Anda di halaman 1dari 5

TATALAKSANA ASMA BRONKIAL

No Dokumen

No Revisi
SOP
Tanggal Terbit

Halaman 1/2

Pemerintah dr.H.M. Akhdiyat UPT Puskesmas


Pembina
Kabupaten DTP Sindanglaut
NIP19610319 198911 1 001
Cirebon

Pengertian Asma bronkial adalah penyakit heterogen, selalu dikarakteristikkan


dengan inflamasi kronis di saluran napas. Terdapat riwayat gejala
respirasi seperti mengi, sesak, rasa berat di dada dan batuk yang
intensitasnya berbeda-beda berdasarkan variasi keterbatasan aliran
udara ekspirasi.
ICD X: J45 (Asthma)
Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan asma bronkial.
Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Susukan NomorTahun 2017
tentang Pemberian Layanan Klinis.
Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016
Prosedur 1. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut antrian.
2. Petugas mempersilahkan pasien masuk ke ruang pemeriksaan.
3. Petugas melakukan anamnesis (keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu,riwayat alergi, dan riwayat
penyakit keluarga) didapatkan: lebih dari satu gejala (mengi,
sesak, dada terasa berat), gejala sering memburuk di malam hari
atau pagi dini hari, gejala bervariasi waktu dan intensitasnya,
gejala dipicu oleh infeksi virus, latihan, pajanan allergen,
perubahan cuaca, tertawa atau iritan seperti asap kendaraan,
rokok atau bau yang sangat tajam.
4. Petugas melakukan pemeriksaan vital sign yang diperlukan,
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik yang diperlukan atau yang
sesuai, dapat ditemukan mengi ekspirasi saat pemeriksaan
auskultasi.
6. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang jika diperlukan
7. Petugas menegakkan diagnose dan atau differential diagnosis
berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan vital sign, dan
pemeriksaan fisik
8. Petugas melakukan rujukan jika ada indikasi.
a. Bila sering terjadi eksaserbasi
b. Pada serangan asma akut sedang dan berat
c. Asma dengan komplikasi
Persiapan dalam melakukan rujukan bagi pasien asma yaitu:
a. Terdapat oksigen
b. Pemberian steroid sistemik injeksi atau inhalasi disamping

TATALAKSANA ASMA BRONKIAL


No Dokumen
UPT Puskesmas No Revisi dr. H.M. AKHDIYAT
DTP Sindanglaut SOP
Tanggal Terbit

Halaman 2/2

c. pemberian bronkodilator kerja cepat inhalasi


d. Pasien harus didampingi dokter/tenaga kesehatan terlatih selama
perjalanan menuju ke pelayanan sekunder.
9. Petugas memberikan terapi
Semua tahapan: ditambahkan agonis beta 2 kerja singkat untuk pelega
bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari
Berat Medikasi pengontrol Alternatif/pilihan lain Alternatif
Asma harian lain
Asma Tidak perlu - -
Intermiten
Asma Glukokortikosteroid - Teofilin lepas lambat -
Persiten inhalasi (200-400 µg - Leukotrien modifiers
Ringan BB/hari atau
ekuivalennya)
Asma Kombinasi - Glukokortikosteroi - Ditamba
Persisten inhalasi d inhalasi (400- h agonis
Sedang glukokortikosteroi 800 µg BB atau beta-2
d (400-800 ekuivalennya) kerja
µgBB/hari atau ditambah teofilin lama
ekuivalennya) dan lepas lambat, atau oral, atau
agonis beta-2 - Glukokortikosteroid - Ditamba
kerja lama inhalasi (400-800 µg h teofilin
BB/hari atau lepas
ekuivalennya) lambat
ditambah agonis beta-
2 kerja lama oral, atau
- Glukokortikosteroid
inhalasi dosis tinggi
(>800 µg BB atau
ekuivalennya) atau
- Glukokortikosteroid
inhalasi (400-800 µg
BB atau ekuivalennya)
ditambah leukotriene
modifiers

TATALAKSANA ASMA BRONKIAL


No Dokumen
UPT Puskesmas No Revisi dr. H.M. AKHDIYAT
DTP Sindanglaut SOP
Tanggal Terbit

Halaman 2/2
Semua tahapan: ditambahkan agonis beta 2 kerja singkat untuk pelega
bila dibutuhkan, tidak melebihi 3-4 kali sehari
Berat Medikasi pengontrol Alternatif/pilihan lain Alternatif
Asma harian lain
Asma Kombinasi inhalasi Prednisolon/
Persisten glukokortikosteroid metilprednisolon oral
Berat (>800 µgBB atau sedang sehari 10 mg
ekuivalennya) dan ditambah agonis beta-2
agonis beta-2 kerja kerja lama oral,
lama. Ditambah ≥ 1 ditambah teofilin lepas
dibawah ini: lambat.
- Teofilin lepas
lambat
- Leukotriene
modifiers
- Glukokortikoster
oid oral
Semua tahapan: Bila tercapai sama terkontrol, pertahankan terapi paling
tidak 3 bulan, kemudian diturunkan bertahap sampai mencapai terapi
seminimal mungkin dengan kondisi asma tetap terkontrol
10. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dan atau keluarganya:
a. Memberikan informasi kepada individu dan keluarga mengenai seluk
beluk penyakit, sifat penyakit, perubahan penyakit (apakah membaik
atau memburuk), jenis dan mekanisme kerja obat-obatan dan
mengetahui kapan harus meminta pertolongan dokter.
b. Kontrol secara teratur antara lain untuk menilai dan monitor berat
asma secara berkala.
c. Pola hidup sehat
d. Menjelaskan pentingnya melakukan pencegahan dengan:
menghindari setiap pencetusnya dan menggunakan
bronkodilator/steroid inhalasi sebelum melakukan excercise untuk
mencegah exercise induced asthma.
11. Petugas melakukan rujukan jika ada indikasi:
a. Bila sering terjadi eksaserbasi
b. Pada serangan asma akut sedang dan berat
c. Asma dengan komplikasi
TATALAKSANA ASMA BRONKIAL
SPO No. Dokumen
No. Revisi
Tanggal Terbit
Halaman 4/4
Pemerintah UPT
Kabupaten Puskesmas
Cirebon dr.H.M. Akhdiyat DTP
Pembina Sindanglaut
NIP19610319 198911 1 001
12. Petugas memberikan resep kepada pasien untuk diserahkan ke
sub unit farmasi.
13. Petugas mendokumentasikan semua hasil anamnesis,
pemeriksaan, diagnosa, terapi, rujukan yang telah dilakukan
dalam rekam medis pasien.
14. Petugas menyerahkan rekam medis ke petugas simpus untuk di
entry.
15. Petugas mendokumentasikan hasil pemeriksaan, diagnosa dan
terapi yang sudah tercatat dalam rekam medis ke data simpus.
Unit Terkait Unit BP-Umum
Unit BP-Lansia

Rekaman historis perubahan


No Isi perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai