Lampiran Peraturan Menteri - PK PDF
Lampiran Peraturan Menteri - PK PDF
KEPUTUSAN ____(1)____
NOMOR: ____(2)____
TENTANG
____(4)____,
L-1
Ditetapkan di ____(33)____
pada tanggal ____(34)____
____(35)____
____(36)____
L-2
____(42)____
Keterangan:
(1), (4), (11), (12), (15), (24), (28), (35), (37), dan (41): untuk RTRWN yaitu
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional, untuk RTRWP yaitu gubernur yang RTRWP-nya ditinjau
kembali, dan untuk RTRWK/K yaitu bupati/walikota yang
RTRWK/K-nya ditinjau kembali
(2), (38): nomor
(3), (6), (8), (10), (13), (16) s.d (23), (25) s.d. (27), (29), (30), (40): RTRW yang
ditinjau kembali
(4) : untuk RTRWN yaitu Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional, untuk RTRWP dan RTRWK/K yaitu gubernur
atau bupati/walikota yang RTRW-nya ditinjau kembali
(5) : pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengamanatkan
dilakukannya peninjauan kembali, yaitu sbb.:
- untuk peninjauan kembali RTRWN yaitu antara lain Pasal 20
ayat (4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (UU 26/2007) dan Pasal 82 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (PP 15/2010);
- untuk peninjauan kembali RTRWP yaitu antara lain Pasal 23
ayat (4) UU 26/2007 dan Pasal 82 ayat (1) PP 15/2010;
L-3
L-4
L-5
Tabel II.1
Contoh Matriks Dinamika Pembangunan
Indikasi Dampak
No Dinamika Kondisi Saat Keterangan
Perubahan terhadap
Pembangunan Penyusunan RTRW
Muatan RTRW
(1) (2) (3) (4) (5)
Adanya kebutuhan
Belum ada
dan potensi Mempengaruhi perubahan
pertimbangan Juga tertuang
pembangunan PLTS rencana struktur ruang,
1 pembangunan PLTS dalam Perpres
dengan kapasitas yaitu pada rencana
50 MW di RTRW Nasional
sebesar 50 MW di jaringan prasarana energi
Kabupaten X
Kabupaten X
2
n
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi dengan penomoran
(2) Diisi dengan perubahan kebijakan, isu strategis, atau dinamika pembangunan lainnya sejak
ditetapkannya RTRW sampai dengan saat peninjauan kembali
(3) Diisi dengan kebijakan, isu strategis, atau kondisi/kebutuhan pembangunan pada saat penyusunan
RTRW. Isian pada kolom ini harus relevan atau dapat diperbandingkan dengan isian pada kolom (2)
(4) Diisi dengan keterangan dan/atau analisis yang dibutuhkan berkaitan dengan isian pada kolom (2)
dan (3). Kolom ini tidak peru diisi jika tidak dibutuhkan keterangan atau penjelasan lebih lanjut
(5) Diisi dengan indikasi dampak terhadap muatan RTRW yang diakibatkan oleh adanya perubahan atau
perbedaan pada isian kolom (2) dan (3) yang menunjukkan adanya dinamika pembangunan. Jika
tidak ada dinamika pembangunan yang terjadi maka kolom ini tidak perlu diisi
L-6
Tabel II.2
Contoh Matriks Realisasi Program Lima Tahunan
Keterangan Terkait
No Indikasi Program Lima Tahunan Realisasi Program
Realisasi Program
(1) (2) (3) (4)
Perwujudan rencana struktur ruang
Pembangunan jalan
arteri primer Ruas atau lokasi
Pembangunan jalan arteri primer
dilaksanakan pada pembangunan jalan tidak
1 yang menghubungkan Kabupaten
ruas yang sesuai dengan rencana
A dan B
menghubungkan tata ruang
Kabupaten B dan C
2 B
n C
Perwujudan rencana pola ruang
1 A
2 B
n C
Perwujudan rencana kawasan strategis
1 A
2 B
n C
Petunjuk pengisian:
(1) Diisi dengan penomoran
(2) Diisi dengan indikasi program lima tahunan sebagaimana tercantum dalam lampiran PP
RTRWN/Perda RTRW
(3) Diisi dengan realisasi program pembangunan sejak ditetapkannya RTRW sampai dengan saat
peninjauan kembali
(4) Diisi dengan keterangan yang diperlukan antara lain: kesesuaian jenis dan besaran realisasi
program, permasalahan terkait realisasi program, dan isian lainnya yang relevan
Tabel II.3
Contoh Rekapitulasi Hasil Pengkajian untuk RTRW
Nasional/Provinsi/Kabupaten
Kebutuhan Pembangunan
Muatan RTRW
No. Dinamika Pelaksanaan
Nasional/Provinsi/Kabupaten
Pembangunan Pemanfaatan Ruang
(1) (2) (3) (4)
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1
PENATAAN RUANG
Adanya kebutuhan
untuk
1.1. Tujuan penataan ruang mempertimbangkan -
potensi kerawanan
bencana
1.2. Kebijakan penataan ruang
1.3. Strategi penataan ruang
2 RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH
2.1. Sistem pusat pelayanan
2.1.1. Sistem perkotaan
a PKN
b PKW
c PKL
d PKSN
2.1.2. Sistem pedesaan
2.2. Sistem jaringan prasarana
2.2.1. Sistem jaringan transportasi
Sistem jaringan
a
transportasi darat
Ada kebutuhan Pembangunan ruas
pembangunan jalan jalan arteri primer
arteri primer yang yang
menghubungkan menghubungkan
kota B-C Kabupaten A-B
1) Jaringan jalan
Dst. tidak sesuai, karena
pembangunan
dilakukan di ruas
B-C
Dst.
Jaringan jalur kereta
2)
api
Jaringan
transportasi sungai,
3)
danau, dan
penyeberangan
Sistem jaringan
b
transportasi laut
L-8
L-10
L-11
L-13
A. Kualitas RTRW
Kualitas RTRW dievaluasi dengan cara melihat beberapa indikator yang
meliputi kelengkapan dan kedalaman rencana tata ruang serta kualitas
data yang digunakan pada saat penyusunan rencana tata ruang. Secara
lebih rinci, berikut adalah indikator-indikator yang digunakan dalam
melakukan evaluasi kualitas RTRW:
Tabel III.1
Contoh Tabel Kelengkapan dan Kedalaman Materi Muatan RTRW
Nasional/Provinsi/Kabupaten
Kelengkapan Kedalaman Catatan
No. Muatan RTRW Nasional/Provinsi/Kabupaten
Ada Tidak Cukup Kurang Evaluasi
(1) (2) (3) (4) (5)
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI
1
PENATAAN RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang √ √ -
L-14
L-16
2) Kualitas data
Kualitas data yang digunakan dalam penyusunan rencana tata ruang
harus memenuhi ketentuan minimal sebagaimana yang telah
ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Kualitas data
menjadi bagian penting untuk dilakukan evaluasi karena akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas analisis dan output yang dihasilkan.
Checklist evaluasi kualitas data dalam penyusunan RTRW dapat
dilihat pada tabel di bawah ini. Untuk kualitas data yang perlu
diperhatikan adalah kelengkapan data yang digunakan serta relevansi
data yang digunakan pada saat penyusunan dibandingkan dengan
kondisi saat ini, apakah masih relevan atau perlu dilakukan
pemutakhiran data. Penjelasan yang harus diisikan pada catatan
evaluasi dapat berupa dampak akibat penggunaan data yang tidak
lengkap dan sudah tidak relevan diisi terhadap muatan pengaturan
yang ada dalam rencana tata ruang atau catatan evaluasi lainnya
yang dianggap penting. Contoh, jika data kependudukan saat ini
sudah sangat berbeda dengan data yang digunakan pada saat
penyusunan RTRW terdahulu maka kondisi ini akan berdampak
terhadap penetapan atau penyusunan rencana struktur ruang.
Tabel III.3
Ketentuan Data Minimal Yang Harus Digunakan Dalam Penyusunan RTRW
Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota
Relevansi dengan
Kelengkapan
Kondisi Saat Ini
No. Jenis Data Tidak ada/ Catatan Evaluasi
Ada/ Masih Perlu
Tidak
Lengkap Relevan Updating
Lengkap
(1) (2) (3) (4) (5)
Data wilayah √ √ -
1.
administrasi
2. Data fisiografis √ √ -
Data
kependudukan
time series perlu
3. Data kependudukan √ √ di-update karena
akan sangat
berpengaruh
terhadap analisis
L-19
L-20
A
x 100% = a%
X
L-22
A
x 100% = a%
X
Atau
Luas kawasan menurut RTRW adalah X hektar, sedangkan luas
kawasan berdasarkan kondisi eksisting pada saat peninjauan
kembali dilaksanakan adalah B hektar, maka ketidaksesuaian
yang terjadi sebesar:
X-B
x 100% = b%
X
c) Kawasan strategis
Evaluasi kesesuaian pelaksanaan pemanfaatan ruang untuk
kawasan strategis secara kuantitatif juga dihitung dengan cara
perhitungan yang diterapkan untuk struktur dan pola ruang.
Pelaksanaan pemanfaatan ruang untuk perwujudan kawasan
strategis hanya dihitung untuk program-program yang belum
tertuang dalam rencana struktur dan rencana pola ruang untuk
menghindari double counting. Sehingga program-program
perwujudan kawasan strategis yang sudah tertuang dalam
program dalam rangka perwujudan rencana struktur ruang dan
pola ruang tidak perlu dihitung kembali.
L-23
L-24
L-25
Gambar IV.1
Ilustrasi Hasil Penilaian
PENGKAJIAN EVALUASI PENILAIAN
L-26
Catatan:
1. Penilaian Peninjauan Kembali RTRW diawali dengan penilaian per aspek baik aspek
kualitas RTRW, aspek kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan dan aspek
pelaksanaan pemanfaatan ruang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan masing-
masing aspek.
2. Tahap kedua dilakukan rekapitulasi nilai setiap aspek. Ini mempermudah untuk
mengetahui hasil penilaian per aspek yang dijabarkan dalam masing-masing tabel.
3. Tahap ketiga adalah rekapitulasi hasil penilaian keseluruhan atau rekapitulasi akhir
semua aspek (dalam satu tabel) dikalikan dengan bobot, yang mana hasil dalam tabel ini
akan menentukan nilai akhir apakah RTRW direvisi atau tidak direvisi.
Tabel IV.1
Contoh Tabel Kelengkapan dan Kedalaman Muatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nas/Prov/Kab
Kelengkapan Kedalaman
No. Muatan RTRW Nasional/Provinsi/Kabupaten Nilai
Ada Tidak Cukup Kurang
L-28
L-29
L-30
L-31
Tabel IV.3
Contoh Tabel Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
Muatan RTR Yang Harus Diacu dan Peraturan Kesesuaian
No. Perundangan/Kebijakan yang Nilai
Terkait/Mempengaruhi Pelaksanaan RTRW Sesuai Tidak Sesuai
(1) (2) (3) (4)
1 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang √ 3
2 UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah √
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil dan UU No. 01 Tahun
2014 tentang Perubahan atas UU No. 27 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil 0
3 UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup √ 3
Total Keseluruhan 6,00
Nilai Rata-rata 2
L-32
L-33
L-34
L-37
Hasil penilaian tiap aspek baik kualitas RTRW, aspek kesesuaian dengan
peraturan perundang-undangan dan aspek pelaksanaan pemanfaatan ruang
selanjutnya direkapitulasi menjadi satu untuk mengetahui hasil akhir
penilaian. Rekapitulasi dapat dilakukan per aspek atau secara keseluruhan.
Rekapitulasi akhir selanjutnya akan dikalikan dengan bobot tiap aspek
kemudian dibagi tiga sehingga menghasilkan nilai akhir dimana nilai tersebut
menentukan apakah RTRW perlu direvisi atau tidak direvisi. Pembobotan
setiap aspek penilaian harus mengikuti ketentuan sebagaimana ditampilkan
pada Tabel IV.5, yaitu aspek kualitas RTRW memiliki bobot penilaian 30%,
kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan 30%, dan pelaksanaan
pemanfaatan ruang adalah 40%.
Tabel IV.5
Tabel Bobot Penilaian Berdasarkan Aspek
Aspek Penilaian Nilai Bobot (%)
1. Kualitas RTRW 30
2. Kesesuaian Peraturan Perundang-undangan 30
3. Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 40
Hasil akhir dari semua aspek penilaian selanjutnya diberikan kriteria untuk
menentukan apakah RTRW yang dinilai secara umum memiliki kualitas baik
atau buruk. Kualitas RTRW yang dinyatakan baik menghasilkan rekomendasi
RTRW tidak direvisi sedangkan RTRW yang dinyatakan buruk menghasilkan
rekomendasi RTRW yang direvisi. Berikut adalah kriteria rekomendasi revisi
dan tidak revisi berdasarkan metode kuantitatif sesuai dengan bobot penilaian
yang telah ditetapkan:
Tabel IV.6
Contoh Tabel Rekapitulasi Hasil Penilaian
No Aspek Penilaian Nilai
Kualitas RTRW
1 Kelengkapan dan Kedalaman Muatan RTRW 2,56
2 Kualitas Data 1,83
Total 4,39
Nilai Rata-rata 2,2
Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan
1 Kesesuaian dengan Peraturan Perundang-undangan 2,00
L-38
Tabel IV.7
Contoh Tabel Rekapitulasi Akhir
Hasil Penilaian Peninjauan Kembali RTRW
Nilai Perkalian
No Aspek Bobot
Akhir Bobot
(1) (2) (3) (4) (5= 3x4)
1 Kualitas RTRW 2,2 30 66
2 Kesesuian Terhadap Peraturan Per-UU-an 2 30 60
3 Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang 2,02 40 80,80
Total 6,18 100 206,80
Rata-rata Nilai Penilaian Akhir PK RTRW 2,06 68,93
A. Kualitas RTRW
1) Kelengkapan dan Kedalaman Muatan RTRW
Penilaian terhadap kelengkapan dan kedalaman muatan RTRW
dengan metode kualitatif dilakukan dengan cara memberikan
penilaian baik, kurang baik, dan buruk terhadap kelengkapan dan
kedalaman muatan RTRW oleh Tim PK sesuai dengan kriteria minimal
yang ditetapkan.
L-39
2) Kualitas Data
Penilaian terhadap kualitas data RTR dengan metode kualitatif
dilakukan dengan cara memberikan penilaian baik, kurang baik, dan
buruk terhadap kualitas data yang digunakan dalam penyusunan RTR
oleh Tim PK sesuai dengan kriteria minimal yang ditetapkan.
Tabel IV.9
Contoh Kriteria Penilaian Kualitas Data
No. Hasil Penilaian Kriteria Minimal yang Harus Dipenuhi
1 Baik 1. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW lengkap
sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
dan pedoman penyusunannya
2. Seluruh data yang digunakan masih relevan dan tidak perlu
dilakukan pemutakhiran
2 Kurang baik 1. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW lengkap
sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan
dan pedoman penyusunannya
2. Sebagian data yang digunakan dalam penyusunan RTRW sudah
tidak relevan dan perlu dilakukan pemutakhiran karena akan
mempengaruhi kualitas analisis dan output yang dihasilkan
3 Buruk 1. Data yang digunakan sebagai dasar penyusunan RTRW tidak
lengkap atau tidak sesuai sebagaimana yang diamanatkan oleh
peraturan perundang-undangan dan pedoman penyusunannya
2. Sebagian besar atau seluruh data yang digunakan dalam
L-40
Tabel IV.10
Contoh Kriteria Penilaian Kesesuaian dengan peraturan perundang-undangan
No. Hasil Penilaian Kriteria Minimal yang Harus Dipenuhi
1 Sesuai 1. Muatan RTRW sudah konsisten dengan seluruh muatan rencana
tata ruang yang ada di atasnya
2. Muatan RTRW sudah sesuai dengan seluruh peraturan
perundang-undangan yang terkait atau berpengaruh terhadap
RTRW
3. Muatan RTRW masih sesuai dan sejalan dengan kebijakan
pemerintah yang baru yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan
4. Penyusunan dan penetapan RTRW didasarkan pada proses dan
prosedur sebagaimana yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan
2 Tidak sesuai 1. Muatan RTRW tidak konsisten terhadap muatan rencana tata
ruang yang ada di atasnya, yang diakibatkan adanya revisi
terhadap muatan rencana tata ruang yang ada di atasnya
2. Muatan RTRW tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang terkait atau berpengaruh, diakibatkan adanya
perubahan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Muatan RTRW tidak sesuai dengan kebijakan pemerintah yang
baru yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
4. Penyusunan dan penetapan RTRW tidak didasarkan pada proses
dan prosedur sebagaimana yang ditetapkan oleh peraturan
perundang-undangan
Tabel IV.11
Contoh Kriteria Penilaian Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang
Pelaksanaan Hasil
No. Kriteria Minimal yang Harus Dipenuhi
Pemanfaatan Ruang Penilaian
1 Jenis dan besaran Tinggi 1. Realisasi kesesuaian pemanfaatan ruang
pelaksanaan sebagaimana tertuang dalam indikasi program
pemanfaatan ruang lima tahunan sama dengan atau lebih dari
50% dari rencana yang telah ditetapkan
L-41
L-42
L-43
KEPUTUSAN ____(1)____
NOMOR: ____(2)____
TENTANG
____(3)____
____(4)____,
L-44
Ditetapkan di ____(20)____
pada tanggal ____(21)____
____(22)____
____(23)____
Keterangan:
(1), (4), (8), (11), (20) : untuk RTRWN yaitu Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional, untuk RTRWP
yaitu gubernur yang RTRWP-nya ditinjau kembali, dan
untuk RTRWK/K yaitu bupati/walikota yang
RTRWK/K-nya ditinjau kembali
(2) : tanggal surat
(3), (9), (12), (13), (14), (17) : rekomendasi tidak perlu dilakukan
revisi/rekomendasi perlunya dilakukan revisi
(6), (7), (12), (13), (15), (18) : RTR yang ditinjau kembali
(5) : pasal dalam peraturan perundang-undangan yang mengamanatkan
dilakukannya peninjauan kembali, yaitu sbb.:
- untuk peninjauan kembali RTRWN yaitu antara lain Pasal 20
ayat (4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang (UU 26/2007) dan Pasal 82 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (PP 15/2010);
L-45
L-46
Tabel VI.1
Ketentuan Bobot Masing-Masing Muatan Materi dalam RTRW Nasional
BOBOT
NO MUATAN RTRW NASIONAL KETERANGAN
MATERI
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 15,00%
1.1. Tujuan penataan ruang 5,00%
1.2. Kebijakan penataan ruang 5,00%
1.3. Strategi penataan ruang 5,00%
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 40,00%
2.1. Sistem pusat pelayanan 5,00%
2.1.1. Sistem perkotaan nasional 4,00%
a. PKN 1,00%
b. PKW 1,00%
c. PKL 1,00%
d. PKSN 1,00%
2.1.2. Sistem perdesaan 1,00%
2.2. Sistem jaringan prasarana 35,00%
1. Sistem jaringan transportasi nasional 20,00%
a. Sistem jaringan transportasi darat 10,00%
1) Jaringan jalan nasional 5,00%
2) Jaringan jalur kereta api 3,00%
3) Jaringan transportasi sungai, danau, dan 2,00%
penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut 5,00%
1) Tatanan kepelabuhan 2,50%
2) Alur pelayaran 2,50%
c. Sistem jaringan transportasi udara 5,00%
1) Tatanan kebandarudaraan 2,50%
L-47
Tabel VI.3
Ketentuan Bobot Masing-Masing Muatan Materi dalam RTRW Kabupaten
BOBOT
NO MUATAN RTRW KABUPATEN KETERANGAN
MATERI
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG 15,00%
1.1. Tujuan penataan ruang 5,00%
1.2. Kebijakan penataan ruang 5,00%
1.3. Strategi penataan ruang 5,00%
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 30,00%
2.1. Sistem pusat pelayanan 5,00%
2.1.1. Sistem perkotaan 3,00%
a. PKN 0,75%
b. PKW 0,75%
c. PKL 0,75%
d. PKSN 0,75%
2.1.2. Sistem pedesaan 2,00%
2.2. Sistem jaringan prasarana 25,00%
2.2.1. Sistem jaringan transportasi 9,00%
a. Sistem jaringan transportasi darat 5,00%
1) Jaringan jalan 3,00%
2) Jaringan jalur kereta api 1,00%
3) Jaringan transportasi sungai, danau, 1,00%
dan penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut 2,00%
L-50
Keterangan:
1. Materi Muatan RTRW Provinsi disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik di masing-masing
Kabupetan
2. Pembagian bobot materi disesuaikan dengan ketersediaan materi muatan RTRW Kabupetan di masing-
masing Kabupetan
3. Pembagian bobot materi muatan disesuaikan jika ada peraturan penyusunan RTRW Kabupaten yang
terbaru
Tabel VI.4
Ketentuan Bobot Masing-Masing Muatan Materi dalam RTRW Kota
BOBOT
NO MUATAN RTRW KOTA KETERANGAN
MATERI
1. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN 10,00%
RUANG
1.1. Tujuan penataan ruang 3,33%
1.2. Kebijakan penataan ruang 3,33%
1.3. Strategi penataan ruang 3,33%
2. RENCANA STRUKTUR RUANG WILAYAH 27,50%
2.1. Hirarki Pusat Pelayanan Wilayah Kota 2,50%
2.1.1. Pusat pelayanan kota 0,83%
2.1.2. Sub pusat pelayanan kota 0,83%
2.1.3. Pelayanan lingkungan 0,83%
2.2. Sistem jaringan prasarana 25,00%
2.2.1. Sistem jaringan transportasi 9,00%
a. Sistem jaringan transportasi darat 5,00%
1) Jaringan jalan 3,00%
2) Jaringan jalur kereta api 1,00%
3) Jaringan transportasi sungai, 1,00%
danau, dan penyeberangan
b. Sistem jaringan transportasi laut 2,00%
c. Sistem jaringan transportasi udara 2,00%
2.2.2. Sistem jaringan energi 3,20%
a. Jaringan pipa minyak dan gas 1,07%
bumi
b. Pembangkit tenaga listrik 1,07%
c. Jaringan transmisi tenaga listrik 1,07%
2.2.3. Sistem jaringan telekomunikasi 3,20%
a. Jaringan terestrial 1,60%
b. Jaringan satelit 1,60%
2.2.4. Sistem jaringan sumber daya air 3,20%
2.2.5. Sistem prasarana pengelolaan 3,20%
lingkungan
a. Sistem drainase 0,80%
b. Sistem persampahan 0,80%
c. Sistem penyediaan air bersih 0,80%
d. Sistem pengelolaan limbah 0,80%
2.2.6. Sistem jaringan prasarana lainnya 3,20%
3. RENCANA POLA RUANG 27,50%
3.1. Kawasan Lindung 13,75%
3.1.1. Kawasan hutan lindung 1,96%
3.1.2. Kawasan yang memberikan 1,96%
perlindungan terhadap kawasan
bawahannya
L-52
L-53
Keterangan:
1. Materi Muatan RTRW Kota disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik di masing-masing
kabupaten
2. Pembagian bobot materi disesuaikan dengan ketersediaan materi muatan RTRW Kota di masing-masing
Kota
3. Pembagian bobot materi muatan disesuaikan jika ada peraturan penyusunan RTRW Kota yang terbaru
Ttd.
SOFYAN A. DJALIL
L-54