Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini penggunaan membran dalam pemrosesan produk makanan


banyak digunakan, terutama pada produk cair, seperti pemekatan sari buah,
penjernihan sari buah, pemekatan susu, pengolahan kecap, pengolahan madu dan
pemurnian/pemekatan protein. Pada industri pengolahan makanan, peningkatan
kualitas membran memberikan dampak baik bagi kualitas produk. Membran
tersebut berfungsi sebagai saringan yang akan memisahkan senyawa yang berat
molekulnya berbeda sehingga pada akhirnya akan diperoleh produk yang sangat
kaya akan senyawa tertentu yang diinginkan.1-2
Membran ultrafiltrasi adalah teknik proses pemisahan menggunakan
membran untuk memisahkan berbagai zat terlarut dengan BM (berat molekul)
tinggi, aneka koloid, protein, mikroba sampai padatan tersuspensi dari larutan.
Membran semipermeabel dipakai untuk memisahkan makromolekul dari larutan.
Ukuran dan bentuk molekul terlarut merupakan faktor penting.3
Membran ultrafiltrasi memiliki penerapan yang cukup luas dalam
teknologi membran. Membran ini biasa digunakan untuk memisahkan
makromolekul dan koloid dari larutannya. Membran ultrafiltrasi merupakan
membran porous dimana rejeksi zat terlarut sangat dipengaruhi oleh ukuran dan
berat zat terlarut relatif terhadap ukuran pori membran. Membran ini memiliki
struktur yang asimetris dengan lapisan permukaan dense (ukuran pori lebih kecil)
sehingga tahanan hidrodinamiknya lebih besar. Ukuran pori membran UF berkisar
antara 1-100nm. Ketebalan lapisan atas membran ultrafiltrasi umumnya kurang
dari 1μm.3
Proses membran memberikan beberapa keuntungan dalam proses
pemisahan protein diantaranya konsumsi energi yang rendah, penggunaan dapat
kontinyu, tidak membutuhkan zat kimia tambahan, mampu memisahkan zat yang
sensitif terhadap temperatur serta tidak terjadi perubahan fasa.4
Salah satu parameter kinerja dari membran adalah fluks. Fluks adalah
jumlah volume permeat yang melewati membran dalam waktu tertentu dengan
adanya gaya dorong yang berupa tekanan.5 Umumnya, proses pemisahan dengan
menggunakan membran memiliki kelemahahan akibat penurunan fluks.
Penurunan fluks disebabkan oleh terjadinya penyumbatan pada pori-pori
membran, polarisasi konsentrasi, adsorbsi, dan terbentuknya lapisan gel sehingga
menambah tahanan pada umpan untuk dibawa melewati membran. Polarisasi
konsentrasi adalah terjadinya penumpukan molekul pada permukaan membran
sehingga dapat memperkecil harga fluks sedangkan fouling adalah suatu proses
dimana solute atau partikel mengendap pada permukaan membran atau dinding
pori membran yang juga dapat mengurangi harga fluks.
Fouling pada membran dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu
reversible fouling dan irreversible fouling. Reversible fouling dapat diatasi dengan
cara backwashing . Pecucian dengan mengunakan zat kimia (Chemical Cleaning)
dilakukan untuk mengatasi irreversible fouling. Pencucian dengan menggunakan
zat kimia harus dibatasi, karena penggunaan zat kimia berulang-ulang akan
mempersingkat umur pakai (life time) dari membran. Sehingga untuk
menanggulangi fouling dilakukanlah modifikasi-modifikasi pada pembuatan
membran.5
Polietersulfon (PES) adalah salah satu jenis polimer yang sangat populer
dan luas digunakan sebagai bahan dasar pembuatan membran ultrafiltrasi dan
mikrofiltrasi, hal tersebut dikarenakan karakteristik dari polietersulfon (PES) yang
stabil pada kisaran temperatur yang luas mencapai 210°C. selain itu,
Polietersulfon (PES) memiliki toleransi pH dan daya tahan terhadap klorin yang
cukup baik. Namun demikian, Polietersulfon(PES) memiliki kelemahan umum
yaitu sifat hidrofobik yang dapat mengakibatkan mudah terjadinya fouling.
Penambahan zat aditif tertentu diharapkan dapat menurunkan sifat hidrofobik dari
membran polietersulfon (PES).
Penelitian-penelitian sebelumnya banyak dilakukan modifikasi membran
untuk mengatasi permasalahan fouling oleh protein. Diantaranya adalah dengan
melakukan modifikasi permukaan membran dengan penambahan aditif
onic F127 untuk meningkatkan sifat hidrofilisitas pada membran, memodifikasi
permukaan membran dengan larutan kitosan, dengan menggunakan
polivinilalkohol (PVA) pada permukaan membran, serta penambahan aditif Poli
Etilen Glikol (PEG) pada membran ultrafiltrasi serat berongga.6-9 Pada penelitian
ini akan dipelajari kinerja membran yang telah dimodifikasi dengan aditif
terhadap pengaruhnya pada fluks dari permeat larutan protein yang dihasilkan
dan akan dibandingkan dengan kinerja dari membran tanpa penambahan aditif.
Pada penelitian ini akan diuji membran PES modifikasi terhadap
pemisahan dan penyerapan BSA. Bovine Serum Albumine (BSA) merupakan
protein dengan berat molekul yang besar (66.000 Da) dan juga model protein yang
baik untuk dipelajari dalam membran filtrasi karena memiliki kemampuan dalam
polarisasi konsentrasi dan fouling karena memiliki molekul yang besar, selain itu
Bovine Serum Albumin (BSA) memiliki sifat yang lebih stabil dibandingkan
protein lainnya.10,11
1.2 Perumusan Masalah
Membran ultrafiltrasi seringkali digunakan dalam pemisahan protein.
Membran tersebut dipilih karena beberapa keuntungan diantaranya adalah
konsumsi energi yang rendah. Masalah serius yang ditemui dalam membran
ultrafiltrasi adalah kecenderungan terjadinya penurunan fluks sepanjang waktu
operasi akibat fouling dan scaling. Hal tersebut dapat menurunkan efektifitas
membran untuk proses pemisahan protein selanjutnya. Modifikasi struktur
permukaan membran adalah salah satu metode yang dilakukan untuk
meminimalisir persoalan fouling. Penambahan polimerik aditif yang mengandung
gugus hidroksil kedalam larutan polimer dapat meningkatkan sifat hidrofilisitas
membran campuran (blending membran) sehingga diharapkan dapat mengurangi
permasalahan fouling yang terjadi.
Pada penelitian ini akan dipelajari apakah membran polietersulfon (PES)
yang dimodifikasi dapat mengatasi kecenderungan fouling, dan untuk mengetahui
bagaimana pengaruh membran-membran tersebut terhadap daya adsorpsi dari
Bovine Serum Albumine (BSA).

1.2 Tujuan Percobaan


a. Tujuan Umum
Tujuan secara umum dari penelitian ini adalah pemisahan protein
dengan menggunakan membran polietersulfon (PES) yang dimodifikasi
dan melihat kinerja membran polietersulfon (PES) yang dimodifikasi
terhadap pemisahan protein.

b. Tujuan Khusus
1. Untuk mempelajari pengaruh protein terhadap daya rejeksi dan daya
adsorpsi protein (BSA) pada masing-masing membran polietersulfon
(PES)
2. Untuk melihat pengaruh membran PES dan PES modifikasi terhadap
daya rejeksi dan daya adsorpsi masing-masing membran
polietersulfon (PES)

1.3 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif teknologi untuk
pemisahan protein pada pegolahan makanan (food processing) dengan
menggunakan membran dan penelitian ini diharapkan dapat mengatasi
permasalahan fouling pada proses pemisahan protein dengan menggunakan
membrane PES yang dimodifikasi.

Anda mungkin juga menyukai