan biogeografi utama, yaitu: Paparan Sunda, Wallacea, dan Paparan Sahul.
Masing-masing kawasan biogeografi adalah cerminan dari sebaran bentuk kehidupan
berdasarkan perbedaan permukaan fisik buminya. Asal mula fauna Indonesia sangat
dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa geologi di benua Asia dan Australia. Pada
zaman purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan benua australia.
Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace à Garis Wallace, yang suatu garis imajiner yang
membagi kepulauan Indonesia ke dalam dua daerah, daerah zoogeografis Asia dan daerah
zoogeografis Australasia (Wallacea). Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu,
diantara Kalimantan (Borneo) dan Sulawesi (Celebes); dan diantara Bali dan Lombok.
Berdasarkan biogeografi Kepulauan Nusantara adalah ketampakan alam yang muncul dari
proses pertemuan antara tiga lempeng bumi. Hingga hari ini pun, ketiga lempeng bumi itu
masih terus saling mendekati. Akibatnya, antara lain, gempa bumi sering terjadi di negeri
kepulauan ini. Sejarah pembentukan Kepulauan Nusantara di sabuk khatulistiwa itu
menghasilkan tiga kawasan biogeografi utama, yaitu: Paparan Sunda, Wallacea, dan Paparan
Sahul. Masing-masing kawasan biogeografi adalah cerminan dari sebaran bentuk kehidupan
berdasarkan perbedaan permukaan fisik buminya. Kawasan Paparan Sunda (di bagian barat)
Paparan Sunda adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan Oriental(Benua Asia) dan
berada di sisi barat Garis Wallace. Garis Wallace merupakan suatu garis khayal pembatas
antara dunia flora fauna di Paparan Sunda dan di bagian lebih timur Indonesia. Garis ini
bergerak dari utara ke selatan, antara Kalimantan dan Sulawesi, serta
antara Bali dan Lombok. Garis ini mengikuti nama biolog Alfred Russel Wallace yang,
pada 1858, memperlihatkan bahwa sebaran flora fauna di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan
Bali lebih mirip dengan yang ada di daratan Benua Asia.
Kawasan Paparan Sahul (di bagian timur) adalah lempeng bumi yang bergerak dari Kawasan
Australesia(Benua Australia) dan berada di sisi timur Garis Weber. Garis Weber adalah
sebuah garis khayal pembatas antara dunia flora fauna di Paparan Sahul dan di bagian lebih
barat Indonesia. Garis ini membujur dari utara ke selatan antara Kepulauan Maluku
dan Papua serta antara Nusa Tenggara Timur dan Australia. Garis ini mengikuti nama
biolog Max Weber yang, sekitar 1902, memperlihatkan bahwa sebaran flora fauna di
kawasan ini lebih serupa dengan yang ada di Benua Australia.
Garis Wallace-Weber, yaitu garis maya yang memisahkan Daratan Indonesia Barat dengan
daerah Wallacea (Indonesia Tengah).
Garis Lyedekker, yaitu garis maya yang memisahkan daerah Wallacea (Indonesia Tengah)
dengan daerah IndonesiaTimur.
Kawasan Wallacea / Laut Dalam (di bagian tengah), Lempeng bumi pinggiran Asia Timur ini
bergerak di sela Garis Wallace dan Garis Weber. Kawasan ini mencakup Sulawesi,
Kepulauan Sunda Kecil (Nusa Tenggara), dan Kepulauan Maluku. Sumba, Sumbawa,
Lombok dan Timor. Flora fauna di kawasan ini banyak merupakan jenis-jenis endemik
(hanya ditemukan di tempat bersangkutan, tidak ditemukan di bagian lain manapun di dunia).
Memiliki hewan-hewan khas (terutama di Pulau Sulawesi) tidak sama dengan hewan oriental
dan hewan Australia, misal: Anoa, burung Mako, kera hitam.
Namun, kawasan ini memiliki juga unsur-unsur baik dari Kawasan Oriental maupun dari
Kawasan Australesia. Wallace berpendapat bahwa laut tertutup es pada Zaman Es sehingga
tumbuhan dan satwa di Asia dan Australia dapat menyeberang dan berkumpul di Nusantara.
Kalaupun jenis Asia tetap lebih banyak terdapat di bagian barat dan jenis Australia di bagian
timur, hal ini karena Kawasan Wallacea sesungguhnya dulu merupakan palung laut yang
teramat dalam sehingga fauna sukar untuk melintasinya dan flora berhenti menyebar.
Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak pada posisi silang antara dua benua dan dua
samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta musim yang menghasilkan kondisi alam
yang tinggi nilainya. Di samping itu Indonesia mempunyai garis pantai terpanjang kedua di
dunia dengan jumlah penduduk yang besar. Indonesia mempunyai kekayaan keanekaragaman
hayatidan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan itu perlu dilindungi dan dikelola
dalam suatu sistem perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terpadu dan
terintegrasi antara lingkungan laut, darat, dan udara berdasarkan wawasan Nusantara.
Indonesia juga berada pada posisi yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Dampak tersebut meliputi turunnya produksi pangan, terganggunya ketersediaan
air, tersebarnya hama dan penyakit tanaman serta penyakit manusia, naiknya permukaan laut,
tenggelamnya pulau-pulau kecil, dan punahnya keanekaragaman hayati.
Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas ataupun kualitas tidak merata, sedangkan
kegiatan pembangunan membutuhkan sumber daya alam yang semakin meningkat. Kegiatan
pembangunan juga mengandung risiko terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Kondisi ini dapat mengakibatkan daya dukung, daya tampung, dan produktivitas lingkungan
hidup menurun yang pada akhirnya menjadi beban sosial. Oleh karena itu, lingkungan hidup
Indonesia harus dilindungi dan dikelola dengan baik berdasarkan asas tanggung jawab
negara, asas keberlanjutan, dan asas keadilan. Selain itu, pengelolaan lingkungan hidup harus
dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, sosial, dan budaya yang dilakukan berdasarkan
prinsip kehati-hatian, demokrasi lingkungan, desentralisasi, serta pengakuan dan penghargaan
terhadap kearifan lokal dan kearifan lingkungan. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup menuntut dikembangkannya suatu sistem yang terpadu berupa suatu kebijakan nasional
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang harus dilaksanakan secara taat asas dan
konsekuen dari pusat sampai ke daerah. Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi,
dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai konsekuensinya, kebijakan, rencana,
dan/atau program pembangunan harus dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian
lingkungan hidup dan mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.
1. Yang dimaksud dengan “asas kelestarian dan keberlanjutan” adalah bahwa setiap orang
memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap
sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung
ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.
2. Yang dimaksud dengan “asas keserasian dan keseimbangan” adalah bahwa pemanfaatan
lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi,
sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem.
3. Yang dimaksud dengan “asas keterpaduan” adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan
berbagai komponen terkait.
4. Yang dimaksud dengan “asas manfaat” adalah bahwa segala usaha dan/atau kegiatan
pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan
lingkungan hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras
dengan lingkungannya.
5. Yang dimaksud dengan “asas kehati-hatian” adalah bahwa ketidakpastian mengenai
dampak suatu usaha dan/atau kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi
atau menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.
6. Yang dimaksud dengan “asas ekoregion” adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem,
kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal.
7. Yang dimaksud dengan “asas keanekaragaman hayati” adalah bahwa perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk
mempertahankan keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati
yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang bersama
dengan unsur nonhayati di sekitarnya ecara keseluruhan membentuk ekosistem.
8. Yang dimaksud dengan “asas kearifan lokal” adalah bahwa dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam
tata kehidupan masyarakat.
Biogeografi Ekologi
Memusatkan pada interaksi organisme pada saat ini dengan lingkungan fisik dan
interaksi satu sama lainnya serta untuk memahami bagaimana hubungan-hubungan ini
mempengaruhi dimana spesies dan takson yang lebih luar ditemukan pada masa sekarang.

1. Penyebaran Hewan Di Indonesia


Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terletak di antara 2 daerah biogeografi
besar, yaitu antara daerah biogeografi Oriental dan daerah biogeografi Australian.
Didasarkan kepada sejarah asal wilayah Nusantara beberapa pakar membagi wilayah
Indonesia menjadi beberapa kawasan. Kawasan-kawasan tersebut adalah:
 Kawasan Indonesia Barat: Meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan. Hewan-
hewannya menyerupai hewan daerah oriental, misalnya: gajah, harimau, orang utan,
dan lain-lain.
 Kawasan Indonesia Timur: meliputi Irian Jaya dan sekitarnya. Hewan-hewannya
menyerupai hewan di daerah Australia.

2. Flora Malesiana
Malesiana adalah suatu daerah luas yang meliputi Malaysia, Indonesia, Papua
Nugini dan Kepulauan Solomon. Daerah ini merupakan wilayah bioma hutan hajan
tropika dan memiliki beberapa jenis tumbuhan yang khas, misal: rotan, jati, kayu
hitam, meranti, anggrek, kayu cendana, makroni dan lain-lain.
Sebagian ahli membagi Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
- Kepulauan Sunda Besar meliputi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
- Kepulauan Sunda Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
- Kepulauan Maluku dan Irian
Pada zaman es terakhir, sebelum tahun 10.000 SM (Sebelum Masehi), pada bagian
barat Indonesia terdapat daratan Sunda yang terhubung ke benua Asia dan memungkinkan
fauna dan flora Asia berpindah ke bagian barat Indonesia. Di bagian timur Indonesia, terdapat
daratan Sahul yang terhubung ke benua Australia dan memungkinkan fauna dan flora
Australia berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada bagian tengah terdapat pulau-pulau yang
terpisah dari kedua benua tersebut.
Karena hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna
yakni:
- Daratan Indonesia Bagian Barat dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Asia.
- Daratan Indonesia Bagian Tengah (Wallacea) dengan flora dan fauna endemik/hanya
terdapat pada daerah tersebut.
- Daratan Indonesia Bagian Timur dengan flora dan fauna yang sama dengan benua
Australia.
Berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, maka wilayah
Indonesia dibagi menjadi 2 kawasan pembangunan:
Kawasan Barat Indonesia. Terdiri dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali.
Kawasan Timur Indonesia. Terdiri dari Sulawesi, Maluku, Irian/Papua, Nusa Tenggara Barat
dan Nusa Tenggara Timur.
A. Kepulauan Sunda Besar
Terdiri atas pulau-pulau utama: Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi dan dengan
ribuan pulau-pulau sedang dan kecil berpenduduk maupun tak berpenghuni. Wilayah ini
merupakan konsentrasi penduduk Indonesia dan tempat sebagian besar kegiatan ekonomi
Indonesia berlangsung.
1. Pulau Sumatra
Pulau Sumatra, berdasarkan luas merupakan pulau terbesar keenam di dunia. Pulau ini
membujur dari barat laut ke arah tenggara dan melintasi khatulistiwa, seolah membagi pulau
Sumatra atas dua bagian, Sumatra belahan bumi utara dan Sumatra belahan bumi
selatan. Pegunungan Bukit Barisan dengan beberapa puncaknya yang melebihi 3.000 m di
atas permukaan laut, merupakan barisan gunung berapi aktif, berjalan sepanjang sisi barat
pulau dari ujung utara ke arah selatan; sehingga membuat dataran di sisi barat pulau relatif
sempit dengan pantai yang terjal dan dalam ke arah Samudra Hindia dan dataran di sisi timur
pulau yang luas dan landai dengan pantai yang landai dan dangkal ke arah Selat
Malaka, Selat Bangka dan Laut China Selatan.
Di bagian utara pulau Sumatra berbatasan dengan Laut Andaman dan di bagian selatan
dengan Selat Sunda. Pulau Sumatra ditutupi oleh hutan tropik primer dan hutan tropik
sekunder yang lebat dengan tanah yang subur. Gungng berapi yang tertinggi di Sumatra
adalah Gunung Kerinci di Jambi, dan dengan gunung berapi lainnya yang cukup terkenal
yaitu Gunung Leuser di Nanggroe Aceh Darussalam dan Gunung Dempo di perbatasan
Sumatra Selatan dengan Bengkulu. Pulau Sumatra merupakan kawasan episentrum gempa
bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi disepanjang Bukit Barisan, yang
disebut Patahan Sumatra; dan patahan kerak bumi di dasar Samudra Hindia disepanjang lepas
pantai sisi barat Sumatra. Danau terbesar di Indonesia, Danau Toba terdapat di pulau
Sumatra.
Kepadatan penduduk pulau Sumatra urutan kedua setelah pulau Jawa.
Saat ini pulau Sumatra secara administratif pemerintahan terbagi atas 8 provinsi yaitu:
Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Sumatra
Selatan, Bengkulu dan Lampung dan 2 provinsi lain yang merupakan pecahan dari provinsi
induk di pulau Sumatra yaitu Riau Kepulauan dan Kepulauan Bangka Belitung.
2. Pulau Kalimantan (Borneo)
Kalimantan merupakan nama daerah wilayah Indonesia di pulau Borneo (wilayah
negara Malaysia dan Brunei juga ada yang berada di pulau Borneo), berdasarkan luas
merupakan pulau terbesar ketiga di dunia, setelah Irian dan Greenland. Bagian utara pulau
Kalimantan, Sarawak dan Sabah, merupakan wilayah Malaysiayang berbatasan langsung
dengan Kalimantan wilayah Indonesia dan wilayah Brunei Darussalam; di bagian selatan
dibatasi oleh Laut Jawa. Bagian barat pulau Kalimantan dibatasi oleh Laut China
Selatan dan Selat Karimata; di bagian timur dipisahkan dengan pulau Sulawesi oleh Selat
Makassar. Di bagian tengah pulau merupakan wilayah bergunung-gunung dan berbukit;
pegunungan di Kalimantan wilayah Indonesia tidak aktif dan tingginya dibawah 2.000 meter
diatas permukaan laut; sedangkan wilayah pantai merupakan dataran rendah, berpaya-paya
dan tertutup lapisan tanah gambut yang tebal.
Pulau Kalimantan dilintasi oleh garis katulistiwa sehingga membagi pulau Kalimantan atas
Kalimantan belahan bumi utara dan Kalimantan belahan bumi selatan. Kesuburan tanah di
pulau Kalimantan kurang bila dibanding kesuburan tanah di pulau Jawa dan pulau Sumatera,
demikian pula kepadatan penduduknya tergolong jarang. Pulau Kalimantan sama halnya
pulau Sumatera, diliputi oleh hutan tropik yang lebat (primer dan sekunder). Secara geologik
pulau Kalimantan stabil, relatif aman dari gempa bumi (tektonik dan vulkanik) karena tidak
dilintasi oleh patahan kerak bumi dan tidak mempunyai rangkaian gunung berapi aktif seperti
halnya pulau Sumatera, pulau Jawa dan pulau Sulawesi. Sungai terpanjang di
Indonesia, Sungai Kapuas, 1.125 kilometer, berada di pulau Kalimantan.
Saat ini pulau Kalimantan secara administratif pemerintahan terbagi atas 4 provinsi yaitu:
Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
3. Pulau Jawa
Pulau Jawa, merupakan pulau yang terpadat penduduknya per kilometer persegi di
Indonesia. Pulau melintang dari Barat ke Timur, berada di belahan bumi selatan.
Barisan pegunungan berapi aktif dengan tinggi diatas 3.000 meter diatas permukaan laut
berada di pulau ini, salah satunya Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Bromo di
Jawa Timur yang terkenal sangat aktif. Bagian selatan pulau berbatasan dengan Samudera
India, pantai terjal dan dalam, bagian utara pulau berpantai landai dan dangkal berbatasan
dengan Laut Jawa dan dipisahkan dengan pulau Madura oleh Selat Madura. Di bagian barat
pulau Jawa dipisahkan dengan pulau Sumatera oleh Selat Sunda dan di bagian timur pulau
Jawa dipisahkan dengan pulau Bali oleh Selat Bali.
Hutan di pulau Jawa tidak selebat hutan tropik di pulau Sumatera dan pulau Kalimantan dan
areal hutan dipulau Jawa semakin sempit oleh karena desakan jumlah populasi di pulau Jawa
yang semakin padat dan umumnya merupakan hutan tersier dan sedikit hutan sekunder. Kota-
kota besar dan kota industri di Indonesia sebagian besar berada di pulau ini dan ibukota
Republik Indonesia, Jakarta, terletak di pulau Jawa. Secara geologik, pulau Jawa merupakan
kawasan episentrum gempa bumi karena dilintasi oleh patahan kerak bumi lanjutan patahan
kerak bumi dari pulau Sumatera, yang berada dilepas pantai selatan pulau Jawa.
Saat ini pulau Jawa secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu:
Banten, Daerah Khusus Ibukota – Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa –
Yogyakarta dan Jawa Timur.
4. Pulau Sulawesi
Pulau Sulawesi, merupakan pulau yang terpisah dari Kepulauan Sunda Besar bila
ditilik dari kehidupan flora dan fauna oleh karena garis Wallace berada di sepanjang Selat
Makassar, yang memisahkan pulau Sulawesi dari kelompok Kepulauan Sunda Besar di
zaman es. Pulau Sulawesi merupakan gabungan dari 4 jazirah yang memanjang, dengan
barisan pegunungan berapi aktif memenuhi lengan jazirah, yang beberapa di antaranya
mencapai ketinggian diatas 3.000 meter diatas permukaan laut; tanah subur, ditutupi
oleh hutan tropik lebat (primer dan sekunder).
Sulawesi dilintasi garis katulistiwa di bagian seperempat utara pulau sehingga sebagian besar
wilayah pulau Sulawesi berada di belahan bumi selatan. Di bagian utara, Sulawesi dipisahkan
dengan pulau Mindanao – Filipina oleh Laut Sulawesidan di bagian selatan pulau dibatasi
oleh Laut Flores. Di bagian barat pulau Sulawesi dipisahkan dengan pulau Kalimantan
oleh Selat Makassar, suatu selat dengan kedalaman laut yang sangat dalam dan arus bawah
laut yang kuat. Di bagian timur, pulau Sulawesi dipisahkan dengan wilayah geografis
Kepulauan Maluku dan Irian oleh Laut Banda.
Pulau Sulawesi merupakan habitat banyak satwa langka dan satwa khas Sulawesi; di
antaranya Anoa, Babi Rusa, kera Tarsius. Secara geologik pulau Sulawesi sangat labil secara
karena dilintasi patahan kerak bumi lempeng Pasifik dan merupakan titik tumbukan antara
Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik.
Saat ini pulau Sulawesi secara administratif pemerintahan terbagi atas 6 provinsi yaitu:
Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi
Tenggara, Gorontalodan Sulawesi Utara.
B. Kepulauan Sunda Kecil
Kepulauan Sunda Kecil merupakan gugusan pulau-pulau lebih kecil membujur di
selatan katulistiwa dari pulau Bali di bagian batas ujung barat Kepulauan Sunda Kecil,
berturut-turut ke timur adalah, pulau Lombok, pulau Sumbawa, pulau Flores, pulau Solor,
pulau Alor; dan sedikit ke arah selatan yaitu pulau Sumba, pulau Timor dan pulau Sawu yang
merupakan titik terselatan gugusan Kepulauan Sunda Kecil.
Kepulauan Sunda Kecil merupakan barisan gunung berapi aktif dengan tinggi sekitar 2.000
sampai 3.700 meter diatas permukaan laut. Diantaranya yang terkenal adalah Gunung
Agung di Bali, Gunung Rinjani di Lombok, Gunung Tambora di Sumbawa dan Gunung
Lewotobi di Flores. Kesuburan tanah di Kepulauan Sunda Kecil sangat bervariasi dari sangat
subur di Pulau Bali hingga kering tandus di Pulau Timor. Di bagian utara gugus kepulauan
dibatasi oleh Laut Flores dan Laut Banda dan di selatan gugus kepulauan ini dibatasi
oleh Samudera Hindia. Di bagian barat Kepulauan Sunda Kecil dipisahkan dengan pulau
Jawa oleh Selat Bali dan di bagian timur, berbatasan dengan Kepulauan Maluku dan Irian
(dipisahkan oleh Laut Banda) dan dengan Timor Leste berbatasan darat di pulau Timor.
Berdasarkan kehidupan flora dan fauna maka sebenarnya pulau Bali masih termasuk
Kepulauan Sunda Besar karena garis Wallace dari Selat Makassar di utara melintasi Selat
Lombok ke selatan, memisahkan pulau Bali dengan gugusan Kepulauan Sunda Kecil lainnya
di zaman es.
Hutan di Kepulauan Sunda Kecil sangat sedikit, bahkan semakin ke timur gugus pulau maka
hutan telah berganti dengan sabana; demikian juga kepadatan populasi di Kepulauan Sunda
kecil sangat bervariasi, dari sangat padat di pulau Bali dan semakin ke timur gugus pulau
maka kepadatan penduduk semakin jarang. Secara geologik, kawasan Sunda Kecil juga
termasuk labil karena dilintasi oleh patahan kerak bumi di selatan gugusan Kepulauan Sunda
Kecil yang merupakan lanjutan patahan kerak bumi diselatan pulau Jawa. Komodo, reptilia
terbesar di dunia terdapat di pulau Komodo, salah satu pulau di kepulauan Sunda
kecil. Danau Tiga Warna, merupakan kawasan yang sangat unik juga terdapat di Kepulauan
Sunda Kecil, yaitu di Pulau Flores.
Saat ini secara administratif pemerintahan Kepulauan Sunda kecil dibagi atas 3 provinsi
yaitu: *Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Kepulauan Maluku dan Irian
Kepulauan Maluku dan Irian, terdiri dari 1 pulau besar yaitu pulau Irian dan beberapa pulau
sedang seperti pulau Halmahera, pulau Seram, pulau Buru dan Kepulauan
Kei dan Tanimbar serta ribuan pulau-pulau kecil lainnya baik berpenghuni maupun
tidak. Garis Weber memisahkan kawasan ini atas dua bagian yaitu Irian
dan Australia dengan kepulauan Maluku sehingga di kepulauan Maluku, flora dan fauna
peralihan sedangkan di Irian, flora dan fauna Australia.
Sebagian besar kawasan ini tertutup hutan tropik primer dan sekunder yang lebat, kecuali di
kepulauan Tanimbar dan Aru merupakan semak dan sabana. Gunung berapi yang tertinggi di
kepulauan Maluku adalah Gunung Binaiya, setinggi 3.039 meter; sedangkan di pulau Irian
pegunungan berapi aktif memlintang dari barat ke timur pulau, gunung yang tertinggi
adalah Puncak Jaya setinggi 5.030 meter di atas permukaan laut.
Pulau Irian juga merupakan pulau dengan kepadatan penduduk yang paling jarang di
Indonesia, yaitu sekitar 2 orang per kilometer persegi. Secara geologik, kawasan Maluku dan
Irian juga termasuk sangat labil karena merupakan titik pertemuan tumbukan ketiga lempeng
kerak bumi, Lempeng Asia, Lempeng Australia dan Lempeng Pasifik. Palung laut terdalam
di Indonesia terdapat di kawasan ini, yaitu Palung Laut Banda, kedalaman sekitar 6.500 meter
dibawah permukaan laut.
Saat ini secara administratif pemerintahan Kepulauan Maluku dan Irian dibagi atas:
Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Irian Jaya.

Mengidentifikasi Tumbuhan dan Hewan Langka


Pemerintah kini terus berupaya untuk menyelamatkan berbagai kekayaan sumberdaya
alam berupa tumbuhan dan hewan langka yang bermanfaat bagi manusia melalui usaha
memperbanyak kebun raya, taman nasional, cagar alam dan daerah-daerah konservasi di
seluruh Indonesia.
1. Tumbuhan Langka
Beberapa tumbuhan langka antara lain sebagai berikut.
a. Bunga Bangkai (Rafflesia Arnoldi).
Ditemukan oleh rombongan Sir Thomas Stamford Raffles (Gubernur East Indie
Company di Sumatera dan Jawa) dan Dr. Joseph Arnorld, seorang naturalis yang
mengadakan ekspedisi di Bengkulu pada tanggal 20 Mei 1818. Kedua nama tersebut
diabadikan menjadi nama latin bunga ini yaitu Rafflesia Arlnoldi. Masyarakat
Bengkulu lebih dahulu mengenal tanaman ini dengan nama bunga Benalu, Krubut,
Ambun, Pelimun, Ambai–ambai dan Sekedai.
b. Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana).
Anggrek pensil (Vanda hookeriana) asal Sumatra adalah jenis anggrek yang langka.
Anggrek yang banyak diminati para pencinta bunga itu hidup menumpang pada bunga
bakung (Crinum asiaticum). Langkanya anggrek ini, dikarenakan habitat anggrek yang
ada di Cagar Alam Dusun Besar (CADB), Bengkulu sudah rusak oleh tangan manusia.
c. Bunga Edelweis (Anaphalis Javanica)
Edelweis (Anaphalis Javanica) adalah tumbuhan gunung yang terkenal, tumbuhan ini
dapat mencapai ketinggian 8 m dan memiliki batang sebesar kaki manusia, tetapi
tumbuhan yang cantik ini sekarang sangat langka. Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan
cabang-cabangnya. Oleh karena itu potongan-potongan itu mungkin dapat dijual
kepada pengunjung untuk mengurangi tekanan terhadap populasi liar.
d. Tanaman Pakis Ekor Monyet
Tanaman ini terbilang langka, sinonimnya cukup banyak yaitu pakis hanoman, pakis
sun go kong, dll. Nama yang banyak disandangnya tidak lain disebabkan karena
penampilan luar dari tanaman pakis ini sendiri. Tidak seperti tanaman lain yang
berdaun, tanaman ini justru berbulu/berambut seperti monyet.
e. Pohon Cendana (Santalum album Linn)
Pohon cendana termasuk tumbuhan berkayu yang dapat menghasilkan bau harum pada
batang dan akarnya. Karena keharumannya pohon ini menjadi sangat berharga. Kayu
cendana dipakai sebagai bahan dasar parfum dan sabun. Sifat kayunya yang halus
digunakan untuk membuat hiasan. Pohon cendana merupakan tumbuhan kebanggaan
dan ciri khas provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Pohon cendana sekarang
jumlahnya semakin berkurang sehingga digolongkan tumbuhan langka.
f. Palem Jawa (Ceratolobus glaucescens) Rotan Endemik Jawa
Palem jawa termasuk tumbuhan langka Indonesia. Selain endemik jawa, jenis palem
ini juga termasuk salah satu tanaman yang dilindungi di Indonesia Palem
jawa mempunya nama latin (ilmiah) Blume yang bersinonim dengan Calamus
glaucescensD.Dietr.Beberapa tempat yang menjadi habitat populasi palem jawa
(Ceratolobus glaucescens) antara lain Cagar Alam Sukawayana dan Pelabuhan Ratu
(Sukabumi), Taman Nasional Ujung Kulon (Banten), dan Taman Nasional Gunung
Halimun-Salak. Tumbuhan ini merupakan langka endemik Jawa Barat
Daftar tanaman langka Indonesia yang masuk dalam daftar status
konservasi Endangered (Terancam Punah), yaitu:
a. Shorea Sp. Beberapa spesies Shorea berpredikat spesies berstatus konservasi
Endangered (Terancam Punah) sehingga keberadaannya semakin langka,
seperti; Shorea agami (Meranti Putih).
b. Nepenthes Sp (Kantong Semar). Terdapat 3 spesies kantong semar (Nepenthes) yang
tergolong sebagai tanaman langka dengan status Endangered (Terancam),
yaitu: Nepenthes boschiana, Nepenthes pilosa, dan Nepenthes talangensis.
c. Kawoli (Alloxylon brachycarpum). Sejenis tanaman hias, tumbuh di Indonesia
(Papua, Maluku) dan Papua New Guinea.
d. Bintangur (Calophyllum insularum). Sejenis Kosambi atau Nyamplung (Calophyllum
inophyllum) Endemik Papua.
e. Canarium kipella. Sejenis Kacang Kenari endemik Jawa Barat.
f. Maple Silkwood (Flindersia pimenteliana). Indonesia (Papua), Australia, dan Papua
New Guinea.
g. Kokoleceran atau Resak Banten (Vatica bantamensis). Endemik Ujung Kulon,
Banten.
h. Nothofagus womersleyi; endemik Papua.
i. Nyatoh (Manilkara kanosiensi); Indonesia (Maluku) dan Papua New Guinea.

2. Hewan Langka
Indonesia memiliki banyak jenis hewan yang hanya ada di Indonesia. Berkut ini
contoh contoh hewan langka dan terancam terancam punah.
a. Anoa
Anoa merupakan binatang khas dari Pulau Sulawesi. Hewan tersebut hanya hidup di Pulau
Sulawesi. Jumlah hewan itu terus berkurang karena tempat hidupnya terus dirusak.
b. Badak Sumatra.
Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) adalah badak berukuran paling kecil di antara
semua spesies badak di dunia. Badak kebanggaan Indonesia yang hidup di pulau
Sumatera ini dinyatakan terancam punah karena saat ini hanya tersisa sekitar enam
populasi di alam liar atau tinggal 300 ekor saja. Faktor utama berkurangnya jumlah badak
ini adalah perburuan liar.
c. Komodo
Komodo adalah kadal terbesar di dunia. Komodo hanya hidup di Kepulauan Flores
terutama hidup di Pulau Komodo. Komodo membutuhkan 5 tahun untuk tumbuh sampai
ukuran 2 meter. Komodo dapat hidup sampai 30 tahun. Komodo dewasa dapat menyerang
manusia.
d. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)
Jalak Bali termasuk burung yang memiliki bulu yang indah, karena keindahannya burung
ini banyak di tangkap oleh pemburu liar untuk di jual atau di peliharan sendiri, sehingga
sekarang jumlah burung ini di alam bebas semakin berkurang. Penurunan jumlah jalak
Bali disebabkan karena habitat tempat burung ini berlindung dan berkembang biak mulai
menyempit seiring dengan semakin meningkatnya penebangan hutan.
e. Cendrawasih
Burung Cendrawasih terkenal karena keindahan bulunya yang berwarna-warni.
Umumnya bulu-bulunya sangat cerah dengan kombinasi hitam, coklat kemerahan,
oranye, kuning, putih, biru, hijau, bahkan juga ungu. Burung ini hidup menyendiri di
lembah lembah pegunungan hutan tropis dan biasa bersarang di atas kanopi pohon yang
tinggi besar. Burung ini merupakan ciri khas dari Papua. Penebangan hutan, untuk
perkebunan sawit, dan pencarian kayu gaharu hutan di pedalaman Papua menyebabkan
perubahan lingkungan tempat hidup cendrawasih sehingga jumlahnya kian menurun dari
tahun ketahun.

Upaya Pelestarian Hewan dan Tumbuhan Langka


Cara yang dilakukan untuk melestarikan hewan dan tumbuhan umumnya dengan
menyediakan segala kebutuhannya. Di antaranya dengan menyediakan makanan, air, dan
tempat tinggal yang memadai. Usaha pelestarian hewan dan tumbuhan dapat dilakukan
melalui pelestarian in situ dan pelestarian ex situ.
1) Pelestarian In Situ
Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan pada tempat asli hewan atau tumbuhan
tersebut berada. Contoh pelestarian in situ adalah cagar alam, suaka margasatwa, hutan
lindung, dan taman nasional.
a) Cagar Alam
Kawasan cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai
kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi
dan perkembangannya berlangsung secara alami. Sesuai dengan fungsinya, cagar alam dapat
dimanfaatkan untuk a) penelitian dan pengembangan, b) ilmu pengetahuan, c) pendidikan, d)
kegiatan penunjang budidaya.
Beberapa kegiatan yang dilarang karena dapat mengakibatkan perubahan fungsi kawasan
cagar alam adalah sebagai berikut.
v melakukan perburuan terhadap satwa yang berada di dalam kawasan.
v memasukan jenis-jenis tumbuhan dan satwa bukan asli ke dalam
v kawasan.
v memotong, merusak, mengambil, menebang, dan memusnahkan tumbuhan dan satwa
dalam dan dari kawasan.
v menggali atau membuat lubang pada tanah yang mengganggu kehidupan tumbuhan dan
satwa dalam kawasan, atau
v mengubah bentang alam kawasan yang mengusik atau mengganggu kehidupan tumbuhan
dan satwa.
b) Suaka Margasatwa
Kawasan Suaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang mempunyai cirri khas berupa
keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat
dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Sesuai dengan fungsinya, Suaka Margasatwa
dapat dimanfaatkan untuk a) penelitian dan pengembangan, b) ilmu pengetahuan, c)
pendidikan, d) wisata alam terbatas, e) kegiatan penunjang budidaya.
Beberapa Suaka Margasatwa di Indonesia :
v • Langkat barat dan langkat selatan di Sumatera Utara
v • Kerumutan di Riau
v • Berbak di Jambi
v • Way Kambas di Lampung
v • Pangandaran di Jawa Barat
v • Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat
2) Pelestarian Ex Situ
Pelestarian ex situ adalah pelestarian yang dilakukan di luar tempat tinggal aslinya. Hal itu
dilakukan karena hewan dan tumbuhan kehilangan tempat tinggal aslinya. Selain itu,
pelestarian ex situ dilakukan sebagai upaya rehabilitasi, penangkaran, dan pembiakan hewan
maupun tumbuhan langka. Contoh pelestarian ex situ antara lain kebun botani,
Taman Safari, kebun binatang, dan penangkaran.
D. Akibat Hilangnya Jenis Makhluk Hidup
1. Terganggunya dan putusnya rantai makanan dalam siklus kehidupan.
2. Terputusnya siklus materi dalam ekosistem.
3. Keseimbangan alam/lingkungan terganggu.

B. Karakteristik Sosioantropologi Indonesia


Sosioantropologi adalah studi tentang bagaimana manusia berprilaku dalam kelompok
sosialnya. Antropologi sosial (sosioantropologi) merupakan cabang dan antropologi yang
mempelajari bagaimana perilaku manusa dalam kelompok-kelompok sosial.
Dengan berperilaku manusia dapat dilihat melalui teropong sosiologi maupun
antropologinya, kontribusi pada perilaku sosio-antropologinya (manusia dan struktur
sosialnya).

Pengertian Perilaku
Perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan,
naik sepeda, dan mengendarai motor atau mobil. Untuk aktifitas ini mereka harus berbuat
sesuatu, misalnya kaki yang satu harus diletakkan pada kaki yang lain. Jelas, ini sebuah
bentuk perilaku. Cerita ini dari satu segi. Jika seseorang duduk diam dengan sebuah buku
ditangannya, ia dikatakan sedang berperilaku. Ia sedang membaca..
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup)yang bersangkutan.
Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh –
tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai
aktifitas masing – masing.
Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas
dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,
berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya
Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau
bawaan misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, fisik, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi factor yang dominant yang mewarnai
perilaku seseorang. (Notoatmodjo, 2007 hal 139) Proses Tejadinya Perilaku Sebelum
orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi
proses yang berurutan, yakni.
1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
setimulus (objek) terlebih dahulu.
2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus
3) Evaluation (menimbang – nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya).Hal
ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran,
dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi
perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetanhuan, kesadaran, dan
sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat
langgeng (long lasting).
Perbedaan cara pandang sosiologi dan antropologi muncul pada hubungan antar manusia .
Sosiologi, lebih pada keterikatan hubungan personal dengan rural life. Cara pandang ini
berkembang lebih awal dalam ilmu sosial dengan pemikiran evolusi sosial.
Antropologi, lebih pada pertalian keluarga dan kelompok yang similar terkait dengan urban
setting yang diorganisasi oleh klan (marga) dan kesukuan. Hal itu juga terdapat di Indonesia.
Bagaimana seharusnya kita berperilaku terhadap lingkungan hidup kita?
Perilaku manusia Indonesia di:
A. Kepulauan Sunda Besar
 Pulau Sumatra
tanah yang subur sehingga pertanian dan perkebunan berkembang pesat
Kepadatan penduduk pulau Sumatra urutan kedua setelah pulau Jawa.
 Minang kabau adalah suku dari Sumatera Barat .Suku ini terkenal karena
adatnya yang matrilineal (garis keturunan ibu). Orang-orang Minang sangat
kuat memeluk agama Islam. Adat basandi syara’, syara’ basandi Kitabullah
artinya Adat bersendikan hukum, hukum bersendikan Al Qur’an. Adat
Minangkabau adalah adat yang berlandaskan Islam. Suku Minang suka
merantau. Suku Minang yang merantau disebut Minang Perantauan.
 Pulau Kalimantan (Borneo).
wilayah pantai merupakan dataran rendah, berpaya-paya dan tertutup lapisan
tanah gambut yang tebal sehingga sulit ditanami. Kesuburan tanah di pulau
Kalimantan kurang bila dibanding kesuburan tanah di pulau Jawa dan pulau
Sumatera, demikian pula kepadatan penduduknya tergolong jarang. Sungai
terpanjang di Indonesia sehingga kehidupan rakyatnya banyak bergantung
pada sungai, bahkan perkampungan dan perumahan ada yang dibangun diatas
sungai.
 Pulau Jawa.
Pulau Jawa, merupakan pulau yang terpadat penduduknya, desakan jumlah
populasi di pulau Jawa yang semakin padat akibat migrasi dari berbagai
daerah. Orang Jawa dipandang sebagai suku bangsa yang sopan dan halus.
Sifat orang Jawa ingin menjaga kerukunan dan menghindari pertengkaran.
Suku Sunda sangat menjujung tinggi sopan santun. Sifat masyarakat sunda,
ramah tamah (someah), murah senyum lemah lembut dan sangat menghormati
orang tua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda. Suku Madura
terkenal karena gaya bicaranya yang terus terang. Suku Madura juga dikenal
hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Selain itu orang Madura dikenal mempunyai
tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Pethik Laut atau
Rokat Tasse (sama dengan larung sesaji). Harga diri, juga paling penting
dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa “lebbi
bagus pote tollang, atembang pote mata”. Artinya, lebih baik mati (putih
tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti ini melahirkan tradisi
carok pada masyarakat Madura.
B. Kepulauan Sunda Kecil
Kesuburan tanah di Kepulauan Sunda Kecil sangat bervariasi dari sangat subur
di Pulau Bali hingga kering tandus di Pulau Timor, sehingga bahkan semakin ke timur
gugus pulau maka hutan telah berganti dengan sabana.
C. Kepulauan Maluku dan Irian
Pulau Irian juga merupakan pulau dengan kepadatan penduduk yang
paling jarang di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai