Anda di halaman 1dari 10

RASIONALITAS PEMBERIAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIARE

DI PUSKESMAS LAILANGGA KECAMATAN WADAGA


KABUPATEN MUNA BARAT

Musdalipah¹, Aswan², Muh Syaiful Saehu³


Andiaswan262@gmail.com
¹Akademi Farmasi Bina Husada Kendari
Jln.Sorumba No.17 Kendari-Sulawesi Tenggara 93117

Abstrak

Penggunaan obat antibiotik yang tidak rasional dengan pedoman terapi, akan
meningkatkan berkembangnya resistensi bakteri terhadap antibiotik. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui rasionalitas pemberian obat antibiotik pada pasien rawat jalan di
Puskesmas Lailangga Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat dengan kriteria tepat
diagnosa, tepat dosis, tepat indikasi, tepat cara penggunaan.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Retrospektif,
sampel dalam penelitian ini adalah semua resep diare yang datang berobat di Puskesmas
Lailangga Periode 2016, Sampel penelitian bagian dari populasi yang memenuhi kriteria
inklusi. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan metode
observasi. Data diolah secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalitas peresepan antibiotik untuk
pengobatan diare di Duskesmas Lailangga Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna Barat pada
masing-masing kriteria yaitu Tepat Diagnosa 100%, Tepat Dosis 55,6%, Tepat Indikasi
100%, Tepat cara penggunaan 100%.
Kata Kunci : Rasionalitas, Antibiotik, Diare

Abstact

Antibiotic drugs use was irrasional with terapy guide, will raise the bactery resistance
against antibiotics. Purpose of this research was to know the rasionality of antibiotic drugs
was given to the outpatients in Lailangga public health center distric Wadaga distric West
Muna with criteria right diagnose, right dose, right indication and right used.
This research was used descriptif method with retrospektif approach. Sample in this
research is all diarrhea prescription in Lailangga public health center on period 2016. The
research sample was a part of population was complete the inclution criteria. The research
sampling was used purposive sampling method with observation method. The file was
analyzed with descriptif.
Result of this research was show that rasionality of antibiotic prescription to diarrhea
treatment in Lailangga public health center distric Wadaga distric West Muna on each criteria
are right diagnose 100%, right dose 55,6%, right indication 100% and right used 100%.

Keywords : Rasionality, Antibiotic, Diarrhea

1
PENDAHULUAN menghemat biaya perawatan pasien, serta

Diare masih menjadi masalah meningkatkan kualitas pelayanan rumah

kesehatan hingga saat ini terutama di sakit (Kemenkes, 2011).

negara-negara berkembang. Penyakit diare Hasil penelitian Antimicrobial

merupakan penyebab utama kesakitan dan Resistant in Indonesia (AMRIN-Study)

kematian anak di dunia dan menjadi terbukti dari 2494 individu di masyarakat,

penyebab kematian kedua setelah 43% Escherichia coli resisten terhadap

pneumonia pada anak d ibawah lima berbagai jenis antibiotik antara lain:

tahun. Diare dapat berlangsung selama ampisilin (34%), kotrimoksazol (29%) dan

beberapa hari, sehingga tubuh dapat kloramfenikol (25%). Hasil penelitian 781

kehilangan cairan yang penting seperti air pasien yang dirawat di rumah sakit

dan garam yang diperlukan untuk didapatkan 81% Escherichia coli resisten

kelangsungan hidup. Kebanyakan orang terhadap berbagai jenis antibiotik, yaitu

yang meninggal akibat diare karena ampisilin (73%), kotrimoksazol (56%),

mengalami dehidrasi berat dan kehilangan kloramfenikol (43%), siprofloksasin

cairan (WHO, 2013). (22%), dan gentamisin (18%) (Munaf,

Penggunaan obat antibiotik yang 2005).

tidak sesuai (tidak rasional) dengan Berdasarkan observasi awal yang

pedoman terapi, akan meningkatkan saya lakukan di Puskesmas Lailangga

berkembangnya resistensi bakteri terhadap Kecamatan Wadaga Kabupaten Muna

antibiotik. Akan tetapi, munculnya Barat, bahwa yang menulis resep dan yang

resistensi dapat dilakukan pencegahan mengobati pasien bukan seorang dokter

yakni dengan menggunakan antibiotik tetapi yang memberikan resep adalah

secara rasional dan terkendali, sehingga seorang bidan dan perawat.

resistensi tidak berkembang yang dapat

2
METODOLOGI Alat dan Bahan

Rancangan Penelitian Alat dan bahan yang akan digunakan

Penelitian dilakukan dengan dalam penelitian ini yaitu alat tulis (buku

metode deskriptif, penelitian deskriptif dan pulpen), kamera. Sedangkan, subjek

adalah suatu metode penelitian yang dalam penelitian adalah resep pasien diare

dilakukan dengan tujuan utama untuk dan rekam medis

membuat gambaran atau deskripsi tentang Analisa Data

suatu keadaan secara objektif. Data dikelompokan dan di analisa

(Notoatmojo, 2005). Data diperoleh dari dengan metode deskriptif secara

resep dan rekam medis pasien diare secara retrospektif meliputi jenis kelamin,

retrospektif umur,keluhan non spesifik, jenis

Populasi dan Sampel antibiotik yang digunakan, pengobatan

Populasi dalam penelitian ini tambahan selain antibiotik, ketepatan

adalah semua Resep yang masuk diapotek diagnosa, ketepatan dosis, ketepatan

Puskesmas Lailangga periode Januari- indikasi, dan ketepatan cara penggunaan.

Desember 2016 dan sampel dalam HASIL DAN PEMBAHASAN

penelitian ini yaitu semua Resep diare Penelitian ini dilakukan di

yang datang berobat di Puskesmas Puskesmas Lailangga yang berada di desa

Lailangga periode Januari-Desember 2016 Lailangga Kecamatan Wadaga Kabupaten

yaitu sebanyak 144 pasien, Sampel Muna Barat, wilayah jangkauan pelayanan

penelitian bagian dari populasi yang puskesmas Lailangga meliputi 7 desa di

memenuhi kriteria inklusi, dengan kecamatan wadaga.

pengambilan purposive sampling yaitu Pada penelitian ini, peneliti

teknik penentuan sampel dengan melakukan identifikasi kerasionalan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2007). melalui pengamatan data resep pasien

3
diare yang mendapatkan terapi obat yang ada sebelumnya. Populasi dalam

antibiotik di Apotek Puskesmas Lailangga, penelitian ini adalah semua Resep yang

pengumpulan data dilakukan pada resep masuk diapotek Puskesmas Lailangga

pasien rawat jalan yang mendapatkan Kecamatan Wadaga Periode 2016. Sampel

terapi obat antibiotik. Penelitian ini dalam penelitian ini yang digunakan

menggunakan metode deskriptif dengan adalah semua resep diare yang

menggunakan pendekatan Cross sectional mendapatkan terapi obat antibiotik yang

study yaitu peristiwa yang terjadi pada datang berobat di Puskesmas Lailangga

objek penelitian diukur dan dikumpulkan Kecamatan Wadaga periode 2016, Sampel

secara simultan(dalam waktu yang penelitian bagian dari populasi yang

bersamaan) atau hubungan antara indikator memenuhi kriteria inklusi.

peresepan dengan rasionalitas penggunaan

obat, Dengan Pengambilan data secara

retrospektif atau penelitian yang bersifat

melihat ke belakang, yang artinya

pengambilan data dilakukan sesuai data

1. Distribusi Pasien Diare Berdasarkan Jenis Kelamin


Tabel 1. Distribusi Pasien Diare Berdasarkan Jenis Kelamin

Presentase
No Jenis Kelamin Jumlah Kasus
(%)
1 Laki-Laki 43 29,8%
2 Perempuan 101 70,2%
Total 144 100%
Dari tabel distribusi pasien diare persentase 70,2 %. Hal Menunjukan pasien

berdasarkan jenis kelamin menunjukkan perempuan lebih banyak dibandingan

bahwa pasien laki-laki berjumlah 43 orang Laki-laki, Alasan perempuan lebih banyak

dengan persentase 29,8 %, dan pasien terjangkit diare karena perempuan banyak

perempuan sebanyak 101 orang dengan terlibat dalam kegiatan rumah tangga,

4
seperti memasak, membersihkan rumah rumah tangga serta dari berbagai dari

dan aktivitas lain. Dimana hal tersebut bahan kimia (Hidayanti,2012).

menjadi sumber paparan pathogen dalam

1. Distribusi Pasien Diare Berdasarkan Usia

Tabel 2. Distribusi pasien diare berdasarkan jenis kelamin


Usia Jumlah Kasus Presentase (%)
0-10 tahun 39 27%
11-20 tahun 18 12,5 %
21-30 tahun 27 18,75 %
31-40 tahun 16 11,1 %
41-50 tahun 18 12,5 %
51-60 tahun 16 11,1 %
≥ 61 tahun 8 5,6%
Total 144 100%

Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah pencernaan yang belum sempurna dan

kasus yang paling banyak terkena diare anak akan mulai mengenal jajanan

berdasarkan usia adalah pasien dengan sehingga besar kemungkinan untuk

umur 0-10 tahun yaitu dengan jumlah 39 terpapar infeksi akibat foodborne (Rohim

kasus (27%). Hal ini disebabkan karena dan Soebijanto,2002) Hal ini berbanding

pada usia tersebut sistem kekebalan anak terbalik dengan penelitian yang dilakukan

belum berkembang sempurna dan belum oleh Astuti (2016), bahwa pasien yang

menyadari arti pentingya kebersihan berusia 51-65 tahun adalah pasien yang

perorangan atau hygiene dan sanitasi. Hal paling banyak terkena diare, khususnya

ini juga disebabkan karena anak pada diare akut.

umur 0-5 tahun memiliki kecenderungan

mudah terserang diare akibat system

5
2. Distribusi Pasien diare berdasarkan keluhan non spesifik

Tabel 3. Distribusi pasien diare berdasarkan keluhan non spesifik di puskesmas


lailangga periode 2016.

Keluhan/Diagnosa Jumlah Pasien Presentase


Nyeri Perut 19 14,3%
Mual/Muntah 33 25%
Demam 21 16%
Pusing 13 9,8%
Nyeri uluhati 2 1,5%
Batuk batuk 12 9,1%
Diare 144 100%
Tabel 3 menunjukan bahwa dapat terjadi sebelum atau sesudah diare

penyakit yang dialami oleh pasien adalah dan dapat disebabkan oleh lambung yang

diare sebanyak 132 pasien (100%), mual meradang atau gangguan keseimbangan

dan muntah sebanyak 33 pasien (25%), asam basa dan elektrolit. Gejala non

pusing sebanyak 13 pasien (9,8%), demam spesifik pada pasien diare adalah mual

sebanyak 21 pasien (16%), nyeri perut muntah Akan tetapi muntah dapat

sebanyak 19 pasien (14,3%), nyeri ulu hati disebabkan oleh karena organisme yang

sebanyak 2 pasien (1,5%), Gejala mual menginfeksi saluran cerna bagian atas

muntah merupakan gejala yang sering (Mansjoer, 2009).

dialami oleh pasien diare, gejala tersebut

3. Distribusi Pasien Diare Berdasarkan Penggunaan Antibiotik

Tabel 4. Distribusi pasien diare berdasarkan penggunaan antibiotik di Puskesmas


Lailangga periode 2016

Jenis Obat Antibiotik Jumlah Presentase (%)


Cotrimoxazole 103 71,3 %
Tetrasicllin 22 15,3 %
Metronidazole 13 9,0 %
Amoxicillin syrup 5 3,4 %
Chloramphenicol 1 0,6 %
Total 144 100%

6
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dengan pemberian Cotrimoxazole

penggunaan antibiotik yang terbanyak (Anonim,2000). Antibiotik kedua yang

digunakan adalah antibiotic jenis diresepkan setelah kotrimoxazol adalah

cotrimoxazole dengan jumlah 103 pasien Tetrasicllin dengan presentase sebesar

(71,3%), cotrimoxazole lebih banyak 15,3%. Hal ini disebabkan karena

digunakan dalam terapi pengobatan diare Tetrasicllin jenis antibiotic golongan

karena cotrimoxazole merupakan glisilsiklin yang berguna untuk

antibiotika pilihan paling utama dalam menghambat pertumbuhan E.coli yang

pengobatan penyakit diare terutama yang dapat menyebabkan diare. (Iantanu,2012).

membutuhkan terapi antibiotik. Pada Antibiotik ketiga yang digunakan adalah

umumnya kombinasi dari Sulfametaxazole Metronidazol, hal ini disebakan karena

dan Trimetoprim memperkuat khasiatnya metronidazol dapat mengobati saluran

serta menurunkan resiko resistensi dengan pencernaan seperti mual,muntah, dan

kuat (Tjay dan Raharja,2007). kejang2, (Hardjasaputra,2002). Antibiotic

Trimetoprim dan sulfametaxazol ke empat yang digunakan adalah

menghambat reaksi enzimatik obligat pada amoxicillin syrup, amoksisilin merupakan

dua tahap yang berurutan pada mikroba, jenis antibiotik golongan penisilin yang

sehingga kombinasi kedua obat menghambat pertumbuhan gram negative

memberikan efek sinergi, jenis mikroba dan gram positif.(IanTanu,2012).

yang peka pada kombinasi ini yaitu seperti

E.colli,Salmonella, dan Shigella. Pada

kasus diare akut e.colli dapat diberikan

pengobatan dengan terapi atau di cegah

7
4. Distribusi Pasien Diare Berdasarkan Penggunaan Antibiotik
Tabel 4. Distribusi pasien diare berdasarkan penggunaan antibiotik di Puskesmas
Lailangga periode 2016

Jenis Obat Jumlah Presentase (%)


Oralit 61 22,1
Zinc dispersible 48 17,4
Paracetamol 39 14,2
V.b.complex 12 4,4
Ctm 22 8
Antasida tablet 34 12,4
Antasida syr 3 1,1
B12 9 3,3
GG 2 0,7
Ranitidine 9 3,3
B6 13 4,7
Metoklorpramid 7 2,5
Vitamin C 7 2,5
Novagesic 3 1,1
Lexapram 1 0,4
Rovital 2 0,7
Papaverin 1 0,4
Prednisolon 1 0,4
Piroxicam 1 0,4
Total 275 100%

Berdasarkan tabel 5 diketahui di berikan oralit untuk mengantisipasi


bahwa pengobatan tambahan selain terjadinya dehidrasi ketika kadar cairan
antibiotik yang paling banyak digunakan elektrolit di dalam tubuh berkurang secara
adalah Oralit yaitu sebanyak 61 signifikan.(Andrajati, 2014). Dan
pasien(22,1%). Alasan mengapa Oralit pengobatahan tambahan kedua yang
paling banyak di gunakan yaitu karena diberikan adalah zinc dengan jumlah 48
penyakit diare untuk penanganan awalnya (17,4).

8
5. Hasil Penilaian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diare

Tabel 6. Hasil Penilaian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diare di


Puskesmas Lailangga Periode 2016

Jumlah
Kriteria Rasional Rasional Tidak Rasional
N % N %
Tepat Diagnosa 144 100% 0 0%
Tepat Dosis 80 55,6% 64 44,4%
Tepat Indikasi 144 100% 0 0%
Tepat Penggunaan 144 100% 0 0%
Tabel hasil penilaian rasionalitas Dalam penelitian ini diperoleh dari
penggunaan obat antibiotik yang dilakukan data puskesmas lailangga menunjukan
di Apotek puskesmas lailangga kecamatan bahwa tepat indikasi mencapai angka
wadaga terdapat empat variabel yang telah 100%. Dikatakan tepat indikasi karena
diteliti : seperti pada resep no 1,3,4,5,12,16,14,22(
1. Tepat Diagnosa Lampiran 2) yang dimana keluhan dari
Ketepatan diagnosis dari 144 pasien pasien tersebut adalah mencret atau diare,
diare mendapatkan hasil 100% tepat dalam dan jenis obat yang diberikan adalah Obat
diagnosis dan 0 % tidak tepat diagnosa. jenis Cotrimoxazole, ini berarti pasien
2. Tepat Dosis tersebut sudah tepat indikasi. Karena salah
Penelitian ini kriteria Tepat Dosis satu indikasi dari obat cotrimoxazole ini
diperoleh hasil tepat dosis 55,6 % dan yaitu infeksi saluran pencernaan yang
tidak tepat dosis 44,4 %, Tepat dosis disebabkan oleh bakteri e,colli, shigella,
diperoleh dengan membandingkan dan salmonella penyebab diare.
frekuensi pemberian dalam resep dengan (Hardjasaputra,2002).
literature yang ada dan melihat 4. Tepat cara penggunaan
berdasarkan umur. Dan yang tidak tepat dari identifikasi kerasionalan Tepat
dosis seperti pada no responden 8, dosis Cara Penggunaan diperoleh hasil 100%,
yang diberikan adalah 3x1 untuk obat jenis hal ini karena semua resep menerangkan
cotrimoxazole 480 pasien umur 28 tahun, sudah sesuai dengan cara penggunaannya
seharusnya dosis yang diberikan adalah seperti sesudah makan dan diminum secara
2x2 (Hardjasaputra, 2002) oral yang diberikan sesuai dengan
3. Tepat indikasi diagnosa jenis penyakit pasien

9
KESIMPULAN Hanifah Cahya Wardati.2014.Evaluasi
Ketepatan diagnosa dalam Penggunaan Antibiotik Pada
Pasien Diare Anak di
peresepan antibiotik diperoleh hasil
Instalasi Rawat Inap Rsud
persentase sebanyak 100%, Ketepatan Dr Moewardi. Surakarta
Hardjasaputra.2002. Data Obat di
dosis 55,6%, Ketepatan indikasi 100%,
Indonesia Edisis Kesepuluh.
Ketepatan cara penggunaan 100% Jakarta
Ian Tanu.2012. Farmakologi dan Terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
Agistah Isti, dkk.2013. Penggunaan Isti Agistah, dkk. 2012. Penggunaan
Antibiotik Pada Terapi Diare Antibiotik Pada Terapi
Akut Anak Di Instalasi Rawat Diare Akut Anak di Instalasi
Jalan Puskesmas Bendan Rawat Jalan Puskesmas
Tahun 2012. Pekalongan Bendan. Pekalongan
Departemen Kesehatan RI.2006. Nasry Noor, N,2006.Pengantar
Direktorat Bina Farmasi
Epidemiologi Penyakit
Komunitas dan Klinik
Departemen Kesehatan RI.2009. Undang Menular,Rineka Cipta.
UndangDasar Republik Indonesia Tentang
Jakarta
Kesehatan. Jakarta
Notoatmijo.Soekidjo.2005.Metodologi
Dinkes Provinsi Sul-tra.2015.Profil Penelitian Kesehatan. Jakarta
Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tenggara. Kendari Novi Anggraina Sarlita.2013.Gambaran
Direktorat Jendral Bina Kefarmasian Pemberian Antibiotik Pada
dan Alat Kesehatan, Jakarta. Pasien Diare di Puskesmas
Ranomeeto, Kendari.
Fahrial Syam,A,2006, Pengobatan Diare
yang Tepat: Jakarta Nurindrani Rumbin, dkk.2012. Ketepatan
Penggunaan Antibiotik Pada
Fithria Fillah, dkk.2014. Rasionalitas Kasus Diare Akut Disertai
Terapi Antibiotik Pada Infeksi Bakteri Pada Anak
Pasien Diare Akut Anak Usia Usia 1-6 Tahun Pasien
1- 4 Tahun Di Rumah Sakit Rawat Inap Di RSI Klaten
Banyumanik Semarang Tahun 2011. Klaten
Tahun 2013. Semarang
Fras Korompis, dkk. 2013. Studi Tan & K.Raharja.2002. Obat-Obat
Penggunaan Obat Pada Penting Edisi ke Empat. Jakarta
Pasien Diare Akut di
Instalasi Rawat Inap Blu Tan & K.Raharja.2007. Obat-Obat
Rsup Prof.Dr.R.D. Kandou Penting Edisi ke Enam. Jakarta
Manado Periode Januari-
Juni 2012.Manado Tim Penyusun.2016.Profil Puskesmas
Ganiswara,2012. Farmakologi dan Terapi Lailangga.Muna Barat
Edisi Kelima. Fakultas
Kedokteran Universitas Wijoyo Yosef.2013.Diare Pahami
Indonesia : Jakarta Penyakit dan Obatnya. Yogyakarta

10

Anda mungkin juga menyukai