PROLAPS UTERI
Disusun Oleh :
PROGRAM PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Profesi
Program Studi Pendidikan Bidan Universitas Airlangga Surabaya di Poli
Kandungan RSUD dr. Soetomo Surabaya, yang disusun oleh :
Surabaya,
Mengetahui,
Sunarsih,Dip.mw.,S.Pd.,M.Kes Ernawati,S.Kep.,Ns
NIP. 19520228 197509 2 001 NIP. 19640421 198602 2 007
SATUAN ACARA PENYULUHAN
I. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
- Peserta bersedia dan siap untuk mengikuti diberikan penyuluhan.
- Pemateri siap dengan materi yang akan disampaikan beserta media
b. Kriteria proses
- Peserta dengan tenang dan antusias memperhatikan serta
mendengarkan penyampaian materi
- Pemateri dapat dipahami oleh peserta dan dapat menjelaskan semua
materi yang ditanyakan peserta.
- Ada umpan balik dari peserta terhadap materi yang disampaikan,
terbukti dengan adanya pertanyaan di sela-sela penyajian 2-3
audience yang memberikan pertanyaan
c. Kriteria hasil
- Seluruh materi sudah tersampaikan
- Dua orang audience secara acak dapat menyebutkan kembali
mengenai prolaps uteri
MATERI PENYULUHAN
PROLAPS UTERI
A. Latar Belakang
Prolaps uteri merupakan salah satu bentuk prolaps organ panggul dan
merupakan suatu kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus (rahim) ke dalam atau
keluar melalui vagina sebagai akibat dari kegagalan ligamen dan fasia yang dalam
keadaan normal menyangganya. Prolaps uteri terjadi ketika ikatan sendi atau otot-
otot dasar panggul meregang atau melemah, membuat sokongan pada uterus tidak
adekuat. Faktor penyabab yang sering adalah melahirkan dan menopause,
meliputi persalinan lama, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding
vagina bawah pada kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta , reparasi otot-
otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. Pada prolaps uteri gejala sangat
berbeda-beda dan bersifat individual. Kadang kala penderita dengan prolaps yang
sangat berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan
prolaps ringan mempunyai banyak keluhan.
Kehamilan dapat terjadi pada prolaps uteri tingkat I dan II. Pada bulan-
bulan pertama kehamilan, serviks dan kadang-kadang sebagian korpus uteri dapat
menonjol dari vulva dengan derajat bervariasi. Namun seiring dengan kemajuan
kehamilan, korpus uteri biasanya bergerak keatas panggul, dan hal ini dapat
menarik serviks ke atas bersamanya. Apabila uterus tetap berada dalam posisi
prolaps, dapat timbul gejala-gejala inkarserasi pada bulan ketiga dan keempat.
Apabila uterus yang makin lama makin membesar tetap didalam panggul maka
pada suatu waktu timbul gejala-gejala inkarserasi dalam kehamilan 16 minggu,
dan kehamilan akan berakhir dengan keguguran. Pada umumnya wanita dengan
prolaps tidak mengalami banyak kesulitan dalam kehamilan dan persalinan.
Reposisi tanpa atau dengan pessarium atau tampon vaginal dan istirahat
mengurangi penderitaan wanita dan kemungkinan uterus bertumbuh secara wajar
sampai kehamilan cukup bulan.
Frekuensi prolaps genetalia di beberapa negara berlainan, seperti dilaporkan
di klinik d’Gynecologie et Obsterique Geneva insidensnya 5.7%, dan pada
periode yang sama di Hamburg 5.4%, Roma 6.4%. Dilaporkan di Mesir, India,
dan Jepang kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang Negro Amerika, Indonesia
kurang. Penyebabnya terutama adalah melahirkan dan pekerjaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat serta kelemahan dari
ligamentum-ligamentum karena hormonal pada usia lanjut. Trauma persalinan,
beratnya uterus pada masa involusi uterus, mungkin juga sebagai penyebab. Di
Indonesia prolaps genitalis lebih sering dijumpai pada wanita yang telah
melahirkan, wanita tua, dan wanita dengan pekerjaan berat.
Prolaps uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya, atau
turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genetalis.Prolaps uteri adalah
turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau fascia
yang dalam keadaan normal menyokongnya atau turunnya uterus melalui dasar
panggul atau hiatus genitalis (Wiknjosastro, 2010). Menurut Herbnik dalam
Pranoto (2011), prolaps uteri terjadi kelemahan otot, ligamentum dan jaringan ika
yang menahan dinding vagina dan organ panggul yang menyebabkan penurunan
dinding vagina, uterus, kanding kemih serta organ panggul lainnya. Prinsip
terjadinya prolaps uteri adalah terjadinya defek pada dasar pelvik yang disebabkan
oleh proses melahirkan akibat regangan dan robekan fasia endopelvik, muskulus
levator serta perineal body.
D. Etiologi
E. Patofisiologi
F. Gejala Klinik
G. Komplikasi
1. Observasi
Derajat luasnya prolaps tidak berhubungan dengan gejala. Apabila
telah menderita prolaps, mempertahankan tetap dalam stadium I merupakan
pilihan yang tepat. Observasi direkomendasikan pada wanita dengan prolaps
derajat rendah (derajat 1 dan derajat 2, khususnya untuk penurunan yang
masih di atas himen). Memeriksakan diri secara berkala perlu dilakukan
untuk mencari perkembangan gejala baru atau gangguan, seperti gangguan
dalam berkemih atau buang air besar, dan erosi vagina.
2. Konservatif
Pilihan penatalaksaan non-bedah perlu didiskusikan dengan semua
wanita yang mengalami prolaps. Terapi konservatif yang dapat dilakukan,
diantaranya:
a. Latihan otot dasar panggul
Latihan otot dasar panggul (senam Kegel) sangat berguna pada
prolaps ringan, terutama yang terjadi pada pasca persalinan yang
belum lebih dari enam bulan. Tujuannya untuk menguatkan otot-otot
dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi. Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh Cochrane review of conservative
management prolaps uteri menyimpulkan bahwa latihan otot dasar
panggul tidak ada bukti ilmiah yang mendukung. Cara melakukan
latihan yaitu, penderita disuruh menguncupkan anus dan jaringan
dasar panggul seperti setelah selesai buang air besar atau penderita
disuruh membayangkan seolah-olah sedang mengeluarkan buang air
kecil dan tiba-tiba menghentikannya.
b. Pemasangan pesarium
Pesarium dapat dipasang pada hampir seluruh wanita dengan prolaps
tanpa melihat stadium ataupun lokasi dari prolaps. Pesarium
digunakan oleh 75%-77% ahli ginekologi sebagai penatalaksanaan lini
pertama prolaps. Alat ini tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran,
serta mempunyai indikasi tertentu.
Mekanisme
Tipe Indikasi keterangan
kerja
Ketebalan ukuran, dan
Ring Suportif Sistokel, prolaps uteri ringan
rigiditas bervariasi
Semua prolaps kecuali defek
Donut Suportif
posterior berat
Sistokel, penurunan uterus
Lever Suportif Mengikuti kurvatura vagina
ringan
I. Pencegahan
Hardianti, Baiq Cipta and adi pramono, M besari (2015) Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dengan Kejadian Prolaps Uteri di RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Hasnawati A. 2012. Perbandingan Ekspresi Elastin Ligamentum Sakrouterina
Pada Perempuan Dengan Prolaps Organ Panggul dan Tanpa Prolaps
Organ Panggul. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Himpunan Uroginekologi. 2013. Panduan Penatalaksanaan Prolaps Organ
Panggul. Jakarta : Himpunan Uroginekologi – POGI
Hoffman BL et.al. 2016. Williams Gynecology 3rd Edition. United States: Mc
Graw Hill Companies.
Norwitz. 2013. Obstetrics and Gynecology at a Glance 4th Edition. Boston, USA :
John Wiley & Sons, Ltd.
Pranoto, Ibnu. 2011. Kapita Selekta Uroginekologi Edisi Pertama. Yogyakarta :
bagian obstetrik dan ginekologi fakultas kedokteran Universitas Gadjah
Mada/RSUP. Dr. Sardjito
Rabe, Thomas. 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta : Hipokrates
Sharma A, Zhang J P. 2014. Risk Factors and Symptoms of Uterine Prolapse:
Reality of Nepali Women.
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohadjo