Hernia Inguinalis
Hernia Inguinalis
Disusun oleh :
SUGIYARTO
P 2772 0008 108
A. Pengertian
Hernia Inguinalis adalah Sutu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui
dinding yang dalam keadaannormal tertutup. ( Richard E, 1992 ). Hernia
Inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas
kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang
bersifat kongenital. ( Cecily L. Betz, 1997)
B. Etiologi
Hernia Inguinalis di sebabkan oleh :
a. Kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital
b. Anomali Kongenital
c. Sebab yang di dapat
d. Adanya prosesus vaginalis yang terbuka
e. Peninggian tekanan di dalam rongga perut
f. Kelemahan dinding perut karena usia
g. Anulus inguinalis yang cukup lama
C. Manifestasi Klinis
1. Menangis terus
2. muntah
3. Distensi Abdoman
4. Feses berdarah
5. Nyeri
6. Benjolan yang hilang timbul di paha yang muncul pada waktu berdiri,
batuk, bersin, atau megedan dan menghilang setelah berbaring
7. Gelisah, kadang-kadang perut kembung
8. Konstipasi
9. Tidak ada flatus
Gagal menutup
Turun
keinguinal
H. Medialis
Vasokontriksi
vaskuler
Desakan/teka
nan
Nyeri
Gg.rasa
Gg. rasa
nyaman nyeri
nyaman nyeri
Menyatu dg. Tunika vaginalis tdk menutupnya prosesus vaginalis
Vagianalis peritoneum
Hernia lengkap penonjolan perut di lateral
pembuluh epigastrika inferior
Gg.perfusi jaringan
canalis inguinalis
pembesaran inguinal
Heriography
Post Herniography
Dampak anetesi
TD&HR meningkat
Suplai O2 berkurang
Penumpukan sekret
Bendungan vena
Bersihan jln nfs
Bersihan jln nafas
Udem organ
Kantung transudat
Usus
Perforasi
Abses lokal
Peritonitis
E. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diameter anulus inguinalis
F. Penatalaksanaan
Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan
kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus.
Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal
pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan.
Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian
dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.
Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan
herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi
hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia
langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak
dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan
anastomois “end to end”.
2. Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan
nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.
Hasil yang diperkirakan : dalam 8-10 jam pembedahan, pasien berkemih
tanpa kesulitan. Haluaran urine 100 ml selama setiap berkemih dan
adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) selama periode 24 jam.
a. Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat
berkemih.
b. Pantau haluarna urine. Catat dan laporkan berkemih yang sering < 100
ml dalam suatu waktu.
c. Permudah berkemih dengan mengimplementasikan : pada posisi
normal untuk berkemih rangsang pasien dengan mendengar air
mengalir/tempatkan pada baskom hangat.