Anda di halaman 1dari 14

Setelah mengetahui pengertian kebisingan serta jenis dan penyebab bising maka, untuk

mengukur kebisingan di lingkungan kerja dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound

Level Meter. Ada tiga cara atau metode pengukuran akibat kebisingan di lokasi kerja.

1. Pengukuran dengan titik sampling

Pengukuran ini dilakukan bila kebisingan diduga melebihi ambang batas hanya pada satu

atau beberapa lokasi saja. Pengukuran ini juga dapat dilakukan untuk mengevalusai

kebisingan yang disebabkan oleh suatu peralatan sederhana, misalnya Kompresor/generator.

Jarak pengukuran dari sumber harus dicantumkan, misal 3 meter dari ketinggian 1 meter.

Selain itu juga harus diperhatikan arah mikrofon alat pengukur yang digunakan.

2. Pengukuran dengan peta kontur

Pengukuran dengan membuat peta kontur sangat bermanfaat dalam mengukur kebisingan,

karena peta tersebut dapat menentukan gambar tentang kondisi kebisingan dalam cakupan

area. Pengukuran ini dilakukan dengan membuat gambar isoplet pada kertas berskala yang

sesuai dengan pengukuran yang dibuat. Biasanya dibuat kode pewarnaan untuk
menggambarkan keadaan kebisingan, warna hijau untuk kebisingan dengan intensitas

dibawah 85 dBA warna orange untuk tingkat kebisingan yang tinggi diatas 90 dBA, warna

kuning untuk kebisingan dengan intensitas antara 85 – 90 dBA.

3. Pengukuran dengan Grid

Untuk mengukur dengan Grid adalah dengan membuat contoh data kebisingan pada lokasi

yang di inginkan. Titik–titik sampling harus dibuat dengan jarak interval yang sama

diseluruh lokasi. Jadi dalam pengukuran lokasi dibagi menjadi beberpa kotak yang

berukuran dan jarak yang sama, misalnya : 10 x 10 m. kotak tersebut ditandai dengan baris

dan kolom untuk memudahkan identitas.

Nilai Ambang Batas Kebisingan

Nilai ambang Batas Kebisingan adalah angka 85 dB yang dianggap aman untuk sebagian besar

tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Nilai Ambang Batas untuk kebisingan

di tempat kerja adalah intensitas tertinggi dan merupakan rata-rata yang masih dapat diterima

tenaga kerja tanpa mengakibatkan hilangnya daya dengar yang tetap untuk waktu terus-menerus

tidak lebih dari dari 8 jam sehari atau 40 jam seminggunya. Waktu maksimum bekerja adalah

sebagai berikut

No. TINGKAT KEBISINGAN PEMAPARAN


(dBA)
HARIAN
1. 85 8 jam
2. 88 4 jam
3. 91 2 jam
4. 94 1 jam
5. 97 30 menit
6. 100 15 menit
Zona Kebisingan

Daerah dibagi sesuai dengan titik kebisingan yang diizinkan

Zona A : Intensitas 35 – 45 dB. Zona yang diperuntukkan bagi tempat penelitian, RS, tempat

perawatan kesehatan/sosial & sejenisnya.

Zona B : Intensitas 45 – 55 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perumahan, tempat Pendidikan

dan rekreasi.

Zona C : Intensitas 50 – 60 dB. Zona yang diperuntukkan bagi perkantoran, Perdagangan dan

pasar.

Zona D : Intensitas 60 – 70 dB. Zona yang diperuntukkan bagi industri, pabrik, stasiun KA,

terminal bis dan sejenisnya.

Zona Kebisingan menurut IATA (International Air Transportation Association)

Zona A: intensitas > 150 dB → daerah berbahaya dan harus dihindari

Zona B: intensitas 135-150 dB → individu yang terpapar perlu memakai pelindung telinga

(earmuff dan earplug)

Zona C: 115-135 dB → perlu memakai earmuff

Zona D: 100-115 dB → perlu memakai earplug


PRINSIP ATAU CARA KERJA SISTEM TATA SUARA
Prinsip Dasar Sound reinfocement adalah sederetan peralatan yang ditata sedemikia
rupa untuk penguatansuara atau musik untuk didengarkan oleh banyak orang. Prinsip dasarnya
selalu sama.
Mulai dari system yang sederhana samapi yang paling rumit seperti :
1. Suara ditangkap oleh microphone dari sumbernya.
2. Microphone merubah suara tadi menjadi signal listrik dan mengiimnya melalui kabel
menujumixer.
3. Mixer menerima signal suara dan musik tadi melalui setiap kanalnya kemudian me-
mix(mencampur dan menseimbangkan) untuk dikirimkan lagi melalui kabel ke rampaian
power amplifier.
4.Power amplifier merubah signal menjadi energi listrik dan mengirimkannya ke loudspeaker
5. Loudspeaker merubah energi listrik menjadi gerakan mekanis dari konus speaker yangkmudian
mnggetarkan udara dan menjadi suara.
6. Audiens mendengarkan suara tersebut.Ini juga berlaku untuk system audio rumah, tape deck atau
CD player sebagai sumber suara, dan pre amp (dalam system live digantikan mixer), umumnya
terdapat dalam satu badan dengan power amplifiernya (integrated amlifier).
Dalam system sederhana, power amplifier kadang terdapat dalam satu kemasan dengan
mixer yang disebut powe mixer, atau juga power amplifier yang tercakup dalam kotak speaker
yanglebih kita kenal dengan speaker aktif.
Dalam system ini ada beberapa prinsip lagi yang sebaiknya diperhatikan seperti :
1. Posisi mixing console sbaiknya berada pada posisi pendengar, agar apa yang didengar
oleh penata suara adalah apa yang didengar oleh audiens. Denga kata lain mixer tidak berada
disamping atau di belakang panggung.
2. Semua microphone dan alat musik dikirim ke mixer melalui kabel snake.
3. Mixer atau mixing console pada system ini lebih lengkap dari system yang sederhana
sebelumnya, karena memiliki lebih banyak pengaturan walaupun dengan prinsip kerja yangsama.
Hanya saja dilengkapi fasilitas seperti equalizer yang semi parameric, dengan 3 band (low,mid,
hi) atau 4 band (low, lo-mid, hi-mid, hi). Terdapat juga auxiliary send yang difungsikan untuk
mengirim signal ke system monitor dan/ ke effect system. Pada auxiliary terdapat switchuntuk
aux pre/post. Auxiliary pre adalah untuk menirim signal yang terlepas dari pengaruh fader dan eq
kanal yang biasa digunakan untuk mengirim signal ke monitor, sedang auxiliary postadalah
sebaliknya yakni mengirim signal yang dikirim mengikuti pengaruh dari fader danequalizer dari
kanal dan biasa untuk mengirim signal ke perangkat effect.
4. Signal keluaran dari mixer dikirim ke crossover melewati equalizer. Pada equalizer inilah penata
suara melakukan pen-settingan untuk mengatasi kendala akustik ruang, feedback ataukendala
lainnya yang mengganggu.
5. Crossover berfungsi untuk memilah frekuensi yang akan dikirim ke power amplifier
untuk menggerakkan loudspeaker dengan tnggapan frekuensi tertentu. Karena system
speaker utamanaya tidak jarang yang terpisah antara speaker untuk menghandle frekuensi rendah
(subwoofer) dan speaker untuk full range (gambar C)Tipical system untuk TouringBerikutnya
adalah system untuk touring yang lebih besar dan kompleks. Seperti yang dipergunakan untuk
konser-konser besar dengan area yang lebih luas. Pada system ini peralatanyang digunakan
sangat banyak, dan selalu dngan crossover aktif yang tidak jarang jugadigantikan oleh controller
digital yang didalamnya telah terdapat crossover, limiter, parametriceq, dll. Juga selalu
menggunakan mixer monitor yang sama sekali terpisah dari mixer utama,lebih difungsikan untuk
mengirim signal ke rangkaian effect yang tidak sedikit jumlahnya.
Namun seberapapun rumitnya prinsip touring ini, tetap tidak terlalu jauh berbeda
dengan prinsiptata suara sebelumnya sehingga tidak terlalu sulit juga untuk dipahami. Hanya saja
pada systemini terdapat beberapa lagi penjlasan tambahan seperti :
1. Mixer selalu lebih besar dan mempunyai fasilitas yang lebih lengkap, paling sedikit terdiri
dari24 kanal atau bahkan sampai 40. dan bukan tidak mungkin menggunakan lebih dari 1 mixer.
Inisering terjadi bila yang tampil lebih dari 1 grup musik yang settingan kanalnya tidak
inginterganggu oleh setting kelompok lain yang kebetulan tampil satu panggung.
2. System monitor dioperasikan oleh monitor engineer dengan menggunakan mixer
monitor sendiri dan terlepas sama sekali dari mixer utama.
3. Dalam rack peralatannya terdapat paling sedikit 2 buah EQ mono atau sebuah dual EQ
(karenaselalu main dalam stereo), kemudian beberapa compressor, limiter, noise gate, aural
exciter,multiple delay, reverb, dll. Sekian banyak peralatan tersebut difungsikan untuk
menghasilkansuara yang diinginkan dan meredam suara-suara yang tidak diinginkan
.4. Mixer untuk system monitor panggung terdiri dari 6 output kadang bahkan sampai 16
output,dan mengirim signal tadi secara tepisah ke masing-masing monitor untuk si pemusik
atau penyanyi seperti yang mereka inginkan.
5. Dibutuhkan sangat banyak kabel, power amlifier dan daya listrik yang sangat besar
untuk menggerakkan sekian banyak loudspeaker yang mungkin saja main dalam 3way, 4way
atau bahkan sampai 5way

2.2 Bagian Sistem Tata Suara


TERDIRI DARI 4 BAGIAN :
a. Back Ground Musik
b. Public Address
c. Emergency
d. Car Call

Uraian singkat system :


a. Back Ground Music(BGM)
Adalah Music/Suara yang dapat disampaikan secara luas melalui speaker yang telah
terpasang sesuai dengan rencana. Music/Suara dapat diatur pada Sentral Tata Suara(rak
sistem)yang telah ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suara yang baik. Sentral
Tata Suara(rak sistem)dilengkapi dengan Double Cassette Deck,Tuner AM/FM,MP3 dan CD
Player sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai kebutuhan.yang telah disesuaikan dengan
rencana.
b. Public Address (PA)
Adalah sarana penyampaian informasi kepada khalayak ramai(umum)dapat
dilakukan dengan cepat dan mudah karena selain speaker yang terpasang,penyampaian informasi
didukung Sentral Tata Suara(rak sistem)yang dapat diatur sedemikian rupa juga telah dilengkapi
dengan Paging Microphone yang telah terpasang sesuai.
C. Emergency(EMC )
Pada saat keadaan Emergency,informasai kedaan darurat/bahaya yang bertujuan
untuk evakuasi,keselamatan dan keamanan akan dapat diketahui dengan cepat.Setelah Sentral
Tata Suara mendapatkan sinyal tanda bahaya dari panel alarm,Mixer Pre. Amplifier akan
memutuskan semua input dari Cassette Deck,MP3 & CD Player lalu memberikan prioritas utama
untuk bunyi SIRINE,jadi setalah Mixer Pre. Amplifier menerima sinyal dari panel alarm,secara
otomatis semua input akan terputus,kecuali input dari Emergency Microphone,jadi operator tetap
dapat memberikan pesan peringatan.
d. Car Call (CC)
Sarana penyampaian informasi kepada orang/pengendara kendaraan dengan cepat
dan mudah karena untuk sistem Car Call ini selain speaker juga dilengkapi dengan Rak Sistem
Car Call dan Microphone yang telah terpasang pada area-area yang telah disesuaikan dengan
rencana.

2.3 Pengoperasian Sistem Tata Suara


System tata suara berdasarkan cara pengoperasiannya dikelompokkan dalam dua kategori utama
antara lain :
1. Sistem Sederhana
System sederhana ini biasanya digunakan bangunan yang tidak terlalu kompleks dan bangunan-
bangunan berlantai sedikit yang memerlukan system suara yang tidak kompleks.sistem
sederhana ini bertujuan untuk suara dapat didengar oleh orang banyak dengan cara memperkuat
sinyal suara dan.Pada system ini tidak memerlukan ruangan yang cukup luas untuk operator
pengontrol suara.
2. Sentral program
Sentral program ini akan melayani area perkantoran dan area produksi direncanakan untuk dapat
difungsikan dengan prioritas program sebagai evakuasi kebakaran dan paging atau panggilan
saja untuk area produksi,sedangkan program background music dipasang untuk melayani area
perkantoran.

2.4 NOISE,BISING DAN DESAH


Adalah suara yang terbentuk dari bermacam-macam frekwensi secara acak yang
tidak mempunyai hubungan harmonis antara satu sama lain. Apabila noise ini terlalu kuat maka
akan mempengaruhi kejelasan dari suatu musik atau pembicaraan. Dan biasanya akan
mengurangi kenyamanan pendengaran.
Level dari kebisingan pendengaran (ambang) rata-rata 40 db. Ambang Pendengaran
adalah batas terendah dari suara yang dapat didengar oleh alat pendengaran manusia yang
apabila diukur secara matematik merupakan tekanan suara sebesar 0,00204 dyne cm2 yang sama
dengan 0.0002 micro bar.
1 micro bar = 10 –6 atm.
1 bar = 106 dyne cm2
Kebisingan didefinisikan sebagai “suara yang tak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dsb, atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang
menghalangi gaya hidup. (JIS Z 8106 [IEC60050-801] kosa kata elektro-teknik Internasional
Bab 801: Akustikal dan elektroakustik)”. Diantara pencemaran lingkungan yang lain,
pencemaran/polusi kebisingan dianggap istimewa dalam hal :

1. Penilaian pribadi dan penilaian subyektif sangat menentukan untuk mengenali suara
sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, dan
2. Kerusakannya setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran air dan
pencemaran udara (Bising pesawat udara merupakan pengecualian).

Mengenai karakteristik [1] di atas, ada masalah mengenai bagaimana menempatkan


kebisingan antara tingkat penilaian subjektif seorang individu yang menangkapnya sebagai
“kebisingan” dan tingkat fisik yang dapat diukur secara obyektif.
Dengan karakteristik [2], tidak ada perbedaan jelas antara siapa agresornya dan siapa
korbannya, sebagaimana yang sering terjadi ada korban-korban dari kebisingan akibat piano dan
karaoke. Meskipun jumlah keluhan yang terdaftar di kota-kota besar selama beberapa tahun
terakhir ini telah berkurang, kebisingan masih merupakan bagian besar dari keluhan-keluhan
masyarakat.
Apabila keyboard dari piano ditekan, seseorang menangkap “nyaringnya”, “tingginya” dan
“nada” suara yang dipancarkan. Ini adalah tolak ukur yang menyatakan mutu sensorial dari suara
dan dikenal sebagai “tiga unsur dari suara”.
Sebagai ukuran fisik dari “kenyaringan”, ada amplitude dan tingkat tekanan suara. Untuk
“tingginya” suara adalah frekwensi. Tentang nada, ada sejumlah besar ukuran fisik,
kecenderungan jaman sekarang adalah menggabungkan segala yang merupakan sifat dari suara,
termasuk tingginya, nyaringnya dan distribusi spektral sebagai “nada”.
Dikatakan bahwa batas perbedaan suara yang bisa terdengar oleh rata-rata orang
adalah 20 – 20,000 Hz, tetapi bisa terdengarnya tersebut tergantung pada frekwensi. Tes-tes
(hearing) psikiatris menghasilkan Garis bentuk Kenyaringan seperti yang tampak pada Gb. 1-3.
Kurva menggunakan 1000 Hz dan 40 dB sebagai referensi untuk suara murni dan mem-plot
suara referensi ini dengan tingkat-tingkat yang bisa terdengar dari kenyaringan yang sama pada
berbagai frekwensi.
kenyaringan suara yang diterima oleh telinga manusia bervariasi karena dua sifat-
sifat fisik yaitu tingkat tekanan suara dan frekwensi. Bahkan dalam lingkup yang bisa terdengar,
frekwensi-frekwensi rendah dan tinggi sulit untuk ditangkap. Dibutuhkan kepekaan tinggi pada
lingkup 1 – 5 kHz.
Apabila tingkat kenyaringan dari suatu suara dikurangi, pada suatu titik tertentu,
suara tidak lagi terdengar. Tingkat ini juga berbeda sesuai dengan frekwensi. Tingkat ini
diindikasikan sebagai tingkat minimum yang bisa terdengar (garis titik-titik).

2.5 Tips sistem tata suara (Sound system)


Rambu yang perlu diperhatikan berikutnya yang juga tidak kalah penting adalah
selalu membaca manual dari tiap-tiap peralatan yang dipakai, terutama pada pemakaian
crossover. Mengapa demikian? Jawaban yang pasti adalah supaya tidak terjadi kesalahan dalam
menentukan frekuensi yang menjadi titik perpotongan antar speaker (bila sistem yang dibangun
adalah sistem yang aktif, yang biasanya adalah sistem 2-way aktif, 3-way, 4-way, dan
seterusnya).
Bila dalam suatu sistem dipakai beberapa buah speaker maka hal lain yang harus diperhatikan
adalah fase dari speaker itu sendiri. Beberapa speaker, khususnya yang berukuran 18”, 15”, atau
yang sejenis biasanya berada pada posisi In Phase atau fasenya positif. Atau dalam bahasa
sederhana adalah konus speaker bergerak maju ke depan bukan ke belakang. Jenis speaker yang
lain, terutama sebuah compression driver (atau dalam bahasa sehari-hari disebut tweeter)
biasanya berada pada posisi Out Phase atau fasenya negatif.
Pada aplikasi yang membutuhkan banyak speaker atau aplikasi sistem tata suara yang
lebih rumit, fase speaker menjadi salah satu hal yang perlu kita perhatikan. Sebagai contoh, jika
dalam suatu sistem terdapat 2 unit speaker 18” dimana fase salah satu speaker terbalik, maka
yang terjadi adalah kita tidak dapat mendengarkan dentuman suara bass sebagaimana mestinya.
Yang sering terjadi adalah karena tidak terdengar dentuman suara bass sebagaimana mestinya,
kita cenderung untuk membesarkan volume bass dari mixer, dan akhirnya speaker yang kita pun
jebol akibat fase yang terbalik.
Alat untuk mendeteksi fase speaker ini dinamakan Phase Checker, yang
menghasilkan getaran impuls secara konstan untuk mendeteksi fase yang dihasilkan oleh speaker
yang dipakai. Cara yang lain yang lebih sederhana adalah memakai baterai 9 Volt, dimana katup
Positif baterai dihubungkan dengan katup Positif speaker demikian juga sebaliknya.
Hambatan yang sering terjadi berikutnya adalah feedback. Feedback terjadi karena
beberapa hal, di antaranya:
1. Sinyal mic dan volume speaker monitor yang terlalu keras
2. Jumlah mic yang banyak, yang tidak terpakai tapi dalam keadaan on
3. Jarak antara mic dan speaker monitor yang terlalu dekat.
Tips menghindari feedback:
1. Matikan mic yang tidak terpakai. Hal ini mengurangi resiko feedback.
2. Jika penyebab feedback adalah speaker utama (FOH) maka disarankan agar peletakan speaker
utama agak jauh dari panggung.
3. Jika penyebab feedback berupa barang atau benda yang memantul secara akustik, maka perlu
dilakukan penyempurnaan seperti ditutup kain dan sebagainya.
4.Gunakan EQ untuk mempermudah pendeteksian frekuensi penyebab feedback.
2.6 Compressor dan gate
Peralatan berikutnya yang sering digunakan pada sebuah sistem tata suara adalah
compressor/limiter/noise gate. Pada beberapa merek pembuat alat ini, ketiga jenis fitur ini dibuat
terpisah antara compressor/limiter dan noise gate, tetapi ada juga yang dijadikan satu.Menurut
Davis & Jones, pengertian compressor dan limiter adalah sinyal prosesor yang berfungsi
mengurangi rentang dinamis dari sebuah sinyal. Limiter didesain untuk mengurangi peningkatan
level input yang dapat menghasilkan peningkatan level output di atas threshold.
Pengertian di atas memang sedikit rumit karena didasarkan pada teori yang sebenarnya dari
fungsi compressor/limiter. pengertian yang sederhana dari compressor dan limiter menurut Fry
adalah: “Basically what these do is keep an eye (or should that be ear?) on signal levels,
stopping them from getting any louder than the level you set (the Threshold). A compressor puts
a gentle “squeeze” on excess level, whereas a limiter hits it on the head with a hammer!”
Knob-knob fungsi yang terdapat dalam sebuah compressor/limiter adalah:

 Threshold

Knob ini memiliki level yang bervariasi pada saat alat ini memulai untuk
memodifikasi sinyal dinamik dari suatu sumber bunyi. Semakin kecil level yang diset untuk
menentukan threshold (kurang dari 0 dB) maka suara akan semakin “mengecil” demikian pula
sebaliknya.

 Ratio

Knob ini menentukan seberapa sinyal yang akan “ditekan” pada saat mencapai
threshold. Biasanya knob ini memiliki beberapa variasi mulai dari tanpa kompresi (1:∞),
kompresi yang lebih soft ( 2:1 sampai 3:1), kompresi medium (3:1 sampai 6:1), kompresi yang
lebih berat (6:1 sampai 8:1) dan hard limiting (10:1 sampai ∞:1). Cara membaca ratio yang lebih
mudah seperti ratio kompresi 3:1, artinya input level sebesar 3 dB akan dikompresi sedemikian
sehingga output level menjadi 1 dB. Karena suara akan lebih mengecil maka perlu disesuaikan
output gain dari compressor/limiter yang digunakan untuk disesuaikan dengan kebutuhan yang
ada.

 Output/Output Gain

Knob ini mengontrol output gain dari compressor yang dipakai. Sebagai contoh,
apabila digunakan threshold yang rendah dan rasio sebesar 10:1, maka volume secara
keseluruhan dari sebuah sinyal akan hilang. Untuk mengatasi hal ini maka knob ini digunakan
untuk “menaikkan” volume yang “tertekan” tanpa harus merasa was-was sinyal yang akan
dikeluarkan over.
Perhatian!!! Jangan menaikkan output gain dari compressor lebih dari 3 sampai 4 dB di atas
gain unity (0 dB) dari level mixer kecuali Anda memiliki kemampuan ekualisasi yang sangat
baik.

 Attack & Release

Knob attack berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk mengurangi
sinyal dan knob release berarti seberapa cepat compressor akan bereaksi untuk kembali ke
normal. Dalam bahasa yang lebih sederhana, knob attack berfungsi untuk mengukur seberapa
cepat sinyal yang “tertutup” dan knob release berfungsi untuk mengukur seberapa cepat sinyal
yang “terbuka” kembali.

Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum pre-amp mic, maka aplikasi


compressor/limiter berfungsi untuk melakukan kompresi pada sinyal yang berlebihan atau
menaikkan sinyal yang terlalu “lemah” atau dapat membantu agar sinyal yang terdengar lebih
tight atau punchy. Bila ditempatkan pada rangkaian sebelum power amp maka alat ini lebih
banyak berfungsi sebagai limiter untuk melindungi rangkaian power amp dan speaker agar tidak
menjadi berlebihan yang dapat mengakibatkan rusaknya rangkaian tersebut. Aplikasi yang
terakhir lebih sering digunakan apabila pemakaian alat ini tidak terdistribusi secara rata per
channel pada mixer/mic pre-amp. Memang diperlukan biaya yang tidak sedikit agar tiap channel
dapat memakai aplikasi alat ini, karena kebanyakan alat ini hanya tercipta sebanyak dua channel
bahkan satu channel saja.
Loudspeaker Management System
Peralatan berikutnya yang paling vital adalah crossover. Sesuai dengan namanya, alat
ini digunakan untuk memisahkan frekuensi rendah, menengah atau tinggi atau bila diaplikasikan
pada speaker alat ini memiliki beberapa varian seperti:

 2-way crossover artinya alat ini hanya memisahkan frekuensi low dan high saja
 3-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, mid dan high
 4-way crossover artinya alat ini memisahkan frekuensi low, low mid, high mid dan high
atau frekuensi sub, low, high dan super high.
masing-masing komponen speaker memiliki kapasitas frekuensi yang berbeda-beda,
seperti:

 Komponen loudspeaker yang berukuran 18” atau 15” biasanya dipakai untuk SUB atau
LOW speaker
 Komponen loudspeaker berikutnya yang berukuran 15”, 12” atau 10” biasanya dipakai
untuk LOW MID atau MID speaker
 Sebuah compression driver yang berukuran antara 1” – 2” dan sebuah horn dipakai untuk
HIGH MID atau HIGH speaker

Bila sebuah crossover tidak dipakai dalam sebuah sistem sedangkan pada sistem
tersebut terdapat 3 jenis komponen speaker tersebut maka yang terjadi adalah suara yang
dihasilkan tidak dapat terdefinisi dengan baik atau bahkan akan mengakibatkan terjadinya
speaker blow-out alias putus.
Salah satu alasan logis yang dapat dijadikan acuan adalah loudspeaker yang berukuran 18” tidak
didesain untuk menerima frekuensi tinggi dan demikian dengan compression driver yang secara
ukuran lebih kecil, tidak didesain untuk menerima frekuensi rendah.
Oleh karena itu, dalam membangun sebuah sistem tata suara yang baik, salah satu
pertimbangan yang perlu kita lakukan adalah pada saat instalasi sistem tersebut adalah saat
pemasangan kabel speaker pada power amp dan proses setting dari crossover itu sendiri.
Satu kesalahan yang terjadi pada saat proses instalasi maka akan mengakibatkan
terjadinya kerusakan seluruh sistem yang dapat merugikan kita secaramateri.
Alat berikutnya adalah power amp atau yang lebih dikenal sebagai amplifier. Alat ini
dipakai untuk men-drive sebuah atau beberapa speaker sekaligus. Beberapa pabrikan yang
memproduksi alat ini selalu mencantumkan kapasitas yang dapat dipakai untuk men-drive
sebuah speaker, seperti contoh sebuah power merek X dalam tabel berikut:
Tabel 1.1:
8Ω 4Ω 2Ω
Load impedance 280 W 450 W 650W
Arti dari tabel di atas adalah sebagai berikut:
1. Power amp tersebut memiliki kapasitas impedansi transfer daya maksimum sebesar 2
ohm yang dapat men-drive speaker dengan daya sebesar 650 WPada impedansi minimum
sebesar 8 ohm, speaker yang dapat di-drive oleh power amp ini sebesar 280 W. Berarti
jika impedansi speaker sudah sesuai dengan impedansi minimum yang ditransfer oleh
power amp maka speaker yang dipasang pada power ini setidaknya berkapasitas 280 W
dengan toleransi ± 20% dari kapasitas power amp.
2. Bila kapasitas speaker terlalu berlebihan dari kapasitas power amp maka yang terjadi
adalah under powered, yang dapat mengakibatkan power amp blow-out atau bahkan
dapat mengakibatkan speaker juga putus. Demikian juga sebaliknya, jika kapasitas
speaker lebih kecil dari kapasitas power amp maka yang terjadi adalah over powered,
yang juga dapat mengakibatkan speaker putus atau power amp terjadi blow-out.

SpeakerMonitor
Jenis speaker yang lain, berdasarkan aplikasi dan penempatannya, adalah speaker monitor.
Biasanya speaker ini diletakkan di atas panggung untuk membantu semua yang berada di
panggung agar suara yang mereka hasilkan dapat terdengar dengan baik tanpa gangguan. Yang
penting dari aplikasi speaker ini adalah keras dan jelas.

Anda mungkin juga menyukai