Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KERANGKA DASAR TEORI DAN KONSEP

2.1 Teori dan Konsep

2.1.1 Teori-teori Komunikasi

Hingga sekarang tercatat tidak kurang dari seratus teori dan model

komunikasi yang diketengahkan para pakar komunikasi, terutama pakar Amerika.

Dibawah ini adalah teori dan model komunikasi yang digunakan oleh penulis :

1. Teori Agenda Setting

Sejalan dengan perkembangan jaman manusia terlihat semakin

membutuhkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Tidak dapat

dipungkiri, informasi tersebut sebagian besar dapat diperoleh khalayak dengan

memilih media massa yang sesuai dengan kebutuhannya, tetapi orang sering kali

tidak menyadari efek yang dialami setelah ia menggunakan media massa.

Salah satu efek penting yang menandai penggunaan media massa oleh

khalayak adalah munculnya kesadaran dan pengetahuan mengenai suatu topik

atau persoalan munculnya kesadaran dan pengetahuan tersebut sering tidak

disadari masyarakat sebagai suatu akibat yang memang diinginkan kalangan

media massa melalui penyajian suatu topik tertentu.


Menurut teori agenda setting, media massa memang tidak dapat

mempengaruhi orang untuk berubah sikap tetapi dengan fungsinya sebagai gate

keeper (penjaga gawang atau penyaring) yang memilih suatu topik dan persoalan

tertentu dan mengabaikan yang lain. Dengan menonjolkan suatu persoalan

tertentu dan mengesampingkan yang lain, media membentuk citra atau gambaran

dunia seperti yang disajikan dalam media massa (Rakhmat, 1989;259-260), ini

berarti media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang dan

mempengaruhi persepsi khalayak tentang yang dianggap penting.

Bernard Coher, (1963) seorang ahli politik dengan singkat menyatakan asumsi

dasarnya mengenai agenda setting menurutnya :

“Media massa lebih sekedar memberi informasi atau opini media massa

mungkin saja kurang berhasil mendorong orang untuk memikirkan sesuatu, tetapi

media massa sangat berhasil mendorong khalayak untuk menentukan apa yang

perlu dipikirkan”, (Rakhmat,1989:227)

Hampir satu dasa warsa Mc Combs dan Shaw mengemukakan agenda

setting khalayak terhadap persoalan tersebut, singkatnya apa yang dianggap

penting media dianggap penting oleh masyarakat dan apa yang dilupakan oleh

media massa juga akan luput dari perhatian masyarakat.

Penelitian empiris tentang teori agenda setting dilakukan oleh Mc. Combs

dan Shaw ketika mereka meneliti pemilihan presiden pada tahun 1972 mereka

menulis antara lain : dampak media dalam kemampuan untuk menimbulkan


perubahan kognitif diantara individu-individu telah dijuluki sebagai fungsi

agenda setting dan komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi, yang

terpenting kemampuan media untuk strukturisasi dunia untuk kita

Menurut Jalaludin Rakhmat, teori agenda setting dimulai dengan asumsi

bahwa media massa menyaring berita, artikel, tulisan yang akan disiarkan, setiap

kejadian atau isu diberi bobot tertentu dengan panjang penyajian (ruang dalam

surat kabar atau waktu televisi dan radio), dan cara penonjolan (ukuran judul

pada surat kabar, frekuensi penyiaran pada televisi dan radio), (Rakhmat,

1994:229)

2. Teori Uses & Gratification

Salah satu teori yang muncul dalam kajian komunikasi massa adalah teori

Uses and Gratifications. Teori ini membahas tentang penggunaan media massa

oleh khalayak aktif. Dengan kata lain, penggunaan media oleh khalayak

diasumsikan sebagai sebuah perilaku aktif dimana khalayak dengan sadar memilih

dan mengkonsumsi media tertentu. McLeod dan Backer (dalam Baran dan Davis,

2000) menyebutkan bahwa seseorang berdasarkan ketertarikan masing-masing

akan memilih media mana yang akan dikonsumsinya dan mendapatkan timbal

balik berupa pemenuhan kebutuhan yang di inginkannya.

Ada beberapa asumsi yang mendasari teori ini, baik yang dikemukakan

oleh Katz, Gurevitch dan Hass (1974), Dominick (1996) maupun oleh McQuail

(2005). Asumsi-asumsi dasar tersebut antara lain adalah:


1. Khalayak merupakan sekelompok konsumen aktif yang secara sadar

menggunakan media sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan personal

maupun kebutuhan sosial yang diubah menjadi motif-motif tertentu.

2. Pemilihan media dan isinya merupakan sebuah tindakan yang beralasan

serta memiliki tujuan dan kepuasan tertentu sesuai dengan inisiatif

khalayak.

3. Seluruh faktor yang ada pada formasi khalayak aktif seperti motif,

gratifikasi yang diharapkan dan gratifikasi yang diterima secara prinsip

dapat diukur karna khalayak memiliki kesadaran diri yang memadai

mengenai penggunaan media, kepentingan dan motivasinya seehingga

dapat menjadi bukti bagi peneliti.

4. Media massa bersaing dengan sumber-sumber lain untuk dapat memenuhi

kebutuhan audiens.

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael

Gurevitch (dalam Rakhmat, 2005), uses and gratifications meneliti asal mula

motif secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media

massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang

berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan

motif dan akibat-akibat lain.

Lebih lanjut William J. Mcguire dalam Jalaludin Rakhmat (2005)

menjelaskan bahwa berdasarkan berbagai aliran dalam psikologi motivasional ada


setidaknya 16 motif. Motif ini tebagi menjadi dua kelompok besar yakni motif

kognitif dan motif afektif. Motif kognitif terdiri dari konsistensi , atribusi,

kategorisasi, otonomi, stimulasi, teleologis, dan utilitarian. Sedangkan motif

afektif antara lain adalah reduksitas, ekspresif, egodefensif, peneguhan,

penonjolan, afiliasi, identifikasi dan peniruan.

Sebagai mahluk sosial, motif manusia terbentuk dari lingkungan sosialnya.

Lingkungan sosial ini antara lain terdiri dari karakteristik personal seseorang.

Littlejohn (2002) menjelaskan bahwa dalam perspektif uses and gratifications,

khalayak yang dengan sadar memiliki kebutuhan-kebutuhan tertentu berusaha

memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan media atau dengan cara lain.

Selain sadar dengan kebutuhan-kebutuhannya, khalayak pun dapat menyadari

apakah cara yang digunakan untuk memenuhi motif-motif ini bias memuaskannya

atau tidak.

Penelitian tentang teori uses and gratifications sebetulnya sudah dimulai

sejak tahun 1940an ketika para peneliti tertarik untuk mengetahui mengapa

audiens memiliki pola penggunaan media yang berbeda-beda (Wimmer dan

Dominick, 1987). Penelitian tentang uses and gratifications pada awalnya hanya

berupa penelitian deskriptif yang berusaha untuk mengklasifikasikan respon

khalayak terhadap penggunaan media ke dalam beberapa kategori.

2.1.2 Pengertian Upaya

Upaya atau bisa diartikan sebagai usaha. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti kegiatan dengan mengerahkan tenaga (pikiran atau badan) untuk mencapai
suatu maksud. Kadang dalam kehidupan sehari-hari kita pun bisa mendengar kata

upaya. Dalam ruang lingkup tertentu, pengertian upaya bisa disamakan dengan

pekerjaan. Pekerjaan sendiri merupakan sebuah perbuatan,prakarsa ikhtiar, atau

daya upaya untuk mencapai sesuatu. Disini upaya Kaltim Post selaku media cetak

anak dari jawa post ini memberitakan rubrik-rubrik yang memuat budaya

Kalimantan seperti Rubrik Metropolis, Rubrik Event dan Rubrik Ragam

Pengertian Masyarakat

Banyak para ahli mengemukakan penelitian tentang masyarakat dengan

berbagai sudut pandang mereka masing-masing, namun intinya sama yaitu

orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Menurut Karl

Marx masyarakat berarti suatu struktur yang menderita suatu ketegangan

organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-

kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Menurut kamus Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat),

diakses 17 November 2011) masyarakat diartikan sebagai sekelompok orang

yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana

sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam

kelompok tersebut. Kata “Masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa

Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan

hubungan-hubungan antar sesama. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang

interdependen (saling tergantung satu sama lain) Umumnya, istilah masyarakat

digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu

komunitas yang terakhir.


Disini kepedulian masyarakat dapat dilihat dari besarnya antusias yang

diberikan masyarakat kepada Kaltim Post dalam hal melestarikan budaya

2.14 Unsur Masyarakat

Didalam masyarakat juga terdapat berbagai macam unsur – unsur yang terdapat

didalamnya antara lain :

a. Harus terdapat perkumpulan manusia dan harus dalam jumlah tertentu atau

banyak.

b. Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama pada suatu daerah tertentu.

c. Adanya aturan atau undang – undang yang mengatur masyarakat untuk menuju

kepada kepentingan dan tujuan bersama.

2.15 Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville

J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu

yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh

masyarakat itu sendiri. Istilah pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari

satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan

pengertian nilai sosial ,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan

struktur-struktur sosial, religious, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan

intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menrurt Edward

Burnett Tyler, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di


dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat

istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai

anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,

kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian

mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran

manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang

diciptakan oleh manusia sebagai mahluk yang berbudaya, berupa perilaku dan

benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan

hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan

untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau

unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut :

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan

memiliki 4 unsur pokok, yaitu :

a. alat – alat teknologi

b. sistem ekonomi’

c. keluarga

d. Kekuasaaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok

yang meliputi :

a. Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota

masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.

b. Organisasi ekonomi.

c. Alat – alat dan lembaga – lembaga atau petugas – petugas untuk pendidikan

(keluarga adalah lembaga pendidikan utama).

d. Organisasi kekuatan (politik)

Wujud dan komponen kebudayaan

Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

a. Gagasan (wujud ideal)

Wujud Ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk

kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya

yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini

terletak dalam kepala-kepala atau di dalam pemikiran warga masyarakat. Jika

masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka

lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil

karya para penulis warga masyarakat tersebut.

b. Aktivitas (tindakan)

Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola

dari manusia masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial .
Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,

mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola

tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.

c. Artefak (karya)

Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari

aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-

benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya

paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan

bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari

wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur

dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

2.1.8 Komponen kebudayaan

Kebudayaan nonmaterial

Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang

diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan

lagu atau tarian tradisional. Didalam penelitian ini saya mengambil tentang

budaya yang berasal dari kebudayaan nonmaterial. Hal ini saya ambil karena

sebagian besar rubrik-rubrik yang ditampilkan oleh Kaltim Post memberitakan

tentang budaya Kalimantan seperti. Rubrik Metropolis, Rubrik Event dan Rubrik

Ragam.
2.2 Definisi Konsepsional

Berdasarkan pada uraian teori dan konsep, maka penulis

mendefinisikan variable yang akan diteliti. Adapun definisi konsepsional yang

penulis rumuskan dalam penilitian ini yaitu peranan Kaltim Post dalam

meningkatkan kepedulian masyarakat pada bidang kebudayaan di kota

Samarinda melalui rubrik-rubrik yang disuguhkan bertemakan tentang

kebudayaan seperti Rubrik Metropolis, Rubrik Event dan Rubrik Ragam.

Anda mungkin juga menyukai

  • Resep
    Resep
    Dokumen1 halaman
    Resep
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Proposal Permohonan Bantuan Dana Pendindikan
    Proposal Permohonan Bantuan Dana Pendindikan
    Dokumen4 halaman
    Proposal Permohonan Bantuan Dana Pendindikan
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Asti
    Asti
    Dokumen3 halaman
    Asti
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Wisata Di BaLi
    Wisata Di BaLi
    Dokumen3 halaman
    Wisata Di BaLi
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Pres
    Pres
    Dokumen3 halaman
    Pres
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Agenda
    Agenda
    Dokumen2 halaman
    Agenda
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi
    Komunikasi
    Dokumen3 halaman
    Komunikasi
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Kartu Konsultasi Bimbingan 2
    Kartu Konsultasi Bimbingan 2
    Dokumen1 halaman
    Kartu Konsultasi Bimbingan 2
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Komunikasi
    Komunikasi
    Dokumen3 halaman
    Komunikasi
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Agenda
    Agenda
    Dokumen2 halaman
    Agenda
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Nama
    Nama
    Dokumen1 halaman
    Nama
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • SPM Imah
    SPM Imah
    Dokumen9 halaman
    SPM Imah
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Kliping Penemu
    Kliping Penemu
    Dokumen42 halaman
    Kliping Penemu
    Rindy Maranica-Muksin
    100% (1)
  • Chapter I PDF
    Chapter I PDF
    Dokumen13 halaman
    Chapter I PDF
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Pengembangan Hipotesis
    Pengembangan Hipotesis
    Dokumen2 halaman
    Pengembangan Hipotesis
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Cahaya Bintang
    Cahaya Bintang
    Dokumen298 halaman
    Cahaya Bintang
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Pengembangan Hipotesis
    Pengembangan Hipotesis
    Dokumen2 halaman
    Pengembangan Hipotesis
    Rindy Maranica-Muksin
    Belum ada peringkat
  • Tes Potensi Akademik TPA Download Gratis
    Tes Potensi Akademik TPA Download Gratis
    Dokumen0 halaman
    Tes Potensi Akademik TPA Download Gratis
    Heri Yanto
    82% (34)