1 LATAR BELAKANG
Penataan ruang adalah suatu proses yang berkelanjutan dan akan terus
mengalami perkembangan sesuai dengan pemanfaatan ruang dan daya dukung
ruang oleh pengguna ruang, sebagai upaya dalam penjabaran pelaksanaan
pembangunan, dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, yang sejalan dengan penerapan desentralisasi dan
otonomi daerah sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004.
Sehubungan dengan itu, Kota Serang yang telah terbentuk sejak Tahun 2007
berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang di Provinsi Banten, dalam pola pemanfaatan ruangnya mengalami
perkembangan yang cukup pesat, maka diperlukan suatu arahan dalam
pemanfataan ruang dan mengendalikan pemanfaatannya dari pengguna ruang
dalam implementasi pembangunannya agar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, sehingga diperlukan dokumen RTRW Kota Serang untuk dapat
dijadikan sebagai alat perencanaan tata ruang dan sebagai pedoman untuk
mewujudkan keterpaduan wilayah dalam menyelenggarakan pemanfaatan ruang
serta dipayungi hukum melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011.
Selain itu, terdapat pula Surat Edaran Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
112/LB.120/M/4/2014, perihal: Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) dalam RTRW Kabupaten/Kota. Surat Edaran itu berisikan Kota Serang
merupakan salah satu dari 195 Kabupaten/Kota yang telah menerbitkan perda
RTRW tetapi belum menetapkan LP2B sebagaimana telah diamanatkan dalam
Undang-Undang N0 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang mengamanatkan perlunya penetapan LP2B
dalam RTRW Kabupaten/Kota.
Dalam peninjauan kembali atau review penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Serang adalah suatu kegiatan dalam sistem penataan ruang, sebagaimana
yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang sesuai dengan sistem penataan ruang yang berlaku, secara
periodik 5 tahun sekali dan sejalan dengan ketentuan tersebut, pada pasal 83
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 telah mengamanatkan
bahwa Terhadap RTRW Kota Serang dapat dilakukan peninjauan kembali minimal
5 (lima) tahun sekali. Peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya
untuk melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan
Lingkup wilayah pekerjaan ini adalah wilayah administrasi Kota Serang lokasi
penyusunan evaluasi RTRW Kota dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Kajian ini ditujukan untuk mengevaluasi keabsahan produk RTRW, baik dalam hal
kelengkapan dan keabsahan data, metoda dan hasil analisis, perumusan konsep
dan strategi, produk rencana tata ruang, maupun prosedur penyusunan.
Identifikasi ini dilakukan dengan metodologi deskriptif analisis, artinya tidak hanya
menjabarkan fakta adanya faktor eksternal yang ada, tapi juga menganalisi lebih
lanjut mengenai dampak faktor tersebut terutama terhadap penataan ruang
wilayah.
Pada tahap ini dilakukan beberapa kajian, penilaian dan evaluasi terhadap faktor-
faktor eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap simpangan-simpangan
tampak untuk melihat hubungan korelasi diantara faktor-faktor tersebut, serta kuat
lemahnya (signifikan) dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap RTRW Kota
Serang yang bersangkutan, kegiatan ini antara lain:
Peninjauan kembali ini tergantung dari Tipologi yang didapat, Peninjauan kembali
tipologi ini dapat berupa:
a. Pembakuan materi RTRW Serang jika berdasarkan hasil peninjauan
ditemukan bahwa materi RTRW Serang yang ditinjau tidak memenuhi
persyaratan minimal sebagai RTRWP yang baku atau
b. Penyesuaian terhadap materi RTRW Serang agar mampu
mengakomodasikan perubahan kebijaksanaan/ tujuan/sasaran
pembangunan dan dinamika perkembangan pemanfaatan ruang, serta untuk
mengoreksi penyimpangan yang terjadi pada perwujudan struktur dan pola
pemanfaatan ruang.
Tidak perlu dilakukan tindakan tertentu karena RTRW Kota Serang masih
ada, tidak perlu dilakukan peninjauan kembali, dapat tetap digunakan
sebagai acuan dalam pembangunan kota.
2) Tipologi B
Bila RTRW Kota Serang sah, juga simpangan kecil, sedangkan terjadi
perubahan faktor eksternal.
a) Masukan.
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja
RTRW Kota Serang
b) Proses,
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
c) Keluaran.
Rumusan Strategi Pengembangan wilayah yang baru
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang baru.
3) Tipologi C.
Bila RTRW Kota Serang sah, terjadi simpangan besar dan perubahan
faktor eksternal secara signifikan.
a) Masukan.
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja
RTRW Kota Serang
c) Keluaran.
Rumusan Strategi Pengembangan wilayah yang baru
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang baru.
5) Tipologi E
Bila RTRW Kota Serang tidak sahih, simpangan kecil, faktor eksternal
berubah.
Untuk tipologi ini hal-hal yang perlu dilakukan dalam peninjauan kembali
yang disebabkan oleh ketidak shihan rencana ditinjau aspek substansi
yang tidak memenuhi ketentuan prosedure dan proses penyusunan
rencana dan adanya perubahan faktor-faktor eksternal yang perlu
terakomodasi seperti perubahan kebijaksanaan, adanya peraturan atau
rujukan baru, dinamika pertumbuhan ekonomi atau paradigma baru
penataan ruang. Dengan demikian dalam peninjauan kembali diperlukan
langkah-langkah menyeluruh terhadap perbaikan substansi rencana dan
penyesuauaian terhadap aspek eksternal. Tata cara yang perlu dilakukan
adalah:
a) Masukan.
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja
RTRW Kota Serang
Identifikasi Kinerja RTRW Kota Serang (data analisis dan produk
rencana)
Identifikasi pemanfaatan ruang yang sedang berjalan
c) Keluaran.
Rumusan Strategi Pengembangan wilayah yanng baru
Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang baru.
6) Tipologi F
Bila RTRW Kota Serang tidak sahih, simpangan kecil, faktor eksternal
tetap. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tipologi ini adalah revisi atau
peninjauan kembali secara menyeluruh dengan melakukan pemutakhiran
data, analisa rencana.
a. Masukan.
Identifikasi Kinerja RTRW Kota Serang (data analisis dan produk
rencana)
Identifikasi pemanfaatan ruang yang sedang berjalan
7) Tipologi G
Bila RTRW Kota Serang tidak sahih, simpangan besar, faktor eksternal
berubah
c) Keluaran.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang baru
d) Pemantapan, Pemanfaatan dan Pengendalian.
Peninjauan kembali Pedoman pemanfaatan RTRW Kota Serang
sebagai acuan pembangunan
Peningkatan Dessiminasi RTRW Kota Serang kesetiap sektor dan
RTRW Kota Serang sebagai acuan pembangunan
Peningkatan pemanfaatan RTRW Kota Serang sebagai dukumen
acuan dalam forum rapar koordinasi pembangunan
Peninjauan kembali kegiatan pemantauan dan pelaporan secara
kontinyu terhadap program-program pembangunan dan
implementasi ruang
Peninjauan kembali kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan
program implementasi ruang dan perizinan.
8) Tipologi H
Bila RTRW Kota Serang tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.
Pada tipologi ini. Hal yang perlu dilakuakn adalah revisi atau peninjauan
kembali secara menyeluruh dengan melakukan pemutakhiran data, analisis
dan rencana, baik dalam proses penyusunan maupun substansi yang ada
di dalam produk RTRW Kota Serang yang ada dan Pemantapan dan
pengendalian. Tata Cara yang perlu dilakukan adalah:
b) Proses,
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
Pemutakhiran data, analisis, dan produk rencana disesuaikan
dengan pemanfaatan ruang yang sedanng berjalan yang mengalami
perubahan
Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
wilayah.
Perumusan kembali konsep dan strategi pengembangan wilayah
Penyusunan RTRW Kota Serang
c) Keluaran.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang yang baru
Dalam hal peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun
2010-2030 menghasilkan rekomendasi tindak lanjut yang ditinjau kembali tetap
berlaku sesuai dengan masa berlakunya sedangkan rekomendasi tindak lanjut
dapat disertai dengan usulan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan
ruang.
Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 dapat
dilakukan melalui:
a. Perubahan peraturan perundang-undangan
b. Pencabutan peraturan perundang-undangan
Metode evaluasi yang digunakan dalam kegiatan evaluasi RTRW Kota Serang
Tahun 2010-2030 ini adalah dengan metode skoring dimana materi kajian yang
awalnya kualitatif dirubah menjadi ukuran kuantitatif dengan menggunakan
besaran 0 – 100%. Teknik kuantifikasi diberikan pada masing-masing indikator
dan sub indikator yang tertuang dalam RTRW Kota Serang Tahun 2010-2030.
Bab 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,
ruang lingkup pekerjaan, dan keluaran dari pekerjaan.
Bab 4 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SERANG TAHUN 2010 – 2030
Bab ini menguraikan tentang RTRW Kota Serang atau yang sesuai dengan
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010 – 2030.
Kualitas, Kesahihan
dan Simpangan
Rencana
Penilaian terhadap
perubahan dan
Simpangan
Rekomendasi tidak
perlu dilakukan revisi
atau perlu dilakukan
revisi
Gambar 1.3
Metode Evaluasi