Anda di halaman 1dari 19

FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA

(UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA)


Jln Terusan Arjuna No. 6 Kebon Jeruk – Jakarta Barat

KEPANITERAAN KLINK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOJA

Nama : Dian Priscilla Rantetoding Tandatangan :


NIM : 112017258

Dokter Pembimbing : dr Benyamin Sp.PD

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn P Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Januari 1951
Usia : 67 tahun Suku Bangsa : Betawi
Status Perkawinan :Sudah menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Wirawasta Pendidikan : SMP
Alamat : KP Sarang Bango Cilincing Jakarta Utara
Tanggal Masuk RS : 23 Juni 2018

ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 25Juni 2018 Jam : 14.30 WIB

Keluhan Utama
Nyeri saat BAK sejak 7 hari SMRS.

Riwayat Penyakit Sekarang


Satu tahun yang lalu, pasien mengatakan pernah dioperasi saluran kemih dan dari
hasil operasi dikeluarkan butiran butiran kecil berwarna putih dari saluran kemihnya.
Sejak tujuh hari SMRS, pasien mengalami nyeri saat BAK. Nyeri dirasakan saat akhir
BAK. Pasien mengeluh berkemih tidak tuntas dan air kemih yang dikeluarkan sedikit sedikit.
Pasien juga mengeluh keluar darah saat BAK. Tidak terdapat demam, mual dan muntah.
Lima hari SMRS, keluhan BAK masih dirasakan sama seperti hari sebelumnya.
Namun disertai dengan demam. Demam dirasakan terus menerus sepanjang hari namun tidak
sampai membuat pasien menggigil. Tidak terdapat mual muntah dan nyeri kepala.
Satu hari SMRS, pasien merasakan nyeri hebat saat BAK. nyeri dirasakan terutama
saat air kemih yang dikeluarkan pasien sedikit-sedikit seperti menetes dan masih
mengeluarkan sedikit darah saat BAK. Pasien mengaku masih demam namun disertai dengan
menggigil. Tidak terdapat mual muntah dan tidak terdapat nyeri pinggang.

Penyakit Dahulu
(-) Cacar (-) Malaria (-) Batu ginjal/saluran kemih
(-) Cacar air (-) Disentri (-) Burut / hernia
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Penyakit prostat
(-) Batu rejan (-) Tifus abdominalis (-) Wasir
(-) Campak (-) Skrofula (+) Diabetes
(-) Influenza (-) Sifilis (-) Alergi
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor
(-) Korea (+) Hipertensi (-) Penyakit pembuluh
(-) Demam rematik akut (-) Ulkus ventrikuli (-) Perdarahan otak
(-) Pneumonia (-) Ulkus duodeni (-) Psikosis
(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Neurosis
(+)infeksi saluran kemih
(-) Tuberkulosis (-) Batu empedu
Lain – lain : (+) Operasi (-) Kecelakaan

Riwayat Keluarga
Hubungan Umur Jenis Kelamin Keadaan Kesehatan Penyebab
(Tahun) Meninggal
Kakek - Laki-laki Meninggal Tidak diketahui
Nenek - Perempuan Meninggal Tidak diketahui
Ayah - Laki-laki Meninggal Tidak diketahui
Ibu - Perempuan Meninggal Komplikasi DM
Saudara 1 50 Laki-laki DM -
Saudara 2 58 Laki-laki Sehat -
Anak 1 30 Laki – laki Sehat -
Anak 2 28 Laki – laki Sehat -
Anak 3 25 Laki – laki Sehat -

Adakah kerabat yang menderita:


Penyakit Ya Tidak Hubungan
Alergi √
Asma √
Tuberkulosis √
Artritis √
Rematisme √
DM √ Saudara
Jantung √
Ginjal √
Lambung √

ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat malam
(-) Kuku (-) Kuning / Ikterus (-) Sianosis
(-) Lain – lain

Kepala
(-) Trauma (-) Sakit kepala (-) Nyeri pada sinus
(-) Sinkop

Mata
(-) Nyeri (-) Radang (-) Sekret
(-) Kuning / ikterus (-) Gangguan penglihatan (-) Ketajaman penglihatan
(-) Konjungtiva anemis
Telinga
(-) Nyeri (-) Radang (-) Sekret
(-) Tinitus (-) Gangguan pendengaran (-) Kehilangan pendengaran

Hidung
(-) Trauma (-) Nyeri (-) Sekret
(-) Pilek (-) Epistaksis (-) Gangguan penciuman
(-) Gejala penyumbatan

Mulut
(-) Bibir (-) Lidah (-) Gusi
(-) Selaput (-) Stomatitis (-) Gangguan pengecap

Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara
Leher
(-) Nyeri leher (-) Benjolan

Dada (Jantung / Paru)


(-) Nyeri dada (-) Berdebar - debar (-) Sesak
(-) Ortopnoe (-) Batuk (-) Batuk berdarah

Abdomen
(-) Rasa kembung (-) Mual (-) Muntah
(-) Muntah darah (-) Sukar menelan (-) Nyeri perut
(-) Wasir (-) Mencret (-) Tinja darah
(-) Tinja berwarna ter (-) Benjolan (-) Perut membesar

Saluran Kemih / Alat Kelamin


(+) Disuria (+) Stranguria (-) Poliuria
(-) Polakisuria (+) Hematuria (-) Kencing batu
(-) Ngompol (-) Kencing nanah (-) Kolik
(-) Oliguria (-) Anuria (+) Retensi urin
(+) Kencing menetes (-) Penyakit prostat

Saraf dan Otot


(-) Anestesi (-) Parestesi (-) Otot lemah
(-) Kejang (-) Afasia (-) Amnesia
(-) Sukar mengingat (-) Ataksia (-) Hipo / hiper – estesi
(-) Pingsan (-) Kedutan (Tick) (-) Pusing (Vertigo)
(-) Gangguan bicara (-) Lain – lain :

Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas (-) Nyeri sendi
(-) Sianosis

BERAT BADAN
Berat badan rata – rata (kg) :80 kg
Berat badan tertinggi : 83 kg
Berat badan sekarang : 77kg
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : () Di rumah (√) Rumah Bersalin () R.S. Bersalin
Ditolong oleh : () Dokter (√) Bidan () Dukun () Lain-lain

Riwayat Imunisasi
() Hepatitis () BCG () Campak () DPT () Polio () Tetanus
* Pasien tidak tahu.

Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari : 3 kali sehari
Jumlah / Hari : Cukup
Variasi / Hari : Bervariasi
Nafsu makan : Baik

Pendidikan
() SD (+) SLTP () SLTA () Sekolah Kejuruan
() Akademi () Universitas () Kursus () Tidak sekolah

Kesulitan
Keuangan : Tidak ada
Pekerjaan : Tidak ada
Keluarga : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Tanggal 25 Juni pkl. 14.45WIB
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 77 kg
IMT : 30,0 kg/m2
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah :130/90 mmHg
Suhu : 36 ºC
Nadi : 82 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Keadaan gizi : Overweight
Sianosis : Tidak ada
Edema umum : Tidak ada
Habitus : Piknikus
Cara berjalan : Sulit berjalan
Mobilitas (Aktif / Pasif) : Pasif
Umur menurut taksiran pemeriksa : Sesuai umur

Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : Wajar
Alam perasaan : Biasa
Proses pikir : Wajar

Kulit
Warna : Sawo matang
Effloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata
Pembuluh darah : Tidak melebar
Suhu raba : Hangat
Lembab / Kering : Kering
Keringat : Umum (-)
Setempat (-)
Turgor : Baik
Ikterus : Tidak ada
Lapisan lemak : Merata
Edema : Tidak ada
Lain – lain : Tidak ada

Kelenjar Getah Bening


Submandibula : Tidak teraba membesar
Supraklavikula : Tidak teraba membesar
Lipat paha : Tidak teraba membesar
Leher : Tidak teraba membesar
Ketiak : Tidak teraba membesar

Kepala
Ekspresi wajah : Wajar
Simetri muka : Simetris
Rambut : Tumbuh merata, warna hitam beruban
Pembuluh darah temporal : Tidak melebar

Mata Mulut
Bibir : Lembab
Langit – langit : Tidak ada kelainan
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-/-)
Bau pernafasan : Tidak berbau
Exophthalamus : Tidak ada (-/-)
Enophthalamus : Tidak ada (-/-)
Kelopak : Oedem (-/-)
Lensa : Jernih
Konjunctiva : Anemis (-/-)
Visus : Menurun
Sklera : Ikterik (-/-)
Gerakan mata : Aktif
Nistagmus : Tidak ada (-/-)

Telinga
Tuli : Tidak tuli (-/-)
Lubang : Lapang
Serumen : Tidak ada (-/-)
Cairan : Keluar cairan (-/-)
Selaput pendengaran : Intak
Penyumbatan : Tidak ada (-/-)
Perdarahan : Tidak ada (-/-)

Paru – paru
Depan Belakang
Kanan Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis dinamis
Inspeksi
Kiri Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis dinamis
Kanan - Benjolan (−) - Benjolan (−)
- Fremitus taktil simetris - Fremitus taktil simetris
- Nyeri tekan (−) - Nyeri tekan (−)
Palpasi
Kiri - Benjolan (−) - Benjolan (−)
- Fremitus taktil simetris - Fremitus taktil simetris
- Nyeri tekan (−) - Nyeri tekan (−)
Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Perkusi
Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru

Kanan - Suara vesikuler - Suara vesikuler


- Wheezing (−) - Wheezing (−)
Auskultasi
- Ronki (−) - Ronki (−)
Kiri - Suara vesikuler - Suara vesikuler
- Wheezing (−) - Wheezing (−)
- Ronki (−) - Ronki (−)

Jantung
Inspeksi Ictus cordis terlihat pada ICS V, linea midklavikularis kiri
Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS V, linea midklavikularis kiri
Perkusi Batas kanan di ICS IV, linea parasternalis kiri
Batas atas di ICS III, linea parasternalis kiri
Batas kiri di ICS V, 1 jari medial linea midclavicularis kiri
Auskultasi BJ I – II murni reguler, gallop (-), murmur (-)

Pembuluh Darah
Arteri Temporalis : Teraba pulsasi
Arteri Karotis : Teraba pulsasi
Arteri Brakhialis : Teraba pulsasi
Arteri Radialis : Teraba pulsasi
Arteri Femoralis : Teraba pulsasi
Arteri Poplitea : Teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior : Teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedia : Teraba pulsasi

Perut
Inspeksi : Bentuk datar, tidak tampak benjolan, terdapat bekas luka operasi

Palpasi
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotemen (-/-), nyeri ketok CVA (-/-)
Lain – lain : Nyeri tekan epigastrium

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus (+), normal

Refleks dinding perut : Baik

Anggota Gerak
Kanan Kiri
Lengan
Otot
Tonus Normotonus Normotonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan 5 5
Oedem Tidak ada Tidak ada
Lain – lain Tidak ada Tidak ada
Tungkai dan Kaki
Luka Tidak ada Tidak ada
Varises Tidak ada Tidak ada
Otot
Tonus Normotonus Normotonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Krepitasi Krepitasi
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan 5 5
Oedem Tidak ada Tidak ada
Lain - lain Tidak ada Tidak ada
Refleks
Tendon Positif Positif
Bisep Positif Positif
Trisep Positif Positif
Patella Positif Positif
Achilles Positif Positif
Refleks patologis Negatif Negatif

LABORATORIUM DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG LAINNYA


Tanggal 23 Juni 2018
Darah Rutin
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 16.0 g/dL 12.5 – 16.0
Hematokrit 46.7 % 37.0 – 47.0
Trombosit 239 103/uL 182 – 369
Leukosit 8.80 103/uL 4.00 – 10.50

Elektrolit
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Natrium 128 mEq/L 135 – 147
Kalium 4.32 mEq/L 3.5 – 5.0
Klorida 89 mEq/L 96 – 108

Glukosa Darah
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Glukosa Sewaktu 499 mg/dL ≤ 200

Urinalisa
Urin lengkap Rujukan

Makroskopis Merah Kuning pucat


Warna Keruh Jernih
Kekeruhan 1.015 1.002-1.035
Berat Jenis 6.0 4.6-8.0
Protein 1+ (-) negatif
Glukosa 3+ (-) negatif
Keton (-) negatif (-) negatif
Bilirubin (-) negatif (-) negatif
Darah samar 3+ (-) negatif
Leukosit esterase 1+ (-) negatif
....rit (-) negatif
Urobilinogen 1.0 0.1 – 1.0

Mikroskopis
Leukosit 4-6/LPB <10
Eritrosit Penuh/LPB <3
Silinder (-)negatif (-) negatif
Epitel 1+
...teria 1+
Ur (-)negatif (-)negatif
Kristal (-)negatif (-)negatif

RINGKASAN (RESUME)

Seorang laki laki 67 tahun, datang dengan keluhan nyeri saat BAK sejak 7 hari SMRS. nyeri
dirasakan terutama saat akhir proses BAK.Pasien mengeluhkan tidak tuntas saat BAK. air
kemih yang dikeluarkan sedikit sedikit seperti menetes. Terdapat darah saat BAK. pasien
juga mengalami demam namun tidak disertai dengan menggigil. Demam dirasakan sepanjang
hari. Keluhan yang sama dirasakan sampai pada hari pasien masuk ke rumah sakit. Pasien
pernah di operasi karena keluhan yang sama satu tahun yang lalu dan dari hasil operasi
didapatkan butiran halus. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi.

MASALAH
1. Sistitis et causa retensi urin
2. Diabetes Melitus tipe 2
3. HipoNatremi

PENGKAJIAN DAN RENCANA TATALAKSANA


1. Infeksi Saluran Kemih
Dasar Diagnosis
Dipikirkan infeksi saluran kemih karena adanya keluhan nyeri saat berkemih, saat BAK
tidak tuntas terdapat keluhan BAK berdarah, dan terdapat demam pada pasien. Dari
pemeriksaan penunjang didapatkan urinalisa makroskopik urin berwarna merah keruh,
protein 1+, glukosa 3+, darah samar 3+, leukosit esterase 1+, eritrosit penuh/LPB, epitel
+1, ... teria +1.

Rencana Diagnostik
- Kultur urin diambil langsung dari kateter untuk melihat spesies bakteri

Rencana Pengobatan
- Inj ceftriaxon 1x2gram
- Inj ketorolac 3x30mg
- IVFD Nacl 0.9%
- Paracetamol tab 500mg
- Pemasangan kateter

Rencana Edukasi
- Asupan cairan yang banyak
- Penggantian kateter secara teratur
- Menjaga kebersihan dan higiene daerah uretra dan sekitarnya

Differensial diagnosis
1a. BPH
1b. Pielonefritis

2. Diabetes Melitus Tipe 2


Dasar Diagnosis
Pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan saat diperiksa, gula darah nya mencapai 499
mg/dL

Rencana Diagnostik
- SS/6jam
Rencana Pengobatan
- Metformin 500mg
- Novorapid
Rencana Edukasi
- Kurangi makanan manis
Differensial diagnosis
2a. DM1
2b. KAD

KESIMPULAN DAN PROGNOSIS


Seorang laki-laki, 67 tahun, dengan sistitis et cause retensi urin dan diabetes melitus tipe 2

Prognosis
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 26 Juni 2018
1. Infeksi Saluran Kemih
S: Nyeri masih ada namun berkurang karena telah dilakukan pemasangan kateter.
Pasien masih demam menggigil.
O: lemas, akral hangat. Suhu: 36,8c, urin keruh dan masih ada darah.
A : sistitis et causa retensi urin
P: Terapi lanjut dengan amikasin

2. Dibetes melitus tipe 2


S pasien masih lemas.
O SS/6jam GD: 203mg/dL.
A DM tipe 2
P Terapi lanjut novorapid dan metformin

Tanggal 28 Juni 2018


1. Sistitis et causa retensi urin
S Nyeri masih sama seperti hari sebelumnya. Demam tidak ada.
O suhu 36c. Urin masih keruh namun sudah tidak ada darah.
A Sistitis et causa retensi urin
P Terapi dilanjutkan

2. Diabetes melitus tipe 2


S Keluhan lemas mulai berkurang.
O GDS SRJ 310mg/dL
A diabetes melitus tipe 2
P terapi dilanjutkan

Tanggal 30 Juni 2018


1. Sistitis et cause retensi urin
S nyeri berkurang dari hari sebelumnya. Tidak ada demam.
O kekeruhan urin berkurang dan tidak ada darah.
A sistitis et causa retensi urin
P Terapi dilanjutkan dan dilakukan rencana penggantian kateter.

2. Diabetes melitus tipe 2


S keluhan lemas sudah tidak dirasakan
O gds srj 223
A diabetes melitus tipe 2
P terapi lanjut
Pembahasan Kasus

Sistitis
Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami muntah
darah yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna hitam.
Hematemesis melena merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada saluran cerna
bagian atas (SCBA) dan merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai di
tiap rumah sakit di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Padakasusini, didapatkankeluhanpasienmerupakanBAB hitamselama 3
haridanmuntahdarahsegarsebanyak 1 kali. Apa yang
dikeluhkanpasienadalahsesuaidengandefinisidari hematemesis melena.
Makadiambilmasalahpasieniniadalah hematemesis melena. Hemetemesis melena
disebabkanoleh 2 perkara. Yaitusirosisdan non-sirosis. Namundari anamnesis
danpemeriksaanklinipadapasien, tanda-tandasirosissepertiadanyariwayat hepatitis,
sclera ikterik, hepatomegaly tidakditemukanjadikemungkinanadalahkarena non-
sirosisyaitu gastritis erosive danulkus peptic.
Keluhan lain padapasienadalahnyeriuluhati,
mudahmerasakenyangsetelahmakan, begah,
mualmuntahdanadanyariwayatpenggunaanobat OAINS. Dari anamnesis
sudahbisadikatakanadanyagejala dyspepsia.
Definisidari dyspepsia adalahkumpulangejala yang terdiridarinyeri
/tidaknyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepatkenyang, rasa penuh,
sendawaregurgitasidan rasa panas yang menjalarke dada.
Makadapatdikatakanbahwapasienmengalami dyspepsia.
Seperti yang diketahui dyspepsia terbagiatas dyspepsia fungsionaldan
dyspepsia organik.Jadiselanjutnyakitamemastikanapakahtipe dyspepsia yang
dialamipasien. Dari definisi, menurutKonsensus Roma III kriteria diagnostic untuk
dyspepsia fungsionaladalahsetidaknyaselama 3 bulan, mulainya paling tidaksudah 6
bulandengan 1 ataulebihkeluhanbegah, cepatkenyang, nyeri epigastrium dan rasa
panasdiepigastriumdantidakditemukankelainan structural.
Manakaladispepsiadikatakan structural/organic jikaditemukanadanyakelainan
structural. Contohbeberapapenyakitdari dyspepsia structural adalah gastritis, tukak
peptic dankarsinomalambung. Tukakpeptik yang
terdirilagiatastukaklambungdantukak duodenum di
manatukaklambungmempunyaicirinyeritidakmembaiksetelahmakan (hunger pain food
pain) danpadatukakduonenumnyerimembaiksetelahmakan (hunger pain food relief)
Satupernyataandaripasienmengatakandiaseringkonsumsiobat anti
nyeribuatdengkulnya yang sakitselama 1
tahunterakhirmembuatkankemungkinanfaktor yang menyebabkankeluhan yang
dialamiadalahkarenariwayatpemakaian OAINS. Daripadakesemuapenyakitdari
dyspepsia kesemuanyabisadisebabkanolehpenggunaan OAINS.
Jadidaripernyataaninimasihbelumbisamemastikanpenyebabdaripenyakitnya.
Seterusnyamengambilsatulagipernyataanpasien yang
keluhannyatidakmembaiksetelahmakan, malahbertambahparah.
Keluhaninisangatmenjuruskepadatukaklambung.
Padakasusinidikatakan hematemesis melena
ectukaklambungadalahdikarenakan anamnesis danpemeriksaanfisik yang
sudahdibahaskannamunmasihbelumdapatmenegakkan diagnosis secara total
selagibelumdilakukanendoskopiuntukmelihatapakahadanyakelainan structural
atautidak.

TatalaksanaHemetemesis Melena
Berdasarkanbagantatalaksanapertamapadakeluhanhematemesis melena non-
sirosisadalahpemberianobat PPI selamaperdarahanmasihaktifdan massif,
sitoprotektor, asamtraneksamatdanantibiotik IV.
Padakasusinidiberikanterapiawalberupa omeprazole 2 x 1 ampul , Sucralfat syrup 3
x1 , As Tranexamat 3 x 1 amp dan Ceftriaxone 1 x 2g. Terapi yang
diberikanadalahsesuaidenganbagantatalaksana hematemesis melena non sirosis.

Anemia
Anemia didefinisikanoleh WHO sebagaikadarhaemoglobin (Hb) dibawah 13 g/dl
untuklaki-lakidewasa,
< 12g/dLuntukwanitadewasatidakhamildan< 11g/dLuntukwanitadewasa yang hamil.
Keluhanklinis yang seringdijumpaipada anemia adalahkeluhanlemas, cepatlelah,
tampakpucat. Jikapada anemia beratdijumpaiadanyatakikardi, sesaknafas.
Padapemeriksaanfisikselalunyaakandidapatkanconjungtivaanemisdanmukosatampakpucat.
PadapemeriksaanpenunjangakandidapatkankadarHb di bawah normal.
Padapasieninidikatakan anemia
karenaadanyakeluhanlemasdanpadapemeriksaanfisikdidapatkankonjungtivaanemis.
Padapemeriksaan lab yang pertamadidapatkankadarHbadalah 3g/dL.Kesemua yang
ditemukanpadapasienadalahsesuaidengancirianemis

Tipe-tipe anemia
Terdapatbeberapapenyebab anemia sepertiperdarahan, defisiensibesi.
Defisiensiasamfolat,penyakitkronik, talasemia, anemia hemolitik , anemia aplastic.
Padapasienini, didapatkanadanyamuntahdarahdan BAB hitam yang
menunjukkanadanyaperdarahanpadapasien. Jadidisimpulkanbahwapasien anemia
karenaadanyaperdarahan. Namundarianamnesis
kitadapatkanpasienmerasasakitlambungsetelahmakanmenyebabkanpasienhanyamakansedikits
etiap kali makan. Inibolehmenyebabkanpasienjugatelahmengalamidefisiensibesi yang
menyebabkan anemia defisiensibesi.
Faktorusiapasiendanpasientidakpernahmemeriksakesihatanmenyebabkankitatidakmengetahui
apakahpasienmempunyairiwayatpenyakitmenahun yang
mungkinadanamuntidakterdeteksisaatpasiendirawat. Dari
faktorinitidakdapatmenolahkemungkinanpasienadanya anemia akibatpenyakitkronis.
Adanyaduapenyebab anemia
inidariawaldandiperberatdenganperdarahanpadapasienmemperberatklinisdanbacaanHbpadapa
sienyaitu 3.5g/dL.
Makaharusdilakukanpemeriksaanapusandarahtepiuntukmelihatmorfologidanmembuat
diagnosis pasti.

Tatalaksana
Penyebabakibatdariperdarahanmakaharusdigantikandengan PRC (Packed Red Cell)
denganmenggunakanrumus target HB X 4 X BeratBadan.
Berdasarkankasusini,pasienharusmendapat 1430ml PRC untukmencapaihb target,
yaitusekitar 5 paket PRC. Padakasusinidigunakan 4 paket PRC
sehinggaterakhirbacaanhbmeningkatkepada 10.1g/dL. Hal
inimungkindikarenakandenganpemberian PPI padapasien, maka pH lambungmenjadi alkali
daninimenghentikanperdarahan.
Selanjutnyamungkindikarenakansalahpengiraanrumuskarenaberatbadanpasiendidapatkandari
anamnesis sahajadantidakditimbangdenganmenggunakanalatpenimbang di IGD maupun di
ruangan.

Anda mungkin juga menyukai