PENDAHULUAN
1
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif pada terwujudnya status
kesehatan yang optimum.
Salah satu penyebab masalah kesehatan masyarakat adalah masalah
kesehatan lingkungan. Oleh karena itu untuk melihat masalah kesehatan
lingkungan, khususnya di Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan
Bunaken Dasa wisma 1-15 , kami menggunakan aplikasi praktek asuhan
keperawatan komunitas.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan
kesehatan masyarakat melalui upaya :
1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas
2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue
kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan
kelompok.
Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan
mayarakat mempunyai kemampuan untuk :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.
2. Menetapkan masalah dan memprioritaskan masalah tersebut.
3. Merumuskan serta memecahkan masalah.
3
4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).
2.1.3 Sasaran
4
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
4. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (dicision
making) dalam perawatan kesehatan
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai
usaha-usaha kesehatan masyarakat.
c. Kelompok khusus
Yang dimaksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi
yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan antara lain :
1. Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai
akibat perkembangan dan pertumbuhan (growth and
development), seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak balita,
anak usia sekolah dan usia lanjut.
2. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan
pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, antara lain
: kasus penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS, kusta, dan lain-lain.
3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas Strategi intervensi
keperawatan komunitas :
a. Proses kelompok (Group Process)
b. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
c. Kerja sama (Partnership)
2.1.3 Prinsip Keperawatan Komunitas
Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas
haruslah mempertimbangkan :
a. Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas artinya: ada keseimbangan antara
manfaat dan kerugian.
b. Autonomi
Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau
memilih alternative yang terbaik yang disebabkan untuk komunitas.
5
c. Keadilan
Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas.
6
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat
diterima semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam
hal ini komunitas.
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan
perlu terjalin kerja sama yang baik.
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat
mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu diantisipasi.
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan.
6. Kesehatan merupakan tanggungjawab setiap orang.
Dari asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar maka dikembangkan
falsafah keperawatan komunitas yang akan menjadi landasan praktek keperawatan
komunitas.
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas
Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu
keperawatan yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan
masyarakat dan social. Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran
serta masyarakat. Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu
perawatan kesehatan masyarakat yaitu : (1) Ilmu Keperawatan, (2) Ilmu kesehatan
masyarakat dan (3) Ilmu social (peran serta masyarakat).
Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada dasarnya
menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah :
pengkajian data, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
hasil tindakan keperawatan yang dilaksanakan secara sistematis dan
berkelanjutan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
7
social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah
kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan
objektif.Data subyektif adalah data yang diperoleh dari keluhan atau
masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok dan komunitas
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan data objektif
adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer adalah
data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau
perawat kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas. Data sekunder
adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya : kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record
(Wahit, 2005).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau
anamnase, pengamatan dan pemeriksaan fisik.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat
ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi
dan spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.Oleh
karena itu data tersebut harus akurat dan dapat dilakukan analisa
untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang dilakukan
dalam pengumpulan data meliputi :
1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas : Data dikaji
melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
8
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas
tersebut.Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi
daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan
komunitas), luas wilayah, iklim, type komunitas
(masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur
politik, distribusi kekuatan komunitas dan pola perubahan
komunitas.
b) Data demografi : Kajilah jumlah komunitas berdasarkan :
usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras atau suku,
bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam
dan komposisi keluarga.
c) Vital statistic : Jabarkan atau uraikan data tentang : angka
kematian kasar atau CDR, penyebab kematian, angka
pertambahan anggota, angka kelahiran.
d) Status kesehatan komunitas : Status kesehatan komunitas
dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic antara lain :
dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan
imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas
kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita,
usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di
masyarakat : ibu hamil, pekerja industri, kelompok penyakit
kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya
dijabarkan sebagaimana dibawah ini : Keluhan yang
dirasakan saat ini oleh komunitas, Tanda-tanda vital :
tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh, Kejadian
penyakit (dalam 1 tahun terakhir) : ISPA, Penyakit asthma,
TBC paru, Penyakit kulit, Penyakit mata, Penyakit
rheumatic, Penyakit jantung, Penyakit gangguan jiwa,
Kelumpuhan, Penyakit menahun lainnya, Riwayat penyakit
keluarga.
9
e) Pola pemenuhan sehari-hari : Pola pemenuhan nutrisi, Pola
pemenuhan cairan dan elektrolit, Pola istirahat dan tidur,
Pola eliminasi, Pola aktivitas gerak, Pola pemenuhan
kebersihan diri
f) Status psikososial : Komunikasi dengan sumber-sumber
kesehatan, Hubungan dengan orang lain, Peran di
masyarakat, Kesedihan yang dirasakan, Stabilitas emosi,
Penelantaran anak atau lansia, Perlakuan yang salah dalam
kelompok dalam hal ini perilaku tindakan kekerasan, Status
pertumbuhan dan perkembangan
g) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
h) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan
kesehatan
i) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok,
minum kopi yang berlebihan, mengkonsumsi alcohol,
penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat
terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.
2) Data lingkungan fisik
a) Pemukiman : Luas bangunan, Bentuk bangunan, Jenis
bangunan , Atap rumah, Dinding, Lantai, Ventilasi,
Pencahayaan, Penerangan, Kebersihan, Pengaturan ruangan
dan perabot, Kelengkapan alat rumah tangga
b) Sanitasi : Penyediaan air bersih (MCK), Penyediaan air
minum
c) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya
dan bagaimana jarak dengan sumber air
d) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
e) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan
sampah, bagaimana cara pengolahannya : dibakar, ditimbun,
atau cara lainnya, sebutkan.
f) Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
10
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya,
sebutkan.
3) Fasilitas : Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain,
Pekarangan, Sarana olahraga, Taman, lapangan, Ruang
pertemuan, Sarana hiburan, Sarana ibadah
a) Batas-batas wilayah : Sebelah utara, barat, timur, dan
selatan
b) Sarana ibadah
4) Pelayanan kesehatan dan social
a) Pelayanan kesehatan : Lokasi sarana kesehatan, Sumber
daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader), Jumlah
kunjungan, Sistem rujukan
5) Fasilitas social (pasar, toko ,swayalan) : Lokasi, Kepemilikan,
Kecukupan
6) Ekonomi : Jenis Pekerjaan, Jumlah penghasilan rata-rata tiap
bulan, Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, Jumlah pekerja
dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
7) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan : Sistem keamanan lingkungan, Penanggulangan
kebakaran, Penanggulangan bencana, Penanggulangan
polusi, udara, air dan tanah
8) Transportasi : Kondisi jalan, Jenis transportasi yang dimiliki,
Sarana transportasi yang ada
9) Politik dan pemerintahan : Sistem pengorganisasian, Struktur
organisasi, Kelompok organisasi dalam komunitas, Peran serta
kelompok organisasi dalam kesehatan
10) Sistem komunikasi: Sarana umum komunikasi, Jenis alat
komunikasi yang digunakan dalam komunitas, Cara penyebaran
informasi
11) Pendidikan : Tingkat pendidikan komunitas, Fasilitas
pendidikan yang tersedia (formal atau non formal), Jenis
11
pendidikan yang diadakan di komunitas, Sumber daya manusia,
tenaga yang tersedia
12) Jenis bahasa yang digunakan
13) Rekreasi: Kebiasaan rekreasi, Fasilitas tempat rekreasi
b. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data
dengan cara sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
Cara mengkategori data : Karakteristik demografi, Karakteristik
geografi, Karakteristik social ekonomi, Sumber dan pelayanan
kesehatan (Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as
Client)
a) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly
b) Tabulasi data
c) Interpretasi data
2) Analisa data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau
masalah keperawatan. Tujuan analisa data adalah :
a. Menetapkan kebutuhan komunity
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunity
d. Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan
pelayanan kesehatan
3) Perumusan atau penentuan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat
dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.Namun
12
demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat
diatasi sekaligus.Oleh karena itu perlu diprioritaskan masalah.
4) Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria, diantaranya adalah :
a) Sesuai dengan peran perawat
b) Sesuai dengan program pemerintah
c) Sesuai dengan intevensi pendidikan kesehatan
d) Resiko terjadi
e) Resiko parah
f) Minat masyarakat
g) Kemudahan untuk diatasi
h) Tempat
i) Dana
j) Waktu
k) Fasilitas
l) Petugas
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan
baik yang aktual maupun potensial.Masalah actual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian sedangkan masalah potensial adalah
masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurses of Association
(ANA). Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
1) Problem (Masalah)
2) Etiologi (Penyebab)
3) Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)
Perumusan daignosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
a. Dengan rumus PES
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S
(Symptom/gejala)
13
b. Dengan rumus PE
DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2
komponen tersebut diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut :
a) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah
b) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
c) Partisipasi dan peran serta masyarakat
3. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyaraka
Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2
S: Subjek K.1 : Kondisi
P: Predikat K.2 : Kriteria
Selain itu dalam perumusan tujuan :
1) Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang
diharapkan
2) Perilaku yang diharapkan berubah
3) Specific
4) Measurable atau dapat diukur
5) Attainable atau dapat dicapai
6) Relevant/realistic atau sesuai
7) Time-Bound atau waktu tertentu
8) Sustainable atau berkelanjutan
4. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
14
Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui
kegiatan :
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan
melalui kegiatan : musyawarah masyarakat desa atau lokakarya
mini
4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi
kebutuhan yang sangat dirasakan masyarakat
6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistic
8) Disusun secara berurutan
5. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan
Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut :
1) Menggunakan kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik :
Siapa yang melakukan ?
Apa yang dilakukan ?
Dimana dilakukan ?
Kapan dilakukan ?
Bagaimana melakukan ?
Frekuensi melakukan ?
6. Pelaksanaan
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah : I2 RMU.
a. Inovatif
15
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan berdasar pada iman dan takwa
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesame
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan asas kemitraan
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun.
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
1) Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan
prasarana dengan pelayanan kesehatan maupun sector lainnya
2) Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat
dalam rangka alih peran.
3) Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
4) Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan
kesehatan.
7. Evaluasi
1) Fokus evaluasi
2) Relevansi
Apakah program yang diperlukan ?
Yang ada atau yang terbaru
16
3) Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?
4) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
5) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?
6) Impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?
a. Keguanaan evaluasi
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan
keperawatan yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana dalam proses keperawatan.
b. Hasil evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :
1) Tujuan tercapai
2) Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah
menunjukkan kemajuan sesuai denga kriteria yang telah
ditetapkan.
3) Tujuan tercapai sebagian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga
perlu dicari penyebab dan cara memperbaiki atau
mengatasinya.
17
4) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak
menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali bahkan timbul
masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara mendalam
apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis,
tindakan dan faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga
menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
18
BAB III
3.1 PENGKAJIAN
a. Data demografi
dimana pada saat survey keluarga tidak berada dirumah, berpindah tempat
Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 22, 23,24 Januari 2016
1. Komposisi penduduk
Diagram 1.1.Distribusi status penduduk di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
3%
Asli/menetap 523 KK
(96,85%)
Musiman 17 KK (3,15%)
97%
19
Berdasarkan diagram 1.1, menunjukan status penduduk di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V Jumlah KK yang menetap 523 (96,85%) dan KK yang
musiman 17 (3.15%).
Diagram 1.2. Distribusi kepemilikan rumah penduduk di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
477
500
450
400
350
300 frekuensi
250 %
200
88,33 %
150 63
100 11,67 %
50
0
Pribadi 477 KK (88%) Menumpang 63 KK (12%)
8%
38%
54%
20
kemudian diurutan kedua ada usia 5-10 tahun dan 15-20 tahun, masing-masing
10%.
Diagram 1.4. Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Laki-laki 1119 Jiwa (52,46%) Perempuan 1014 Jiwa (47.54 %)
28%
72%
TK 50 Jiwa (2%)
21
Berdasarkan diagram 1.5, tingkat pendidikan penduduk di Desa Molas
Lingkungan V dengan pendidikan terakhir SD yaitu 839 jiwa (39%) dan tingkat
pendidikan SMP & SMA 468 orang (22%).
Diagram 1.6. Distribusi pekerjaan penduduk di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
900
800
700
600
500
400
300
200
%
100
0 Frekuensi
8%
22
Berdasarkan diagram 1.6, Penduduk Desa Molas Lingkungan V yang
beragama kristen 1158 jiwa (54%), dan yang beragama kristen katolik 162 jiwa
(8%).
2. Status kesehatan
Diagram 2.1. Distribusi penyakit yang diderita 1 tahun terakhir di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
33%
Hipertensi 123 Jiwa (9%)
25%
75%
23
Berdasarkan diagram 2.2, penduduk di Desa Molas Cempaka Lingkungan
V jumlah penduduk yang tidak mengalami kecatatan sebanyak 2122 orang (99%)
dan hanya 11 orang (1 %) yang mengalami kecatatan.
Diagram 2.3 Distribusi anggota keluarga yang meninggal dalam 1
tahun terakhir di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
600
500
400
300
200 Ada
100 Tidak Ada
0
Tidak ada 489 (91%) Ada 51 KK (9%)
(489 KK) (51 KK)
(91%) (9%)
24
Berdasarkan diagram 3.1, distribusi lingkungan fisik di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V dilihat dari luas lantai bangunan rumah dengan jarak <
50m2 310 rumah (57%) dan dengan jarak >50 m2 230 rumah (43%).
Diagram 3.2 Distribusi jumlah kamar tidur di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
10% 11%
79%
28%
Kebiasaan membuka
jendela 439 KK (81%)
Tidak membuka Jendela
101 KK (19%)
72%
25
membuka jendela 439 KK (81%) dan yang tidak memiliki kebiasaan membuka
jendela 101 KK (19%).
Diagram 3.4. Distribusi jenis lantai rumah di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Permanen 262 Rumah Semi Permanen 214 Non Permanen 64 Rumah
(48%) Rumah (40%) (12%)
Frekuensi %
26
Berdasarkan diagram 3.5, menunjukan tipe bangunan rumah penduduk di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V rumah yang memiliki tipe bangunan
permanen 262 rumah (49%) dan non permanen yaitu 64 rumah (5%).
Diagram 3.6. Distribusi kebersihan jendela dan lubang angin di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Bersih 295 Rumah (55%) Kotor 245 Rumah (45%)
45%
55%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Bersih Kurang bersih Tidak Bersih
( 279 Rumah) (233 Rumah) ( 28 Rumah)
52% 43% 5%
27
Berdasarkan diagram 3.7, kebersihan dalam rumah dan pekarangan dan
lingkungan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V pekarangan rumah yang
bersih 295 rumah (55%) dan yang kotor yaitu 245 rumah (45%).
Diagram 3.8. Distribusi kesehatan air di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
13%
35%
26%
33%
41%
28
Berdasarkan diagram 3.9, penggunaan air untuk mencuci di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang terbanyak adalah sumur pompa yaitu 220 KK
(41%) dan yang paling sedikit yaitu 143 KK (26%) menggunakan air PDAM.
Diagram 3.10 Distribusi waktu pembersihan / pengurasan air di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
15%
21%
19%
45%
11%
Terdapat penampungan air
untuk masak & minum 483
KK (89%)
Tidak memiliki
penampungan air untuk
masak & minum 57 KK
(11%)
89%
29
penampungan untuk masak air dan minum 483 KK (89%) sedangkan yang tidak
memiliki tempat penampungan air untuk masak dan minum 57 KK (11%).
Diagram 3.12. Distribusi jarak sumber air dengan penampung
kotoran di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
13%
Berwarna
39%
Jernih
58%
30
Berdasarkan diagram 3.13, keadan fisik air di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V yang terbanyak yaitu air jernih 315 rumah (58 %) sedangkan yang
paling sedikit air berbau yaitu 14 rumah (3%).
Diagram 3.14. Distribusi penampungan air untuk masak dan minum
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
14%
86%
4. Pembuangan sampah
Table 4.1 Distribusi tempat pembuangan sampah di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
11%
89%
31
Berdasarkan diagram 4.1, tempat pembuangan sampah di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang memiliki tempt pembuangan sampah yaitu 482
keluarga (89%) ada sedangkan yang tidak 58 keluarga (11%).
Diagram 4.2 Distribusi pengelolaan sampah di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
Tertutup
25% (134 KK)
(25%)
Terbuka
(406 KK)
(75%)
75%
32
Berdasarkan diagram 4.3, kondisi tempat penampungan sampah dirumah
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V terbanyak yaitu terbuka 406 rumah (75%)
sedangkan tertutup 134 rumah (25%).
Diagram 4.4 Distribusi vektor yang ada di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
9%
Ada
(489 KK)
(91%)
Tidak Ada
(51 KK)
(9%)
91%
150 %
100
50
0
Tikus 336 Lalat 404 Anjing 120 Nyamuk Kecoa 207 Kucing 133
(22%) (26%) (8%) 326 (21%) (14 %) (9%)
33
Berdasarkan diagram 4.5, jenis vektor dari tempat penampungan sampah di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V paling banyak yaitu lalat 26% sedangkan
yang paling sedikit yaitu anjing 8%.
5. Kondisi jamban
Diagram 5.1. Distribusi tempat pembuangan tinja di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
8%
92%
34
Berdasarkan diagram 5.2, kondisi jamban di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V yang memiliki kondisi jamban yang bersih 374 rumah (69%)
sedangkan 166 rumah (31%) memiliki jamban yang tidak bersih.
Diagram 5.3. Distribusi pembuangan limbah di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
Ada 409 Rumah Tidak 131 Rumah
(76%) (24%)
35
Berdasarkan diagram 5.4, saluran air limbah di Desa Molas Cempaka
Lingkungan V saluran air limbah lancar 339 rumah (63%) dan 201 rumah (37%)
terbendung/mampet.
6. Komunikasi
Diagram 6.1 Distribusi sarana komunikasi di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
2%
98%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Bahasa Daerah Bahasa Indonesia Bahasa Asing
(306 Keluarga) (234 Keluarga) 0%
57% 47%
36
Berdasarkan diagram 6.2, jenis bahasa yang dipakai sehari-hari di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang palinng banyak yaitu bahasa daerah 306
keluarga (57%) sedangkan yang sedikit bahasa Indonesia 234 keluarga (43%).
Diagram 6.3 Distribusi berdasarkan metode penyampaian informasi
kesehatan yang diharapkan di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Februari 2016
1% 3%
8%
Pesawat telepon /
Handphone 476 KK (88%)
Majalah 6 KK (1%)
Koran 40 KK (7%)
Lain-lain 18 KK (4%)
88%
37
Berdasarkan diagram 6.4, sarana informasi yang digunakan di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu pesawat telepon/handphone
476 keluarga (88%) sedangkan yang paling sedikit yaitu majalah 6 keluarga (1%).
7. Ekonomi
Diagram 7.1 Distribusi penghasilan keluarga tiap bulan penduduk di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
38
Berdasarkan diagram 7.2, dana yang dialokasikan untuk kesehatan di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V 293 keluarga (56%) penduduk memiliki dana
kesehatan untuk dialokasikan sedangkan 247 keluarga (44 %) tidak memiliki
dana untuk kesehatan yang dialokasikan.
8. Transport dan keamanan
Diagram 8.1 Distribusi sarana transportasi keluarga di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
350
300
250
200
150
100
50
0
Ya/Pribadi (301 Tidak/Umum (239
keluarga) (66%) keluarga) (34%)
38%
Ya 205 rumah (38%)
Tidak 335 rumah (62%)
62%
39
Berdasarkan diadram 8.2. sarana pengaman dirumah di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V keluarga yang tidak memiliki sarana pengaman dirumah
335 KK (62%) sedangkan yang memiliki sarana pengaman dirumah hanya 205
KK (38%).
9. Rekreasi
Diagram 9. Distribusi waktu rekreasi khusus keluarga di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
2%
Kesehatan ibu dan anak 98
8% KK (18%)
18%
8% Cara penanggulangan
kesehatan 342 KK (63%)
Pembinaan kesehatan
lansia 45 KK (8%)
Pembinaan kesehatan
remaja 45 KK (8%)
64% Lain-lain ........ 10 KK (3%)
40
Berdasarkan diagram 10, jenis pendidikan kesehatan yang dibutuhkan di
Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu cara
penanggulangan kesehatan 342 KK (63%).
11. Pelayanan kesehatan dan social
Diagram 11.1 Distribusi sarana kesehatan yang paling dimanfaatkan
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
2%
3% 1% 0% Puskesmas 258 KK (48%)
5%
30%
23% Pagi 164 KK (31%)
Sore 227 KK (42%)
Siang 121 KK (22%)
Malam 28 KK (5%)
42%
41
Berdasarkan diagram 11.2,waktu yang baik untuk mendapatkan
penyuluhan kesehatan di Desa Molas Cempaka Lingkungan V yang paling
banyak adalah sore sebanyak 227 keluarga (42%) sedangkan yang paling sedikit
yaitu malam 28 keluarga (5%).
Diagram 11.3 Distribusi tempat untuk mendapatkan penyuluhan kesehatan
di Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
10% 9%
2 x/ hari 50 KK (9%)
3 x / hari 435 KK (81%)
> 3 kali 55 KK (10%)
81%
42
Berdasarkan diagram 12.1, frekuensi makan keluarga dalam sehari di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu 3x/hari sebanyak 435
keluarga (81%) sedangkan yang paling sedikit 2x/hari sebanyak 51 keluarga (9%).
Diagram 12.2 Distribusi anggota keluarga yang merokok di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
41%
Ya 313 KK (60%)
Tidak 217 KK (40%)
59%
Ya 525 KK (97%)
Tidak 15 KK (3%)
97%
43
Berdasarkan diagram 12.3, pentingnya olahraga bagi penduduk di Desa
Molas Cempaka Lingkungan V 252 keluarga (97%) mengatakan sedangkan 15
keluarga (3%) mengatakan olahraga tidak penting.
13. Kesehatan anak balita
Diagram 13.1 Distribusi status imunisasi dasar balita di Lingkungan
V Desa Molas Cempaka Februari 2016
12%
19%
Belum lengkap 25 balita
(19%)
Tidak lengkap 16 balita
69% 12%)
2%
98%
44
Berdasarkan diagram 13.2, status perkembangan balita di Desa Molas
Cempaka Lingkungan V yang paling banyak yaitu balita normal sebanyak 129
balita (98%) sedangkan balita tidak normal sebanyak 3 balita (2%).
Diagram 13.3 Distribusi penyakit yang diderita balita 3 bulan terakhir di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
36%
Muntah-muntah 35 balita
32% (16%)
Demam 71 balita (32%)
25%
Ya 99 KK (75%)
Tidak 33 KK (25%)
75%
45
posyandu sebanyak 99 KK (75%) dan yang tidak rutin membawa anak ke
posyandu 33 KK (25%).
Diagram 13.5. Distribusi manfaat posyandu bagi keluarga di Lingkungan V
Desa Molas Cempaka Februari 2016
6%
Ya 124 KK (94%)
Tidak 8 KK (6%)
94%
1%
Gizi balita 84 KK (51%)
15%
Imunisasi balita 19 KK
(11%)
Stimulasi perkembangan
22% 51% balita 36 KK (22%)
Perawatan balita sakit di
rumah 24 KK (15%)
Lain-lain 2 KK (1%)
11%
46
Diagram 13.7. Distribusi faktor injury pada balita di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
47
14. Kesehatan Lansia
Table 1. Distribusi keluhan kesehatan/gejala yang dirasakan dalam
waktu 3 bulan terakhir di Lingkungan V Desa Molas Cempaka
Fevruari 2016
48
5,3
7. Fungsi persarafan
- Lumpuh / kelemahan pada 1,4
kaki / tangan
2
- Kehilangan rasa
- Gemetar / tremor
8. Fungsi perkemihan
- Buang air kecil banyak 1
- Sering buang air kecil
2,4
malam hari
- Tidak mampu mengontrol 1,2
pengeluaran air kemih /
BAK merembes
JUMLAH 100
Berdasarkan Table 1, masalah kesehatan pada lansia yang paling banyak
di Desa Molas Cempaka Lingkungan V adalah gangguan fungsi pergerakan
(nyeri kaki saat berjalan) 8,2 % dan sesudah itu gangguan fungsi pencernaan
(nyeri uluh hati) 8%.
Diagram 14.1. Distribusi resiko injury pada lansia di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
49
Diagram 14.2. Distribusi penghasilan lansia di Lingkungan V Desa Molas
Cempaka Februari 2016
Berpenghasilan sendiri 54
lansia (50%)
50% 50%
Tidak berpenghasilan 54
lansia (54%)
9%
50
Diagram 14.4. Distribusi pemeriksaan kesehatan lansia secara teratur di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
23%
Rutin melakukan
pemeriksaan 25 lansia
(23%)
Tidak rutin 83 lansia (77%)
77%
21%
79%
51
Diagram 14.6. Distribusi tersedianya jaminan kesehatan lansia di
Lingkungan V Desa Molas Cempaka Februari 2016
Memiliki jaminan
47% kesehatan 51 lansia (47%)
52
Diagram 14.8. Distribusi lansia yang merorok di Lingkungan V Desa
Molas Cempaka Februari 2016
33%
Merokok 36 lansia (33%)
53
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Kesehatan lingkungan atau Ketidakmampuan Sanitasi
tempat tinggal. masyarakat memelihara lingkungan
1) Jumlah KK dengan kesehatan lingkungan kurang sehat
kondisi pembuangan
sampah terbuka , yaitu 406
KK (76 %)
- Jumlah KK yang
kebersihan dalam
rumah dan
pekarangan kotor,
245 KK (45%)
- Jumlah KK yang
tidak memiliki
pembuangan
limbah, yaitu 131
KK (24%)
- Jumlah KK dengan
saluran air limbah
tersumbat, yaitu
201 KK (37%)
- Jumlah KK yang
terdapat vektor,
yaitu 489 KK (91
%)
- Jumlah KK dengan
kondisi jamban
tidak bersih, yaitu
166 KK (31 %)
- Tingkat pendidikan
SD 39%
54
sampah dibakar,
yaitu 211 KK (39 Kurangnya kader
%) kesehatan
- Jumlah KK dengan
kondisi
pembuangan
sampah terbuka ,
yaitu 406 KK (76
%)
- Jumlah KK yang
memiliki luas
jendela dan lubang
angin yang kurang
bersih, yaitu 233
KK (43%)
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan
informasi tentang
penanggulangan
kesehatan, yaitu
342 KK (63%)
3. Peningkatan penderita Kurangnya informasi Resiko
penyakit masyarakat tentang bertambahnya
- Jumlah penderita penyakit hipertensi penderita
Hipertensi 123 hipertensi
orang (9%) Pendidikan rendah
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK dengan
anggota keluarga
merokok, yaitu 313
KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan
informasi tentang
penanggulangan
kesehatan, yaitu
342 KK (63%)
4. Kesehatan lansia Tidak adanya Rendahnya
- Jumlah Lansia 108 pembinaan pada usia pelayanan
55
orang lanjut kesehatan pada
- Keluhan terbanyak Kurangnya informasi lansia
pada lansia adalah tentang kesehatan usia
batuk malam lanjut
disertai keringat Kurangnya perhatian
malam 34 % pemerintah / petugas
- Lansia yang tidak kesehatan
mempunyai (puskesmas/pustu)
kegiatan 58 orang (
60,4 %)
- Jumlah lansia yang
tidak melakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
teratur yaitu 83
orang (77%)
56
No Masalah Ketersediaan Sumber
pendidikan kesehatan
Sesuai peran perawat
Kemudahan diatasi
Minat Masyarakat
Kesehatan
Sesuai intervensi
Sesui program
Resiko tejadi
Resiko parah
pemerintah
Petiugas
Fasilitas
Ttempat
Jumlah
Waktu
Dana
1 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 46
Sanitasi
lingkungan
kurang sehat
b/d
ketidakmamp
uan
masyarakat
memelihara
kesehatan
lingkungan
2. 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 43
Resiko
meningkatnya
penyakit
ISPA 27%,
DEMAM
31%, dan
lain-lain
57
3. 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40
Resiko
bertambahnya
penderita
hipertensi
4. 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 38
Resiko terjadi
penurunan
derajat
kesehatan
pada usia
lanjut
58
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
59
4. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di lingkungan
5 kelurahan molas kecamatan bunaken berhubungan dengan :
1) Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
2) Kurangnya informasi tentang kesehatan usia lanjut
Ditandai dengan :
a. Jumlah usia lanjut 104 orang
b. Penyakit yang diderita lansia : pada fungsi pernafasan 23%,
fungsi penglihatan 21%, fungsi pergerakkan 20%, fungsi
jantung 17%, fungsi persarafan 14%, fungsi pencernaan
13%, fungsi pendengaran 11%, dan fungsi perkemihan 4%
c. Usia lanjut yang memeriksakan kesehatannya tidak teratur
77%
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
diperoleh hasil yang efektif dan efisien sehingga dapat menjawab masalah
kesehatan dalam masyarakat. Hal ini memerlukan upaya pengumpulan data secara
lengkap dan sistematis.Data tersebut harus diolah dan dianalisis sehingga dapat
menentukan atau merumuskan masalah dan prioritas masalah. Setelah itu dapat
bahwa ada beberapa masalah yang terjadi di lingkungan tersebut antara lain yaitu
sanitasi lingkungan yang tidak sehat, resiko meningkatnya penderita ISPA, resiko
73
4.2 Saran
seperti kerja bakti dll. Serta diharapkan juga kepada pemerintah daerah serta
petugas pelayanan kesehatan untuk ikut berperan serta menjaga dan meningkatkan
74