Anda di halaman 1dari 41

Laju Pembangkit Energi

Laju pembangkitan energi di dalam bintang dinyatakan


oleh parameter,
 = jumlah energi yang dibangkitkan oleh satu gram
materi bintang per detik
Harga  ini ditentukan oleh mekanisme pembangkit
energi dan bergantung pada komposisi kimia, tekanan
dan temperatur.
 = Fungsi (mekanisme pembangkit energi, P, T, komposisi kimia)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . (2-32)

DND - 2004 1
Tinjau suatu lapisan elemen bola beradius r dan
tebalnya dr
Massa elemen bola dM(r) = 4 r2  dr
Energi yang dipancarkan per detik
r
dL(r) = dM(r)  = 4 r2   dr
dr
Jadi persamaan pembangkitan ener-
ginya adalah,
dL(r)
= 4  r2  . . . . . . . . . . . (2-33)
dr
Untuk menentukan struktur dalam
bintang, persamaan ini harus
dipecahkan

DND - 2004 2
Harga  dapat ditentukan dari persamaan,


energi reaksi cm3 . . . . . . (2-34)
 = reaksi cm3 detik gram
 -1
reaksi yg berlangsung / cm3 / detik
energi yang dibangkitkan untuk setiap reaksi
jumlah seluruh reaksi dalam rangkaian atau daur

reaksi jumlah tumbukan . . (2-35)


= Pp Pt
cm3 detik cm3 detik
kemungkinan inti pereaksi menembus halangan
potensial (bergantung pada temperatur)
kemungkinan terjadi transmutasi untuk setiap
penembusan (bergantung pada temperatur)

DND - 2004 3
 Jumlah tumbukan yang berlangsung dalam ruang 1
cm3, per detik sebanding dengan jumlah inti pereaksi
per cm3.
 Apabila jumlah gram inti pereaksi dalam 1 gram
materi dinyatakan oleh X1 dan X2, maka
jumlah tumbukan
~ (X1 )( X2 ) . . . . (2-36)
cm3 detik
Jadi pers. (2-35) :
reaksi jumlah tumbukan
3
= 3
Pp Pt
cm detik cm detik
dapat dituliskan menjadi,

DND - 2004 4
reaksi
3
= (X1 )( X2 ) Pp Pt
cm detik

reaksi
atau
3
= (X1 )( X2 ) fungsi (T) . . . . (2-37)
cm detik
Sekarang subtitusikan pers. (2-37) ke


energi reaksi cm3
ke pers. (2-34) :  = reaksi cm3 detik gram
 -1

diperoleh,  ~  X1 X2 fungsi (T) . . . . . . . . . . . (2-38)

DND - 2004 5
Untuk reaksi proton-proton (pp) dan daur karbon (cc),
kita dapat mengganti rumus yang eksak dengan rumus
hampiran sebagai berikut :

T 
pp = 1  X2 . . . . . . . . . . . (2-39a)
106
T 
cc= 2  X Xc . . . . . . . . . . . (2-39b)
106

 X dan Xc masing-masing adalah jumlah gram


hidrogen dan karbon dalam 1 gram materi
 1, 2 dan  adalah tetapan. Harga tetapan ini
deperlihatkan dalam Tabel 2.1

DND - 2004 6
Tabel 2.1 Harga tetapan 1, 2 dan  untuk reaksi pp
dan cc
pp cc
T/106 Log 1  T/106 Log 1 
4-6 - 6,84 6 12 - 16 - 22,2 20
6 - 10 - 6,04 5 16 - 24 - 19,8 18
9 - 13 - 5,56 4,5 21 - 31 - 17,1 16
11 - 17 - 5,02 4 24 - 36 - 15,6 15
16 - 24 - 4,40 3,5 36 - 50 - 12,5 13

DND - 2004 7
Untuk reaksi triple-alpha (3) berlaku rumus hampiran
sebagai berikut:
T 30
 3 = 10-8  2 Y3 . . . . . . . . . . . . (2-40)
108

 Y adalah jumlah gram helium per gram materi

DND - 2004 8
Hantaran Energi
Energi yang dibangkitkan di dalam bintang harus
diangkut keluar. Ada tiga cara hantaran energi yaitu,
 konduksi
 konveksi
 pancaran/radiasi
Konduktivitas materi bintang sangat kecil, kecuali
pada bintang kompak seperti katai putih. Jadi di
dalam bintang hantaran energi hanya dilakukan
dengan cara konveksi dan pancaran

DND - 2004 9
Dari pers (1-9)
dIl(q, x) = - kl Il(q, x)  dx secq + jl  dx secq
Apabila l kita ganti dengan  ( = c/l) dan variabel x
kita ganti dengan r maka diperoleh,

dI(q)
= j  secq - k I(q)  secq . . . . . (2-40)
dr
Jika pers. ini dikalikan dengan (cos2 q )/k, kemudian
integrasikan untuk seluruh sudut ruang, maka
diperoleh,

DND - 2004 10
1 d j
I(q) cos2 q d = cosq d  I(q) cosq d
k dr k
=0 = F
1 d
Jadi, I(q) cos2 q d = F. . . . . . . . . (2-41)
k dr

Selanjutnya kita ambil I (q) sama dengan fungsi Planck


B(T) sehingga,
1 d
B(T) cos2 q d =  F. . . . . . . (2-42)
k dr
= 4/3

DND - 2004 11
4  B(T) dT
atau, =  F . . . . . . . . . . . . (2-43)
3k T dr

selanjutnya pers. ini kita integrasikan untuk seluruh


frekuensi,

4 dT 1  B(T)
=  F . . . . . . . . (2-44)
3 dr k T
0
L(r)
F =
4  r2

4 dT 1  B(T) L(r) . . . . . . . . (2-45)
=  Laju2 energi pancaran
3 dr k T  rmengalir melewati
4 yg
0
bola beradius r

DND - 2004 12
Selanjutnya kita definisikan Koefisien absorpsi rata-rata
Rosseland k
 
1  B(T) 1  B(T)
d = d . . . . . . . (2-46)
k 0 T 0
k T
Integral di ruas kiri jika dihitung akan memberikan,

 B(T) d d 
d = B(T) = T4
0
T dT dT 
4 ac
= T3= T 3 . . . . . . . . . (2-47)
 
Hukum Konstanta
Stefan-Boltzmann
c = kec. B(T) =  T4
cahaya,Stefan-Boltzmann
a = 4σ / c = tetapan rapat pancaran = 7,568 x 10-15 (cgs)

DND - 2004 13
Subtitusikan pers (2-46) dan (2-47) ke pers. (2-45)

4 dT 1  B(T) L(r)
Pers. (2-45) : = 
3 dr k T 4  r2
0
 
1  B(T) 1  B(T)
Pers. (2-46) : d = d
k 0 T 0
k T

4 dT 1  B(T) L(r)
Diperoleh, = 
3 dr k 0 T 4  r2

DND - 2004 14
Subtitusikan pers (2-46) dan (2-47) ke pers. (2-45)

4 dT 1  B(T) L(r)
Pers. (2-45) : = 
3 dr k T 4  r2
0
 
1  B(T) 1  B(T)
Pers. (2-46) : d = d
k 0 T 0
k T

4 dT 1  B(T) L(r)
Diperoleh, = 
3 dr k 0 T 4  r2

DND - 2004 15

4 dT 1  B(T) L(r)
= 
3 dr k 0 T 4  r2

Selanjutnya subtitusikan

 B(T) ac
pers. (2-47) : d = T3
0
T 
ke pers. di atas, diperoleh,
4 dT 1 ac L(r)
T 3= 
3 dr k  4  r2

DND - 2004 16
dT 3 k  L(r) . . . . . . . . . (2-48)
atau, = 
dr 4 ac T 3 4  r2
Persamaan kesetimbangan pancaran
 Untuk mengangkut energi yang lebih besar
diperlukan gradien temperatur yang besar
 Apabila kekedapan materi bintang besar
diperlukan gradien temperatur yang besar untuk
mendorong aliran pancaran.
 Pers. (2-48) diturunkan dengan menganggap setiap
unsur massa memancarkan seluruh energi yang
diserap dan yang dibangkitkan. Keadaan ini
disebut kesetimbangan pancaran

DND - 2004 17
Untuk mengetahui apakah di suatu tempat di dalam
bintang terjadi aliran konveksi, kita harus meninjau
kemantapan tempat tersebut terhadap konveksi.
 Misalkan suatu unsur massa kita
ganggu hingga bergerak ke atas.
 Apabila unsur massa tersebut
terus bergerak ke atas dan
tidak kembali ke tempat
semula, maka dikatakan
daerah tsb tidak mantap
terhadap konveksi, sehingga
Unsur
Massa ditempat tsb terjadi konveksi.

DND - 2004 18
 Apabila unsur massa tersebut
kembali ke tempat semula,
daerah tersebut mantap
terhadap konveksi, disitu
tidak akan terjadi konveksi
dan seluruh energi diangkut
secara pancaran

DND - 2004 19
Tinjau suatu unsur massa yang setimbang dengan
sekelilingnya. Dalam hal ini P,  dan T di dalam unsur
sama dengan sekitarnya, misalnya P1, 1 dan T1

 Misalkan karena suatu


r + r P2, 2’, T2’ P2, 2’, T2’
gangguan unsur massa
P1, 1, T1 bergerak ke atas
 Kita tinjau unsur massa
P1, 1, T1
tersebut setiba di suatu
r P1, 1, T1 P1, 1, T1 tempat yang berjarak r
dari tempat semula

DND - 2004 20
 Di sekeliling tempat tersebut P,  dan T adalah P2, 2
dan T2, sedangkan di dalam unsur massa adalah P2, 2’
dan T2’ (Tekanan harus sama dengan sekitarnya)
 Apabila T2’ > T2, maka 2’
r + r P2, 2’, T2’ P2, 2’, T2’ < 2 (Menurut hukum gas
ideal T harus tetap untuk
suatu harga P : P = NkT).
Dalam hal ini unsur massa
akan bergerak terus ke
r atas karena lebih ringan
dari sekitarnya,
 Terjadi ketidakmantapan yang berakibat
aliran konveksi

DND - 2004 21
 Apabila T2’ < T2, maka 2’ < 2, dalam hal ini unsur
massa akan kembali ketempat semula

 Sistem mantap, sehingga


tidak terjadi aliran
r + r P2, 2’, T2’ P2, 2’, T2’ konveksi dan seluruh
energi diangkut secara
pancaran

DND - 2004 22
Supaya terjadi konveksi, maka haruslah,

T2’ < T2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2-49)

 Di dalam bintang, temperatur makin berkurang ke


arah luar. Supaya pers. (2-49) berlaku, maka pada
saat unsur massa bergerak ke atas, temperatur di
dalam unsur massa harus turun lebih cepat daripada
sekitarnya. Jadi

dT dT
> . . . . . . . . . . . . . . . (2-50)
dr unsur dr sekeliling

DND - 2004 23
Apabila syarat ini berlaku, maka (dT/dr)sekeliling akan
memenuhi persamaan kesetimbangan pancaran (pers.
2-48)
dT 3 k  L(r)
Pers. (2-48) : = 
dr 4 ac T 3 4  r2
dT dT
Jadi pers. (2-50) : >
dr Unsur dr sekeliling

merupakan syarat kesetimbangan pancaran.


Dalam hal ini (dT/dr)sekeliling = (dT/dr)pancaran

DND - 2004 24
Apabila tidak terjadi pertukaran panas antara suhu
massa dan sekelilingnya, maka perubahan T di dalam
unsur massa merupakan proses adiabatik. Dengan
demikian syarat kemantapan pada pers. (2-50)
dT dT
Pers. (2-50) : >
dr unsur dr sekeliling

dapat dituliskan menjadi

dT dT
> . . . . . . . . . . . . . . . (2-51)
dr adiabatik dr pancaran

DND - 2004 25
Karena P juga semakin menurun ke arah luar, maka
syarat kemantapan (2-51)
dT dT
Pers. (2-51) : >
dr adiabatik dr pancaran

dapat diganti dengan,

dT dT . . . . . . . . . . . . . . . (2-52)
>
dP adiabatik dP pancaran

atau, d log P d log P . . . . . . . . . . . . . . (2-53)


<
d log T adiabatik d log T pancaran

DND - 2004 26
Dalam termodinamika dibuktikan bahwa,
d log P  . . . . . . . . . . (2-54)
=
d log T adiabatik (  1)
perbandingan panas jenis gas
pada tekanan dan volume tetap

 = cp /cv
Syarat kemantapan sekarang menjadi,
d log P 
> . . . . . . . . . . (2-55)
d log T pancaran (  1)
Jika syarat (2-55) berlaku maka ditempat tersebut tidak
terjadi konveksi, dan seluruh energi diangkut secara
pancaran. Tetapi apabila syarat (2-55) tidak berlaku,
maka konveksi akan berlaku.
DND - 2004 27
Sekarang akan kita tinjau keadaan bagaimanakah yang
dapat menimbulkan konveksi.
 Di pusat bintang dapat terjadi konveksi apabila
ditempat tersebut terjadi reaksi inti yang sangat peka
terhadap temperatur
T 
Dari pers. (2-38) :  pp = 1  X2
106
T 
dan pers. (2-39) :  cc= 2  X Xc
106
dan dengan melihat harga  pada Tabel 2.1

DND - 2004 28
Tabel 2.1 Harga tetapan 1, 2 dan  untuk reaksi pp dan cc
pp cc
T/106 Log 1  T/106 Log 1 
4-6 - 6,84 6 12 - 16 - 22,2 20
6 - 10 - 6,04 5 16 - 24 - 19,8 18
9 - 13 - 5,56 4,5 21 - 31 - 17,1 16
11 - 17 - 5,02 4 24 - 36 - 15,6 15
16 - 24 - 4,40 3,5 36 - 50 - 12,5 13

Tampak bahwa reaksi daur karbon merupakan reaksi


yang sangat peka terhadap temperatur. Dalam hal ini
perubahan temperatur sedikit saja menyebab-kan
perubahan laju pembangkitan energi yang cukup
besar

DND - 2004 29
Dengan demikian sumber energi sangat terkonsen-
trasi ke pusat. Keadaan ini menimbulkan gradient
temperatur yang sangat besar di dekat pusat bintang
sehingga syarat kemantapan,
dT dT
Pers. (2-51) : >
dr adiabatik dr pancaran

tidak dipenuhi lagi dan konveksi akan terjadi di


pusat bintang
Reaksi daur karbon terutama terjadi di pusat
bintang yang bermassa besar. Dengan dmikian kita
harapkan terjadinya konveksi di pusat bintang deret
utama yang bermassa besar

DND - 2004 30
Animasi Konveksi 1
Simulation of Convective Penetration in Stellar Interiors

http://www.solarviews.com/cap/misc/convect1.htm

DND - 2004 31
Animasi Konveksi 2

http://www.solarviews.com/cap/misc/convect3.htm

DND - 2004 32
 Konveksi juga akan terjadi apabila kekedapan (harga
k ) di suatu tempat besar sehingga berdasarkan,
dT 3 k  L(r)
Pers. (2-48) : = 
dr 4 ac T 3 4  r2

gradien temperatur pancaran menjadi besar.


Akibatnya syarat kemantapan,
dT dT
Pers. (2-51) : >
dr adiabatik dr pancaran

tidak dipenuhi, sehingga terjadilah konveksi

DND - 2004 33
 Apabila sebagian besar materi (umumnya hidrogen
dan helium) berada dalam keadaan terionisasi
sebagian, maka harga  akan mendekati satu (untuk
ionisasi sempurna  = 5/3). Akibatnya syarat
kemantapan

d log P 
Pers. (2-55) : >
d log T pancaran (  1)
akan dilanggar, sehingga keadaan ini dapat
menimbulkan konveksi.
Keadaan seperti ini juga ditemui pada atmosfer
bintang bertemperatur rendah.

DND - 2004 34
Dipermukaan bintang, seluruh materi berada dalam
keadaan netral, tetapi di bawah permukaan sebagian
besar materi berada dalam proses ionisasi. Sehingga
di daerah ini akan terjadi konvekasi
 Jadi bintang dengan temperatur nisbi rendah
seperti Matahari mempunyai lapisan luar yang
konvektif.

DND - 2004 35
 Apabila kita akan membuat model bintang yang
mantap, maka syarat kemantapan, yaitu

d log P 
Pers. (2-55) : >
d log T pancaran (  1)

harus diuji dalam setiap lapisan di dalam bintang


 Apabila syarat kemantapan dipenuhi, maka akan
berlaku keadaan kesetimbangan pancaran di
tempat tersebut
 Apabila syarat kemantapan tidak dipenuhi, maka
kita harus mencari persamaan lain untuk
menentukan gradient temperatur.

DND - 2004 36
 Telah kita bicarakan bahwa apabila syarat
kemantapan tidak dipenuhi, maka unsur massa yang
terganggu yang bergerak ke atas, memiliki rapat
massa lebih rendah daripada sekelilingnya, sedangkan
temperaturnya lebih tinggi daripada sekitarnya.
 Unsur massa yang naik ini akan membawa kelebihan
energi termal. Peristiwa kebalikannya terjadi pada
unsur massa yang bergerak ke bawah.
 Akibatnya gerak konveksi, baik yang ke atas
maupun yang ke bawah menyebabkan aliran energi
secara konveksi ke atas
 Adanya konveksi ini menyebabkan lapisan bawah
yang panas menjadi lebih dingin, sedangkan lapisan
yang dingin menjadi lebih panas
DND - 2004 37
 Dengan kata lain konveksi akan menurunkan
gradien temperatur. Sehingga pada akhirnya akan
terjadi kesetimbangan dimana seluruh energi yang
dibangkitkan di dalam bintang diangkut secara
pancaran maupun secara konveksi
 Keadaan ini disebut kesetimbangan konveksi
 Pada kesetimbangan konveksi ini, persamaan
(2-33) yaitu,
dL(r)
= 4  r2  
dr
berlaku dengan
L(r) = L(r)pancaran + L(r)konveksi . . . . . . . . (2-55)

DND - 2004 38
Dalam pers. ini fluks pancaran diberikan oleh pers.
(2-48) yaitu,
dT 3 k  L(r)
= 
dr 4 ac T 3 4  r2
sedangkan fluks konveksi diberikan oleh,
1/2 l2
L(r)konveksi = 4 cp  G M(r) ( T)3/2
2 4 . . . (2-56)
Tr
jarak campur (mixing length), yaitu jarak rata-rata
yang ditempuh suatu unsur massa sebelum
bercampur dengan sekelilingnya. Umumnya l = R/10

dT dT
dan, T=  . . . . . . . . . . (2-57)
dr adiabatik dr

DND - 2004 39
 Untuk mengangkut seluruh energi secara konveksi
diperlukan T yang sangat kecil
 Apabila fluks pancaran diperhitungkan, maka T
lebih kecil lagi
Sebagai contoh, untuk mengangkut seluruh energi
secara konveksi di tengah-tengah Matahari diperlukan

T ≈ 2 x 10-10 . . . . . . . . . . . . . . . (2-58)
sedangkan harga gradien temperatur sendiri adalah,

dT Tpusat
≈ ≈ 3 x 10-4 . . . . . . . . . . . . (2-59)
dr R
Jadi T  dT/dr
DND - 2004 40
Dengan demikian kita dapat menentukan rumus
pendekatan untuk gradien temperatur dalam keadaan
setimbang konveksi, yaitu

dT dT dP dT
= =
dr dr adiabatik dr dP adiabatik

1 T dP
= 1 . . . . . . . . . . . . (2-60)
 P dr
Buktikan !!!

Karena T  dT/dr maka pers. (2-60) berlaku cukup


baik di dalam bintang, walaupun taksiran harga l
ternyata salah dengan cukup besar.
DND - 2004 41

Anda mungkin juga menyukai