Anda di halaman 1dari 74

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan sebagai hak asasi manusia yang diakui secara konstitusional
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
hak warga negara dan tanggung jawab negara. Hak asasi bidang kesehatan ini
harus diwujudkan melalui pembangunan kesehatan yang diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat dengan
menanamkan kebiasaan hidup sehat. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan
diwujudkan melalui pemberian pelayanan kesehatan yang didukung oleh sumber
daya kesehatan, baik tenaga kesehatan maupun tenaga non-kesehatan. ( UU
No.28 Tahun 2014).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah,
dan/atau masyarakat. ( UU No.28 Tahun 2014).
Dalam mengaplikasikan praktek asuhan keperawatan dalam komunitas
diperlukan pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.
Dalam melihat perspektif proses terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang
erat kaitannya dengan ilmu epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga
masalah tersebut diketahui faktor penyebab dan alternatif pemecahannya.
Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang konsep puskesmas, PHC atau
posyandu dan untuk merubah perilaku masyarakat diperlukan pengetahuan yang
berkaitan dengan pendidikan kesehatan masyarakat ( Soekidjo Notoadmojo,
2003).
Menurut Hendrik L. Blum, status Kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan (fisik dan sosial-
ekonomi-budaya). Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan

1
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif pada terwujudnya status
kesehatan yang optimum.
Salah satu penyebab masalah kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan lingkungan. Oleh karena itu untuk melihat masalah kesehatan
lingkungan, khususnya di Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan
Bunaken Dasa wisma 1-15 , kami menggunakan aplikasi praktek asuhan
keperawatan komunitas.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik


masyarakat Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa
wisma 1-15.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik di
Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa
wisma 1-15.
2. Memberikan pemecahan masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan
fisik melalui Asuhan Keperawatan Komunitas.
3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kelurahan Molas
Cempaka Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa wisma 1-15.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk masyarakat
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai
pentingnya mengatasi masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik.
1.3.2 Untuk pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk mengaplikasikan Asuhan Keperawatan
Komunitas yang lebih baik.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


2.1.1 Definisi
Komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-
batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling
mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
Komunitas adalah sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau system sosial.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunitas berarti sekelompok
individu yang tinggal pada wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan
minat relatif sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan
peningkatan kemmpuan kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun
secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan
tersebut mencakup spectrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

2.1.2 Tujuan
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue
kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan
kelompok.
Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan
mayarakat mempunyai kemampuan untuk :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2. Menetapkan masalah dan memprioritaskan masalah tersebut.
3. Merumuskan serta memecahkan masalah.

3
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
2.1.3 Sasaran

Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok baik yang


sehat maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam
masyarakat.
a. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai
masalah kesehatan karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh
karena sesuatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar tempat
tinggal mereka. Maka disini peran perawat komunitas adalah membantu
individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya
kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuannya
dan kurangnya kemauan menuju kemandirian.
b. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi.
Antara keluarga satu dengan yang lainnya saling tergantung dan
berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainnya
dan keluarga yang ada disekitarnya. Dari permasalahan tersebut diatas
maka keluarga merupakan focus pelayanan kesehatan yang strategis.
1. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan
2. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan
seluruh anggota keluarga

4
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
4. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (dicision
making) dalam perawatan kesehatan
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai
usaha-usaha kesehatan masyarakat.
c. Kelompok khusus
Yang dimaksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth and
development), seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita,
anak usia sekolah dan usia lanjut.
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain
: kasus penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta, dan lain-lain.
3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas Strategi intervensi
keperawatan komunitas :
a. Proses kelompok (Group Process)
b. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
c. Kerja sama (Partnership)
2.1.3 Prinsip Keperawatan Komunitas
Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas
haruslah mempertimbangkan :
a. Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas artinya: ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian.
b. Autonomi
Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau
memilih alternative yang terbaik yang disebabkan untuk komunitas.

5
c. Keadilan
Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas.

2.1.4 Falsafah Keperawatan Komunitas


Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah
atau paradigma keperawatan secara umum yaitu : manusia yang merupakan titik
sentral dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-
nilai kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini disusunlah paradigma
keperawatan komunitas yang terdiri dari empat komponen dasar yaitu :
a. Manusia
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Keperawatan

2.1.5 Asumsi Dasar dan Keyakinan Dalam Keperawatan Komunitas


a. Asumsi dasar
Menurut American Nurses Association (ANA, 1989), asumsi dasar
keperawatan komunitas didasarkan pada asumsi :
1. Sistem pelayanan bersifat komplek
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tertier, merupakan
komponen system pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana
hasil pendidikan dan penelitian mendasari praktek
4. Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan
komunitas perlu dikembangkan ditatanan kesehatan utama.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif sesuai keyakinan
keperawatan komunitas.
2.1.6 Keyakinan
Keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas :

6
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam
hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerja sama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat
mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggungjawab setiap orang.
Dari asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar maka dikembangkan
falsafah keperawatan komunitas yang akan menjadi landasan praktek keperawatan
komunitas.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu
keperawatan yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan social. Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat. Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu
perawatan kesehatan masyarakat yaitu : (1) Ilmu Keperawatan, (2) Ilmu kesehatan
masyarakat dan (3) Ilmu social (peran serta masyarakat).
Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada dasarnya
menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah :
pengkajian data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
hasil tindakan keperawatan yang dilaksanakan secara sistematis dan
berkelanjutan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,

7
social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan
objektif.Data subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan data objektif
adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer adalah
data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record
(Wahit, 2005).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau
anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi
dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.Oleh
karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa
untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan
dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas : Data dikaji
melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di

8
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas
tersebut.Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi
daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas
(masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur
politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan
komunitas.
b) Data demografi : Kajilah jumlah komunitas berdasarkan :
usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku,
bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam
dan komposisi keluarga.
c) Vital statistic : Jabarkan atau uraikan data tentang : angka
kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka
pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas : Status kesehatan komunitas
dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic antara lain :
dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan
imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas
kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita,
usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di
masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya
dijabarkan sebagaimana dibawah ini : Keluhan yang
dirasakan saat ini oleh komunitas, Tanda-tanda vital :
tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh, Kejadian
penyakit (dalam 1 tahun terakhir) : ISPA, Penyakit asthma,
TBC paru, Penyakit kulit, Penyakit mata, Penyakit
rheumatic, Penyakit jantung, Penyakit gangguan jiwa,
Kelumpuhan, Penyakit menahun lainnya, Riwayat penyakit
keluarga.

9
e) Pola pemenuhan sehari-hari : Pola pemenuhan nutrisi, Pola
pemenuhan cairan dan elektrolit, Pola istirahat dan tidur,
Pola eliminasi, Pola aktivitas gerak, Pola pemenuhan
kebersihan diri
f) Status psikososial : Komunikasi dengan sumber-sumber
kesehatan, Hubungan dengan orang lain, Peran di
masyarakat, Kesedihan yang dirasakan, Stabilitas emosi,
Penelantaran anak atau lansia, Perlakuan yang salah dalam
kelompok dalam hal ini perilaku tindakan kekerasan, Status
pertumbuhan dan perkembangan
g) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
h) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan
kesehatan
i) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok,
minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol,
penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman : Luas bangunan, Bentuk bangunan, Jenis
bangunan , Atap rumah, Dinding, Lantai, Ventilasi,
Pencahayaan, Penerangan, Kebersihan, Pengaturan ruangan
dan perabot, Kelengkapan alat rumah tangga
b) Sanitasi : Penyediaan air bersih (MCK), Penyediaan air
minum
c) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya
dan bagaimana jarak dengan sumber air
d) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
e) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana cara pengolahannya : dibakar, ditimbun,
atau cara lainnya, sebutkan.
f) Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan

10
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya,
sebutkan.
3) Fasilitas : Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain,
Pekarangan, Sarana olahraga, Taman, lapangan, Ruang
pertemuan, Sarana hiburan, Sarana ibadah
a) Batas-batas wilayah : Sebelah utara, barat, timur, dan
selatan
b) Sarana ibadah
4) Pelayanan kesehatan dan social
a) Pelayanan kesehatan : Lokasi sarana kesehatan, Sumber
daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader), Jumlah
kunjungan, Sistem rujukan
5) Fasilitas social (pasar, toko ,swayalan) : Lokasi, Kepemilikan,
Kecukupan
6) Ekonomi : Jenis Pekerjaan, Jumlah penghasilan rata-rata tiap
bulan, Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, Jumlah pekerja
dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
7) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan : Sistem keamanan lingkungan, Penanggulangan
kebakaran, Penanggulangan bencana, Penanggulangan
polusi, udara, air dan tanah
8) Transportasi : Kondisi jalan, Jenis transportasi yang dimiliki,
Sarana transportasi yang ada
9) Politik dan pemerintahan : Sistem pengorganisasian, Struktur
organisasi, Kelompok organisasi dalam komunitas, Peran serta
kelompok organisasi dalam kesehatan
10) Sistem komunikasi: Sarana umum komunikasi, Jenis alat
komunikasi yang digunakan dalam komunitas, Cara penyebaran
informasi
11) Pendidikan : Tingkat pendidikan komunitas, Fasilitas
pendidikan yang tersedia (formal atau non formal), Jenis

11
pendidikan yang diadakan di komunitas, Sumber daya manusia,
tenaga yang tersedia
12) Jenis bahasa yang digunakan
13) Rekreasi: Kebiasaan rekreasi, Fasilitas tempat rekreasi
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
Cara mengkategori data : Karakteristik demografi, Karakteristik
geografi, Karakteristik social ekonomi, Sumber dan pelayanan
kesehatan (Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as
Client)
a) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
b) Tabulasi data
c) Interpretasi data
2) Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau
masalah keperawatan. Tujuan analisa data adalah :
a. Menetapkan kebutuhan komunity
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunity
d. Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan
pelayanan kesehatan
3) Perumusan atau penentuan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.Namun

12
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat
diatasi sekaligus.Oleh karena itu perlu diprioritaskan masalah.
4) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria, diantaranya adalah :
a) Sesuai dengan peran perawat
b) Sesuai dengan program pemerintah
c) Sesuai dengan intevensi pendidikan kesehatan
d) Resiko terjadi
e) Resiko parah
f) Minat masyarakat
g) Kemudahan untuk diatasi
h) Tempat
i) Dana
j) Waktu
k) Fasilitas
l) Petugas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial.Masalah actual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurses of Association
(ANA). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1) Problem (Masalah)
2) Etiologi (Penyebab)
3) Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)
Perumusan daignosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Dengan rumus PES
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S
(Symptom/gejala)

13
b. Dengan rumus PE
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c) Partisipasi dan peran serta masyarakat
3. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyaraka
Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2
S: Subjek K.1 : Kondisi
P: Predikat K.2 : Kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan :
1) Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang
diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
3) Specific
4) Measurable atau dapat diukur
5) Attainable atau dapat dicapai
6) Relevant/realistic atau sesuai
7) Time-Bound atau waktu tertentu
8) Sustainable atau berkelanjutan
4. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

14
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui
kegiatan :
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan
melalui kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya
mini
4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistic
8) Disusun secara berurutan
5. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut :
1) Menggunakan kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik :
Siapa yang melakukan ?
Apa yang dilakukan ?
Dimana dilakukan ?
Kapan dilakukan ?
Bagaimana melakukan ?
Frekuensi melakukan ?
6. Pelaksanaan
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah : I2 RMU.
a. Inovatif

15
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berdasar pada iman dan takwa
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesame
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan asas kemitraan
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
1) Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan
prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sector lainnya
2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat
dalam rangka alih peran.
3) Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
4) Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan
kesehatan.
7. Evaluasi
1) Fokus evaluasi
2) Relevansi
Apakah program yang diperlukan ?
Yang ada atau yang terbaru

16
3) Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?
4) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
5) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?
6) Impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?
a. Keguanaan evaluasi
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan
keperawatan yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana dalam proses keperawatan.
b. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
1) Tujuan tercapai
2) Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria yang telah
ditetapkan.
3) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga
perlu dicari penyebab dan cara memperbaiki atau
mengatasinya.

17
4) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul
masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam
apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis,
tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.

18
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

3.1 PENGKAJIAN

3.1.1 Data Geografi

Kelurahan Molas Lingkungan V. Kecamatan Bunaken. Provinsi Sulawesi

Utara. Kelurahan molas lingkungan V memiliki luas 97.780 M2

a. Data demografi

Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken jumlak Kepala

Keluarga sebanyak 776 KK.yang terdiri ndari 15 dasawwisma. Adapun

jumlah KK yang disurvey sebanyak 540 KK, karena terdapat kendala

dimana pada saat survey keluarga tidak berada dirumah, berpindah tempat

dan tidak bersedia dikaji.

Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 22, 23,24 Januari 2016

dan di dapatkan data sebagai berikut :

1. Komposisi penduduk
Diagram 1.1.Distribusi status penduduk di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016

3%

Asli/menetap 523 KK
(96,85%)
Musiman 17 KK (3,15%)

97%

19
Berdasarkan diagram 1.1, menunjukan status penduduk di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V Jumlah KK yang menetap 523 (96,85%) dan KK yang
musiman 17 (3.15%).
Diagram 1.2. Distribusi kepemilikan rumah penduduk di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
477
500
450
400
350
300 frekuensi
250 %
200
88,33 %
150 63
100 11,67 %
50
0
Pribadi 477 KK (88%) Menumpang 63 KK (12%)

Berdasarkan diagram 1.2, kepemilikan rumah di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V Jumlah KK dengan rumah milik pribadi 477 KK (88,33%) dan
jumlah KK yang menumpang 63 KK (11,67%)
Diagram 1.3 Distribusi data demografi di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
Islam 831 Jiwa (38%) Kristen Protestan 1158 Jiwa(54%)
Kristen Katolik 162 Jiwa (8%)

8%

38%

54%

Berdasarkan diagram 1.3, penduduk berdasarkan data demografi (usia) di


Desa Molas Lingkungan V yang paling banyak yaitu usia 10-15 tahun (11%),

20
kemudian diurutan kedua ada usia 5-10 tahun dan 15-20 tahun, masing-masing
10%.
Diagram 1.4. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Laki-laki 1119 Jiwa (52,46%) Perempuan 1014 Jiwa (47.54 %)

28%

72%

Berdasarkan diagram 1.4, penduduk di Desa Molas Lingkungan V berjenis


kelamin laki-laki 1119 jiwa (52,46%) dan berjenis kelamin perempuan 1014 jiwa
(47.54 %).
Diagram 1.5 Distribusi tingkat pendidikan penduduk di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

9% 3% Belum sekolah 182 Jiwa


2% (9%)
22%
Tidak sekolah 63 Jiwa (3%)

TK 50 Jiwa (2%)

SD 839 Jiwa (39%)

23% SMP 468 Jiwa (22 %)


41%

SMA 436 Jiwa (22%)

21
Berdasarkan diagram 1.5, tingkat pendidikan penduduk di Desa Molas
Lingkungan V dengan pendidikan terakhir SD yaitu 839 jiwa (39%) dan tingkat
pendidikan SMP & SMA 468 orang (22%).
Diagram 1.6. Distribusi pekerjaan penduduk di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
900
800
700
600
500
400
300
200
%
100
0 Frekuensi

Berdasarkan diagram 1.6. Jenis pekerjaan di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V sebagai IRT berjumlah 517 orang (24%), dan yang tidak bekerja
berjumlah 832 orang (39%).
Diagram 1.6 Distribusi agama di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016

8%

Islam 813 Jiwa (38%)


38%
Kristen Protestan 1158
Jiwa (54%)
Kristen Katolik 162 Jiwa (8)
54%

22
Berdasarkan diagram 1.6, Penduduk Desa Molas Lingkungan V yang
beragama kristen 1158 jiwa (54%), dan yang beragama kristen katolik 162 jiwa
(8%).
2. Status kesehatan
Diagram 2.1. Distribusi penyakit yang diderita 1 tahun terakhir di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

2% Demam, pilek 423 Jiwa


1% 1%
(31%)
4%
6% ISPA 372 Jiwa (27%)

38% Thypoid 8 Jiwa (1%)


11%

3% Gout Atritis 56 Jiwa (3%)


1%
DM 28 Jiwa (2%)

33%
Hipertensi 123 Jiwa (9%)

Berdasarkan diagram 2.1, jenis penyakit yang diderita penduduk Desa


Molas Lingkungan V selama 1 tahun terakhir yang terbanyak adalah Demam
Pilek sebanyak 423 jiwa (31%) yang kedua terbanyak yaitu ISPA sebanyak 372
jiwa (27%) dan ketiga terbanyak yaitu hipertensi sebanyak 123 jiwa (9%).
Diagram 2.2 Distribusi kondisi kecatatan penduduk Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
Tertutup Terbuka
(134 KK) (406 KK)
(25%) (75%)

25%

75%

23
Berdasarkan diagram 2.2, penduduk di Desa Molas Cempaka Lingkungan
V jumlah penduduk yang tidak mengalami kecatatan sebanyak 2122 orang (99%)
dan hanya 11 orang (1 %) yang mengalami kecatatan.
Diagram 2.3 Distribusi anggota keluarga yang meninggal dalam 1
tahun terakhir di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

600
500
400
300
200 Ada
100 Tidak Ada
0
Tidak ada 489 (91%) Ada 51 KK (9%)
(489 KK) (51 KK)
(91%) (9%)

Berdasarkan diagram 2.3, di Desa Molas Cempaka Lingkungan V KK


dengan adanya anggota keluarga yang meninggal dalam 1 tahun terakhir 51 KK
(9%) dan yang tidak 489 KK (91%)
3. Lingkungan fisik
Diagram 3.1 Distribusi lingkungan fisik dilihat dari luas lantai
bangunan rumah di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari
2016

43% Luas bangunan rumah > 50


m2 230 rumah (43%)
Luas bangunan ruamh < 50
57% m2 310 rumah (57%)

24
Berdasarkan diagram 3.1, distribusi lingkungan fisik di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V dilihat dari luas lantai bangunan rumah dengan jarak <
50m2 310 rumah (57%) dan dengan jarak >50 m2 230 rumah (43%).
Diagram 3.2 Distribusi jumlah kamar tidur di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

10% 11%

1 kamar tidur 61 rumah


(11%)
2-3 tidur 427 rumah (79%)

Lebih dari 3 kamar tidur 52


rumah (10%)

79%

Berdasarkan diagram 3.2, distribusi jumlah kamar tidur di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V dengan 2-3 kamar tidur yaitu 427 rumah (79%) dan
paling sedikit > 3 kamar tidur yaitu 52 keluarga (10%).
Diagram 3.3. Distribusi kebiasaan penduduk untuk membuka jendela di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

28%
Kebiasaan membuka
jendela 439 KK (81%)
Tidak membuka Jendela
101 KK (19%)
72%

Berdasarkan diagram 3.3, kebiasaan penduduk untuk membuka jendela di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V jumlah KK yang memiliki kebiasaan

25
membuka jendela 439 KK (81%) dan yang tidak memiliki kebiasaan membuka
jendela 101 KK (19%).
Diagram 3.4. Distribusi jenis lantai rumah di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Permanen 262 Rumah Semi Permanen 214 Non Permanen 64 Rumah
(48%) Rumah (40%) (12%)

Berdasarkan diagram 3.4, jenis lantai rumah penduduk di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V menunjukan yang paling banyak rumah dengan jenis
lantai rumah plesten, ubin atau keramik yaitu 465 rumah (86%) dan yang paling
sedikit yaitu papan kayu 22 rumah (4%).
Diagram 3.5. Distribusi tipe bangunan rumah di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Tanah (sebagian Plesten,ubin,keramik Papan kayu 22 rumah
besar) 53 rumah 465 rumah (86%) (4%)
(10%)

Frekuensi %

26
Berdasarkan diagram 3.5, menunjukan tipe bangunan rumah penduduk di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V rumah yang memiliki tipe bangunan
permanen 262 rumah (49%) dan non permanen yaitu 64 rumah (5%).
Diagram 3.6. Distribusi kebersihan jendela dan lubang angin di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Bersih 295 Rumah (55%) Kotor 245 Rumah (45%)

45%

55%

Berdasarkan diagram 3.6, kebersihan jendela dan lubang angin di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V rumah yang memiliki jendela dan lubang angin
yang bersih 279 rumah (52%) dan yang tidak bersih yaitu 28 rumah (5%).
Berdasarkan diagram 3.7. Distribusi berdasarkan kebersihan dalam rumah
dan pekarangan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Bersih Kurang bersih Tidak Bersih
( 279 Rumah) (233 Rumah) ( 28 Rumah)
52% 43% 5%

27
Berdasarkan diagram 3.7, kebersihan dalam rumah dan pekarangan dan
lingkungan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V pekarangan rumah yang
bersih 295 rumah (55%) dan yang kotor yaitu 245 rumah (45%).
Diagram 3.8. Distribusi kesehatan air di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016

13%

33% Sumur gali 72 KK (13%)


Sumur pompa 95 KK (18%)
18%
Mata air 5 KK (1%)
Air galon 188 KK (35%)

1% PAM 178 KK (33%)

35%

Berdasarkan diagram 3.8, kesehatan air di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V jenis air yang digunakan untuk memasak dan minum yaitu air
gallon 188 keluarga (35%) dan yang menggunakan mata air 5 KK (1%).
Diagram 3.9. Distribusi penggunaan air untuk mencuci di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Sumur gali 177 KK (33%) Sumur pompa 220 KK (41%) PAM 143 KK (26%)

26%
33%

41%

28
Berdasarkan diagram 3.9, penggunaan air untuk mencuci di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang terbanyak adalah sumur pompa yaitu 220 KK
(41%) dan yang paling sedikit yaitu 143 KK (26%) menggunakan air PDAM.
Diagram 3.10 Distribusi waktu pembersihan / pengurasan air di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

1x seminggu 113 KK (21%) 2x seminggu 104 KK (19%)


> 2x seminggu 241 KK (45%) Lain-lain ( setiap hari ) 82 KK (15%)

15%
21%

19%
45%

Berdasarkan diagram 3.10, waktu untuk pembersihan/pengurasan air di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V keluarga yang melakukan pembersihan /
pengurasan air sebanyak > 2x seminggu 241 KK (45%).
Diagram 3.11. Distribusi penampungan air untuk memasak di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

11%
Terdapat penampungan air
untuk masak & minum 483
KK (89%)

Tidak memiliki
penampungan air untuk
masak & minum 57 KK
(11%)
89%

Berdasarkan diagram 3.11, tempat penampungan air untuk memasak di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V jumlah KK yang memiliki tempat

29
penampungan untuk masak air dan minum 483 KK (89%) sedangkan yang tidak
memiliki tempat penampungan air untuk masak dan minum 57 KK (11%).
Diagram 3.12. Distribusi jarak sumber air dengan penampung
kotoran di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

13%

< 5 m 71 rumah (13%)


42%
> 10 m 242 rumah (45%)

5 s/d 10 m 227 rumah


45% (42%)

Berdasarkan diagram 3.12, jarak sumber air dengan penampung di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V sumber air dengan penampungan kotoran yang
paling banyak dengan jarak > 10m 242 rumah (45 %) dan dengan jarak yaitu <
5m 71 rumah (13 %).
Diagram 3.13. Distribusi keadaan fisik air di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Lingkungan V Februari 2016
Berbau
3%

Berwarna
39%

Jernih
58%

30
Berdasarkan diagram 3.13, keadan fisik air di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V yang terbanyak yaitu air jernih 315 rumah (58 %) sedangkan yang
paling sedikit air berbau yaitu 14 rumah (3%).
Diagram 3.14. Distribusi penampungan air untuk masak dan minum
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

14%

Penampunagn air terbuka


75 rumah (14%)
Penampungan tertutup
465 rumah (86%)

86%

Berdasarkan diagram 3.14, penampungan air untuk masak dan minum di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V dengan penampungan tertutup yaitu 465
rumah (86%) sedangkan penampungan terbuka 75 rumah (14%).

4. Pembuangan sampah
Table 4.1 Distribusi tempat pembuangan sampah di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

11%

Ada 482 rumah (89%)


Tidak 58 rumah (11%)

89%

31
Berdasarkan diagram 4.1, tempat pembuangan sampah di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang memiliki tempt pembuangan sampah yaitu 482
keluarga (89%) ada sedangkan yang tidak 58 keluarga (11%).
Diagram 4.2 Distribusi pengelolaan sampah di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016

Dibakar 211 KK (39%)

41% 40% Dibuang ke kali 55 KK


(10%)
Ditimbun 44 KK (8%)

Dibuang ke TPU 214 KK


(40%)
8% 11%

Berdasarkan diagram 4.2, pengelolaan sampah di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V sampah dibuang ke TPU 214 keluarga (40%) dan dibakar 211 KK
(39%).
Diagram 4.3 Distribusi kondisi tempat penampungan sampah dirumah di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka

Tertutup
25% (134 KK)
(25%)

Terbuka
(406 KK)
(75%)
75%

32
Berdasarkan diagram 4.3, kondisi tempat penampungan sampah dirumah
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V terbanyak yaitu terbuka 406 rumah (75%)
sedangkan tertutup 134 rumah (25%).
Diagram 4.4 Distribusi vektor yang ada di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016

9%
Ada
(489 KK)
(91%)

Tidak Ada
(51 KK)
(9%)

91%

Berdasarkan diagram 4.4, vektor yang terdapat pada tempat penampungan


sampah di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang terbanyak yaitu ada 489
rumah (91%) sedangkan yang paling sedikit tidak ada 51 rumah (9%).
Diagram 4.5. Distribusi jenis vektor di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016
450
400
350
300
250
200 Frekuensi

150 %

100
50
0
Tikus 336 Lalat 404 Anjing 120 Nyamuk Kecoa 207 Kucing 133
(22%) (26%) (8%) 326 (21%) (14 %) (9%)

33
Berdasarkan diagram 4.5, jenis vektor dari tempat penampungan sampah di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V paling banyak yaitu lalat 26% sedangkan
yang paling sedikit yaitu anjing 8%.
5. Kondisi jamban
Diagram 5.1. Distribusi tempat pembuangan tinja di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

8%

Ada 489 KK (92%)


Tidak 42 KK (8%)

92%

Berdasarkan diagram 5.1, kondisi jamban dari tempat pembuangan tinja di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu ada 498 rumah
(92%) sedangkan yang tidak 42 rumah (8%).
Diagram 5.2 Distribusi kondisi jamban di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Bersih 374 Rumah Tidak Bersih 166
(69%) Rumah (31%)

34
Berdasarkan diagram 5.2, kondisi jamban di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V yang memiliki kondisi jamban yang bersih 374 rumah (69%)
sedangkan 166 rumah (31%) memiliki jamban yang tidak bersih.
Diagram 5.3. Distribusi pembuangan limbah di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Ada 409 Rumah Tidak 131 Rumah
(76%) (24%)

Berdasarkan diagram 5.3, pembuangan limbah di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V yang memiliki tempat pembungan limbah 409 rumah (76 %)
sedangkan yang tidak memiliki pembuangan limbah 131 rumah (24%).
Diagram 5.4. Distribusi saluran air limbah di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

37% Terbendung/mampet 201


rumah (37%)
Lancar 339 rumsh (63%)
63%

35
Berdasarkan diagram 5.4, saluran air limbah di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V saluran air limbah lancar 339 rumah (63%) dan 201 rumah (37%)
terbendung/mampet.
6. Komunikasi
Diagram 6.1 Distribusi sarana komunikasi di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

2%

Ada 528 KK (98%)


Tidak 12 KK (2%)

98%

Berdasarkan diagram 6.1, sarana komunikasi di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V keluarga yang sudah memiliki sarana komunikasi 528 keluarga
(98%) dan hanya 12 keluarga (2%) yang belum memilki sarana komunikasi
Diagram 6.2 Distribusi jenis bahasa yang dipakai sehari-hari di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Bahasa Daerah Bahasa Indonesia Bahasa Asing
(306 Keluarga) (234 Keluarga) 0%
57% 47%

36
Berdasarkan diagram 6.2, jenis bahasa yang dipakai sehari-hari di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang palinng banyak yaitu bahasa daerah 306
keluarga (57%) sedangkan yang sedikit bahasa Indonesia 234 keluarga (43%).
Diagram 6.3 Distribusi berdasarkan metode penyampaian informasi
kesehatan yang diharapkan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016

1% 3%
8%
Pesawat telepon /
Handphone 476 KK (88%)
Majalah 6 KK (1%)

Koran 40 KK (7%)

Lain-lain 18 KK (4%)
88%

Berdasarkan diagram 6.3, metode penyampaian informasi yang diharapkan


oleh penduduk di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yaitu media elektronik
(radio/tv) 203 keluarga (37%) media cetak (koran/majalah) 47 keluarga (9%).
Diagram 6.4. Distribusi sarana informasi yang digunakan penduduk di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
40%
35%
30%
25%
20%
15%
10%
5%
0%
Media Elektronik Pertemuan Antar Posyandu / Kader Media Cetak
( Radio/TV) Masyarakat ( 108 Keluarga ) ( Koran / Majalah)
( 203 Keluarga ) ( 182 Keluarga ) ( 20% ) ( 47 Keluarga )
( 37 % ) ( 34%) (9%)

37
Berdasarkan diagram 6.4, sarana informasi yang digunakan di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu pesawat telepon/handphone
476 keluarga (88%) sedangkan yang paling sedikit yaitu majalah 6 keluarga (1%).
7. Ekonomi
Diagram 7.1 Distribusi penghasilan keluarga tiap bulan penduduk di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

17% < Rp. 750.000 92 KK (17%)

42% Rp. 750.000 – Rp.


1.000.000 117 KK (22%)

22% Rp. 1.000.000- Rp.


1.500.000 105 KK (19%)
Rp. 1.500.00 - ..... 226 KK
(42%)
19%

Berdasarkan diagra 7.1, penghasilan keluarga tiap bulan di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu Rp. 1.500.000 sebanyak 226
keluarga (42%) sedangkan yang paling sedikit yaitu <Rp.750.000 sebanyak 92
keluarga (17%).
Diagram 7.2 Distribusi dana yang dialokasikan untuk kesehatan di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

46% Ya 247 KK (56%)

54% Tidak 293 KK (44%)

38
Berdasarkan diagram 7.2, dana yang dialokasikan untuk kesehatan di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V 293 keluarga (56%) penduduk memiliki dana
kesehatan untuk dialokasikan sedangkan 247 keluarga (44 %) tidak memiliki
dana untuk kesehatan yang dialokasikan.
8. Transport dan keamanan
Diagram 8.1 Distribusi sarana transportasi keluarga di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

350

300

250

200

150

100

50

0
Ya/Pribadi (301 Tidak/Umum (239
keluarga) (66%) keluarga) (34%)

Berdasarkan diagram 8.1, sarana transportasi keluarga di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V yang memiliki sarana transportasi pribadi 301 keluarga
(66%) sedangkan yang menggunakan kendaraan umum 205 keluarga (34%).
Diagram 8.2 Distribusi sarana pengaman dirumah di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

38%
Ya 205 rumah (38%)
Tidak 335 rumah (62%)
62%

39
Berdasarkan diadram 8.2. sarana pengaman dirumah di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V keluarga yang tidak memiliki sarana pengaman dirumah
335 KK (62%) sedangkan yang memiliki sarana pengaman dirumah hanya 205
KK (38%).
9. Rekreasi
Diagram 9. Distribusi waktu rekreasi khusus keluarga di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016

48% Ada 258 KK (48%)


52% Tidak 282 KK (52%)

Berdasarkan diagram 9.1, waktu rekreasi khusus keluarga di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V keluarga yang tidak memiliki waktu rekreasi khusus 282
KK (52%) dan yang memiliki waktu untuk rekreasi khusus dengan keluarga 258
KK (48%).
10. Pendidikan
Diagram 10. Distribusi jenis pendidikan kesehatan yang dibutuhkan
penduduk di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

2%
Kesehatan ibu dan anak 98
8% KK (18%)
18%
8% Cara penanggulangan
kesehatan 342 KK (63%)
Pembinaan kesehatan
lansia 45 KK (8%)
Pembinaan kesehatan
remaja 45 KK (8%)
64% Lain-lain ........ 10 KK (3%)

40
Berdasarkan diagram 10, jenis pendidikan kesehatan yang dibutuhkan di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu cara
penanggulangan kesehatan 342 KK (63%).
11. Pelayanan kesehatan dan social
Diagram 11.1 Distribusi sarana kesehatan yang paling dimanfaatkan
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
2%
3% 1% 0% Puskesmas 258 KK (48%)

Dokter praktek 250 KK


(46%)
Bidan praktek 14 KK (3%)
48%
Rumah sakit 6 KK (1,9%)
46%
Perawat klinik 11 KK (2%)

Dokter klinik keluarga 1 KK


(0,1%)

Berdasarkan diagram 11.1, sarana kesehatan yang paling banyak


dimanfaatkan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yaitu puskesmas 258
keluarga (48%) sedangkan yang paling sedikit yaitu dokter klinik keluarga yaitu 1
keluarga (0.1%).
Diagram 11.2 Distribusi waktu yang baik untuk mendapatkan penyuluhan di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

5%

30%
23% Pagi 164 KK (31%)
Sore 227 KK (42%)
Siang 121 KK (22%)
Malam 28 KK (5%)

42%

41
Berdasarkan diagram 11.2,waktu yang baik untuk mendapatkan
penyuluhan kesehatan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling
banyak adalah sore sebanyak 227 keluarga (42%) sedangkan yang paling sedikit
yaitu malam 28 keluarga (5%).
Diagram 11.3 Distribusi tempat untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

21% Dirumah 170 KK (31%)


32%
Puskesmas 84 KK (15%)

Pertemuan kelompok 170


KK (31%)

31% Balai 116 KK (22%)


16%

Berdasarkan diagram 11.3, tempat untuk mendapatkan penyuluhan


kesehatan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak dirumah
dan pertemuan kelompok sebanyak 170 keluarga (31%) sedangkan yang paling
sedikit yaitu puskesmas sebanyak 84 keluarhan (15%).
12. Perilaku hidup sehat
Diagram 12.1 Distribusi frekuensi makan keluarga dalam sehari di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

10% 9%

2 x/ hari 50 KK (9%)
3 x / hari 435 KK (81%)
> 3 kali 55 KK (10%)

81%

42
Berdasarkan diagram 12.1, frekuensi makan keluarga dalam sehari di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu 3x/hari sebanyak 435
keluarga (81%) sedangkan yang paling sedikit 2x/hari sebanyak 51 keluarga (9%).
Diagram 12.2 Distribusi anggota keluarga yang merokok di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

41%
Ya 313 KK (60%)
Tidak 217 KK (40%)
59%

Berdasarkan diagram 12.2, anggota keluarga yang merokok di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V keluarga dengan anggota yang merokok 313 KK (60%)
sedangkan keluarga dengan anggota yang tidak merokok sebanyak 217 KK
(40%).
Diagram 12.3 Distribusi pentingnya olahraga bagi penduduk di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
3%

Ya 525 KK (97%)
Tidak 15 KK (3%)

97%

43
Berdasarkan diagram 12.3, pentingnya olahraga bagi penduduk di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V 252 keluarga (97%) mengatakan sedangkan 15
keluarga (3%) mengatakan olahraga tidak penting.
13. Kesehatan anak balita
Diagram 13.1 Distribusi status imunisasi dasar balita di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016

12%

Lengkap 91 balita (69%)

19%
Belum lengkap 25 balita
(19%)
Tidak lengkap 16 balita
69% 12%)

Berdasarkan diagram 13.1, status imunisasi dasar balita di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu balita dengan status imunisasi
lengkap sebanyak 91 balita (69%) sedangkan yang tidak lengkap sebanyak 16
balita (12%).
Diagram 13.2 Distribusi status perkembangan balita di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

2%

Normal 129 balita (98%)

Tidak normal 3 balita


(2%%)

98%

44
Berdasarkan diagram 13.2, status perkembangan balita di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu balita normal sebanyak 129
balita (98%) sedangkan balita tidak normal sebanyak 3 balita (2%).
Diagram 13.3 Distribusi penyakit yang diderita balita 3 bulan terakhir di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

3% 3% ISPA 82 balita (37%)

Diare 22 balita (10%)

36%
Muntah-muntah 35 balita
32% (16%)
Demam 71 balita (32%)

Penyakit kulit 7 balita (3%)


10%
16%
Lain-lain ( alergi ) 7 balita
(3%)

Berdasarkan diagram 13.3, penyakit yang diderita balita 3 bulan terakhir di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu ISPA 82 balita
(37%) sedangkan yang paling sedikit yaitu penyakit kulit 7 balita (3%).
Diagram 13.4 Distribusi rutinnya membawa anak ke posyandu di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

25%

Ya 99 KK (75%)
Tidak 33 KK (25%)

75%

Berdasarkan diagram 13.4, rutinnya ibu membawa balita ke posyandu di


Desa Molas Cempaka Lingkungan V keluarga yang runtin membawa anak ke

45
posyandu sebanyak 99 KK (75%) dan yang tidak rutin membawa anak ke
posyandu 33 KK (25%).
Diagram 13.5. Distribusi manfaat posyandu bagi keluarga di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016

6%

Ya 124 KK (94%)
Tidak 8 KK (6%)

94%

Berdasarkan diagram 13.5, manfaat posyandu bagi kesehatan di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V sebanyak 124 KK (94%) menyatakan posyandu
bermanfaat dan 8 KK (6%) mengatakan posyandu tidak bermanfaat.
Diagram 13.6. Distribusi informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh keluarga
dengan balita di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

1%
Gizi balita 84 KK (51%)
15%
Imunisasi balita 19 KK
(11%)
Stimulasi perkembangan
22% 51% balita 36 KK (22%)
Perawatan balita sakit di
rumah 24 KK (15%)
Lain-lain 2 KK (1%)
11%

Berdasarkan diagram 13.6, informasi kesehatan yang dibutuhkan di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak dibutuhkan yaitu gizi balita
sebanyak 84 KK (51%).

46
Diagram 13.7. Distribusi faktor injury pada balita di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

45% Ya 59 balita (45%)


Tidak 73 balita (55%)
55%

Berdasarkan diagram 13.7, faktor injury pada balita di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V yaitu 59 balita (45%) terdapat faktor injury pada balita
dan 73 baliata (55%) tidak terdapat faktor injury pada balita.

47
14. Kesehatan Lansia
Table 1. Distribusi keluhan kesehatan/gejala yang dirasakan dalam
waktu 3 bulan terakhir di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Fevruari 2016

No. Keluhan kesehatan / gejala yang Frekuensi %


dirasakan dalam waktu 3 bulan
terakhir
1. Fungsi penglihatan
- Kabur 12
- Mata berair
4
- Nyeri pada mata
- Lain-lain 5
2. Fungsi pendengaran
- Pandangan berkurang 7
- Telinga berdengung
4,5
3. Fungsi pernafasan
- Batuk malam disertai 34
keringat malam
2
- Sesak nafas
4. Fungsi jantung 4,1
- Jantung berdebar-debar 6,4
- Cepat lelah
4
- Pusing
- Nyeri daerah tengkuk 3
5. Fungsi pencernaan
- Mual / muntah 3
- Nyeri ulu hati
8
- Makan dan minum banyak
(berlebihan) 1
- Perubahan kebiasaan buang
3
air besar (mencret atau
sembelit)
6. Fungsi pergerakkan
- Nyeri kaki saat berjalan 8,2
- Nyeri pinggang / tulang
7
belakang
- Nyeri persendian / bengkak

48
5,3
7. Fungsi persarafan
- Lumpuh / kelemahan pada 1,4
kaki / tangan
2
- Kehilangan rasa
- Gemetar / tremor
8. Fungsi perkemihan
- Buang air kecil banyak 1
- Sering buang air kecil
2,4
malam hari
- Tidak mampu mengontrol 1,2
pengeluaran air kemih /
BAK merembes
JUMLAH 100
Berdasarkan Table 1, masalah kesehatan pada lansia yang paling banyak
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V adalah gangguan fungsi pergerakan
(nyeri kaki saat berjalan) 8,2 % dan sesudah itu gangguan fungsi pencernaan
(nyeri uluh hati) 8%.
Diagram 14.1. Distribusi resiko injury pada lansia di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

46% Ya 50 lansia (46%)

54% Tidak 58 lansia (54%)

Berdasarkan diagram 14.1, resiko injury pada lansia di Desa Molas


Cempaka Lingkungan V yaitu 50 lansia (46%) memiliki resiko injury dan
dengan tidak terdapat resiko injury 58 lansia (54%).

49
Diagram 14.2. Distribusi penghasilan lansia di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016

Berpenghasilan sendiri 54
lansia (50%)
50% 50%
Tidak berpenghasilan 54
lansia (54%)

Berdasarkan diagram 14.2, lansia yang memiliki penghasilan di Desa


Molas Cempaka Lingkungan V yaitu 54 lansia (50%) dengan penghasilan sendiri
dan yang tidak berpenghasilan 54 lansia (50%).
Diagram 14.3, Distribusi fasilitas kesehatan yang digunakan lansia di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

9%

Rumah Sakit 10 lansia (9%)


40%
Puskesmas 55 lansia (50%)

Dokter praktek 43 lansia


51% (41%)

Berdasarkan diagram 14.3, fasilitas kesehatan yang paling banyak


digunakan lansia di Desa Molas Cempaka Lingkungan V adalah puskesmas
sebanyak 55 lansia (50%).

50
Diagram 14.4. Distribusi pemeriksaan kesehatan lansia secara teratur di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

23%
Rutin melakukan
pemeriksaan 25 lansia
(23%)
Tidak rutin 83 lansia (77%)

77%

Berdasarkan diagram 14.4, lansia yang melakukan pemeriksaan kesehatan


secara teratur di Desa Molas Cempaka Lingkungan V sebanyak 25 lansia (23%)
dan yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur sebanyak 83
lansia (77%).
Diagram 14.5. Distribusi terjangkaunya fasilitas kesehatan lansia di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

21%

Terjangkau 85 lansia (78%)

Tidak terjangkau 23 lansia


(22%)

79%

Berdasarkan diagram 14.5, lansia di Desa Molas Cempaka Lingkungan V


yang mengatakan fasilitas kesehatan terjangkau ada 85 orang (78%) dan yang
mengatakan tidak terjangkau ada 23 orang (22%).

51
Diagram 14.6. Distribusi tersedianya jaminan kesehatan lansia di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016

Memiliki jaminan
47% kesehatan 51 lansia (47%)

53% Tidak memiliki jaminan


kesehatan 57 lansia (53%

Berdasarkan diagram 14.6, lansia di Desa Molas Cempaka Lingkungan V


yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 51 lansia (47 %) dan yang tidak
memiliki jaminan kesehatan 57 lansia (53%).
Table 2 Distribusi perkumpulan usia lanjut di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
No. Perkumpulan usia lanjut Frekuensi %
1. Ya
- Pengajian 6 6
- Arisan
3 3
- Olahraga / senam
- Kesenian 10 10,41
- Perkumpulan antar usia
16 17
lanjut
- Lain-lain 3 3,1
2. Tidak 58 60,4
JUMLAH 100
Berdasarkan tabel 2, perkumpulan lansia di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V yaitu ada 39,51 % lansia yang mengikuti perkumpulan usia lanjut
dan yang tidak mengikuti perkumpulan usia lanjut sebesar 60.4%.

52
Diagram 14.8. Distribusi lansia yang merorok di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016

33%
Merokok 36 lansia (33%)

Tidak merokok 72 lansia


(67%)
67%

Berdasarkan diagram 14.8, lansia yang merokok di Desa Molas Cempaka


Lingkungan V sebanyak 32 lansia (33%) dan yang tidak merokok sebanyak 76
lansia (67%).

53
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Kesehatan lingkungan atau Ketidakmampuan Sanitasi
tempat tinggal. masyarakat memelihara lingkungan
1) Jumlah KK dengan kesehatan lingkungan kurang sehat
kondisi pembuangan
sampah terbuka , yaitu 406
KK (76 %)
- Jumlah KK yang
kebersihan dalam
rumah dan
pekarangan kotor,
245 KK (45%)
- Jumlah KK yang
tidak memiliki
pembuangan
limbah, yaitu 131
KK (24%)
- Jumlah KK dengan
saluran air limbah
tersumbat, yaitu
201 KK (37%)
- Jumlah KK yang
terdapat vektor,
yaitu 489 KK (91
%)
- Jumlah KK dengan
kondisi jamban
tidak bersih, yaitu
166 KK (31 %)
- Tingkat pendidikan
SD 39%

2. Penyebaran penyakit Resiko


- Jumlah KK yang Kurangnya penularan
terpapar oleh informasi penyakit ISPA
macam-macam masyarakat dalam
vektor, yaitu 489 memelihara
KK (91%) lingkungan yang
- Jumlah KK dengan memenuhi syarat
riwayat ISPA, kesehatan
yaitu 372 ( 27%)
- Jumlah KK dengan Terpaparnya
kebiasaan lingkungan oleh
pengolahan macam-macam vektor
dan polusi

54
sampah dibakar,
yaitu 211 KK (39 Kurangnya kader
%) kesehatan
- Jumlah KK dengan
kondisi
pembuangan
sampah terbuka ,
yaitu 406 KK (76
%)
- Jumlah KK yang
memiliki luas
jendela dan lubang
angin yang kurang
bersih, yaitu 233
KK (43%)
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan
informasi tentang
penanggulangan
kesehatan, yaitu
342 KK (63%)
3. Peningkatan penderita Kurangnya informasi Resiko
penyakit masyarakat tentang bertambahnya
- Jumlah penderita penyakit hipertensi penderita
Hipertensi 123 hipertensi
orang (9%) Pendidikan rendah
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan
informasi tentang
penanggulangan
kesehatan, yaitu
342 KK (63%)
4. Kesehatan lansia Tidak adanya Rendahnya
- Jumlah Lansia 108 pembinaan pada usia pelayanan

55
orang lanjut kesehatan pada
- Keluhan terbanyak Kurangnya informasi lansia
pada lansia adalah tentang kesehatan usia
batuk malam lanjut
disertai keringat Kurangnya perhatian
malam 34 % pemerintah / petugas
- Lansia yang tidak kesehatan
mempunyai (puskesmas/pustu)
kegiatan 58 orang (
60,4 %)
- Jumlah lansia yang
tidak melakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
teratur yaitu 83
orang (77%)

56
No Masalah Ketersediaan Sumber

pendidikan kesehatan
Sesuai peran perawat

Kemudahan diatasi
Minat Masyarakat
Kesehatan

Sesuai intervensi
Sesui program

Resiko tejadi
Resiko parah
pemerintah

Petiugas
Fasilitas
Ttempat

Jumlah
Waktu
Dana
1 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 46
Sanitasi

lingkungan

kurang sehat

b/d

ketidakmamp

uan

masyarakat

memelihara

kesehatan

lingkungan

2. 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 43
Resiko

meningkatnya

penyakit

ISPA 27%,

DEMAM

31%, dan

lain-lain

57
3. 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40
Resiko

bertambahnya

penderita

hipertensi

4. 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 38
Resiko terjadi

penurunan

derajat

kesehatan

pada usia

lanjut

58
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Sanitasi lingkungan kurang sehat b/d ketidakmampuan masyarakat


memelihara kesehatan lingkungan ditandai dengan:
a. Kondisi pembuangan sampah terbuka 75%
b. Kebersihan dalam rumah dan pekarangan 45% kotor
c. Saluran air limbah 37% tersumbat
d. Terdapat vektor 91% (26% lalat)
e. Kondisi jamban 31% tidak bersih
2. Resiko meningkatnya penyakit ISPA 27%, DEMAM 31%, dan lain-
lain berhubungan dengan:
1) Kurangnya informasi masyarakat dalam memelihara lingkungan
yang memenuhi syarat kesehatan
2) Terpaparnya lingkungan oleh macam-macam vektor dan polusi
3) Kurangnya kader kesehatan
Ditandai dengan :
a. Jumlah penduduk yang terkena ispa 27% dan demam 31%
b. Kebersihan pekarangan 45% kotor
c. Kebiasaan pengelolaan sampah dibakar 39%
d. Kondisi pembuangan sampah terbuka 75%
e. Vektor : tikus 22% lalat: 26%
3. Resiko bertambahnya penderita hipertensi di lingkungan 5 kelurahan
molas kecamatan bunaken berhubungan dengan:
1) Kurangnya informasi masyarakat tentang penyakit hipertensi
2) Tingkat pendidikan rendah
Ditandai dengan :
a. Jumlah penderita hipertensi 9% (penyakit ketiga tertinggi di
lingkungan 5)
b. Jumlah perokok 60%
c. Pendidikan SD 39%
d. Tidak meluangkan waktu rekreasi/olahraga 52%

59
4. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di lingkungan
5 kelurahan molas kecamatan bunaken berhubungan dengan :
1) Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
2) Kurangnya informasi tentang kesehatan usia lanjut
Ditandai dengan :
a. Jumlah usia lanjut 104 orang
b. Penyakit yang diderita lansia : pada fungsi pernafasan 23%,
fungsi penglihatan 21%, fungsi pergerakkan 20%, fungsi
jantung 17%, fungsi persarafan 14%, fungsi pencernaan
13%, fungsi pendengaran 11%, dan fungsi perkemihan 4%
c. Usia lanjut yang memeriksakan kesehatannya tidak teratur
77%

60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Penerapan Asuhan Keperawatan Komunitas haruslah bermutu sehingga

diperoleh hasil yang efektif dan efisien sehingga dapat menjawab masalah

kesehatan dalam masyarakat. Hal ini memerlukan upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis.Data tersebut harus diolah dan dianalisis sehingga dapat

menentukan atau merumuskan masalah dan prioritas masalah. Setelah itu dapat

ditentukan rencana keperawatan untuk diimplementasikan.serta dapat dievaluasi

baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil praktek Belajar Lapangan

di Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken, dapat ditarik kesimpulan

bahwa ada beberapa masalah yang terjadi di lingkungan tersebut antara lain yaitu

sanitasi lingkungan yang tidak sehat, resiko meningkatnya penderita ISPA, resiko

meningkatnya penderita hipertensi, dan penurunan kesehatan lansia di Kelurahan

Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken. Dari masalah tersebut telah dilakukan

implementasi antaralain berupa penyuluhan kesehatan dan kegiatan kerja bakti.

Dari hasil evaluasi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat di

Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken kurang antusias/untuk

mengikuti kegiatan penyuluhan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran, sehingga berdampak pada resiko timbulnya masalah kesehatan.

73
4.2 Saran

Untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan, diharapkan Kelurahan

Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken lebih perduli terhadap kebersihan

lingkungan dan aktif dalam mengikuti kegiatan – kegiatan kebersihan lingkungan

seperti kerja bakti dll. Serta diharapkan juga kepada pemerintah daerah serta

petugas pelayanan kesehatan untuk ikut berperan serta menjaga dan meningkatkan

status kesehatan masyarakat.

74

Anda mungkin juga menyukai