Anda di halaman 1dari 15

Makalah Biologi

ALTERNATIF OLAHAN
KACANG MERAH (Phaseolus vulgaris L.)

Disusun oleh:

Ana Selfi Maria Ulfa (41204720115007)

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS NUSA BANGSA

BOGOR

2015
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,
Puji dan syukur marilah senantiasa kita limpahkan kepada Allah SWT karena
hanya dengan hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
berjudul “Alternatif Olahan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.)” dengan baik
meskipun masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya. Dan juga penulis ingin
berterima kasih kepada Ibu Dra. Nia Yuliani, M.Pd. dan Ibu Ade Ayu Oksari,
M.Si. selaku Dosen mata kuliah Biologi Universitas Nusa Bangsa yang telah
memberikan tugas kuliah kepada penulis.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai alternatif olahan dari kacang merah.
Penulis juga menyadari bahwa makalah sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran, dan usulan yang membangun demi perbaikan makalah yang
telah penulis buat di masa yang akan datang.
Sebelumnya penulis memohon maaf apa bila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan Semoga makalah ini sederhana ini dapat dipahami bagi
siapa pun yang membacanya.

Bogor, November 2015

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ...............................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................2
2.1 Kacang Merah.....................................................................................2
2.1.1 Morfologi Kacang Merah ..........................................................3
2.1.2 Manfaat Kacang Merah Bagi Kesehatan ....................................3
2.2 Fermentasi ..........................................................................................4
2.2.1 Fermentasi Susu Kacang Merah ................................................5
2.2.1 Fermentasi Tempe Kacang Merah .............................................7
BAB III PENUTUP ..................................................................................9
3.1 Kesimpulan.........................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 11

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Klasifikasi Kacang Merah ...........................................................2
Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi pada Kacang Merah per 100 g bahan .........3

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Kacang Merah .........................................................................2

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan tradisional merupakan produk makanan yang dibuat melalui proses
sederhana. Disebut tradisional karena pada umumnya proses pembuatannya
dilakukan dengan menggunakan alat yang masih sederhana, tidak memerlukan
keterampilan khusus dan membutuhkan modal yang relatif kecil. Telah dikenal,
terdapat berbagai jenis makanan tradisional yang diproses dengan cara fermentasi
(Netty Widyastuti dan Noer Laily, 2007). Salah satu makanan tradisional yang
sangat populer di Indonesia sebagai makanan sehari-hari adalah tempe.
Bahan pangan organik memiliki kandungan gizi dan komponen fungsional
yang lebih tinggi dibanding non-organik serta tidak mengandung residu kimia dan
logam berat yang bersifat karsinogenik (Kovacs, 2008). Kacang merah memiliki
efek fisiologis bagi kesehatan, diantaranya mampu mengurangi kerusakan
pembuluh darah, mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengurangi
konsentrasi gula darah, serta menurunkan resiko kanker usus besar dan kanker
payudara (Pomeranz, 1991). Hal ini disebabkan kandungan senyawa aktifnya
(dalam mg/100g biji kering) seperti pati resisten 44,2 mg; serat pangan 6,9 mg,
katekin 61 mg, saponin 56 mg; antosianin 45 mg; kuersetin 31 mg; tripsin
inhibitor 7 mg; phasine 4 mg; dan asam fitat 3 mg (Atcibri, et al., 2010).

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui klasifikasi dan morfologi kacang merah
2. Untuk mengetahui manfaat kacang merah bagi kesehatan
3. Untuk mengetahui fermentasi susu (yoghurt) dan tempe dari kacang merah

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kacang Merah


Pada umumnya kacang merah merupakan jenis sayuran kacang yang berbuah
dan sangat kaya dengan kandungan protein. Tanaman ini dipercayai berasal dari
Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Penyebarluasan tanaman kacang merah
dari Amerika ke Eropa dilakukan sejak abad 16. Daerah pusat penyebaran dimulai
di Inggris (1594), menyebar ke negara-negara Eropa, Afrika, sampai ke Indonesia.
Kacang merah adalah satu dari sekian banyak sayuran yang digemari karena
rasanya yang enak dan gurih. Kacang yang satu ini kaya akan vitamin A, vitamin
B, dan vitamin C, terutama pada bagian bijinya. Kacang merah merupakan jenis
sayuran polong semusim yang tumbuh tegak. Daun kacang merah agak kasar dan
tipe polongnya lebih pipih dari pada kacang panjang. Dengan aroma polong yang
agak langu, ukuran polongnya pendek sekitar 12 cm, ada yang lurus atau bengkok
dengan warna beraneka macam, bentuknya ada yang pipih dan ada yang gilig.
Kacang merah termasuk tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan di
Indonesia. Budidaya kacang merah relatif mudah dengan resiko kegagalan yang
kecil. Adapun klasifikasi ilmiah tanaman kacang merah ini disajikan dalam tabel
berikut,
Tabel 1. Klasifikasi Kacang Merah
Kingdom Plantae
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Rosales
Famili Leguminoseae
Sub Famili Papilionoideae
Gambar 1. Kacang Merah Genus Phaseolus
(sumber:http://satwa.net/890/mengenal- Spesies Phaseolus vulgaris L.
kacang-merah.html diakses 12
November 2015)

2
3

2.1.1 Morfologi Kacang Merah


Kacang merah mempunyai batang pendek dengan tinggi sekitar 30 cm.
Batang tanaman umumnya berbuku-buku, yang sekaligus merupakan tempat
untuk melekat tangkai daun. Daun bersifat majemuk tiga (trifoliolatus) dan helai
daunnya berbentuk jorong segitiga (Rukmana, 2009).
Tanaman ini memiliki akar tunggang yang sebagian membentuk bintil-bintil
(nodula) yang merupakan sumber nitrogen dan sebagian lagi tanpa nodula yang
fungsinya antara lain menyerap air dan unsur hara. Bunga tersusun dalam
karangan berbentuk tandan dengan pertumbuhan karangan bunga yang
serempak/bersamaan. Biji berwarna merah atau merah berbintik-bintik putih
(Rukmana, 2009).

2.1.2 Manfaat Kacang Merah Bagi Kesehatan


Kacang merah ternyata memiliki kemampuan untuk mengatasi bermacam-
macam penyakit, di antaranya mampu mengurangi kerusakan pembuluh darah,
mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, mengurangi konsentrasi gula
darah, serta menurunkan resiko kanker usus besar dan kanker payudara.
Kandungan gizi pada kacang merah sangat bagus bagi kesehatan tubuh manusia.
Tabel 2. Komposisi Nilai Gizi pada Kacang Merah per 100 g bahan

Zat Gizi Komposisi


Air 12,0 g
Protein 23,1 g
Lemak 1,7 g
Karbohidrat 59,5 g
Mineral 3,7 g
Kalsium 80 mg
Kalori 336 kal

Kacang merah kering merupakan sumber protein nabati, karbohidrat


kompleks, serat, vitamin B, folasin, tiamin, kalsium, fosfor, dan zat besi. Folasin
adalah zat gizi esensial yang mampu mengurangi resiko kerusakan pembuluh
4

darah. Kacang merah memiliki kandungan lemak dan natrium yang sangat rendah,
nyaris bebas lemak jenuh, serta bebas kolersterol. Di samping itu, kacang merah
juga merupakan sumber serat yang baik. Dalam 100 gram kacang merah kering,
dapat menghasilkan 4 gram serat yang terdiri dari serat yang larut air dan serat
yang tidak larut air. Serat yang larut air secara nyata mampu menurunkan kadar
kolesterol dan kadar gula darah.

2.2 Fermentasi
Makanan tradisional merupakan produk makanan yang dibuat melalui proses
sederhana. Disebut tradisional karena pada umumnya proses pembuatannya
dilakukan dengan menggunakan alat yang masih sederhana, tidak memerlukan
keterampilan khusus dan membutuhkan modal yang relatif kecil. Telah dikenal,
terdapat berbagai jenis makanan tradisional yang diproses dengan cara fermentasi
(Netty Widyastuti dan Noer Laily, 2007). Salah satu makanan tradisional yang
sangat populer di Indonesia sebagai makanan sehari-hari adalah tempe.
Fermentasi ialah proses baik secara aerob maupun anaerob yang
menghasilkan berbagai produk yang melibatkan aktivitas mikroba atau ekstraknya
dengan aktivitas mikroba terkontrol (Darwis dan Sukara, 1989). Fermentasi
merupakan proses yang telah lama dikenal manusia. Fermentasi adalah proses
untuk mengubah suatu bahan menjadi produk yang bermanfaat bagi manusia,
seperti fermentasi susu kambing, unta yang terjadi di Sumaria dan Babilonia pada
jaman Mesopotamia. Hingga saat ini, proses fermentasi telah mengalami
perbaikan-perbaikan dari segi proses sehingga dihasilkan produk fermentasi yang
lebih baik (Tamime dan Robinson, 1999).
Fermentasi memiliki berbagai manfaat, antara lain untuk mengawetkan
produk pangan, memberi cita rasa atau flavor terhadap produk pangan tertentu,
memberikan tekstur tertentu pada produk pangan. Dengan adanya proses
fermentasi yang dilakukan oleh mikroba tertentu diharapkan akan meningkatkan
nilai gizi yang ada pada produk fermentasi. Dengan adanya perbaikan mutu
produk pangan fermentasi ini diharapkan nilai terima pangan oleh konsumen
meningkat.
5

2.2.1 Fermentasi Susu Kacang Merah


Beberapa komoditi kacang-kacangan telah digunakan sebagai bahan dasar
untuk membuat susu yang dikenal sebagai susu nabati. Susu nabati yang umum
ditemukan di pasar ialah susu yang dihasilkan dari kedelai, sedangkan susu
kacang-kacangan lain belum banyak ditemukan. Perlu terobosan untuk membuat
susu dan produk dari susu kacangan-kacangan yang lain, antara lain susu kacang
hijau, susu kacang tanah, susu kacang panjang, susu kacang tunggak, susu kacang
merah, dan lain-lain. Untuk mendapatkan nilai tambah secara ekonomi,
peningkatan nilai gizi, daya terima konsumen terhadap produk kacangan-
kacangan serta peningkatan ragam pilihan konsumen akan produk kacang-
kacangan perlu upaya-upaya proses lebih lanjut. Salah satu upaya tersebut ialah
dengan cara fermentasi susu kacang-kacangan menggunakan Bakteri Asam Laktat
(BAL) lokal.
Yoghurt adalah salah satu produk fermentasi. Yoghurt didefinisikan sebagai
produk pangan berasal dari susu sapi dengan bentuk seperti bubur atau es krim,
yang merupakan hasil fermentasi susu sapi dengan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Yoghurt mengandung kultur aktif
sehingga yoghurt merupakan produk probiotik. Apabila bahan bakunya susu
kedelai disebut soyghurt dan kalau dari susu kacang tanah dinamakan susu kacang
tanah terfermentasi atau peaghurt. Kacang-kacangan mengandung oligosakarida
tidak tercerna, tapi menguntungkan bagi bakteri probiotik, sehingga kacang-
kacangan dapat sebagai prebiotik gabungan dari prebiotik dan probiotik disebut
simbiotik. Jadi yoghurt yang dibuat dari susu kacang-kacangan tergolong produk
simbiotik. Susu terfermentasi dikonsumsi karena kesegaran, aroma, dan
teksturnya yang khas. Jumlah konsumsi susu terfermentasi berbeda di beberapa
negara. Konsumsi tertinggi di Belanda, yaitu 13,7 kg/kapita/tahun, diikuti Swiss
7,5 kg dan Perancis 6,1 kg. Di Indonesia, yoghurt sudah dikenal, namun belum
memasyarakat. Beberapa tahun terakhir produk yoghurt semakin populer,
meskipun masih terbatas di kota besar (Koswara, 1995).
6

a. Kimia makanan pada kacang merah


Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1992), kadar pada
tepung kacang merah yaitu maksimal sebesar 10% kadar air, 2,4% kadar lemak,
23% kadar protein. Salunkhe dan Kaddam (1989) menyatakan bahwa kacang
merah memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi sekitar 3,17% dari
bahan. Kacang merah mengandung serat pangan tidak larut yang lebih tinggi
dibanding serat pangan larut (Khan dkk., 2007).
b. Protein pada yoghurt probiotik dengan menggunakan kacang merah
Askar dan Sugiarto (2005) menyatakan bahwa kadar protein yoghurt
ditentukan oleh kuantitas bahan yang ditambahkan, semakin tinggi kadar
protein bahan maka meningkatkan kadar protein yoghurt. Jumlah BAL diduga
juga memengaruhi kadar protein yang dihasilkan karena adanya degradasi
protein oleh enzim-enzim protease bakteri. Dugaan ini diperkuat oleh Granito
dan A’Ivarez (2006) bahwa protein yang didegradasi oleh enzim protease dan
peptidase akan menyebabkan pelepasan asam amino dan rantai pendek peptida.
Yusmarini dan Efendi (2004) juga menjelaskan bahwa komponen utama
penyusun sel mikrobia adalah protein sehingga semakin banyak sel yang lisis
maka semakin tinggi kadar protein pada yoghurt. BAL mengandung protein
yang tinggi yakni sekitar 60-70% dari berat keringnya atau protein BAL
menyumbangkan 7% dari total protein yoghurt (Fardiaz, 1992; Botazzi, 1983).
c. Asam laktat pada yoghurt probiotik dengan menggunakan kacang merah
Menurut Badan Standardisasi Nasional (2009), kadar asam laktat berkisar
antara 0,5-2,0%. Kacang merah mengandung oligosakarida yang berfungsi
sebagai prebiotik bagi BAL sehingga meningkatkan kadar asam laktat.
Menurut Usmiati dan Utami (2008), Lactobacillus acidophilus mampu
menggunakan sukrosa, rafinosa, dan stakiosa kacang merah sebagai sumber
karbon.
d. Lemak pada yoghurt probiotik dengan menggunakan kacang merah
Menurut Hesti dkk. (2013), semakin tinggi konsentrasi tepung kacang
merah maka lemak yang diuraikan oleh BAL semakin tinggi sehingga kadar
lemak pada yoghurt cenderung menurun disebabkan karena BAL memiliki
kemampuan lipolitik. Gardiner dkk. (2000) menyatakan bahwa BAL
7

membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan, seiring meningkatnya jumlah BAL


nutrisi yang dibutuhkan pun semakin banyak, salah satu nutrisinya adalah
lemak.
e. Serat kasar pada yoghurt probiotik dengan menggunakan kacang merah
Menurut Widodo (2003), Lactobacillus acidophilus dapat menghasilkan
selubung polisakarida pada lapisan terluar dari selnya. Lapisan polisakarida ini
selain untuk pertahanan diri, juga dapat digunakan sebagai cadangan makanan
pada saat berada pada kondisi nutrien yang buruk. Meskipun BAL memasuki
fase kematian sel, tetapi lapisan polisakarida tetap ada dan terakumulasi pada
medium fermentasi serta terukur pada saat perhitungan serat kasar sehingga
meningkatkan kadar serat kasar.
f. Uji viabilitas BAL pada yoghurt probiotik dengan menggunakan kacang merah
Berdasarkan hasil penelitian Elizabeth (2003), viabilitas BAL pada yoghurt
sinbiotik pada hari ke-15 masih berada dalam kisaran 9 log CFU/ml. Hal ini
menunjukkan bahwa kacang-kacangan memiliki senyawa oligosakarida yang
dapat dimanfaatkan oleh BAL khususnya Lactobacillus acidophilus.
g. Uji Salmonella pada yoghurt probiotik dengan menggunakan kacang merah
Menurut Widodo (2003), Salmonella tidak tumbuh pada yoghurt karena
pembuatan yoghurt melewati tahap sterilisasi, BAL menghasilkan metabolit
sekunder berupa bakteriosin yang dapat menghambat pertumbuhan mikrobia
yang tidak diinginkan.

2.2.2 Fermentasi Tempe Kacang Merah


Tempe adalah makanan yang dihasilkan melalui teknik fermentasi sederhana
oleh Rhizopus sp atau disebut juga jamur tempe. Saat ini tempe digemari tidak
hanya oleh masyarakat di desa saja tapi juga oleh berbagai kalangan bahkan
hingga mancanegara. Selain karena kandungan gizinya yang tinggi, harga yang
murah dan kemudahan untuk mendapatkannya menjadikan tempe sebagai bahan
pangan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Selama ini tempe yang ada di
pasaran hanya yang berbahan dasar kacang kedelai. Kedelai merupakan sumber
protein yang paling baik di antara jenis kacang-kacangan, 10% protein tersebut
merupakan albumin dan 90% lainnya berupa globulin. Dalam 100 g kacang
8

kedelai terkandung 30,16 g karbohidrat, 36,49 g protein, 19,94 g lemak, dan 446
kkal energi (United States Department of Agriculture, 2014).
Kacang-kacangan yang memiliki potensi untuk dijadikan tempe salah satunya
yaitu kacang merah. Jenis kacang tersebut mempunyai kandungan protein,
karbohidrat, air dan lemak yang hampir sama nilai gizinya dengan kacang kedelai.
Selain itu produksi kacang merah di Indonesia cukup besar sehingga kacang
tersebut dapat dijadikan alternatif lain sebagai bahan baku pembuatan tempe
selain kedelai.
Protein merupakan suatu senyawa yang disusun oleh asam-asam amino yang
terikat satu sama lain oleh ikatan peptida. Terjadinya penurunan kadar protein
tempe yang dihasilkan dari kadar protein bahan dasar yang digunakan disebabkan
oleh metabolisme Rhizopus oligosporus yang menghasilkan enzim-enzim protease.
Senyawa kompleks protein dirombak menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana.
Hal ini penting dalam fermentasi tempe, dan merupakan salah satu faktor utama
penentu kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein nabati yang memiliki nilai
cerna amat tinggi. Kandungan protein yang dinyatakan sebagai kadar total
nitrogen memang tidak berubah selama fermentasi. Perubahan terjadi atas kadar
protein terlarut dan kadar asam amino bebas. Adanya enzim proteolitik
menyebabkan degradasi protein kacang merah. Secara kuantitatif, nilai gizi tempe
sedikit lebih rendah daripada nilai gizi bahan dasar yang digunakan yaitu kacang.
Namun secara kualitatif nilai gizi tempe lebih tinggi karena tempe mempunyai
nilai cerna yang lebih baik. Hal ini disebabkan kadar protein yang larut dalam air
akan meningkat akibat enzim proteolitik.
Tempe kacang merah memiliki kadar lemak paling rendah dibanding tempe
dari kacang kedelai. Kapang akan menguraikan sebagian besar lemak dalam
kacang selama fermentasi menjadi asam lemak.
Tempe dengan kualitas baik mempunyai ciri-ciri berwarna putih bersih yang
merata pada permukaannya memiliki struktur yang homogen dan kompak serta
berasa, berbau dan beraroma khas tempe. Tempe dengan kualitas buruk ditandai
dengan permukaannya yang basah struktur tidak kompak adanya bercak-bercak
hitam, adanya bau amoniak dan alkohol serta beracun (Made Astawan, 2004).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Kacang merah merupakan jenis sayuran kacang yang berbuah dan sangat
kaya dengan kandungan protein, kaya akan vitamin A, vitamin B, dan vitamin
C dan dipercayai berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kacang
merah termasuk dalam kingdom plantae, dengan divisi spermatophyta dan
angiospermae pada sub divisinya. Kacang ini dikategorikan dalam kelas
dicotyledoneae, ordo rosales, dengan famili leguminoseae dan sub famili
papilionoideae. Kacang ini memiliki genus Phaseolus dan termasuk ke
dalam spesies Phaseolus vulgaris L.
b. Kacang merah mempunyai batang pendek dengan tinggi sekitar 30 cm dan
umumnya berbuku-buku. Daun bersifat majemuk tiga (trifoliolatus) dan helai
daunnya berbentuk jorong segitiga.Tanaman ini berakar tunggang yang
membentuk bintil-bintil (nodula). Bunganya berbentuk tandan dengan
pertumbuhan karangan bunga yang serempak/bersamaan dan biji berwarna
merah atau merah berbintik-bintik putih.
c. Kacang merah mampu mengatasi bermacam-macam penyakit, seperti
mengurangi kerusakan pembuluh darah, menurunkan kadar kolesterol dalam
darah, mengurangi konsentrasi gula darah, serta menurunkan resiko kanker
usus besar dan kanker payudara
d. Fermentasi ialah proses baik secara aerob maupun anaerob yang
menghasilkan berbagai produk yang melibatkan aktivitas mikroba atau
ekstraknya dengan aktivitas mikroba terkontrol (Darwis dan Sukara, 1989).
Fermentasi bermanfaat untuk mengawetkan produk pangan, memberi cita
rasa atau flavor terhadap produk pangan tertentu, dan memberikan tekstur
tertentu pada produk pangan.
e. Yoghurt adalah salah satu produk fermentasi susu sapi dengan bakteri
Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Yoghurt
mengandung kultur aktif sehingga yoghurt merupakan produk probiotik.
Yoghurt yang dibuat dari susu kacang-kacangan tergolong produk simbiotik.

9
10

f. Tempe dengan bahan dasar kacang merah memiliki kandungan protein,


karbohidrat, air dan lemak yang hampir sama nilai gizinya dengan kacang
kedelai. Sehingga kacang ini dapat dijadikan alternatif lain sebagai bahan
baku pembuatan tempe.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis sangat menunggu kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Dengan begitu, penulis berusaha untuk menyusun makalah berikutnya
dengan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S.D., Nuri Andarwulan, Purwiyatno Hariyadi, Friska Citra Agustia. 2014.
Formulasi dan Karakterisasi Cake Berbasis Tepung Komposit Organik
Kacang Merah, Kedelai, dan Jagung. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3
(2): hal 54.

Kharisma, H., Imam Mahadi, dan Darmawati. 2015. Pengembangan LKS SMA
pada Materi Bioteknologi Konvensional Melalui Eksperimen Pembuatan
Tempe Menggunakan Berbagai Jenis Kacang. JOM Bidang Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Vol 2 No 2. Pekanbaru. FKIP. Universitas Riau, http://jom.
unri.ac.id/index.php/JOMFKIP/article/view/7038/6732 (diakses tanggal 12
November 2015).

Rohma, Aulia. 2013. Pengaruh Medan Magnet Terhadap Aktivitas Enzim α-


Amilase pada Kecambah Kacang Merah dan Kacang Buncis Hitam
(Phaseolus vulgaris L.). Skripsi. Lampung. Fakultas MIPA. Universitas
Lampung. 43 hal, http://digilib.unila.ac.id/id/eprint/867 (diakses tanggal 12
November 2015).

Stella, L.M. Ekawati Purwijantiningsih, dan F. Sinung Pranata. 2014. Kualitas


Yoghurt Probiotik dengan Kombinasi Tepung Kacang Merah (Phaseolus
vulgaris L.) dan Susu Skim. Jurnal Teknobiologi, hal 1-11, http://e-
journal.uajy.ac.id/id/eprint/5879 (diakses tanggal 12 November 2015).

Widowati, Sri dan Misgiyarta. 2003. Efektifitas Bakteri Asam Laktat (BAL)
dalam Pembuatan Produk Fermentasi Berbasis Protein/Susu Nabati. Dalam
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Rintisan dan Bioteknologi Tanaman,
hal 360-373, http://biogen.litbang.pertanian.go.id/index.php/publikasi/prosi
ding-seminar-2/ (diakses tanggal 12 November 2015)

11

Anda mungkin juga menyukai