KEPANITERAAN KLINK
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOJA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn P Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 5 Januari 1951
Usia : 67 tahun Suku Bangsa : Betawi
Status Perkawinan :Sudah menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Wirawasta Pendidikan : SMP
Alamat : KP Sarang Bango Cilincing Jakarta Utara
Tanggal Masuk RS : 23 Juni 2018
ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis Tanggal : 25Juni 2018 Jam : 14.30 WIB
Keluhan Utama
Nyeri saat BAK sejak 7 hari SMRS.
Penyakit Dahulu
(-) Cacar (-) Malaria (-) Batu ginjal/saluran kemih
(-) Cacar air (-) Disentri (-) Burut / hernia
(-) Difteri (-) Hepatitis (-) Penyakit prostat
(-) Batu rejan (-) Tifus abdominalis (-) Wasir
(-) Campak (-) Skrofula (+) Diabetes
(-) Influenza (-) Sifilis (-) Alergi
(-) Tonsilitis (-) Gonore (-) Tumor
(-) Korea (+) Hipertensi (-) Penyakit pembuluh
(-) Demam rematik akut (-) Ulkus ventrikuli (-) Perdarahan otak
(-) Pneumonia (-) Ulkus duodeni (-) Psikosis
(-) Pleuritis (-) Gastritis (-) Neurosis
(+)infeksi saluran kemih
(-) Tuberkulosis (-) Batu empedu
Lain – lain : (+) Operasi (-) Kecelakaan
Riwayat Keluarga
Hubungan Umur Jenis Kelamin Keadaan Kesehatan Penyebab
(Tahun) Meninggal
Kakek - Laki-laki Meninggal Tidak diketahui
Nenek - Perempuan Meninggal Tidak diketahui
Ayah - Laki-laki Meninggal Tidak diketahui
Ibu - Perempuan Meninggal Komplikasi DM
Saudara 1 50 Laki-laki DM -
Saudara 2 58 Laki-laki Sehat -
Anak 1 30 Laki – laki Sehat -
Anak 2 28 Laki – laki Sehat -
Anak 3 25 Laki – laki Sehat -
ANAMNESIS SISTEM
Kulit
(-) Bisul (-) Rambut (-) Keringat malam
(-) Kuku (-) Kuning / Ikterus (-) Sianosis
(-) Lain – lain
Kepala
(-) Trauma (-) Sakit kepala (-) Nyeri pada sinus
(-) Sinkop
Mata
(-) Nyeri (-) Radang (-) Sekret
(-) Kuning / ikterus (-) Gangguan penglihatan (-) Ketajaman penglihatan
(-) Konjungtiva anemis
Telinga
(-) Nyeri (-) Radang (-) Sekret
(-) Tinitus (-) Gangguan pendengaran (-) Kehilangan pendengaran
Hidung
(-) Trauma (-) Nyeri (-) Sekret
(-) Pilek (-) Epistaksis (-) Gangguan penciuman
(-) Gejala penyumbatan
Mulut
(-) Bibir (-) Lidah (-) Gusi
(-) Selaput (-) Stomatitis (-) Gangguan pengecap
Tenggorokan
(-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara
Leher
(-) Nyeri leher (-) Benjolan
Abdomen
(-) Rasa kembung (-) Mual (-) Muntah
(-) Muntah darah (-) Sukar menelan (-) Nyeri perut
(-) Wasir (-) Mencret (-) Tinja darah
(-) Tinja berwarna ter (-) Benjolan (-) Perut membesar
Ekstremitas
(-) Bengkak (-) Deformitas (-) Nyeri sendi
(-) Sianosis
BERAT BADAN
Berat badan rata – rata (kg) :80 kg
Berat badan tertinggi : 83 kg
Berat badan sekarang : 77kg
RIWAYAT HIDUP
Riwayat Kelahiran
Tempat lahir : () Di rumah (√) Rumah Bersalin () R.S. Bersalin
Ditolong oleh : () Dokter (√) Bidan () Dukun () Lain-lain
Riwayat Imunisasi
() Hepatitis () BCG () Campak () DPT () Polio () Tetanus
* Pasien tidak tahu.
Riwayat Makanan
Frekuensi / Hari : 3 kali sehari
Jumlah / Hari : Cukup
Variasi / Hari : Bervariasi
Nafsu makan : Baik
Pendidikan
() SD (+) SLTP () SLTA () Sekolah Kejuruan
() Akademi () Universitas () Kursus () Tidak sekolah
Kesulitan
Keuangan : Tidak ada
Pekerjaan : Tidak ada
Keluarga : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Tanggal 25 Juni pkl. 14.45WIB
Tinggi badan : 160 cm
Berat badan : 77 kg
IMT : 30,0 kg/m2
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah :130/90 mmHg
Suhu : 36 ºC
Nadi : 82 x / menit
Pernapasan : 20 x / menit
Keadaan gizi : Overweight
Sianosis : Tidak ada
Edema umum : Tidak ada
Habitus : Piknikus
Cara berjalan : Sulit berjalan
Mobilitas (Aktif / Pasif) : Pasif
Umur menurut taksiran pemeriksa : Sesuai umur
Aspek Kejiwaan
Tingkah laku : Wajar
Alam perasaan : Biasa
Proses pikir : Wajar
Kulit
Warna : Sawo matang
Effloresensi : Tidak ada
Jaringan parut : Tidak ada
Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut : Merata
Pembuluh darah : Tidak melebar
Suhu raba : Hangat
Lembab / Kering : Kering
Keringat : Umum (-)
Setempat (-)
Turgor : Baik
Ikterus : Tidak ada
Lapisan lemak : Merata
Edema : Tidak ada
Lain – lain : Tidak ada
Kepala
Ekspresi wajah : Wajar
Simetri muka : Simetris
Rambut : Tumbuh merata, warna hitam beruban
Pembuluh darah temporal : Tidak melebar
Mata Mulut
Bibir : Lembab
Langit – langit : Tidak ada kelainan
Tonsil : T1 – T1, hiperemis (-/-)
Bau pernafasan : Tidak berbau
Exophthalamus : Tidak ada (-/-)
Enophthalamus : Tidak ada (-/-)
Kelopak : Oedem (-/-)
Lensa : Jernih
Konjunctiva : Anemis (-/-)
Visus : Menurun
Sklera : Ikterik (-/-)
Gerakan mata : Aktif
Nistagmus : Tidak ada (-/-)
Telinga
Tuli : Tidak tuli (-/-)
Lubang : Lapang
Serumen : Tidak ada (-/-)
Cairan : Keluar cairan (-/-)
Selaput pendengaran : Intak
Penyumbatan : Tidak ada (-/-)
Perdarahan : Tidak ada (-/-)
Paru – paru
Depan Belakang
Kanan Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis dinamis
Inspeksi
Kiri Simetris saat statis dan Simetris saat statis dan
dinamis dinamis
Kanan - Benjolan (−) - Benjolan (−)
- Fremitus taktil simetris - Fremitus taktil simetris
- Nyeri tekan (−) - Nyeri tekan (−)
Palpasi
Kiri - Benjolan (−) - Benjolan (−)
- Fremitus taktil simetris - Fremitus taktil simetris
- Nyeri tekan (−) - Nyeri tekan (−)
Kanan Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Perkusi
Kiri Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Jantung
Inspeksi Ictus cordis terlihat pada ICS V, linea midklavikularis kiri
Palpasi Ictus cordis teraba pada ICS V, linea midklavikularis kiri
Perkusi Batas kanan di ICS IV, linea parasternalis kiri
Batas atas di ICS III, linea parasternalis kiri
Batas kiri di ICS V, 1 jari medial linea midclavicularis kiri
Auskultasi BJ I – II murni reguler, gallop (-), murmur (-)
Pembuluh Darah
Arteri Temporalis : Teraba pulsasi
Arteri Karotis : Teraba pulsasi
Arteri Brakhialis : Teraba pulsasi
Arteri Radialis : Teraba pulsasi
Arteri Femoralis : Teraba pulsasi
Arteri Poplitea : Teraba pulsasi
Arteri Tibialis Posterior : Teraba pulsasi
Arteri Dorsalis Pedia : Teraba pulsasi
Perut
Inspeksi : Bentuk datar, tidak tampak benjolan, terdapat bekas luka operasi
Palpasi
Hati : Tidak teraba
Limpa : Tidak teraba
Ginjal : Ballotemen (-/-), nyeri ketok CVA (-/-)
Lain – lain : Nyeri tekan epigastrium
Perkusi : Timpani
Anggota Gerak
Kanan Kiri
Lengan
Otot
Tonus Normotonus Normotonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan 5 5
Oedem Tidak ada Tidak ada
Lain – lain Tidak ada Tidak ada
Tungkai dan Kaki
Luka Tidak ada Tidak ada
Varises Tidak ada Tidak ada
Otot
Tonus Normotonus Normotonus
Massa Eutrofi Eutrofi
Sendi Krepitasi Krepitasi
Gerakan Aktif Aktif
Kekuatan 5 5
Oedem Tidak ada Tidak ada
Lain - lain Tidak ada Tidak ada
Refleks
Tendon Positif Positif
Bisep Positif Positif
Trisep Positif Positif
Patella Positif Positif
Achilles Positif Positif
Refleks patologis Negatif Negatif
Elektrolit
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Natrium 128 mEq/L 135 – 147
Kalium 4.32 mEq/L 3.5 – 5.0
Klorida 89 mEq/L 96 – 108
Glukosa Darah
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Glukosa Sewaktu 499 mg/dL ≤ 200
Urinalisa
Urin lengkap Rujukan
Mikroskopis
Leukosit 4-6/LPB <10
Eritrosit Penuh/LPB <3
Silinder (-)negatif (-) negatif
Epitel 1+
...teria 1+
Ur (-)negatif (-)negatif
Kristal (-)negatif (-)negatif
RINGKASAN (RESUME)
Seorang laki laki 67 tahun, datang dengan keluhan nyeri saat BAK sejak 7 hari SMRS. nyeri
dirasakan terutama saat akhir proses BAK.Pasien mengeluhkan tidak tuntas saat BAK. air
kemih yang dikeluarkan sedikit sedikit seperti menetes. Terdapat darah saat BAK. pasien
juga mengalami demam namun tidak disertai dengan menggigil. Demam dirasakan sepanjang
hari. Keluhan yang sama dirasakan sampai pada hari pasien masuk ke rumah sakit. Pasien
pernah di operasi karena keluhan yang sama satu tahun yang lalu dan dari hasil operasi
didapatkan butiran halus. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus dan hipertensi.
MASALAH
1. Sistitis et causa retensi urin
2. Diabetes Melitus tipe 2
3. HipoNatremi
Rencana Diagnostik
- Kultur urin diambil langsung dari kateter untuk melihat spesies bakteri
Rencana Pengobatan
- Inj ceftriaxon 1x2gram
- Inj ketorolac 3x30mg
- IVFD Nacl 0.9%
- Paracetamol tab 500mg
- Pemasangan kateter
Rencana Edukasi
- Asupan cairan yang banyak
- Penggantian kateter secara teratur
- Menjaga kebersihan dan higiene daerah uretra dan sekitarnya
Differensial diagnosis
1a. BPH
1b. Pielonefritis
Rencana Diagnostik
- SS/6jam
Rencana Pengobatan
- Metformin 500mg
- Novorapid
Rencana Edukasi
- Kurangi makanan manis
Differensial diagnosis
2a. DM1
2b. KAD
Prognosis
- Ad vitam : dubia ad bonam
- Ad functionam : dubia ad bonam
- Ad sanationam : dubia ad bonam
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 26 Juni 2018
1. Infeksi Saluran Kemih
S: Nyeri masih ada namun berkurang karena telah dilakukan pemasangan kateter.
Pasien masih demam menggigil.
O: lemas, akral hangat. Suhu: 36,8c, urin keruh dan masih ada darah.
A : sistitis et causa retensi urin
P: Terapi lanjut dengan amikasin
Sistitis
Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami muntah
darah yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna hitam.
Hematemesis melena merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada saluran cerna
bagian atas (SCBA) dan merupakan keadaan gawat darurat yang sering dijumpai di
tiap rumah sakit di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Padakasusini, didapatkankeluhanpasienmerupakanBAB hitamselama 3
haridanmuntahdarahsegarsebanyak 1 kali. Apa yang
dikeluhkanpasienadalahsesuaidengandefinisidari hematemesis melena.
Makadiambilmasalahpasieniniadalah hematemesis melena. Hemetemesis melena
disebabkanoleh 2 perkara. Yaitusirosisdan non-sirosis. Namundari anamnesis
danpemeriksaanklinipadapasien, tanda-tandasirosissepertiadanyariwayat hepatitis,
sclera ikterik, hepatomegaly tidakditemukanjadikemungkinanadalahkarena non-
sirosisyaitu gastritis erosive danulkus peptic.
Keluhan lain padapasienadalahnyeriuluhati,
mudahmerasakenyangsetelahmakan, begah,
mualmuntahdanadanyariwayatpenggunaanobat OAINS. Dari anamnesis
sudahbisadikatakanadanyagejala dyspepsia.
Definisidari dyspepsia adalahkumpulangejala yang terdiridarinyeri
/tidaknyaman di epigastrium, mual, muntah, kembung, cepatkenyang, rasa penuh,
sendawaregurgitasidan rasa panas yang menjalarke dada.
Makadapatdikatakanbahwapasienmengalami dyspepsia.
Seperti yang diketahui dyspepsia terbagiatas dyspepsia fungsionaldan
dyspepsia organik.Jadiselanjutnyakitamemastikanapakahtipe dyspepsia yang
dialamipasien. Dari definisi, menurutKonsensus Roma III kriteria diagnostic untuk
dyspepsia fungsionaladalahsetidaknyaselama 3 bulan, mulainya paling tidaksudah 6
bulandengan 1 ataulebihkeluhanbegah, cepatkenyang, nyeri epigastrium dan rasa
panasdiepigastriumdantidakditemukankelainan structural.
Manakaladispepsiadikatakan structural/organic jikaditemukanadanyakelainan
structural. Contohbeberapapenyakitdari dyspepsia structural adalah gastritis, tukak
peptic dankarsinomalambung. Tukakpeptik yang
terdirilagiatastukaklambungdantukak duodenum di
manatukaklambungmempunyaicirinyeritidakmembaiksetelahmakan (hunger pain food
pain) danpadatukakduonenumnyerimembaiksetelahmakan (hunger pain food relief)
Satupernyataandaripasienmengatakandiaseringkonsumsiobat anti
nyeribuatdengkulnya yang sakitselama 1
tahunterakhirmembuatkankemungkinanfaktor yang menyebabkankeluhan yang
dialamiadalahkarenariwayatpemakaian OAINS. Daripadakesemuapenyakitdari
dyspepsia kesemuanyabisadisebabkanolehpenggunaan OAINS.
Jadidaripernyataaninimasihbelumbisamemastikanpenyebabdaripenyakitnya.
Seterusnyamengambilsatulagipernyataanpasien yang
keluhannyatidakmembaiksetelahmakan, malahbertambahparah.
Keluhaninisangatmenjuruskepadatukaklambung.
Padakasusinidikatakan hematemesis melena
ectukaklambungadalahdikarenakan anamnesis danpemeriksaanfisik yang
sudahdibahaskannamunmasihbelumdapatmenegakkan diagnosis secara total
selagibelumdilakukanendoskopiuntukmelihatapakahadanyakelainan structural
atautidak.
TatalaksanaHemetemesis Melena
Berdasarkanbagantatalaksanapertamapadakeluhanhematemesis melena non-
sirosisadalahpemberianobat PPI selamaperdarahanmasihaktifdan massif,
sitoprotektor, asamtraneksamatdanantibiotik IV.
Padakasusinidiberikanterapiawalberupa omeprazole 2 x 1 ampul , Sucralfat syrup 3
x1 , As Tranexamat 3 x 1 amp dan Ceftriaxone 1 x 2g. Terapi yang
diberikanadalahsesuaidenganbagantatalaksana hematemesis melena non sirosis.
Anemia
Anemia didefinisikanoleh WHO sebagaikadarhaemoglobin (Hb) dibawah 13 g/dl
untuklaki-lakidewasa,
< 12g/dLuntukwanitadewasatidakhamildan< 11g/dLuntukwanitadewasa yang hamil.
Keluhanklinis yang seringdijumpaipada anemia adalahkeluhanlemas, cepatlelah,
tampakpucat. Jikapada anemia beratdijumpaiadanyatakikardi, sesaknafas.
Padapemeriksaanfisikselalunyaakandidapatkanconjungtivaanemisdanmukosatampakpucat.
PadapemeriksaanpenunjangakandidapatkankadarHb di bawah normal.
Padapasieninidikatakan anemia
karenaadanyakeluhanlemasdanpadapemeriksaanfisikdidapatkankonjungtivaanemis.
Padapemeriksaan lab yang pertamadidapatkankadarHbadalah 3g/dL.Kesemua yang
ditemukanpadapasienadalahsesuaidengancirianemis
Tipe-tipe anemia
Terdapatbeberapapenyebab anemia sepertiperdarahan, defisiensibesi.
Defisiensiasamfolat,penyakitkronik, talasemia, anemia hemolitik , anemia aplastic.
Padapasienini, didapatkanadanyamuntahdarahdan BAB hitam yang
menunjukkanadanyaperdarahanpadapasien. Jadidisimpulkanbahwapasien anemia
karenaadanyaperdarahan. Namundarianamnesis
kitadapatkanpasienmerasasakitlambungsetelahmakanmenyebabkanpasienhanyamakansedikits
etiap kali makan. Inibolehmenyebabkanpasienjugatelahmengalamidefisiensibesi yang
menyebabkan anemia defisiensibesi.
Faktorusiapasiendanpasientidakpernahmemeriksakesihatanmenyebabkankitatidakmengetahui
apakahpasienmempunyairiwayatpenyakitmenahun yang
mungkinadanamuntidakterdeteksisaatpasiendirawat. Dari
faktorinitidakdapatmenolahkemungkinanpasienadanya anemia akibatpenyakitkronis.
Adanyaduapenyebab anemia
inidariawaldandiperberatdenganperdarahanpadapasienmemperberatklinisdanbacaanHbpadapa
sienyaitu 3.5g/dL.
Makaharusdilakukanpemeriksaanapusandarahtepiuntukmelihatmorfologidanmembuat
diagnosis pasti.
Tatalaksana
Penyebabakibatdariperdarahanmakaharusdigantikandengan PRC (Packed Red Cell)
denganmenggunakanrumus target HB X 4 X BeratBadan.
Berdasarkankasusini,pasienharusmendapat 1430ml PRC untukmencapaihb target,
yaitusekitar 5 paket PRC. Padakasusinidigunakan 4 paket PRC
sehinggaterakhirbacaanhbmeningkatkepada 10.1g/dL. Hal
inimungkindikarenakandenganpemberian PPI padapasien, maka pH lambungmenjadi alkali
daninimenghentikanperdarahan.
Selanjutnyamungkindikarenakansalahpengiraanrumuskarenaberatbadanpasiendidapatkandari
anamnesis sahajadantidakditimbangdenganmenggunakanalatpenimbang di IGD maupun di
ruangan.