A. Bahan Ajar
Apabila dilihat lubang itu berwarna hitam karena jika ada cahaya yang
masuk ke lubang tersebut kemungkinan kecil bisa keluar lagi, cahaya itu akan
dipantulkan oleh dinding bagian dalam benda berongga sehingga akhirnya
energi habis terserap. Sebaliknya jika benda tersebut dipanaskan, maka lubang
itu akan menyala lebih terang dibandingkan dengan daerah sekitarnya, yang
berarti memancarkan energi lebih besar dibandingkan dengan yang lain.
Di sini diartikan bahwa benda hitam adalah benda yang akan menyerap
semua energi yang datang dan akan memancarkan energi dengan baik. Dalam
hal ini benda hitam sebenarnya hanya suatu model untuk menggambarkan
benda hitam sempurna yang kenyataannya benda itu tidak ada. Benda yang
mempunyai sifat menyerap semua energi yang mengenainya disebut benda
hitam. Benda hitam jika dipanaskan akan memancarkan energi radiasi. Energi
radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam disebut radiasi benda hitam.
2. Efek Compton
Efek compton ditemukan oleh Arthur Holy Compton pada tahun 1923.
Menurut teori kuantum cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya foton
tidak memiliki massa diam. Jika pendapat ini benar, maka berdasarkan
peristiwa efek fotolistrik yang dikemukakan oleh Einstein, Arthur Holy
Compton pada tahun 1923 telah mengamati gejala-gejala tumbukan antara
foton yang berasal dari sinar X dengan elektron. Compton mengamati
hamburan foton dari sinar X oleh elektron dapat diterangkan dengan
menganggap bahwa foton seperti partikel dengan energi hf dan momentum
hf/c cocok seperti yang diusulkan oleh Einstein.
Penemuan Compton
Percobaan Compton cukup sederhana yaitu sinar X monokromatik (sinar X
yang memiliki panjang gelombang tunggal) dikenakan pada keping tipis
berilium sebagai sasarannya. Kemudian untuk mengamati foton dari sinar X
dan elektron yang terhambur dipasang detektor. Sinar X yang telah
menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya yang kemudian
terhambur dengan sudut hamburan sebesar θ terhadap arah semula.
Berdasarkan hasil pengamatan ternyata sinar X yang terhambur memiliki
panjang gelombang yang lebih besar dari panjang gelombang sinar X semula.
Hal ini dikarenakan sebagian energinya terserap oleh elektron. Jika energi
foton sinar X mula-mula hf dan energi foton sinar X yang terhambur menjadi
(hf – hf’) dalam hal ini f > f’, sedangkan panjang gelombang yang
terhamburmenjadi tambah besar yaitu λ > λ’.
Skema Percobaan Efek Compton
Gambar 2. Skema percobaan Compton untuk menyelidiki tumbukan foton dan elektron
Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan kekekalan
energi Compton berhasil menunjukkan bahwa perubahan panjang gelombang
foton terhambur dengan panjang gelombang semula, yang memenuhi
persamaan :
Dengan:
λ = panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m) λ’ = panjang
gelombang sinar X setelah tumbukan (m) h = konstanta Planck (6,625 × 10-34
Js) mo = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg) c = kecepatan cahaya (3 × 108
ms-1) θ = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)
3. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik yaitu terlepasnya elektron dari permukaan logam karena
logam tersebut disinari cahaya. Untuk menguji teori kuantum yang
dikemukakan oleh Max Planck, kemudian Albert Einstein mengadakan suatu
penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki bahwa cahaya merupakan
pancaran paket-paket energi yang kemudian disebut foton yang memiliki
energi sebesar hf. Percobaan yang dilakukan Einstein lebih dikenal dengan
sebutan efek fotolistrik.
Gambar 3. Skema alat untuk menyelidiki
efek fotolistrik
Gambar diatas menggambarkan skema alat yang digunakan Einstein
untuk mengadakan percobaan. Alat tersebut terdiri atas tabung hampa udara
yang dilengkapi dengan dua elektroda A dan B dan dihubungkan dengan
sumber tegangan arus searah (DC). Pada saat alat tersebut dibawa ke dalam
ruang gelap, maka amperemeter tidak menunjukkan adanya arus listrik. Akan
tetapi pada saat permukaan Katoda (A) dijatuhkan sinar amperemeter
menunjukkan adanya arus listrik. Hal ini menunjukkan adanya aliran arus
listrik. Aliran arus ini terjadi karena adanya elektron yang terlepas dari
permukaan (yang selanjutnya disebut elektron foto) A bergerak menuju B.
Apabila tegangan baterai diperkecil sedikit demi sedikit, ternyata arus listrik
juga semakin mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya
negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (-Vo),
amperemeter menunjuk angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang
mengalir atau tidak ada elektron yang keluar dari keping A. Potensial Vo ini
disebut potensial henti, yang nilainya tidak tergantung pada intensitas cahaya
yang dijatuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa energi kinetik maksimum
elektron yang keluar dari permukaan adalah sebesar :
atau
sehingga
dengan :
Ek = energi kinetik maksimum elektron foto
h = konstanta Planck
f = frekuensi foton
fo = frekuensi ambang
Gambar 5. Grafik hubungan antara Ek dengan f
4. Sinar X
Radiasi sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan
gelombang pendek Gelombang elektromagnetik banyak jenisnya antara lain
sinar lampu, ultra violet, infra merah, gelombang radio, dan TV. Sinar-X
mempunyai daya tembus yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya.
Dengan demikian sinar-X dapat dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan
terapi di bidang kedokteran nuklir. Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut
dengan photo Rontgen sedangkan yang untuk terapi disebut Linec (Linier
Accelerator). Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka photo
Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui alat baru yang
disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan). Adanya peralatan
peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam
mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk di tingkat daerah peralatan yang
menggunakan sinar-X masih terbatas hanya pada pesawat Rontgen. Karena
pesawat radioterapi membutuhkan catu daya listrik yang cukup besar, pada
hal sumber listrik di daerah relatip masih rendah. Oleh sebab itu pembahasan
disini lebih dititik beratkan pada penggunaan sinar-X untuk pesawat Rontgen.
Kata kunci : sinar-X, Photo Rontgen, CT-scan, Linac.