Anda di halaman 1dari 8

PENENTUAN JUMLAH FLAVONOID TOTAL

EKSTRAK ETANOL DAUN BUAH MERAH (PANDANUS CONOIDEUS LAMK.)


SECARA KOLORIMETRI KOMPLEMENTER
______________________________________________________________________
Yesi Desmiaty, Julia Ratnawati, Peni Andini
Jurusan Farmasi Universitas Jend. Achmad Yani Cimahi Jawa Barat
email: desmiaty@gmail.com

ABSTRAK

Secara empiris daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) sangat berpotensi
untuk dijadikan sediaan obat tradisional. Untuk itu perlu dikembangkan metode standardisasi
sediaan obat tradisional, salah satunya adalah dengan penetapan kadar salah satu kandungan
senyawa marker. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa daun buah merah (Pandanus
conoideus Lamk.) memiliki kandungan senyawa flavonoid sehingga dapat dilakukan
penentuan jumlah flavonoid total ekstrak etanol daun buah merah (Pandanus conoideus
Lamk.) secara kolorimetri komplementer. Penentuan jumlah flavonoid total dilakukan dengan
menjumlahkan kadar flavonoid yang ditentukan menggunakan dua metode yaitu metode
alumunium klorida untuk menentukan golongan flavon dan flavonol dan metode
2,4dinitrofenilhidrazin untuk menentukan golongan flavanon dan flavanonol.
Dari hasil penelitian didapatkan jumlah flavanon dan flavanonol lebih tinggi daripada
flavonol dan flavon dengan jumlah flavonoid total 0,99±0,01 % b/b.

Keyword : daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.), flavonoid total, alumunium
klorida, 2,4dinitrofenilhidrazin.

Pendahuluan
Tumbuhan obat yang belakangan ini menjadi sangat populer yaitu buah merah
(Pandanus conoideus Lamk.) mengandung beberapa senyawa aktif yang dapat berfungsi
sebagai antioksidan yaitu karoten, betakaroten dan tokoferol. Buah merah dipercaya dapat
mengobati beberapa penyakit diantaranya asam urat, kolesterol, diabetes, hipertensi, hepatitis,
jantung koroner, osteoporosis, hingga penyakit yang paling berbahaya saat ini yaitu HIV
(dalam penelitian). Untuk itu perlu dikembangkan metode standardisasi simplisia, salah

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 1
satunya adalah dengan penetapan kadar salah satu kandungan senyawa Dari penelitian
sebelumnya diketahui bahwa daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) memiliki
kandungan senyawa flavonoid sehingga dapat dijadikan sebagai senyawa marker. Penentuan
jumlah flavonoid total ekstrak etanol daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) adalah
secara kolorimetri komplementer atau menggunakan dua metode yaitu metode alumunium
klorida untuk menentukan golongan flavon dan flavonol dan metode 2,4dinitrofenilhidrazin
untuk menentukan golongan flavanon dan flavanonol.

Alat dan bahan


Alat : Alat-alat gelas yang biasa dipergunakan di laboratorium, cawan penguap, krus
silikat, penangas air, timbangan analitik (Sartorius BL 210 S), botol semprot, termometer,
cawan penguap, krus silikat, desikator, tanur (Nabertherm-Germany), oven (Memmert),
stopwatch, spektrofotometer (Shimadzu.UV-Visible Spektrophotometer 1601).
Bahan : Daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.), air suling, etanol redestilasi,
metanol redestilasi, asam sulfat, alumunium (III) klorida LP, kertas saring, kalium hidroksida,
asam klorida, kertas saring, kalium asetat, toluen, pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer,
serbuk magnesium, amil alkohol, besi (III) klorida, gelatin, pereaksi Lieberman Bourchard,
vanilin asam sulfat, naringenin murni, kuersetin murni, reagen 2,4-dinitrofenilhidrazin.

Metodologi Penelitian
Daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) diperoleh dari daerah Wamena Papua
dideterminasi di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi LIPI-Bogor.
Bahan disiapkan hingga menjadi simplisia dan dilakukan penetapan karakteristiknya meliputi
pemeriksaan makroskopik, pemeriksaan mikroskopik, penetapan kadar air simplisia,
penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu larut air, penentuan kadar abu tidak larut
asam, penetapan kadar sari larut air dan penetapan kadar sari larut etanol. Penapisan fitokimia
meliputi pemeriksaan alkaloid, flavonoid, tanin, polifenolat, saponin, kuinon,
monoterpenoid/seskuiterpenoid dan steroid/triterpenoid.
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan cara ekstraksi dingin yaitu secara maserasi
dengan alat pengaduk dalam pelarut etanol 95% kemudian diaduk pada kecepatan 200 rpm
selama delapan jam selama tiga hari.
Penentuan jumlah flavonoid total ditentukan secara kolorimetri komplementer
terhadap ekstrak etanol daun buah merah dengan dua metode kolorimetri, yaitu: metode

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 2
alumunium klorida dan metode 2,4dinitrofenilhidrazin. Setelah diperoleh jumlah flavonoid
dari masing-masing metode tersebut kemudian ditentukan jumlah flavonoid totalnya dengan
menjumlahkan kandungan flavonoid dari kedua metode tersebut.
Penentuan jumlah flavonoid metode alumunium klorida:
1. Pembuatan larutan uji ekstrak etanol yaitu 1,0 g serbuk simplisia dalam 25 mL
etanol 95%. Kemudian diaduk selama delapan jam dengan menggunakan alat
pengaduk pada kecepatan 200 rpm selama tiga hari, kemudian disaring, filtrat
yang diperoleh di ad etanol 95% sampai 25,0 mL.
2. Pembuatan kurva kalibrasi dengan kuersetin sebagai pembanding. Dibuat
serangkaian larutan kuersetin dalam etanol dengan konsentrasi 40, 60, 80, 100,
dan 120 µg/mL. Sejumlah 0,5 mL dari masing-masing larutan, dicampur dengan
1,5 mL etanol 95%; 0,1 mL alumunium klorida 10%, 0,1 mL kalium asetat 1M
dan 2,8 mL aquadest. Diinkubasikan pada suhu kamar selama 30 menit. Diukur
serapannya dengan spektrofotometer uv-vis pada panjang gelombang maksimum
yaitu 438 nm. Kurva kalibrasi yang diperoleh adalah sbb Gambar V.14.
3. Penentuan jumlah flavonoid dari larutan uji ekstrak etanol daun buah merah.
Sejumlah 0,5 mL ekstrak etanol sampel diperlakukan sama seperti pada
pembuatan kurva kalibrasi. Kemudian dihitung kadar flavonoidnya.
4. Perhitungan untuk menentukan jumlah flavonoid dengan metode kolorimetri
alumunium korida dihitung dengan menggunakan persamaan :
F1 = CxVxFx10 -6 x100%
m
Keterangan :
F 1 = Jumlah flavonoid dengan metode alumunium klorida, C = Kesetaraan kuersetin
(.g/mL), V = Volume total ekstrak etanol (mL), F = Faktor pengenceran (2), m = Berat
sampel (g)
Penentuan Flavonoid Metode kolorimetri 2,4-dinitrofenilhidrazin
1. Pembuatan reagen 2,4-dinitrofenilhidrazin:
Ditimbang seksama 1,0 gram 2,4-dinitrofenilhidrazin dilarutkan dalam 2 mL asam
sulfat 96% dan diencerkan sampai 100 mL dalam labu ukur dengan metanol.
2. Pembuatan kurva kalibrasi dengan naringenin sebagai pembanding. Dibuat
serangkaian larutan naringenin dalam metanol dengan konsentrasi 400, 800, 1000 dan 1200
µg/mL. Sejumlah 1,0 mL dari masing-masing larutan yang telah dilarutkan, ditambahkan 2

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 3
mL reagen 2,4dinitrofenilhidrazin 1%. Diinkubasikan pada suhu 50 0C selama 50 menit.
Setelah dingin pada suhu kamar, ditambahkan KOH 10% dalam metanol sampai 10 ml dalam
labu ukur. Dipipet 1,0 mL dari campuran tersebut diatas, ditambah metanol sampai 10,0 mL.
Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yaitu 494 nm. Blanko 1,0 mL larutan
pembanding diganti dengan methanol 1,0 mL dan prosedur seterusnya diperlakukan sama
seperti diatas. Kemudian dibuat kurva kalibrasi.
3. Penentuan jumlah flavonoid dari ekstrak etanol daun buah merah. Diambil 1,0 mL
ekstrak etanol kemudian diperlakukan sama seperti pada pembuatan kurva kalibrasi.
Kemudian dihitung kadar flavonoidnya.
Perhitungan untuk menentukan jumlah flavonoid dengan metoda kolorimetri 2,4-
dinitrofenilhidrazin dihitung dengan menggunakan persamaan :
F2 = CxVxFx10-6 x100%
m
Keterangan : F 2 = Jumlah flavonoid dengan metode 2,4 -dinitrofenilhidrazin , C =
Kesetaraan naringenin (.g/mL), V = Volume total ekstrak etanol (mL), F = Faktor
pengenceran (1), m = Berat sampel (g)

Perhitungan Jumlah Flavonoid Total


Jumlah flavonoid total daun buah merah dihitung dengan menggunakan persamaan :
FT = F1 + F2.
Keterangan : F 1 = Jumlah flavonoid dengan metode alumunium klorida, F 2 =
Jumlah flavonoid dengan metode 2,4 –dinitrofenilhidrazin, FT = Jumlah flavonoid total

Hasil Penelitian

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 4
Gb. 1. Tanaman buah merah
Tabel 1. Karakteristik simplisia daun buah merah

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 5
Kurva kalibrasi larutan pembanding
kuersetin

0.8

Absorban
0.6

0.4

0.2
y = 0.0069x - 0.0026
0 R2 = 0.9999
0 50 100 150
-0.2
Konsentrasi

Kurva kalibrasi larutan pembanding


naringenin

1.2

0.8
Serapan

0.6

0.4

0.2
y = 0.0008x - 0.006
0 R2 = 0.9985
0 500 1000 1500
-0.2
Konsentrasi

Gb 2. Kurva kalibrasi larutan pembanding

Tabel 2. Hasil Perhitungan Jumlah Flavonoid

Pembahasan

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 6
Penentuan jumlah flavonoid dari ekstak etanol daun buah merah dilakukan dengan
kolorimetri komplementer yang mempunyai prinsip pengukuran berdasarkan pembentukan
warna. Prinsip penetapan flavonoid dengan metode kolorimetri AlCl3 adalah pembentukan
kompleks antara AlCl3 dengan gugus keto pada atom C-4 dan juga dengan gugus hidroksi
pada atom C-3 atau C-4 yang bertetangga dari flavon dan flavonol. Sehingga metode ini
dapat digunakan untuk menentukan jumlah flavonoid golongan flavon dan flavonol.
Pada pembuatan kurva kalibrasi dengan metode AlCl3 digunakan kuersetin sebagai
pembanding karena kuersetin merupakan flavonoid golongan flavonol yang mempunyai
gugus keto pada C-4 dan memiliki gugus hidroksi pada atom C-3 atau C-5 yang bertetangga
dari flavon dan flavonol. Panjang gelombang maksimum yang dihasilkan dari pengukuran
kuersetin adalah 438 nm.
Pada metode AlCl3 jumlah flavonoid flavon dan flavonol diperoleh 0,13±0,00 % b/b.
Pada penentuan jumlah flavonoid dengan metode kolorimetri 2,4-dinitrofenilhidrazin,
prinsipnya adalah reaksi antara 2,4-dinitrofenilhidrazin, suatu senyawa yang mengandung
gugus .NH2 dengan gugus aldehid dan gugus keton membentuk 2,4-dinitrofenilhidrazon.
Flavon, flavonol, dan isoflavon yang memiliki ikatan rangkap pada atom C2-C3 tidak dapat
bereaksi dengan 2,4-dinitrofenilhidrazin. Sehingga penentuan jumlah flavonoid dengan
metoda kolorimetri 2,4-dinitrofenilhidrazin spesifik untuk flavanon dan flavanonol.
Naringenin merupakan flavonoid golongan flavanon yang memiliki gugus keto pada atom C-
4 dan juga memiliki gugus hidroksi pada atom C-5, C-7 dan C-4. Pada saat pembuatan kurva
kalibrasi naringenin, panjang gelombang maksimum yang dihasilkan adalah 494 nm.
Pada metode kolorimetri 2,4-dinitrofenilhidrazin, jumlah flavonoid flavanon dan
flavononol ekstrak etanol daun buah merah adalah 0,86±0,01 % b/b.

KESIMPULAN
Jumlah flavonoid daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.) golongan flavanon
dan flavanonol lebih tinggi daripada golongan flavon dan flavonol, yaitu 0,86±0,01 % b/b
dan 0,13±0,00 % b/b. Jumlah flavonoid total daun buah merah (Pandanus conoideus Lamk.)
adalah 0,99±0,010% b/b.

Pustaka
1. I Made Budi, Fendy R. Paimin, Buah Merah, Penebar Swadaya, 2005, 5-70.

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 7
2. Popova, M.S. Silici, O. Jaftanoglu V., Antibacterial Activity of Turkish
Propolis Qualitative and Quantitative Chemical Composition, Bankova,
Phytomedicine, 12 (2005).
3. Direktorat Jenderal POM., Departemen Kesehatan Republik Indonesia.,
Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Jakarta, 1989, 1-37.
4. Hidayat N. Atmaja., Penentuan Jumlah Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun
Tempuyung (Sonchus arvensis .L.), Daun Sambiloto (Andrographis paniculata
(Burn. F.) Nees) dan Herba Meniran (Phyllanthus niruri L.) Secara
Kolorimetri Komplementer, skripsi, Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam UNJANI, 2005

Dipresentasikan pada Seminar Nasional POKJANAS TOI XXXVI 13 & 14 Mei 2009, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta
Page 8

Anda mungkin juga menyukai