Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KASUS

PENYAKIT JANTUNG KORONER ANGINA PEKTORIS

Siti Sofiatul Jannah


260112170580
Kasus
Ibu Mirna, 47 Tahun, mengalami gejala kegugupan dan palpitasi yang berhubungan dengan
sudoresis berlebih, tremor, frekuensi haid tidak teratur dan insomnia selama kurang lebih satu
tahun. Sebelumnya dia pernah dirawat di rumah sakit sebanyak 6 kali karena nyeri dada
restrostenal selama 3 menit dan mendapatkan terapi yang responsif terhadap nitrogliserin. Dia
menolak untuk mengonsumsi obat sampai terjadi gejala angina saat diberikan isosorbide dinitrat
10 mg dua kali sehari, aspirin 200 mg/hari, atenolol 50 mg/hari, dan captopril 12.5 mg/hari. Ibu
Mirna positif mempunyai riwayat penyakit tiroid di keluarganya, mempunyai riwayat penyakit
maag kronis dan dilaporkan merokok 1-2 batang per hari. Pasien didiagnosis terkena sindrom
koroner akut.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah, denyut jantung dan profil lipid yang
normal. Untuk terapi angina, Ibu Mirna diberikan terapi antiagregat, heparin, nitrogliserin iv, dan
beta bloker kemudian menimbulkan respon yang baik. Namun, pada saat pemeriksaan EKG
kembali menunjukkan terjadinya hipokinesia septal mid-apikal sehingga diperlukan pemilihan
terapi lebih lanjut.
Analisis Kasus
1. Subjektif
Wanita, 47 tahun
Mengalami gejala kegugupan dan palpitasi, nyeri dada
Merokok (1-2 batang per hari)
Mempunyai riwayat maag kronis
Memiliki riwayat penyakit tiroid di keluarganya

2. Objektif

Pemeriksaan fisik pada rawat inap sebelumnya menunjukkan hasil data sebagai berikut:
Pemeriksaan Hasil lab
Denyut jantung : 98 bpm
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
FSH : 2,34 mIU/mL
LH : 3,64 mIU/mL
T4L : 2,57 ng/dL (0,8-1,9 ng/dL)
TSH : 0,099 uU/mL (0,40-4,00 uU/mL)
TC : 178 mg/dL
LDL : 113 mg/dL
HDL : 49 mg/dL
TG : 82 g/dL

Data hasil EKG : adanya inversi gelombang T dari V1-V4, dan elevasi segmen ST dari
V2-V3 yang menunjukkan kelainan iskemia atau sindrom koroner akut.

3. Assessment
Denyut jantung, tekanan darah, lipid : normal
Diagnosis awal : sindrom jantung koroner akut dengan angina
Berdasarkan hasil lab TSH (<0.4 uU/mL) dan T4L (>1.9 ng/dL) : positif hipertiroid

4. Pharmaceutical Plan
 Terapi farmakologi
Penghentian terapi menggunakan captopril, obat anti angina dilanjutkan :
1) Antiagregat : Aspirin, dosis 75 mg oral per hari.
2) Anti-angina pectoris : Isosorbid dinitrat (ISDN) sublingual dosis 5 mg/hari
3) Beta-blocker : Atenolol oral (tablet) dengan dosis awal 50 mg/hari
kemudian ditingkatkan menjadi 100 mg/hari jika setelah satu minggu respon
yang diharapkan tidak tercapai
4) Disarankan penambahan obat omeprazole per oral dosis 20 mg untuk
meredakan efek samping aspirin terhadap nyeri lambung
5) Disarankan kepada dokter dan pasien untuk pemberian terapi pada hipertiroid
pasien menggunakan radioaktif I131 dengan dosis 18,8 mCi dan suplemen
propiltiourasil (PTU) dengan dosis 400 mg/hari.

 Terapi nonfarmakologi
- Konsumsi diet tinggi kalori 2600-3000 kalori per hari dan tinggi protein 100-125
gram (2,5 gr/kg BB) untuk mengatasi proses pemecahan protein jaringan dan
tingginya metobolisme tubuh akibat hipertiroid.
- Olahraga kardio secara teratur setelah kadar tiroid normal/eutiroid, yaitu olahraga
dengan intensitas ringan seperti berjalan kaki 30 menit sehari secara konsisten.
- Tidak boleh konsumsi rokok, alkohol, dan kafein yang dapat meningkatkan
metabolism dan aktivitas jantung.

 Penyampaian Informasi Obat


Sampaikan kepada pasien mengenai penggunaan obat harian :
- ISDN sublingual diminum pada pagi hari, 15 menit sebelum memulai aktivitas
- Omeprazole diminum 30 menit sebelum makan kemudian aspirin setelah makan
dosis 75 mg sekali sehari
- Atenolol diminum sekali sehari dan tidak boleh diminum bersama jus apel/jeruk
karena menimbulkan interaksi yang dapat menurunkan absorpsi atenolol dalam
darah

 Monitoring terapi
- Monitoring kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat dan pastikan pasien
menghindari rokok yang dapat memperparah penyakit
- Monitoring interkasi antara aspirin dan atenolol, penggunaan aspirin secara
bersamaan dapat menurunkan efek farmakodinamik atenolol sehingga perlu
diberi jeda 2 jam antar penggunaan obatnya.
- Anjurkan pasien untuk makan makanan sehat dan olahraga teratur dan untuk
segera menghubungi dokter jika angina dan kadar tiroid nya tidak kunjung
normal setelah pengobatan lebih dari 4 bulan. Perlu monitoring secara berkala
selama satu bulan sekali kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai