Anda di halaman 1dari 33

1.

1 LATAR BELAKANG

Penataan ruang adalah suatu proses yang berkelanjutan dan akan terus
mengalami perkembangan sesuai dengan pemanfaatan ruang dan daya dukung
ruang oleh pengguna ruang, sebagai upaya dalam penjabaran pelaksanaan
pembangunan, dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang, yang sejalan dengan penerapan desentralisasi dan
otonomi daerah sebagaimana yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004.

Sehubungan dengan itu, Kota Serang yang telah terbentuk sejak Tahun 2007
berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota
Serang di Provinsi Banten, dalam pola pemanfaatan ruangnya mengalami
perkembangan yang cukup pesat, maka diperlukan suatu arahan dalam
pemanfataan ruang dan mengendalikan pemanfaatannya dari pengguna ruang
dalam implementasi pembangunannya agar sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan, sehingga diperlukan dokumen RTRW Kota Serang untuk dapat
dijadikan sebagai alat perencanaan tata ruang dan sebagai pedoman untuk
mewujudkan keterpaduan wilayah dalam menyelenggarakan pemanfaatan ruang
serta dipayungi hukum melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011.

Seiring dengan perkembangan pemanfaatan ruang wilayah di Kota Serang yang


membawa dampak pada pola pergeseran dalam pemanfaatan ruang, hal ini
disebabkan wilayah di Kota Serang sudah menjadi tujuan para pengguna ruang
dalam pemanfaatannya. Untuk mengantisipasi tersebut diperlukan suatu
penetapan dan arahan pemanfaatan ruang secara komprehensif kewilayahannya
serta kawasannya agar lebih terkontrol dan terkendali. RTRW

PT. EKA DWI SATYA I.1


Kota Serang yang disusun pada Tahun 2011 harus dievaluasi untuk menentukan
kesesuainya dengan kondisi saat ini dan paradigma keruangan. Hal ini terjadi
paradigma dalam pemanfaatan ruang karena ruang merupakan nilai ekonomis
dalam arahan pengembangan secara fungsi yang berdampak pula pada
kewilayahannya.

Selain itu, terdapat pula Surat Edaran Menteri Pertanian Republik Indonesia No.
112/LB.120/M/4/2014, perihal: Penetapan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
(LP2B) dalam RTRW Kabupaten/Kota. Surat Edaran itu berisikan Kota Serang
merupakan salah satu dari 195 Kabupaten/Kota yang telah menerbitkan perda
RTRW tetapi belum menetapkan LP2B sebagaimana telah diamanatkan dalam
Undang-Undang N0 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang mengamanatkan perlunya penetapan LP2B
dalam RTRW Kabupaten/Kota.

Maka untuk meningkatkan fungsi kewilayahan dengan mempertegas fungsi ruang


dengan menjaga keseimbangan dan keserasian dalam perkembangan wilayah
antar sektor tersebut, diperlukan suatu penataan ruang secara komperhensif dan
optimal, serasi selaras dan seimbang serta berkesinambungan, hal ini diperlukan
suatu review RTRW dalam setiap lima tahun, yang diawali dengan kajian evaluasi
RTRW, untuk mengidentifikasi apabila ada penyimpangan pemanfaatan ruang
yang tidak sesuai dengan RTRW yang ada.

Dalam peninjauan kembali atau review penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Serang adalah suatu kegiatan dalam sistem penataan ruang, sebagaimana
yang sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang sesuai dengan sistem penataan ruang yang berlaku, secara
periodik 5 tahun sekali dan sejalan dengan ketentuan tersebut, pada pasal 83
Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 telah mengamanatkan
bahwa Terhadap RTRW Kota Serang dapat dilakukan peninjauan kembali minimal
5 (lima) tahun sekali. Peninjauan kembali rencana tata ruang merupakan upaya
untuk melihat kesesuaian antara rencana tata ruang dan kebutuhan

PT. EKA DWI SATYA I.2


pembangunan yang memperhatikan perkembangan lingkungan strategis dan
dinamika internal, serta pelaksanaan pemanfaatan ruang.

Sebelum dilakukan peninjauan kembali, maka perlu dilakukan kajian akademis


evaluasi terhadap RTRW Kota Serang, sehingga dapat diketahui jenis dan
besaran simpangan tata ruang yang dapat menentukan perlu/tidaknya dilakukan
peninjauan kembali terhadap RTRW Kota Serang.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan kajian akademis evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW) Kota Serang 2010 – 2030 dimaksudkan adalah :
1. Untuk melakukan evaluasi perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang;
2. Untuk menentukan tingkat kualitas RTRW Kota Serang ;
3. Untuk menentukan besaran simpangan terhadap RTRW Kota Serang, secara
kuantitatif dan kualitatif, serta perubahan muatan RTRW Kota Serang ;
4. Untuk menentukan perlu tidaknya revisi RTRW Kota Serang.

Adapun tujuan penyusunan kajian akademis evaluasi terhadap Rencana Tata


Ruang Wilayah (RTRW) Kota Serang adalah dalam rangka pelaksanaan
rangkaian peninjauan kembali untuk penyempurnaan RTRW Kota Serang 2010 -
2030, sehingga RTRW dapat dijadikan sebagai acuan kebijakan dan strategi
pemanfataan ruang di wilayah Kota Serang.

1.3 DASAR HUKUM

Penyusunan Dokumen Evaluasi RTRW didasarkan pada:


1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4010);
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4377);

PT. EKA DWI SATYA I.3


3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 132);
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang –
Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau – pulau Kecil;
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kota Serang di
Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4748);
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5068);
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 48);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5103);
12. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010-2030;

PT. EKA DWI SATYA I.4


13. Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030.

1.4 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1.4.1 Wilayah Studi

Lingkup wilayah pekerjaan ini adalah wilayah administrasi Kota Serang lokasi
penyusunan evaluasi RTRW Kota dapat dilihat pada Gambar 1.1.

1.4.2 Lingkup Substansi

Lingkup Pekerjaan Dokumen Evaluasi RTRW Kota Serang adalah sebagai


berikut:
a. Pekerjaan Persiapan :
 Merumuskan dengan pendekatan dan metodologi yang digunakan;
 Menginventarisir dan melengkapi kebutuhan data dan informasi perubahan
pemanfaatan ruang dengan peta dasar terbaru, meliputi :
1) Data dan peta kebijaksanaan pembangunan;
2) Data dan peta kondisi sosial ekonomi;
3) Data dan peta kependudukan / demografi
4) Data dan peta sumberdaya manusia;
5) Data dan peta sumberdaya buatan;
6) Data dan peta sumberdaya alam;
7) Data dan peta penggunaan lahan;
8) Data kelembagaan.
 Melakukan pertemuan untuk mempaduserasikan pemanfaatan ruang Kota
Serang dengan Provinsi Banten dan SKPD terkait;
 Studi kepustakaan;
 Menyusun rencana kerja;
 Menyusun Laporan Pendahuluan.

b. Penilaian dan Evaluasi RTRW:

PT. EKA DWI SATYA I.5


 Penilaian dan evaluasi terhadap RTRW Kota Serang dari sisi kelengkapan
materi dan proses penyusunan dengan mengacu kepada Undang-undang
No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. 15 Tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, mencakup aspek-aspek
kelengkapan data, metodologi yang digunakan, kelengkapan isi rencana
dan peta rencana, tinjauan terhadap pemanfaatan ruang, tinjauan
pengendalian pemanfaatan ruang, kelembagaan, aspek legalitas dan
proses penyusunan rencana, tipologi simpangan berdasarkan tingkat
kesahihan rencana, pengaruh faktor eksternal dan simpangan terhadap
rencana.
 Mengidentifikasi kondisi awal wilayah dan kecenderungan
perkembangannya berdasarkan runtun waktu (time series), mencakup :
1) Data dan peta kebijaksanaan pembangunan;
2) Data dan peta kondisi sosial ekonomi;
3) Data dan peta kependudukan / demografi
4) Data dan peta sumberdaya manusia;
5) Data dan peta sumberdaya buatan;
6) Data dan peta sumberdaya alam;
7) Data dan peta penggunaan lahan;
8) Data kelembagaan.
 Memahami kondisi unsur-unsur pembentuk ruang serta hubungan sebab
akibat terbentuknya kondisi ruang wilayah, dengan memperhatikan
kebijaksanaan pembangunan wilayah yang ada, yang meliputi analisis
terhadap kondisi sekarang dan kecenderungan di masa depan dengan
menggunakan data dan informasi yang dikumpulkan dalam proses
pengumpulan data dan informasi. Aspek-aspek yang dianalisis meliputi :
1) Analisis kebijakan dan strategi pengembangan Kota Serang;
2) Analisis regional;
3) Analisis ekonomi dan sektor unggulan;
4) Analisis sumberdaya manusia;
5) Analisis sumberdaya buatan;

PT. EKA DWI SATYA I.6


6) Analisis sumberdaya alam;
7) Analisis sistem permukiman;
8) Analisis penggunaan lahan;
9) Analisis kelembagaan.
 Perumusan Potensi dan Permasalahan RTRW Kota Serang
 Menyusun Laporan Antara

PT. EKA DWI SATYA I.7


Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Serang

PT. EKA DWI SATYA I.8


c. Pekerjaan Akhir :
 Menyusun Laporan Akhir, berupa kajian akademis evaluasi terhadap
RTRW Kota Serang yang meliputi hasil analisis, jenis dan besaran
simpangan terhadap RTRW (tipologi simpangan terhadap RTRW Kota
Serang), kualitas RTRW Kota Serang dan rekomendasi.

1.5 METODE EVALUASI

Pada dasarnya, metodologi Peninjauan Kembali dan Penyusunan RTRW Kota


Serang terdiri atas beberapa tahapan, yaitu 1) Kajian terhadap keabsahan RTRW,
2) Kajian kepentingan peninjauan kembali RTRW, 3) Penentuan tipologi
peninjauan kembali RTRW, 4) Perumusan peninjauan kembali RTRW dan 5)
Penyusunan RTRW. Yang membedakan keduanya adalah kedalaman materi
yang dikaji.

1. Kajian Terhadap Keabsahan RTRW

Kajian ini ditujukan untuk mengevaluasi keabsahan produk RTRW, baik dalam hal
kelengkapan dan keabsahan data, metoda dan hasil analisis, perumusan konsep
dan strategi, produk rencana tata ruang, maupun prosedur penyusunan.

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metodologi analisis komparatif antara


aspek dalam produk RTRW, dengan ketentuan mengikuti penilaian yang telah
diatur dalam Pedoman Peninjauan Kembali RTRW (Departemen Kimpraswil,
2002). Analisis komparatif yang dimaksud disini adalah bahwa komparasi yang
dilakukan tidak hanya membandingkan antara aspek yang ada dengan ketentuan
penilaian, namun jika memungkinkan dianalisis lebih lanjut penyebab perbedaan
atau perubahannya. Dengan demikian, dari evaluasi ini diharapkan didapat
keluaran berupa aspek-aspek apa saja yang tidak sesuai dengan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan sebagai masukan dalam penentuan tipologi peninjauan
kembali seperti apa yang dibutuhkan.

PT. EKA DWI SATYA I.9


Gambar 1.2 Metodologi Peninjauan Kembali RTRW Kota Serang

PT. EKA DWI SATYA I.10


RENCANA RTRW
KOTA SERANG

PT. EKA DWI SATYA I.11


Tabel 1.1 Kriteria Penilaian Dalam Evaluasi Rtrw Kota Serang
No Aspek Penilaian Kriteria Kesahan RTRW Kota Serang
1. Berdasarkan Dinyatakan lengkap dan sah apabila mencakup:
Kelengkapan dan 1. Data kebijakan pembangunan daerah, seperti kesimpulan PROPEDA, Informasi arahan RTRWN, Informasi
Keabsahan data arahan RTRW Kotai, informasi arahan RTRW Pulau, serta data perekonomian daerah
2. Data karakteristik ekonomi, meliputi data PDRB Kota, produksi sektoral kota, APBD Kota (5 tahun terakhir),
serta investasi sektoral pembangunan di kota.
3. Data kependudukan/demografi, meliputi data jumlah penduduk selama 5 tahun terakhir, kepadatan
penduduk, tingkat pertumbuhan penduduk, dan penduduk berdasarkan lapangan pekerjaaan yang dirinci
menurut kota/kecamatan.
4. Data sumberdaya buatan, meliputi data sarana ekonomi, sarana sosial, sarana dan prasarana transportasi
yang dirinci per kecamatan, serta prasarana pengairan, sistem jaringan listrik, dan sistem telekomunikasi.
5. Data sumberdaya alam, meliputi peta dan data penggunaan tanah, hidrologi/sumberdaya air, topografi,
geologi/suberdaya mineral, kesesuaian lahan kegiatan budidaya, tata guna hutan, jenis tanah dan iklim
2. Berdasarkan Dinyatakan lengkap dika sekurang-kurangnya mencakup analisis sebagai berikut:
Metoda dan Analisis 1. Analisis kedudukan kota dalam perwilayahan provinsi, serta hubungannya dengan kota/kabupaten lain,
meliputi:
 Sistem jaringan transportasi kota, pulau

PT. EKA DWI SATYA I.12


 Arahan kebijakan RTRWN, RTRWP, RTRW Pulau, Rencana Strtegis pengembangan regional, dll
 Fungsi dan peran kota dalam lingkup propinsi, pulau, dan kota berdasarkan aspek ekonomi,
transportasi, dan pencapaian pembangunan nasional secara umum,
 Sektor-sektor unggulan kota
2. Analisis domografi, untuk melihat profil perkembangan penduduk, meliputi analisis tingkat perkembangan,
pergerakan penduduk antar dan dalam kota, distribusi/kepadatan penduduk berdasarkan kecamatan,
struktur pekerjaan penduduk dirinci berdaarkan kecamatan, dan tingkat partisipasi angkatan kerja.
3. Analisis ekonomi wilayah, untuk melihat profil perkembangan ekonomi kota, seperti struktur ekonomi,
terutama menyangkut keterkaitan antrsektor dan sektor unggulan, pertumbuhan ekonomi, pergerakan
barang dan jasa, pola sebaran ekonomi dalam kota dan keterkaitannya, serta potensi investasi.
4. Analisis fisik dan daya dukung lingkungan, meliputi analisis kendala fisik pengembangan kawasan
budidaya (rawan gempa, banjir, longsor), lokasi dan kapasitas sumberdaya alam (air, tanah, hutan dan
mineral) serta kesesuaian lahan bagi pertanian pangan, perkebunan, dan kehutanan.
5. Analisis sarana dan prasarana, meliputi analisis kondisi, jenis, dan jumlah sarana sosial, ekonomi,
transportasi, pengairan, listrik, dan telekomunikasi.
6. Analisis struktur dan pola ruang, untuk melihat kecenderungan perkembangan struktur dan pola, yang
meliputi pola sebaran penduduk, kawasan budidaya, dan jaringan infrastruktur.
7. Analisis potensi dan kondisi SDA, sumberdaya buatan dan SDM, yang diyatakan lengkap apabila terdapat
kesimpulan potensi sumberdaya alam yang ada, kemungkinan perkembangannya, dan keterbatasan

PT. EKA DWI SATYA I.13


perkembangannya.
8. Analisis keuangan dan kemampuan pembangunan daerah, mencakup analisis jumlah dan proporsi biaya
pembangunan kota PAD dan subsidi dari pemerintah psat/propinsi, dan sumber-sumber pembiayaan
lainnya (swasta, BLN, dll).
3. Berdasarkan Dinyatakan lengkap jika mencakup:
Konsep dan 1. Rumusan permasalahan pembangunan kota dan keterkaitannya dengan permasalahan pemanfaatan
Strategi ruang.
2. Rumusan konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah kota
3. Penjabaran konsep dan strategi pengembangan tata ruang wilayah kota, meliputi strategi pengelolaan
kawasan lindung dan budidaya; kawasan perdesaaan, perkotaan, dan tertentu; kawasan produksi dan
permukiman, serta sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan; pengembangan sarana dan
prasarana wilayah; pengembangan kawasan prioritas;serta penatagunaan tanah, air, udara, dan
sumberdaya alam lainnya.
4. Berdasarkan Dinyatakan lengkap jika mencakup:
Produk Rencana 1. Arahan pengelolaan kawasan lindunga dan budidaya
Tata Ruang 2. Arahan pengelolaan kawasan perdesaan, perkotaan dan tertentu
3. Arahan pengembangan kawasan budidaya, meliputi permukiman, kehutanan, pertanian, pertambangan,
industry, dan lainnya.
4. Arahan struktur tata ruang, meliputi arahan pengembangan sistem pusat permukiman (perkotaan dan

PT. EKA DWI SATYA I.14


perdesaan), sistem jaringan jalan, sistem transportasi lainnya, sistim jaringan energy/lisrik, pengairan,
telekomunikasi, air baku.
5. Arahan pengembangan kawasan prioritas
6. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah, meliputi kebijakan tata guna tanh, air, lahan, udara,
dan sumberdaya alam lainnya.
5. Berdasarkan Dinyatakan lengkap jika:
Proses Penyusunan 1. Disusun berdasarkan pedoman teknis penyusunan yang berlaku.
2. Melibatkan tim teknis tata ruang kota serta pihak lain yang terkait (masyarakat dan pakar)
3. Melalui suatu proses consensus dan musyawarah dalam mengalokasikan ruang sesuai dengan arahan
rencana tata ruang yang lebih tinggi
4. Disepakati oleh DPRD.

PT. EKA DWI SATYA I.15


Untuk melakukan kajian ini, maka data yang diperlukan adalah Dokumen RTRW,
baik Buku Fakta Analisis, maupun Buku Rencana. Dokumen ini diperoleh dengan
melakukan survai instansional terkait, dalam hal ini Pemerintah Kota atau Badan
Perencanaan dan Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota.

2. Kajian Kepentingan Peninjauan Kembali RTRW

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar penyimpangan arahan


yang digariskan dalam RTRW sebagai masukan dalam perlunya peninjauan
kembali dan penentuan tipologi peninjauan kembali yang akan dilakukan. Untuk
itu, kajian ini akan mencakup 1) identifikasi terhadap adanya perubahan faktor-
faktor eksternal, 2) identifikasi besaran simpangan, dan 3) identifikasi perlunya
peninjauan kembali.

Identifikasi terhadap adanya perubahan faktor-faktor eksternal dilakukan dengan


tujuan untuk memperoleh informasi menyangkut indikasi adanya perubahan akibat
pengaruh dari berbagai faktor eksternal, seperti :

 peraturan dan rujukan yang baru


 kebijakan pemerintah yang baru, baik di tingkat pusat, daerah, maupun
sektoral
 adanya perubahan-perubahan dinamis akibat kebijakan dan
pertumbuhan ekonomi, seperti perubahan fungsi kota, adanya investasi
properti skala besar dan pembangunan infrastruktur yang
mempengaruhi pola dan struktur pengembangan wilayah, serta
dibangunnya pusat-pusat pelayanan baru
 adanya paradigma baru dalam pembangunan dan atau penataan ruang

Identifikasi ini dilakukan dengan metodologi deskriptif analisis, artinya tidak hanya
menjabarkan fakta adanya faktor eksternal yang ada, tapi juga menganalisi lebih
lanjut mengenai dampak faktor tersebut terutama terhadap penataan ruang
wilayah.

PT. EKA DWI SATYA I.16


Dari kajian ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai kebijakan dan
perubahan kondisi internal di wilayah kota yang dampaknya secara signifikan
mempengaruhi arahan pemanfaatan ruang yang telah ada.

Sementara, identifikasi besaran simpangan dilakukan untuk memperkirakan


seberapa besar penyimpangan yang terjadi, antara arahan kebijakan yang
dirumuskan dalam RTRW dengan wujud struktural pemanfaatan ruang yang ada
kenyataannya. Penyimpangan ini dapat berupa penyimpangan dalam hal
pemanfaatan maupun pengendalian pemanfaatan. Masing-masing penyimpangan
memiliki kriteria tersendiri.

Identifikasi ini dilakukan dengan metodologi deskriptif analisis kuantitatif, dimana


penyimpangan akan dibandingkan dengan total aspek yang dikaji (dalam hal ini
aspek terkait dengan kriteria penyimpangan seperti yang dijabarkan dalam Box 1),
diwujudkan dalam bentuk persentase (%).

Untuk melakukan kedua identifikasi tersebut dibutuhkan dukungan data dan


informasi, yang diperoleh melalui:

a. Diskusi lintas sektoral yang melibatkan seluruh dinas atau instansi


teknis terkait dengan pengembangan wilayah. Diskusi dilakukan
dengan maksud untuk bertukar informasi mengenai isu-isu
permasalahan yang ada, terutama menyangkut pelaksanaan kebijakan
pemanfaatan ruang wilayah, konfirmasi kebijakan-kebijakan yang telah
dikeluarkan dalam rangka pengembangan wilayah, dll.
b. Pengumpulan seluruh dokumen-dokumen kebijakan yang dianggap
dapat mempengaruhi kebijakan penataan ruang yang digariskan dalam
RTRW, baik di tingkat nasional maupun daerah.
c. Kondisi penggunaan ruang atau tutupan saat ini.

PT. EKA DWI SATYA I.17


Tabel 1.2 Penyimpangan RTRW

Lebih lanjut, hasil kedua identifikasi tersebut menjadi input/masukan dalam


mengidentifikasi perlunya peninjauan kembali terhadap RTRW Kota Serang.
Peninjauan kembali akan dibutuhkan apabila salah satu kriteria terpenuhi, apakah
terdapat perubahan kebijakan skala besar, terdapat faktor internal yang belum
dipertimbangkan, atau terjadi penyimpangan yang cukup besar.

3. Penentuan Tipologi Peninjauan Kembali RTRW

Kajian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tipologi peninjauan kembali seperti


apa yang dibutuhkan oleh RTRW Kota Serang berdasarkan pertimbangan
keabsahan RTRW dan tingkat keperluan peninjauan kembali yang tergambar dari
adanya perubahan faktor eksternal dan adanya penyimpangan.

Terdapat 8 tipologi peninjauan kembali dengan karakteristik dan kebutuhan


peninjauan kembali yang berbeda, meliputi (Pedoman Peninjauan Kembali RTRW
Kabupaten, Departemen Kimpraswil, 2002):

PT. EKA DWI SATYA I.18


 Tipologi A, dimana RTRW sah, terjadi simpangan kecil, dan tidak
terdapat perubahan faktor eksternal.
 Tipologi B, dimana RTRW sah, terjadi simpangan kecil, namun terjadi
perubahan signifikan pada faktor-faktor eksternal berpengaruh terhadap
kinerja RTRW.
 Tipologi C, dimana RTRW sah, terjadi simpangan besar dan
perubahan-perubahan eksternal secara signifikan.
 Tipologi D, dimana RTRW sah, terjadi simpangan yang besar namun
tidak terjadi perubahan pada faktor-faktor eksternal.
 Tipologi E, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan kecil, dan faktor
eksternal bertambah.
 Tipologi F, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan kecil, dan faktor
eksternal tetap.
 Tipologi G, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan besar, dan
faktor eksternal berubah.
 Tipologi H, dimana RTRW tidak sah, terjadi simpangan besar, dan
faktor eksternal tetap.

4. Tahap Peninjauan Kembali RTRW Kota Serang

Pada tahap ini dilakukan beberapa kajian, penilaian dan evaluasi terhadap faktor-
faktor eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap simpangan-simpangan
tampak untuk melihat hubungan korelasi diantara faktor-faktor tersebut, serta kuat
lemahnya (signifikan) dampak-dampak yang ditimbulkan terhadap RTRW Kota
Serang yang bersangkutan, kegiatan ini antara lain:

a. Kajian/penilaian terhadap RTRW Serang dan sisi kelengkapan materi


dan proses penyusunan mengacu kepada UUPR serta struktur dan
pedoman teknis penyusunan RTRWK
b. Evaluasi kemampuan RTRW Serang sebagai alat perencanaan
khususnya dalam identifikasi dan pelaksanaan program dan proyek
pembangunan yang terkait dengan penataan ruang.

PT. EKA DWI SATYA I.19


c. Penyesuaian terhadap materi RTRW Serang untuk mengakomodasikan
perubahan kebijaksanaan tujuan dan sasaran pembangunan nasional,
propinsi dan terkait dengan pemanfaatan ruang.
d. Evaluasi kemampuan RTRW Serang untuk mengakomodasikan
dinamika perkembangan pemanfaatan ruang serta sekaligus
melakukan penyesuaian RTRW. Jika dianggap materi RTRW Serang
tersebut tidak mampu menampung aspirasi masyarakat/tuntutan
pembangunan yang berkembang pesat.
e. Evaluasi kesesuaian antara perwujudan struktur dan pola pemanfaatan
ruang yang ditetapkan pada RTRW Serang yang dituju, serta
menemukenali tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi
penyimpangan yang telah terjadi.

5. Perumusan Peninjauan kembali RTRW Serang

Peninjauan kembali ini tergantung dari Tipologi yang didapat, Peninjauan kembali
tipologi ini dapat berupa:
a. Pembakuan materi RTRW Serang jika berdasarkan hasil peninjauan
ditemukan bahwa materi RTRW Serang yang ditinjau tidak memenuhi
persyaratan minimal sebagai RTRWP yang baku atau
b. Penyesuaian terhadap materi RTRW Serang agar mampu
mengakomodasikan perubahan kebijaksanaan/ tujuan/sasaran
pembangunan dan dinamika perkembangan pemanfaatan ruang, serta untuk
mengoreksi penyimpangan yang terjadi pada perwujudan struktur dan pola
pemanfaatan ruang.

Bentuk dari kegiatan ini antara lain : penambahan-penambahan komponen


rencana
1) Perubahan (revisi) sebagai komponen rencana
2) Perumusan kembali kebijaksanaan dan startegi pengembangan wilayah
serta tujuan dan sasaran pembangunan
3) Revisi Total seluruh komponen rencana atau penyusunan kembali

c. Pemantapan, Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan RTRW Serang

PT. EKA DWI SATYA I.20


Upaya-upaya pemantapan pemanfaatan RTRW Serang dan
pengendaliannya. Kegiatan ini antara lain berupa desiminasi RTRW Serang
sebagai alat koordinasi, sebagai acuan pembangunan, peninjauan kembali
kegiatan pemantauan pelaporan evaluasi dan sebagainya.
1) Tipologi A
Bila RTRW Kota Serang ini sah, juga dengan simpangan kecil, serta tidak
terjadi perubahan faktor eksternal.

Tidak perlu dilakukan tindakan tertentu karena RTRW Kota Serang masih
ada, tidak perlu dilakukan peninjauan kembali, dapat tetap digunakan
sebagai acuan dalam pembangunan kota.

2) Tipologi B
Bila RTRW Kota Serang sah, juga simpangan kecil, sedangkan terjadi
perubahan faktor eksternal.

Perlu dilakukan peninjauan kembali yang disebabkan oleh adanya faktor-


faktor eksternal seperti perubahan kebijaksanaan, adanya peraturan atau
rujukan baru, dinamika pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi
atau paradigma atau nilai-nilai lainnya sehingga ketentuan dalam RTRW
Kota Serang sudah tidak berlaku lagi.

Maka aspek utama yang perlu diperhatikan dalam proses peninjauan


kembali adalah melakukan pemutakhiran tujuan, sasaran, strategi dan
kebijaksanaan-kebijaksanaan agar sesuai dengan dan mengakomodasikan
perubahan-perubahan eksternal.

Tata cara yang harus dilakukan adalah:

a) Masukan.
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja
RTRW Kota Serang

b) Proses,
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:

PT. EKA DWI SATYA I.21


 Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan
pembangunan daerah.
 Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan
pola pemanfaatan ruang wilayah.

Apabila faktor-faktor eksternal tidak sejalan lagi dengan strategi


pengelolaan, arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah maka
diperlukan:
 Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan daerah
 Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
wilayah
 Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah.

c) Keluaran.
 Rumusan Strategi Pengembangan wilayah yang baru
 Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang baru.

3) Tipologi C.
Bila RTRW Kota Serang sah, terjadi simpangan besar dan perubahan
faktor eksternal secara signifikan.

Perlu dilakukan peninjauan kembali yang disebabkan oleh adanya


perubahan faktor-faktor eksternal selain perlu pemantapan dalam
pemanfaatan dan pengendalian RTRW Kota Serang sehubungan adanya
simpangan-simpangan yang besar.

Tatacara peninjauan kembali sama dengan yang dilakukan pada tipologi B


namun perlu dilakuakn upaya-upaya pemantapan, pemanfaatan dan
pengendalian. Peninjauan kembali tehadap tipologi C ini dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

a) Masukan.
Identifikasi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja
RTRW Kota Serang

PT. EKA DWI SATYA I.22


b) Proses,
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
 Analisis hubungan factor eksternal terhadap kebijaksanaan
pembangunan daerah.
 Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan
pola pemanfaatan ruang wilayah.

Apabila faktor-faktor eksternal tidak sejalan lagi dengan strategi


pengelolaan, arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah maka
diperlukan:
 Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan daerah
 Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
wilayah
 Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah.

c) Keluaran.
 Rumusan Strategi Pengembangan wilayah yang baru
 Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang baru.

d) Pemantapan, Pemanfaatan dan Pengendalian.


 Peninjauan kembali Pedoman Pemanfaatan RTRW Kota Serang
sebagai acuan pembangunan
 Peningkatan Desiminasi RTRW Kota Serang ke setiap sektor dan
RTRW Kota Serang sebagai acuan pembangunan
 Peningkatan pemanfaatan RTRW Kota Serang sebagai dukumen
acuan dalam forum rapar koordinasi pembangunan
 Peninjauan kembali kegiatan pemantauan dan pelaporan secara
kontinyu terhadap program-program pembangunan dan
implementasi ruang
 Peninjauan kembali kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan
program implementasi ruang dan perizinan.

PT. EKA DWI SATYA I.23


4) Tipologi D
Bila RTRW Kota Serang sah, simpangan besar, tidak terjadi perubahan
faktor eksternal.
Pada dasarnya pada tipologi ini tidak perlu dilakukan pemutakhiran RTRW
Kota Serang karena rencana masih sahih dan tidak terjadi perubahan
eksternal seperti halnya pada tipologi A, namun karena permasalahannya
adalah terjadinya simpangan pada pemanfaatan dan pengendalian maka
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam peninjauan kembali adalah
sebagaimana yang dilakukan pada tipologi C.

5) Tipologi E
Bila RTRW Kota Serang tidak sahih, simpangan kecil, faktor eksternal
berubah.

Untuk tipologi ini hal-hal yang perlu dilakukan dalam peninjauan kembali
yang disebabkan oleh ketidak shihan rencana ditinjau aspek substansi
yang tidak memenuhi ketentuan prosedure dan proses penyusunan
rencana dan adanya perubahan faktor-faktor eksternal yang perlu
terakomodasi seperti perubahan kebijaksanaan, adanya peraturan atau
rujukan baru, dinamika pertumbuhan ekonomi atau paradigma baru
penataan ruang. Dengan demikian dalam peninjauan kembali diperlukan
langkah-langkah menyeluruh terhadap perbaikan substansi rencana dan
penyesuauaian terhadap aspek eksternal. Tata cara yang perlu dilakukan
adalah:

a) Masukan.
 Identifikasi faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kinerja
RTRW Kota Serang
 Identifikasi Kinerja RTRW Kota Serang (data analisis dan produk
rencana)
 Identifikasi pemanfaatan ruang yang sedang berjalan

PT. EKA DWI SATYA I.24


b) Proses, Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
 Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan
pembangunan daerah.
 Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan
pola pemanfaatan ruang wilayah.
 Apabila faktor-faktor eksternal tidak sejalan lagi dengan strategi
pengelolaan, arahan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah
maka diperlukan:

• Pemutakhiran tujuan dan sasaran pembangunan daerah

• Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang


wilayah

• Perumusan kembali strategi pengembangan wilayah.

c) Keluaran.
 Rumusan Strategi Pengembangan wilayah yanng baru
 Rumusan struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah yang baru.

6) Tipologi F
Bila RTRW Kota Serang tidak sahih, simpangan kecil, faktor eksternal
tetap. Hal-hal yang perlu dilakukan pada tipologi ini adalah revisi atau
peninjauan kembali secara menyeluruh dengan melakukan pemutakhiran
data, analisa rencana.

Tatacara pemutakhiran rencana yang perlu dilakukan adalah:

a. Masukan.
 Identifikasi Kinerja RTRW Kota Serang (data analisis dan produk
rencana)
 Identifikasi pemanfaatan ruang yang sedang berjalan

PT. EKA DWI SATYA I.25


b. Proses, Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
 Pemutakhiran data, analisis, dan produk rencana disesuaikan
dengan pemanfaatan ruang yang sedanng berjalan yang mengalami
perubahan
 Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
wilayah.
 Perumusan kembali konsep dan strategi pengembangan wilayah
 Perumusann kembali RTRW Kota Serang
c. Keluaran.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang yang Baru

7) Tipologi G
Bila RTRW Kota Serang tidak sahih, simpangan besar, faktor eksternal
berubah

Pada topologi G, hal-hal yang perlu dilakukan adalah melakukan revisi


secara menyeluruh kinerja produk RTRW Kota Serang yang berupa
pemutakhiran data, analisa dan rencana dengan menyesuaikannya pada
faktor-faktor eksternal yang mengalami perubahan, dengan disertai
penekanan terhadap tindakan-tindakan untuk peninjauan kembali
pelaksanaan pemanfaatan rencana, pengawasan dan penertiban dalam
proses pengendalian. Tata Cara yang perlu dilakukan adalah:

a) Perumusan Rencana dan Penyesuaian terhadap faktor-faktor eksternal.


 Identifikasi Kinerja RTRW Kota Serang (data, analisa dan produk
rencana)
 Identifikasi pemanfaatan ruang yang sedang berjalan

b) Proses, Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:


 Analisis hubungan faktor eksternal terhadap kebijaksanaan
pembangunan daerah.
 Analisis hubungan faktor eksternal terhadap rencana struktur dan
pola pemanfaatan ruang wilayah.

PT. EKA DWI SATYA I.26


 Pemutakhiran data, analisis, dan produk rencana disesuaikan
dengan pemanfaatan ruang yang sedanng berjalan yang mengalami
perubahan
 Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
wilayah.
 Perumusan kembali konsep dan strategi pengembangan wilayah

c) Keluaran.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota yang baru
d) Pemantapan, Pemanfaatan dan Pengendalian.
 Peninjauan kembali Pedoman pemanfaatan RTRW Kota Serang
sebagai acuan pembangunan
 Peningkatan Dessiminasi RTRW Kota Serang kesetiap sektor dan
RTRW Kota Serang sebagai acuan pembangunan
 Peningkatan pemanfaatan RTRW Kota Serang sebagai dukumen
acuan dalam forum rapar koordinasi pembangunan
 Peninjauan kembali kegiatan pemantauan dan pelaporan secara
kontinyu terhadap program-program pembangunan dan
implementasi ruang
 Peninjauan kembali kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan
program implementasi ruang dan perizinan.

8) Tipologi H
Bila RTRW Kota Serang tidak sah, simpangan besar, faktor eksternal tetap.

Pada tipologi ini. Hal yang perlu dilakuakn adalah revisi atau peninjauan
kembali secara menyeluruh dengan melakukan pemutakhiran data, analisis
dan rencana, baik dalam proses penyusunan maupun substansi yang ada
di dalam produk RTRW Kota Serang yang ada dan Pemantapan dan
pengendalian. Tata Cara yang perlu dilakukan adalah:

a) Pemutakhiran Rencana dan Penyusuan Terhadap faktor-faktor eksternal

PT. EKA DWI SATYA I.27


 Identifikasi Kinerja RTRW Kota Serang (data, analisa dan produk
rencana)
 Identifikasi pemanfaatan ruang yang sedang berjalan

b) Proses,
Kegiatan yang perlu dilakukan adalah:
 Pemutakhiran data, analisis, dan produk rencana disesuaikan
dengan pemanfaatan ruang yang sedanng berjalan yang mengalami
perubahan
 Perumusan permasalahan pembangunan dan pemanfaatan ruang
wilayah.
 Perumusan kembali konsep dan strategi pengembangan wilayah
 Penyusunan RTRW Kota Serang

c) Keluaran.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang yang baru

d) Pemantapan, Pemanfaatan dan Pengendalian.


 Peninjauan kembali Pedoman pemanfaatan RTRW Kota Serang
sebagai acuan pembangunan
 Peningkatan Dessiminasi RTRW Kota Serang kesetiap sektor dan
RTRW Kota Serang sebagai acuan pembangunan
 Peningkatan pemanfaatan RTRW Kota Serang sebagai dukumen
acuan dalam forum rapar koordinasi pembangunan
 Peninjauan kembali kegiatan pemantauan dan pelaporan secara
kontinyu terhadap program-program pembangunan dan
implementasi ruang
 Peninjauan kembali kegiatan evaluasi terhadap pelaksanaan
program implementasi ruang dan perizinan.

Pelaksanaan peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang


2010-2030 akan menghasilkan rekomendasi tindak lanjut yang berupa:

PT. EKA DWI SATYA I.28


a. Rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030
b. Rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030

Sementara rekomendasi tidak perlu dilakukan revisi terhadap Rencana Tata


Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 diberikan jika:
a. Tidak terjadi perubahan kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030
b. Tidak terdapat dinamika pembangunan yang menuntut perlunya dilakukan
revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030
c. Berdasarkan hasil evalusi dinyatakan tingkat kualitas Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 baik, tingkat kesahihan tinggi, dan
tingkat permasalahan pemanfaatan ruang berupa simpangan pemanfaatan
ruang kecil

Dalam hal peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun
2010-2030 menghasilkan rekomendasi tindak lanjut yang ditinjau kembali tetap
berlaku sesuai dengan masa berlakunya sedangkan rekomendasi tindak lanjut
dapat disertai dengan usulan penertiban terhadap pelanggaran pemanfaatan
ruang.

Rekomendasi perlunya dilakukan revisi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah


Kota Serang Tahun 2010-2030 diberikan jika:
a. Terjadi perubahan kebijakan yang mempengaruhi pelaksanaan Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030
b. Terdapat dinamika pembangunan yang menuntut perlunya dilakukan revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030
c. Berdasarkan hasil evalusi dinyatakan tingkat kualitas Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 tidak baik, tingkat kesahihan rendah,
dan/atau tingkat permasalahan pemanfaatan ruang berupa simpangan
pemanfaatan ruang besar

PT. EKA DWI SATYA I.29


Dalam hal peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun
2010-2030 menghasilkan rekomendasi tindak lanjut, revisi terhadap Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 dilakukan dengan memperhatikan
saran penyempurnaan yang termuat dalam rekomendasi hasil peninjauan kembali
sedangkan revisi terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun
2010-2030 dilakukan berdasarkan prosedur penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010-2030 dapat
dilakukan melalui:
a. Perubahan peraturan perundang-undangan
b. Pencabutan peraturan perundang-undangan

Berdasarkan peraturan pemerintah republik Indonesia nomor 15 tahun 2010


tentang penyelenggaraan penataan ruang pasal 90 ayat 1 Revisi terhadap
rencana tata ruang yang materi perubahannya tidak lebih dari 20% (dua puluh
persen), penetapannya dapat dilakukan melalui perubahan peraturan perundang-
undangan tentang rencana tata ruang.

Metode evaluasi yang digunakan dalam kegiatan evaluasi RTRW Kota Serang
Tahun 2010-2030 ini adalah dengan metode skoring dimana materi kajian yang
awalnya kualitatif dirubah menjadi ukuran kuantitatif dengan menggunakan
besaran 0 – 100%. Teknik kuantifikasi diberikan pada masing-masing indikator
dan sub indikator yang tertuang dalam RTRW Kota Serang Tahun 2010-2030.

Metode penilaian perubahan/simpangan/kebutuhan pengembangan :

Luas Rencana – Luas Existing


Perubahan/ Nilai Bobot
Simpangan = x maksimal
Luas Kawasan Rencana

Untuk menghitung nilai total evaluasi, masing-masing indikator memiliki bobot


yang berbeda demikian pula dengan bobot sub indikatornya, dengan nilai total

PT. EKA DWI SATYA I.30


dianggap sama dengan 100% sehingga pada hasil akhirnya akan diketahui
apakah RTRW Kota Serang Tahun 2010-2030 memiliki penyimpangan/
perubahan antara rencana dengan pelaksanaan dilapangan berada pada kisaran
di atas atau di bawah 20 % (lima puluh persen) dimana jika perubahan materi
muatan RTRW tidak lebih dari 20% (lima puluh persen) perlu dilakukan perubahan
peraturan perundang-undangan sedangkan pencabutan peraturan perundang-
undangan dilakukan jika perubahan materi muatan RTRW lebih dari 20% (lima
puluh persen).

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan Pendahuluan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Kajian


Akademis Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010 -
2030 ini disusun dengan sistimatika sebagai berikut :

Bab 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran,
ruang lingkup pekerjaan, dan keluaran dari pekerjaan.

Bab 2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

Bab ini menguraikan mengenai kebijakan pembangunan, baik dari pusat


maupun dari Kota.

Bab 3 GAMBARAN UMUM KOTA SERANG


Bab ini menguraikan tentang kondisi Kota Serang baik aspek fisik, sosial
dan ekonomi, dan sarana/prasarana serta utilitas kawasan.

Bab 4 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SERANG TAHUN 2010 – 2030

Bab ini menguraikan tentang RTRW Kota Serang atau yang sesuai dengan
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010 – 2030.

PT. EKA DWI SATYA I.31


Bab 5 PENGKAJIAN RTRW KOTA SERANG TAHUN 2010 - 2030
Bab ini menguraikan tentang pengkajian terhadap materi dari Rencana Tata
Ruang Kota Serang Tahun 2010 - 2030

Bab 6 EVALUASI RTRW KOTA SERANG TAHUN 2010 - 2030


Bab ini membahas tentang evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010 – 2030 yang menyangkut kualitas,
kesahihan dan penyimpangan.

Bab 7 PENILAIAN TERHADAP RTRW KOTA SERANG TAHUN 2010 - 2030


Dalam bab ini diuraikan berisi uraian mengenai penilaian terhadap materi
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun 2010 – 2030

Bab 8 KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab ini diuraikan berisi uraian mengenai kesimpulan dan
rekomendasi dari pelaksanaan evaluasi terhadap Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Serang Tahun 2010 – 2030.

PT. EKA DWI SATYA I.32


Kondisi dan Perubahan dan
Perkembangan RTRW Kota Serang Kebijakan baru dari
Wilayah Kota Serang Tahun 2010 - 2030 Pusat/provinsi

Dinamika Perubahan dan


Pembangunan Kota Kebutuhan
Serang Pengembangan

Kualitas, Kesahihan
dan Simpangan
Rencana

Penilaian terhadap
perubahan dan
Simpangan

Rekomendasi tidak
perlu dilakukan revisi
atau perlu dilakukan
revisi

Gambar 1.3
Metode Evaluasi

PT. EKA DWI SATYA I.33

Anda mungkin juga menyukai