Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PROLAPS UTERI

Disusun Oleh :

Aulia Risti Ramadhani 011311233037


Andina Firdaus S. 011311233056
Dewi Kartika Sari 011511223048

PROGRAM PROFESI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Profesi
Program Studi Pendidikan Bidan Universitas Airlangga Surabaya di Poli
Kandungan RSUD dr. Soetomo Surabaya, yang disusun oleh :

1. Aulia Risti Ramadhani


2. Andina Firdaus S.
3. Dewi Kartika Sari

Pembimbing Akademik : Sunarsih,Dip.mw.,S.Pd.,M.Kes


Judul : Prolaps Uteri

Surabaya,

Mengetahui,

Pendidikan Bidan Poli Kandungan


Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Sunarsih,Dip.mw.,S.Pd.,M.Kes Ernawati,S.Kep.,Ns
NIP. 19520228 197509 2 001 NIP. 19640421 198602 2 007
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Prolaps Uteri


Hari/Tanggal :
Peserta :
Tempat : Poli Kandungan RSUD Dr. SoetomoA
Waktu : 20 menit

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mampu mengetahui dan
mengulang kembali mengenahi prolaps uteri.
B. Tujuan Instruksional Khusus
Peserta mampu memahami, mengenali pengertian, klasifikasi, etiologi, gejala,
komplikasi, penatalaksanaan dan pencegahan prolaps uteri.
C. Komunikator
Mahasiswa Program Profesi Pendidikan Bidan FK Unair Surabaya
D. Materi
(terlampir)
E. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
F. Media
Leaflet
G. Pengorganisasian
Moderator : Aulia Risti Ramadhani
Presentator : Dewi Kartika Sari
Dokumentasi : Andina Firdaus Supriyadi
Pembagian tugas (Job Description), sebagai berikut :
a. Moderator
Memimpin jalannya penyuluhan secara keseluruhan, meliputi :
 Membuka kegiatan penyuluhan
 Mengatur waktu penyajian materi, demonstrasi dan tanya jawab
 Memperkenalkan tim penyuluhan
 Memberikan kesempatan bertanya kepada peserta penyuluhan
 Mengevaluasi peserta penyuluhan tentang pemahaman terhadap
materi penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada pembimbing lahan dan pendidikan
untuk memberikan masukan
 Menutup kegiatan penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan dan tanya jawab
 Menutup kegiatan penyuluhan
b. Presentator/ penyaji
 Menyampaikan materi tentang tema penyuluhan
 Prioritas menjawab pertanyaan peserta penyuluhan
c. Dokumentasi
Mendokumentasikan kegiatan penyuluhan.
H. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan fasilitator Kegiatan Media
Peserta dan
Alat

Pendahuluan 1. Memberikan salam Menjawab


2. Perkenalan dan kontrak salam
(2 menit) waktu
3. Menyampikan tujuan Menyimak
pembelajaran
4. Menyampaikan ruang
lingkup materi yang akan
disampaikan dan metode
yang akan digunakan.
5. Memotivasi peserta dengan
menekankan pentingnya
materi ini untuk dipahami.
Penyajian 1. Menggali pengalaman peserta Menjawab Leaflet
sehubungan dengan stunting.
(15 menit) 2. Menjelaskan mengenahi :
- Pengertian prolaps uteri Memperhatikan
- Klasifikasi prolaps uteri
- Etiologi prolaps uteri
- Patofisiologi prolaps uteri
- Gejala prolaps uteri
- Komplikasi prolaps uteri
- Penatalaksanaan prolaps
uteri
- Pencegahan prolaps uteri
3. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
4. Memberikan evaluasi kepada
peserta mengenai tanda
bahaya pada kehamilan :
- Pengertian prolaps uteri
- Klasifikasi prolaps uteri
- Etiologi prolaps uteri
- Patofisiologi prolaps uteri
- Gejala prolaps uteri
- Komplikasi prolaps uteri
- Penatalaksanaan prolaps
uteri
- Pencegahan prolaps uteri
Penutup 1. Menyimpulkan materi secara Memperhatikan
keseluruhan.
(3 Menit) 2. Memberi salam Menjawab
salam

I. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria struktur
- Peserta bersedia dan siap untuk mengikuti diberikan penyuluhan.
- Pemateri siap dengan materi yang akan disampaikan beserta media
b. Kriteria proses
- Peserta dengan tenang dan antusias memperhatikan serta
mendengarkan penyampaian materi
- Pemateri dapat dipahami oleh peserta dan dapat menjelaskan semua
materi yang ditanyakan peserta.
- Ada umpan balik dari peserta terhadap materi yang disampaikan,
terbukti dengan adanya pertanyaan di sela-sela penyajian 2-3
audience yang memberikan pertanyaan
c. Kriteria hasil
- Seluruh materi sudah tersampaikan
- Dua orang audience secara acak dapat menyebutkan kembali
mengenai prolaps uteri
MATERI PENYULUHAN
PROLAPS UTERI

A. Latar Belakang

Prolaps uteri merupakan salah satu bentuk prolaps organ panggul dan
merupakan suatu kondisi jatuh atau tergelincirnya uterus (rahim) ke dalam atau
keluar melalui vagina sebagai akibat dari kegagalan ligamen dan fasia yang dalam
keadaan normal menyangganya. Prolaps uteri terjadi ketika ikatan sendi atau otot-
otot dasar panggul meregang atau melemah, membuat sokongan pada uterus tidak
adekuat. Faktor penyabab yang sering adalah melahirkan dan menopause,
meliputi persalinan lama, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding
vagina bawah pada kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta , reparasi otot-
otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah. Pada prolaps uteri gejala sangat
berbeda-beda dan bersifat individual. Kadang kala penderita dengan prolaps yang
sangat berat tidak mempunyai keluhan apapun, sebaliknya penderita lain dengan
prolaps ringan mempunyai banyak keluhan.
Kehamilan dapat terjadi pada prolaps uteri tingkat I dan II. Pada bulan-
bulan pertama kehamilan, serviks dan kadang-kadang sebagian korpus uteri dapat
menonjol dari vulva dengan derajat bervariasi. Namun seiring dengan kemajuan
kehamilan, korpus uteri biasanya bergerak keatas panggul, dan hal ini dapat
menarik serviks ke atas bersamanya. Apabila uterus tetap berada dalam posisi
prolaps, dapat timbul gejala-gejala inkarserasi pada bulan ketiga dan keempat.
Apabila uterus yang makin lama makin membesar tetap didalam panggul maka
pada suatu waktu timbul gejala-gejala inkarserasi dalam kehamilan 16 minggu,
dan kehamilan akan berakhir dengan keguguran. Pada umumnya wanita dengan
prolaps tidak mengalami banyak kesulitan dalam kehamilan dan persalinan.
Reposisi tanpa atau dengan pessarium atau tampon vaginal dan istirahat
mengurangi penderitaan wanita dan kemungkinan uterus bertumbuh secara wajar
sampai kehamilan cukup bulan.
Frekuensi prolaps genetalia di beberapa negara berlainan, seperti dilaporkan
di klinik d’Gynecologie et Obsterique Geneva insidensnya 5.7%, dan pada
periode yang sama di Hamburg 5.4%, Roma 6.4%. Dilaporkan di Mesir, India,
dan Jepang kejadiannya tinggi, sedangkan pada orang Negro Amerika, Indonesia
kurang. Penyebabnya terutama adalah melahirkan dan pekerjaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat serta kelemahan dari
ligamentum-ligamentum karena hormonal pada usia lanjut. Trauma persalinan,
beratnya uterus pada masa involusi uterus, mungkin juga sebagai penyebab. Di
Indonesia prolaps genitalis lebih sering dijumpai pada wanita yang telah
melahirkan, wanita tua, dan wanita dengan pekerjaan berat.

B. Pengertian Prolaps Uteri

Prolaps uteri adalah turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena
kelemahan otot atau fascia yang dalam keadaan normal menyokongnya, atau
turunnya uterus melalui dasar panggul atau hiatus genetalis.Prolaps uteri adalah
turunnya uterus dari tempat yang biasa oleh karena kelemahan otot atau fascia
yang dalam keadaan normal menyokongnya atau turunnya uterus melalui dasar
panggul atau hiatus genitalis (Wiknjosastro, 2010). Menurut Herbnik dalam
Pranoto (2011), prolaps uteri terjadi kelemahan otot, ligamentum dan jaringan ika
yang menahan dinding vagina dan organ panggul yang menyebabkan penurunan
dinding vagina, uterus, kanding kemih serta organ panggul lainnya. Prinsip
terjadinya prolaps uteri adalah terjadinya defek pada dasar pelvik yang disebabkan
oleh proses melahirkan akibat regangan dan robekan fasia endopelvik, muskulus
levator serta perineal body.

C. Klasifikasi Prolaps Uteri

Klasifikasi prolaps uteri berdasarkan panduan penatalaksanaan prolaps


organ panggul (2013) menggunakan beberapa sistem yaitu sistem Baden-Walker
dan sistem Pelvic Organ Prolapse Quantification (POP-Q). Beberapa ahli
berpendapat 9 poin yang dinilai pada sistem POP-Q lebih cocok untuk keperluan
penelitian. Sistem Baden-Walker cukup adekuat digunakan dalam praktik klinik
selama penurunan atau protrusi dari semua kompartemen panggul (anterior,
apikal, dan posterior) diperiksa. Stadium prolaps uteri pada dibagi menjadi 5
bagian berdasarkan turunnya bagian terbawah organ, sebagai berikut :
Stadium 0 : tidak ada prolaps
Stadium I : ujung prolaps turun hingga setengah introitus
Stadium II : ujung prolaps turun sampai introitus
Stadium III : ujung prolaps setengahnya sampai di luar vagina
Stadium IV : ujung prolaps lebih dari setengahnya berada di luar vagina.

D. Etiologi

Secara umum penyebab prolapse uter adalah adnaya peningkatan tekanan


abdominal dan kelemahan otot dasar panggul yang diakibatkan oleh berbagai
sebab. Patet et al.,(2007) dalam Pranoto (2011) menggolongkan etiologi prolapse
uteri menjadi faktor instrinsik dan ekstrinsik. Termasuk dalam faktor instrinsik
yaitu kolagen, genetic, ras, proses penuaan, kondisi penuaan, sedangkan yang
termasuk faktor ekstrinsik yaitu kehamilan dan persalinan, riwayat histerktomi
sebelumnya, paritas, terapi sulih hormone dan pekerjaan.
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
penyulit, merupakan penyebab prolapsuteri dan memperburuk prolaps yang sudah
ada. Faktor-faktor lain adalah tarikan pada janin pada pembukaan belum lengkap,
prasat Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dan sebagainya. Jadi
tidaklah mengherankan jika prolaps uteri terjadi segera setelah partus atau dalam
masa nifas. Ascites dan tumor-tumor didaerah pelvis mempermudah terjadinya hal
tersebut. Bila prolapsuteri dijumpai pada nullipara, faktor penyebabnya adalah
kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus.
 Adapun faktor-faktor lain yang dapat mendasari terjadinya prolaps uteri
adalah :
 Kelemahan jaringan ikat pada daerah rongga panggul, terutama jaringan
ikat tranversal.
 Pertolongan persalinan yang tak terampil sehingga meneran terjadi pada
saat pembukaan belum lengkap.
 Terjadi perlukaan jalan lahir yang dapat menyebabkan lemahnya
jaringan ikat penyangga vagina.
 Serta ibu yang banyak anak sehingga jaringan ikat di bawah panggul
kendor.
 Menopause juga dapat menyebabkan turunnya rahim karena produksi
hormon estrogen berkurang sehingga elastisitas dari jaringan ikat
berkurang dan otot-otot panggul mengecil yang menyebabkan
melemahnya sokongan pada rahim.
 Melahirkan bayi yang besar
 Usia yang semakin bertambah
 Sering mengangkat sesuatu yang berat
 Dan beberapa kondisi-kondisi lainnya seperti Obesitas, konstipasi
kronik, dan penyakit-penyakit paru obstruktif kronik serta tumor
panggul meskipun ini jarang terjadi

E. Patofisiologi

Menurut Hoffman et.al (2016) penyangga organ panggul merupakan


interaksi yang kompleks antara otot-otot dasar panggul, jaringan ikat dasar
panggul, dan dinding vagina. Interaksi tersebut memberikan dukungan dan
mempertahankan fungsi fisiologis organ-organ panggul. Apabila otot levator ani
memiliki kekuatan normal dan vagina memiliki kedalaman yang adekuat, bagian
atas vagina terletak dalam posisi yang hampir horisontal ketika perempuan dalam
posisi berdiri. Posisi tersebut membentuk sebuah “flap-valve” (tutup katup) yang
merupakan efek dari bagian atas vagina yang menekan levator plate selama terjadi
peningkatan tekanan intra abdomen. Teori tersebut mengatakan bahwa ketika otot
levator ani kehilangan kekuatan, vagina jatuh dari posisi horisontal menjadi semi
vertikal sehingga menyebabkan melebar atau terbukanya hiatus genital dan 19
menjadi predisposisi prolaps organ panggul.
Dukungan yang tidak adekuat dari otot levator ani dan fascia organ panggul
yang mengalami peregangan menyebabkan terjadi kegagalan dalam menyangga
organ panggul. Mekanisme terjadinya prolaps uteri disebabkan oleh kerusakan
pada struktur penyangga uterus dan vagina, termasuk ligamentum uterosakral,
komplek ligamentum kardinal dan jaringan ikat membran urogenital. Faktor
obstetri, dan non-obstetri yang telah disebutkan di awal diduga terlibat dalam
terjadinya kerusakan struktur penyangga tersebut sehingga terjadi kegagalan
dalam menyangga uterus dan organ-organ panggul lainnya. Meskipun beberapa
mekanisme telah dihipotesiskan sebagai kontributor dalam perkembangan prolaps,
namun tidak sepenuhnya menjelaskan bagaimana proses itu terjadi.

F. Gejala Klinik

Gejala sangat berbeda-beda dan bersifat individual. Kadang kala penderita


yang satu dengan prolaps yang cukup berat tidak mempunyai keluhan apapun,
sebaliknya penderita lain dengan prolaps ringan mempunyi banyak keluhan.
Keluhan-keluhan yang hampir selalu dijumpai (Wiknjosastro, 2010) :
a. Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal atau menonjol di genitalia
eksterna
b. Rasa sakit di panggul dan pinggang (backache). Biasanya jika penderita
berbaring, keluhan menghilang atau menjadi kurang
c. Sistokel dapat menyebabkan gejala-gejala:
 Miksi sering dan sedikit-sedikit. Mula-mula pada siang hari,
kemudian bila lebih berat juga pada malam hari
 Perasaan seperti kandung kencing tidak dapat dikosongkan seluruhnya
 Stress incontinence, yaitu tidak dapat menahan kencing jika batuk
mengejan. Kadang- kadang dapat terjadi retensio uriena pada sistokel
yang besar sekali.
d. Rektokel dapat menjadi gangguan pada defekasi:
 Obstipasi karena faeses berkumpul dalam rongga rektokel;
 Baru dapat defeksi, setelah diadakan tekanan pada rektokel dari
vagina.
e. Prolaps uteri dapat menyebabkan gejala sebagai berikut:
 Pengeluaran serviks uteri dari vulva mengganggu penderita waktu
berjalan dan bekerja. Gesekan porio uteri oleh celana menimbulkan
lecet sampai luka dan dekubitus pada porsio uteri
 Leukorea karena kongesti pembuluh darah di daerah serviks, dan
karena infeksi serta luka pada porsio uteri
f. Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan
rasapenuh di vagina.
Sangat individual dan berbeda-beda, kadang-kadang prolaps uterinya cukup
berat tapi keluhannya (-) dan sebaliknya. Prolaps uteri dapat mendadak seperti
nyeri, muntah, kolaps dll (jarang). Keluhan-keluhannnya adalah :
 Terasa ada yang mengganjal/menonjol digenitalia eksterna (vagina atau
perasaan berat pada perut bagian bawah).
 Riwayat nyeri dipinggang dan panggul yang berkurang atau hilang dengan
berbaring.
 Timbulnya gejala-gejala dari : Sitokel : Pipis sedikit-sedikit dan sering, tak
puas dan stress inkontinensia (tak dapat menahan BAK) karena dinding
belakang uretra tertarik, sehingga fungsi sfincter terganggu. Rektokel :
terjadi gangguan defikasi seperti obstipasi, karena faeces berkumpul di
rongga rektokel. Koitus terganggu, juga berjalan dan bekerja. Leukorea,
karena bendungan/kongesti daerah serviks. Luka lecet pada portio karena
geseran celana dalam. Enterokel, menyebabkan rasa berat dan penuh pada
daerah panggul. Servisitis dapat menyebabkan infertility. Menoragia karena
bendungan.

G. Komplikasi

Menurut Wiknjosastro (2010), komplikasi yang dapat menyertai prolaps


uteri ialah:
1. Keratinisasi mukosa vagina dan porsio uteri.
Prosidensia uteri disertai degan keluarnya dinding vagina (inversio);
karena itu mukosa vagina dan serivks uteri menjadi tebal serta brkerut, dan
berwarna keputih-putihan.
2. Dekubitus
Jika serviks uteri terus keluar dari vagina, ujungnya bergeser dengan paha
dan pakaian dalam, hal itu dapat menyebabkan luka dan radang, dan
lambat laun timbul ulkus dekubitus. Dalam keadaan demikian, perlu
dipikirkan kemungkinan karsinoma, lebih-lebih pada penderita berusia
lanjut. Pemeriksaan sitologi/biopsi perlu dilakukan untuk mendapat
kepastian akan adanya karsinoma.
3. Hipertrofi serviks dan elangasio kolli
Jika serviks uteri turun dalam vagina sedangkan jaringan penahan dan
penyokong uterus masih kuat, maka karena tarikan ke bawah di bagian
uterus yang turun serta pembendungan pembuluh darah – serviks uteri
mengalami hipertrofi dan menjadi panjang dengan periksa lihat dan
periksa raba. Pada elangasio kolli serviks uteri pada periksa raba lebih
panjang dari biasa.
4. Gangguan miksi dan stress incontinence
Pada sistokel berat- miksi kadang-kadang terhalang, sehingga kandung
kencing tidak dapat dikosongkan sepenuhnya. Turunnya uterus bisa juga
menyempitkan ureter, sehingga bisa menyebabkan hidroureter dan
hidronefrosis. Adanya sistokel dapat pula mengubah bentuk sudut antara
kandung kencing dan uretra yang dapat menimbulkan stress incontinence
5. Infeksi jalan kencing
Adanya retensi air kencing mudah menimbulkan infeksi. Sistitis yang
terjadi dapat meluas ke atas dan dapat menyebabkan pielitis dan
pielonefritis. Akhirnya, hal itu dapat menyebabkan gagal ginjal
6. Kemandulan
Karena serviks uteri turun sampai dekat pada introitus vaginae atau sama
sekali keluar dari vagina, tidak mudah terjadi kehamilan
7. Kesulitan pada waktu partus
Jika wanita dengan prolaps uteri hamil, maka pada waktu persalinan dapat
timbul kesulitan di kala pembukaan, sehingga kemajuan persalinan
terhalang.
8. Hemoroid
Feses yang terkumpul dalam rektokel memudahkan adanya obstipasi dan
timbul hemoroid.
9. Inkarserasi usus halus
Usus halus yang masuk ke dalam enterokel dapat terjepit dengan
kemungkinan tidak dapat direposisi lagi. Dalam hal ini perlu dilakukan
laparotomi untuk membebaskan usus yang terjepit itu.
H. Penatalaksanaan

1. Observasi
Derajat luasnya prolaps tidak berhubungan dengan gejala. Apabila
telah menderita prolaps, mempertahankan tetap dalam stadium I merupakan
pilihan yang tepat. Observasi direkomendasikan pada wanita dengan prolaps
derajat rendah (derajat 1 dan derajat 2, khususnya untuk penurunan yang
masih di atas himen). Memeriksakan diri secara berkala perlu dilakukan
untuk mencari perkembangan gejala baru atau gangguan, seperti gangguan
dalam berkemih atau buang air besar, dan erosi vagina.
2. Konservatif
Pilihan penatalaksaan non-bedah perlu didiskusikan dengan semua
wanita yang mengalami prolaps. Terapi konservatif yang dapat dilakukan,
diantaranya:
a. Latihan otot dasar panggul
Latihan otot dasar panggul (senam Kegel) sangat berguna pada
prolaps ringan, terutama yang terjadi pada pasca persalinan yang
belum lebih dari enam bulan. Tujuannya untuk menguatkan otot-otot
dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi. Namun pada
penelitian yang dilakukan oleh Cochrane review of conservative
management prolaps uteri menyimpulkan bahwa latihan otot dasar
panggul tidak ada bukti ilmiah yang mendukung. Cara melakukan
latihan yaitu, penderita disuruh menguncupkan anus dan jaringan
dasar panggul seperti setelah selesai buang air besar atau penderita
disuruh membayangkan seolah-olah sedang mengeluarkan buang air
kecil dan tiba-tiba menghentikannya.
b. Pemasangan pesarium
Pesarium dapat dipasang pada hampir seluruh wanita dengan prolaps
tanpa melihat stadium ataupun lokasi dari prolaps. Pesarium
digunakan oleh 75%-77% ahli ginekologi sebagai penatalaksanaan lini
pertama prolaps. Alat ini tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran,
serta mempunyai indikasi tertentu.
Mekanisme
Tipe Indikasi keterangan
kerja
Ketebalan ukuran, dan
Ring Suportif Sistokel, prolaps uteri ringan
rigiditas bervariasi
Semua prolaps kecuali defek
Donut Suportif
posterior berat
Sistokel, penurunan uterus
Lever Suportif Mengikuti kurvatura vagina
ringan

Dish Suportif Prosidensia berat

Stem Suportif Sistokel, prosidensia ringan

Cube Mengisi ruang Semua prolaps Perlu dilepaskan setiap hari

Inflantable Mengisi ruang Semua prolaps Perlu dilepaskan setiap hari

Pesarium dapat dipakai bertahun-tahun, tetapi harus diawasi secara


teratur. Penempatan pesarium bila tidak tepat atau bila ukurannya
terlalu besar dapat menyebabkan iritasi atau perlukaan pada mukosa
vagina sehingga dapat menyebabkan ulserasi dan perdarahan.
3. Operatif
Operasi pada prolaps uteri tergantung dari beberapa faktor, seperti
umur penderita, masih berkeinginan untuk mendapatkan anak atau
mempertahankan uterus, tingkat prolaps, dan adanya keluhan. Prolaps uteri
biasanya disertai dengan prolaps vagina. Maka, jika dilakukan pembedahan
untuk prolaps uteri, prolaps vagina juga perlu ditangani. Terdapat
kemungkinan prolaps vagina yang membutuhkan pembedahan, tetapi tidak
ada prolaps uteri atau prolaps uteri yang ada belum perlu dioperasi. Di
Inggris dan Wales pada tahun 2005-2006, 22.274 operasi dilakukan untuk
prolaps vagina. Beberapa literatur melaporkan bahwa dari operasi prolaps
uteri, disertai dengan perbaikan prolaps vagina pada waktu yang sama.
Macam-macam operasi untuk prolaps uteri sebagai berikut :
a. Ventrofikasi
Dilakukan pada wanita yang masih tergolong muda dan masih
menginginkan anak. Cara melakukannya adalah dengan
memendekkan ligamentum rotundum atau mengikat ligamentum
rotundum ke dinding perut atau dengan cara operasi Purandare
(membuat uterus ventrofiksasi).
b. Operasi Manchester
Operasi ini disarankan untuk penderita prolaps yang masih muda,
tetapi biasanya dilakukan amputasi serviks uteri, dan penjahitan
ligamentum kardinale yang telah dipotong, di depan serviks dilakukan
pula kolporafi anterior dan kolpoperineoplastik. Amputasi serviks
dilakukan untuk memperpendek serviks yang memanjang (elongasio
koli). Tindakan ini dapat menyebabkan infertilitas, partus prematurus,
abortus.
c. Bagian yang penting dari operasi Manchester ialah penjahitan
ligamentum kardinale di depan serviks karena dengan tindakan ini
ligamentum kardinale diperpendek, sehingga uterus akan terletak
dalam posisi anteversifleksi, dan turunnya uterus dapat dicegah.
d. Histerektomi Vagina
Operasi ini tepat dilakukan pada prolaps uteri tingkat lanjut (derajat III
dan IV) dengan gejala pada saluran pencernaan dan pada wanita yang
telah menopause. Setelah uterus diangkat, puncak vagina
digantungkan pada ligamentum rotundum kanan dan kiri atas pada
ligamentum infundibulo pelvikum, kemudian operasi akan dilanjutkan
dengan kolporafi anterior dan kolpoperineorafi untuk mengurangi atau
menghilangkan gejala saluran pencernaan seperti, sembelit,
inkontinensia flatus, urgensi tinja, kesulitan dalam mengosongkan
rektum atau gejala yang berhubungan dengan gangguan buang air
besar dan untuk mencegah prolaps vagina di kemudian hari.
Histerektomi vagina lebih disukai oleh wanita menopause yang aktif
secara seksual.
e. Kolpokleisis (kolpektomi)
Tindakan ini merupakan pilihan bagi wanita yang tidak menginginkan
fungsi vagina (aktivitas seksual dan memiliki anak) dan memiliki
risiko komplikasi tinggi. Operasi ini dilakukan dengan menjahit
dinding vagina depan dengan dinding vagina belakang, sehingga
lumen vagina tertutup dan uterus terletak di atas vagina. Keuntungan
utama dari prosedur ini adalah waktu pembedahan singkat dan
pemulihan cepat dengan tingkat keberhasilan 90 - 95%.

I. Pencegahan

Pemendekan waktu persalinan terutama bila kala pengeluaran dan kalau


perlu dilakukan elektif (umpamanya foceps dengan kepala sudah didasar
panggul), membuat episiotomi, memperbaiki dan mereparasi luka atau kerusakan
jalan lahir dengan baik, memimpin persalinan dengan baik agar dihindarkan
penderita meneran sebelum pembukaan lengkap betul, menghindari paksaan
dalam mengeluiarkan plasenta (perasat Crede), mengawasi involusi uterus pasca
persalinan tetap baik dan cepat, serta mencegah atau mengobati hal-hal yang dapat
meningkatkan tekanan intraabdominal seperti batuk-batuk yang kronik.
Menghindari benda-benda yang berat. Dan juga menganjurkan agar penderita
jangan terlalu banyak punya anak atau sering melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Hardianti, Baiq Cipta and adi pramono, M besari (2015) Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dengan Kejadian Prolaps Uteri di RSUP Dr. Kariadi
Semarang. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Hasnawati A. 2012. Perbandingan Ekspresi Elastin Ligamentum Sakrouterina
Pada Perempuan Dengan Prolaps Organ Panggul dan Tanpa Prolaps
Organ Panggul. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin.
Himpunan Uroginekologi. 2013. Panduan Penatalaksanaan Prolaps Organ
Panggul. Jakarta : Himpunan Uroginekologi – POGI
Hoffman BL et.al. 2016. Williams Gynecology 3rd Edition. United States: Mc
Graw Hill Companies.
Norwitz. 2013. Obstetrics and Gynecology at a Glance 4th Edition. Boston, USA :
John Wiley & Sons, Ltd.
Pranoto, Ibnu. 2011. Kapita Selekta Uroginekologi Edisi Pertama. Yogyakarta :
bagian obstetrik dan ginekologi fakultas kedokteran Universitas Gadjah
Mada/RSUP. Dr. Sardjito
Rabe, Thomas. 2002. Buku Saku Ilmu Kandungan. Jakarta : Hipokrates
Sharma A, Zhang J P. 2014. Risk Factors and Symptoms of Uterine Prolapse:
Reality of Nepali Women.
Wiknjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohadjo

Anda mungkin juga menyukai