ALTERNATIF OLAHAN
KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)
Disusun oleh:
FAKULTAS MIPA
BOGOR
2015
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur marilah senantiasa kita limpahkan kepada Allah SWT karena
hanya dengan hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Alternatif Olahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)” dengan baik
meskipun masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Dan juga penulis ingin
berterima kasih kepada Ibu Dra. Nia Yuliani, M.Pd. dan Ibu Ade Ayu Oksari,
M.Si. selaku Dosen mata kuliah Biologi Universitas Nusa Bangsa yang telah
memberikan tugas kuliah kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai alternatif olahan dari kacang merah.
Penulis juga menyadari bahwa makalah sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran, dan usulan yang membangun demi perbaikan makalah yang
telah penulis buat di masa yang akan datang.
Sebelumnya penulis memohon maaf apa bila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan Semoga makalah ini sederhana ini dapat dipahami bagi
siapa pun yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................2
2.1 Kacang Merah.....................................................................................2
2.1.1 Morfologi Kacang Merah ..........................................................3
2.1.2 Manfaat Kacang Merah Bagi Kesehatan ....................................3
2.2 Fermentasi ..........................................................................................4
2.2.1 Fermentasi Susu Kacang Merah ................................................5
2.2.1 Fermentasi Tempe Kacang Merah .............................................7
BAB III PENUTUP ..................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Kacang Merah ...........................................................2
Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi pada Kacang Merah per 100 g bahan .........3
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kacang Merah .........................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi kacang merah
2. Untuk mengetahui manfaat kacang merah bagi kesehatan
3. Untuk mengetahui fermentasi susu (yoghurt) dan tempe dari kacang merah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
darah. Kacang merah memiliki kandungan lemak dan natrium yang sangat rendah,
nyaris bebas lemak jenuh, serta bebas kolersterol. Di samping itu, kacang merah
juga merupakan sumber serat yang baik. Dalam 100 gram kacang merah kering,
dapat menghasilkan 4 gram serat yang terdiri dari serat yang larut air dan serat
yang tidak larut air. Serat yang larut air secara nyata mampu menurunkan kadar
kolesterol dan kadar gula darah.
2.2 Fermentasi
Makanan tradisional merupakan produk makanan yang dibuat melalui proses
sederhana. Disebut tradisional karena pada umumnya proses pembuatannya
dilakukan dengan menggunakan alat yang masih sederhana, tidak memerlukan
keterampilan khusus dan membutuhkan modal yang relatif kecil. Telah dikenal,
terdapat berbagai jenis makanan tradisional yang diproses dengan cara fermentasi
(Netty Widyastuti dan Noer Laily, 2007). Salah satu makanan tradisional yang
sangat populer di Indonesia sebagai makanan sehari-hari adalah tempe.
Fermentasi ialah proses baik secara aerob maupun anaerob yang
menghasilkan berbagai produk yang melibatkan aktivitas mikroba atau ekstraknya
dengan aktivitas mikroba terkontrol (Darwis dan Sukara, 1989). Fermentasi
merupakan proses yang telah lama dikenal manusia. Fermentasi adalah proses
untuk mengubah suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat bagi manusia,
seperti fermentasi susu kambing, unta yang terjadi di Sumaria dan Babilonia pada
jaman Mesopotamia. Hingga saat ini, proses fermentasi telah mengalami
perbaikan-perbaikan dari segi proses sehingga dihasilkan produk fermentasi yang
lebih baik (Tamime dan Robinson, 1999).
Fermentasi memiliki berbagai manfaat, antara lain untuk mengawetkan
produk pangan, memberi cita rasa atau flavor terhadap produk pangan tertentu,
memberikan tekstur tertentu pada produk pangan. Dengan adanya proses
fermentasi yang dilakukan oleh mikroba tertentu diharapkan akan meningkatkan
nilai gizi yang ada pada produk fermentasi. Dengan adanya perbaikan mutu
produk pangan fermentasi ini diharapkan nilai terima pangan oleh konsumen
meningkat.
5
kedelai terkandung 30,16 g karbohidrat, 36,49 g protein, 19,94 g lemak, dan 446
kkal energi (United States Department of Agriculture, 2014).
Kacang-kacangan yang memiliki potensi untuk dijadikan tempe salah satunya
yaitu kacang merah. Jenis kacang tersebut mempunyai kandungan protein,
karbohidrat, air dan lemak yang hampir sama nilai gizinya dengan kacang kedelai.
Selain itu produksi kacang merah di Indonesia cukup besar sehingga kacang
tersebut dapat dijadikan alternatif lain sebagai bahan baku pembuatan tempe
selain kedelai.
Protein merupakan suatu senyawa yang disusun oleh asam-asam amino yang
terikat satu sama lain oleh ikatan peptida. Terjadinya penurunan kadar protein
tempe yang dihasilkan dari kadar protein bahan dasar yang digunakan disebabkan
oleh metabolisme Rhizopus oligosporus yang menghasilkan enzim-enzim protease.
Senyawa kompleks protein dirombak menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana.
Hal ini penting dalam fermentasi tempe, dan merupakan salah satu faktor utama
penentu kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein nabati yang memiliki nilai
cerna amat tinggi. Kandungan protein yang dinyatakan sebagai kadar total
nitrogen memang tidak berubah selama fermentasi. Perubahan terjadi atas kadar
protein terlarut dan kadar asam amino bebas. Adanya enzim proteolitik
menyebabkan degradasi protein kacang merah. Secara kuantitatif, nilai gizi tempe
sedikit lebih rendah daripada nilai gizi bahan dasar yang digunakan yaitu kacang.
Namun secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi karena tempe mempunyai
nilai cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air
akan meningkat akibat enzim proteolitik.
Tempe kacang merah memiliki kadar lemak paling rendah dibanding tempe
dari kacang kedelai. Kapang akan menguraikan sebagian besar lemak dalam
kacang selama fermentasi menjadi asam lemak.
Tempe dengan kualitas baik mempunyai ciri-ciri berwarna putih bersih yang
merata pada permukaannya memiliki struktur yang homogen dan kompak serta
berasa, berbau dan beraroma khas tempe. Tempe dengan kualitas buruk ditandai
dengan permukaannya yang basah struktur tidak kompak adanya bercak-bercak
hitam, adanya bau amoniak dan alkohol serta beracun (Made Astawan, 2004).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Kacang merah merupakan jenis sayuran kacang yang berbuah dan sangat
kaya dengan kandungan protein, kaya akan vitamin A, vitamin B, dan vitamin
C dan dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kacang
merah termasuk dalam kingdom plantae, dengan divisi spermatophyta dan
angiospermae pada sub divisinya. Kacang ini dikategorikan dalam kelas
dicotyledoneae, ordo rosales, dengan famili leguminoseae dan sub famili
papilionoideae. Kacang ini memiliki genus Phaseolus dan termasuk ke
dalam spesies Phaseolus vulgaris L.
b. Kacang merah mempunyai batang pendek dengan tinggi sekitar 30 cm dan
umumnya berbuku-buku. Daun bersifat majemuk tiga (trifoliolatus) dan helai
daunnya berbentuk jorong segitiga.Tanaman ini berakar tunggang yang
membentuk bintil-bintil (nodula). Bunganya berbentuk tandan dengan
pertumbuhan karangan bunga yang serempak/bersamaan dan biji berwarna
merah atau merah berbintik-bintik putih.
c. Kacang merah mampu mengatasi bermacam-macam penyakit, seperti
mengurangi kerusakan pembuluh darah, menurunkan kadar kolesterol dalam
darah, mengurangi konsentrasi gula darah, serta menurunkan resiko kanker
usus besar dan kanker payudara
d. Fermentasi ialah proses baik secara aerob maupun anaerob yang
menghasilkan berbagai produk yang melibatkan aktivitas mikroba atau
ekstraknya dengan aktivitas mikroba terkontrol (Darwis dan Sukara, 1989).
Fermentasi bermanfaat untuk mengawetkan produk pangan, memberi cita
rasa atau flavor terhadap produk pangan tertentu, dan memberikan tekstur
tertentu pada produk pangan.
e. Yoghurt adalah salah satu produk fermentasi susu sapi dengan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Yoghurt
mengandung kultur aktif sehingga yoghurt merupakan produk probiotik.
Yoghurt yang dibuat dari susu kacang-kacangan tergolong produk simbiotik.
9
10
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat menunggu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Dengan begitu, penulis berusaha untuk menyusun makalah berikutnya
dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, S.D., Nuri Andarwulan, Purwiyatno Hariyadi, Friska Citra Agustia. 2014.
Formulasi dan Karakterisasi Cake Berbasis Tepung Komposit Organik
Kacang Merah, Kedelai, dan Jagung. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3
(2): hal 54.
Kharisma, H., Imam Mahadi, dan Darmawati. 2015. Pengembangan LKS SMA
pada Materi Bioteknologi Konvensional Melalui Eksperimen Pembuatan
Tempe Menggunakan Berbagai Jenis Kacang. JOM Bidang Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2. Pekanbaru. FKIP. Universitas Riau, http://jom.
unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/7038/6732 (diakses tanggal 12
November 2015).
Widowati, Sri dan Misgiyarta. 2003. Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL)
dalam Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein/Susu Nabati. Dalam
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman,
hal 360-373, http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/prosi
ding-seminar-2/ (diakses tanggal 12 November 2015)
11