Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

KESETIMBANGAN KIMIA

DI SUSUN OLEH :

FARDLIANSYAH ICHSAN

MUHAMMAD ROFFI

DWI AGUNG P

SURYANA

SEKOLAH TINGGI TEKNIK KARAWANG BUDI PERTIWI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan

rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Penulisan makalah

mengenai Kesetimbangan Kimia. Yang mana isi makalah ini kami ambil dari beberapa sumber

yang ada dan kami anggab relevan.

Penulisan makalah ini digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia.

Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Apep Suhendar,M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Kimia

2. Rekan-rekan semua yang telah mendukung dan memberi semangat kepada kami

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena masih banyak kekurangan

baik dari isi maupun dari segi penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang mengarah

pada perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat

untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Karawang,13 Februari 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
latar belakang penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud
dengan kesetimbangan kimia, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhinya, Tetapan
kesetimbangan, perhitungan tetapan kesetimbangan, dan bagaimana penerapan kesetimbangan
kimia dalam industri.

B. Tujuan

1. Sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas mandiri

2. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan


kimia.

4. Untuk mengetahui seperti apakah tetapan kesetimbangan kimia dan bagaimana


caranya menghitung kesetimbangan kimia.

5. Untuk mengetahui penerapan kesetimbangan kimia dalam industri.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Kesetimbangan Kimia ?

2. Bagaimanakah contoh-contoh kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-


hari ?

3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan kimia ?

4. Bagaimana tetapan kesetimbangan Kimia dan cara untuk menghitungnya ?

5. Bagaimanakah penerapan kesetimbangan kimia dalam industri ?

D. Manfaat

1. Dapat mengetahui apakah yang dimaksud dengan kesetimbangan kimia.

2. Dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesetimbangan


kimia.
3. Dapat mengetahui seperti apakah tetapan kesetimbangan kimia dan bagaimana
caranya menghitung kesetimbangan kimia.

4. Dapat mengetahui penerapan kesetimbangan kimia dalam industry

BAB II
PEMBAHASAN MATERI

A. Pengertian Kesetimbangan Kimia

Kita telah mempelajari bahwa suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain yang kemudian
menghasilkan zat baru. Reaksi tersebut umumnya disebut Reaksi kimia yang berlangsung sampai
habis. Misalnya, pita magnesium akan bereaksi dengan oksigen membentuk magnesium oksida
(MgO). Demikian pula sebutir pualam ( CaCO3) di masukan ke dalam laruta asam klorida (HCI)
berlebihan, semua pualam akan habis bereaksi dengan asam klorida.

Reaksinya sebagai berikut:

2 Mg(s) + O2(s) 2Mg (s)


CaCO3 + 2HCI(aq) CaCI (aq) + H2O (l) + CO2 (g)

Ada beberapa reaksi yang dapat berlangsung dua arah, contohnya pada reaksi pembuatan gas
Amonia
3H2 (g) + N2 (g) ⇋ 2 NH3 (g)

Reaksi ini disebut juga reaksi reversibel atau reaksi kesetimbangan. Pada reaksi ini setiap NH 3
terbentuk akan segera terurai lagi menjadi H2 dan N2. untuk membuat produk yang di hasilkan
melalui reaksi kesetimbangan di perlukan beberapa faktor untuk mengatur arah reaksi seperti:
konsentrasi, suhu, tekanan, dan volume, reaksi kesetimbangan dapat terjadi pada reaksi homogen
dan reaksi heterogen.

1. Reaksi kesetimbangan homogen

Contoh : H2 (g) + I2 (g) ⇋ 2HI(g)


K= [ HI]2
[H2][I 2]

2. Reaksi heterogen

Contoh : C(s) + O2 (g) ⇋ CO2 (g)

K= [ CO2]
[O2 ]

B. Kesetimbangan Dinamis

Pada keadaan kesetimbangan, reaksi tidak berhenti, tetapi berlangsung dalam dua arah
dengan laju yang sama, oleh karena itu, kesetimbangan tersebut tidak bersifat statis, tetapi
bersifat dinamis, konsentrasi zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi tidak berubah terhadap
waktu, maka reaksi tersebut dianggap selesai.

Keadaan kesetimbangan dikatakan dinamis, bila keadaan kesetaraan laju reaksi maju dan laju
reaksi balik dapat di pertahankan. Sebagai contoh, pada reaksi H 2 dan I2 menghasilkan HI yang
membentuk keadaan kesetimbangan. Sistem tersebut di katakan setimbang dinamis, apabila gas
H2 dengan I2 bereaksi secara kesinambungan membentuk gas HI dan lain pihak dalam sistem
tersebut gas HI terurai secara kesinambungan membentuk gas H 2 dan I2 dengan laju yang sama.
Hubungan laju reaksi zat-zat dengan waktu pada kesetimbangan dinamis dari reaksi H 2 dengan I2
membentuk gas HI.

Jadi kesetimbangan reaksi itu di sebut juga ’ kesetimbangan dinamis ” kesetimbangan dinamis
adalah pada keadaan-keadaan setimbang reaksi tidak diam (statis), tetapi terjadi dua reaksi
berlawanan arah yang mempunyai laju reaksi sama. Pada keadaan tidak setimbang ini tidak
terjadi lagi perubahan bersih dalam sistem reaksi. Untuk lebih memahami kesetimbangan
dinamis, perhatikanlah asumsi-asumsi dibawah ini.

Air dipanaskan dalam wadah tertutup sampai air menguap. Pada saat air menguap, uap air
tertahan pada permukaan tutup wadah. Selanjutnya, uap air tersebut akan mengalami
kondensasi,yaitu uap air menjadi cair kembali, kemudian jatuh kedalam wadah. Pada wadah
tersebut terjadi dua proses yang berlawanan arah, yaitu proses penguapan yang arahnya keatas
dan proses kondensasi yang arahnya kebawah. Pada saat tertentu laju proses penguapan dan laju
proses kondensasi akan sama. Hal itu dapat kita lihat volume air dalam wadah tersebut adalah
tetap. Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan dinamis.

1. Kesetimbangan Dinamis dalam kehidupan sehari-hari


Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal banyak hal dialam yang mengalami
kesetimbangan dinamis.
a. Proses pemanasan air dalam wadah tertutup biasanya dapat kita lihat, hal
itu sudah dijelaskan sebelumnya.
b. Proses pelarutan zat padat dalam air, misalnya garan AgCl dilarutkan
dalam air sehingga padatan AgCl sebagian melarut kedalam air. Pada
waktu AgCl sudah melarut, terjadi lagi reaksi pembentukan padatan AgCl
yang disebut proses pengendapan. Hal itu berarti dalam sistem terjadi dua
proses yang berlawanan arah, yaitu proses pelarutan AgCl yang arahnya
kekanan dan proses pengendapan AgCl yang arahnya kekiri. Pada saat
tertentu laju proses pelarutan (V1) akan sama dengan laju proses
pengendapan (V2). Keadaan seperti itu disebut kesetimbangan dinamis.
Hal itu dapat dituliskan sebagai berikut.
AgCl (g) ⇋ Ag+ + Cl-
Pada keadaan setimbang V1=V2
c. Proes penguapan air dari permukaan bumi dengan proses turunnya hujan
merupakan kesetimbangan dinamis. Jika dalam kurun waktu tertentu
jumlah air yang menguap dari permukaan bumi sama dengan jumlah air
yang jatuh ke permukaan bumi melalui turunnya hujan, maka
kesetimbangan air di alam dapat dipertahankan. Akan tetapi, kenyataan
yang dihadapi oleh manusia pada masa sekarang ini sangat berbeda
dengan kesetimbangan dinamis yang kita bicarakan sebelumnya musim
kemarau berkepanjangan mengakibatkan banyak tanaman mengalami
kekeringan, lalu mati sehingga manusia menderita kelaparan.sebaliknya
hujan yang terus menerus menyebabkan bencana banjir yang
mengakibatkan banyak manusia meninggal dan banyak rumah yang
hanyut terbawa arus banjir. Hal itu terjadi akibat ulah manusia itu sendiri
yang tidak tahu menjaga kesetimbangan alam ini karena manusia lupa
bahwa sebenarnya Tuhan menciptakan alam semesta dalam kesetimbangn
antara yang satu dengan yang lain atau harmonis.

C. Tetapan Kesetimbangan

Pada tahun 1886, dua orang para ahli kimia Norwegia, yaitu Cato maxmilian guldberg (1836-
1902) dan Peter waage (1833-1900) mengajukan postulat berdasarkan sejumlah pengamatan
yang mereka lakukan terhadap reaksi kesetimbangan. Ponstulat ini menyatakan bahwa ’jika hasil
reaksi konsentrasi zat hasil reaksi yang di pangkatkan koefisiennya di bandigkan dengan hasil
kali konsentrasi zat pereaksi yang di pangkatkan koefisiennya, maka akan di peroleh
perbandingan yang tetap”. Untuk reaksi yang dinyatakan dengan :

aA + bB ⇋ cC + dD

dengan A, B adalah pereaksi C, D adalah reaksi ; dan a, b, c, d adalah koefisien reaksi, maka
secara sistematis ponstulat Guldberg dan Waage tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan
sebagai berikut:
[C]c [D]d
=C
[A]a [B]b

Dengan : C = konstanta

Dalam kasus umum yang didalamnya konsentrasi dapat mempunyai nilai yamg berubak-ubah
(termasuk nol), pernyataan diatas di sebut hasil bagi (quotient) kesetimbangan dan nilainya di
nyatakan dengan Q atau Qc. Jika istilah tersebut berhubungan dengan konsentrasi keseimbangan,
maka pernyataan ini di sebut tetapan kesetimbangan dan nilainya dinyatakan dengan K atau Kc.

Nilai konstan dari perbandingan hasil kali konsentrasi hasil reaksi yang di pangkatkan
koefisiennya dengan hasil kali konsentrasi pereaksi yang dipangkatkan koefisiennya tersebut
selalu tetap selama suhu sistem tidak berubah. Oleh karena itu, harga perbandingan tersebut di
namakan tetapan keseimbangan yang dinyatakan sebagai berikut:

[C]c [D]d
Kc=
[A]a [B]b

Nilai Q dalam hubungan dengan Kc dapat digunakan untuk menunjukan arah suatu reaksi
berlangsung. Tiga buah kemungkinan dari arah reaksi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Q
>1
Kc

Hal ini berarti konsentrai hasil reaksi terlalu tinggi untuk kesetimbangan, sehingga reaksinya
berlangsung ke kiri.

2. Q
=1
K

Hal ini berarti sistem berada dalam kesetimbangan, tidak ada perubahan.

3. Q
<1
K

Hal ini berarti konsentrasi hasil reaksi terlalu rendah untuk kesetimbangan, sehingga reaksinya
berlangsung ke kanan.
a. Makna Tetapan Kesetimbangan

Berdasarkan harga tetapan kesetimbangan, suatu reaksi dapat diketahui secara kualitatif
bagaimana reaksi tersebut berlangsung

1. Jika KC < 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut di hasilkan zat hasil reaksi yang cukup
banyak, bahkan melebihi jumlah pereaksi,dan suatu reaksi di katakan sempurna apabila reaksi
tersebut memiliki Kc yang sangat besar.

2. Jika Kc < 1, maka pada reaksi kesetimbangan tersebut di peroleh zat hasil reaksi yang sedikit,
bahkan lebih sedikit di bandingkan dengan jumlah pereaksi,dan apabila harga Kc suatu reaksi
sangat kecil, bisa saja tidak terjadi reaksi.

Harga Kc hanya di pengaruhi oleh suhu, jika suhu tidak berubah, maka harga K c selalu teatp.
Pada reaksi endoterem, harga Kc berbanding lurus dengan suhu, sedangkan pad reaksi eksoterm,
harga Kc berbanding terbalik dengan suhu.

D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan

Pada reaksi kesetimbangan, jumlah zat-zat pereaksi maupun hasil reaksi tidak berubah
terhadap waktu, tetapi pada dasarnya jumlah zat pereaksi maupun zat hasil reaksi dapat ditambah
atau dikurangi berdasarkan perlakuan tertentu yang diberikan pada reaksi kesetimbangan
tersebut. Berkaitan dengan penambahan atau pengurangan jumlah pereaksi atau hasil reaksi pada
reaksi kesetimbangan tersebut, digunakan istilah pergeseran kesetimbangan.

Untuk menambah zat hasil reaksi, maka kesetimbangan harus digeser kearah kanan (ke arah zat
hasil reaksi), sedangkan untuk mengurangi zat hasil reaksi, maka kesetimbangan harus digeser
kearah kiri (kearah pereaksi). Untuk menggeser kesetimbangan tersebut diperlukan perlakuan
yang dapat mengganggu keadaan kesetimbangan, yaitu dengan mengubah suhu, konsentrasi, dan
volum, dan tekanan zat dalam sistem kesetimbangan tersebut.

Dalam kaitannya dengan gangguan yang diberikan pada sistem kesetimbangan tersebut, pada
tahun 1888 seorang ahli kimia Prancis Henri Louis Le Chatelier (1850-1936) mengemukakan
bahwa ”jika pada sistem kesetimbangan diberikan gangguan dari luar, maka sistem
kesetimbangan tersebut akan bergeser untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh
gangguan luar tersebut dan mungkin membentuk sistem kesetimbangan baru.” dengan kata lain,
pernyataan ini dapat disederhanakan menjadi ”jika sebuah sistem pada keadaan setimbang
diberikan perubahan tekanan, suhu, atau konsentrasi, maka akan terdapat kecenderungan pada
keseluruhan reaksi dalam arah yang mengurangi pengaruh dan perubahan ini”.

Pernyataan diatas dikenal sebagai ”Asas Le Chatelier”. Bagaimana pengaruh perubahan suhu,
konsentrasi, tekanan, dan volum terhadap pergeseran kesetimbangan.
1. Pengaruh suhu terhadap pergeseran kesetimbangan

Pada reaksi kesetimbangan, terhadap reaksi endoterm (menyerap kalor) dan reaksi
eksoterm (melepaskan kalor). Jika reaksi maju bersifat eksotermik, maka reaksi sebaliknya
bersifat endotermik. Perhatikan uraian tentang pengaruh perubahan suhu untuk reaksi
pembentukan gas N2O4 dari gas NO2 berikut ini.

Reaksi kesetimbangan :

2NO2(g) ⇋ N2O4(g)

Reaksi maju (eksoterm) :

2NO2(g) N2O4(g) ΔH = - 58,8 Kj

Reaksi balik (endoterm)

N2O4(g) 2NO2(g) ΔH = + 58,8 Kj

Reaksi pembentukan N2O4 dari gas NO2 dapat membentuk keadaan setimbang. Pada keadaan
setimbang tersebut, gas N2O4 dan gas NO2 berwarna coklat muda. Dalam keadaan terpisah, gas
NO2 berwarna cokelat kemerahan, sedangkan gas N2O4 tidak berwarna.

Jika dalam keadaan setimbang, campuran gas NO2 dan N2O4 tersebut dipanaskan, maka warna
cokelat muda dari campuran kedua gas tersebut lama kelamaan akan berubah menjadi cokelat
kemerahan, artinya gas NO2 dalam reaksi tersebut bertambah.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa penurunan suhu dapat menyebabkan
kesetimbangan bergeser kearah reaksi eksoterm, sedangkan peningkatan suhu dapat
menyebabkan kesetimbangan bergeser kearah reaksi endoterm. Karena reaksi pembentukan gas
N2O4 dari gas NO2 merupakan reaksi eksoterm (melepaskan kalor) dan dalam keadaan
kesetimbangan, suhu campuran diturunkan dengan mengeluarkan kalor dari sistem, maka
menurut Le Chatelier akan mengakibatkan sistem melakukan perubahan dengan cara mengganti
kalor yang dikeluarkan sistem dengan menggeser posisi kesetimbangan kearah reaksi yang
melepaskan kalor (eksoterm).
2. Pengaruh konsentrasi terhadap pergeseran kesetimbangan

Pembuatan amonia, NH3(g) dari reaksi gas nitrogen (N2) dengan gas hidrogen (H2) dapat
membentuk kesetimbangan yang dinyatakan dengan persamaan reaksi sebagai berikut.
N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2NH3(g)

Apabila gas hidrogen (H2) ditambahkan kedalam campuran gas pada reaksi kesetimbangan
tersebut, maka konsentrasi H2 dalam campuran meningkat (bertambah).

Menurut Le Chatelier, sistem akan berusaha untuk menghilangkan gangguan tersebut


(penambahan [H2] ) yaitu dengan mengurangi [H 2] yang ditambahkan. Sebagian gas H2 yang
ditambahkan akan segera bereaksi dengan gas N2, sehingga gas amonia yang terbentuk lebih
banyak. Keadaan ini akan terbalik jika sejumlah gas H 2 dikurangi dari sistem kesetimbangan
tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk penambahan konsentrasi pereaksi
atau hasil reaksi kedalam campuran yang berada dalam kesetimbangan akan menggeser
kesetimbangan kearah yang berlawanan dengan posisi zat yang ditambahkan, sedangkan untuk
pengurangan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi akan menggeser kesetimbangan kearah zat
yang dikeluarkan dari sistem kesetimbangan tersebut.

3. Pengaruh Tekanan dan Volum terhadap pergeseran kesetimbangan

Reaksi-reaksi gas sangat dipengaruhi oleh perubahan volum dan tekanan gas. Pada
dasarnya, untuk memperbesar tekanan dapat dilakukan dengan memperkecil volum, sedangkan
untuk memperkecil tekanan dapt di lakukan dengan memperbesar volum.

Jika pada reaksi kesetimbangan gas, tekanan di perbesar, maka menurut Le Chatelier sistem
tersebut akan berusaha mengurangi pengaruh kenaikan tekanan tersebut dengan cara
menurunkan jumlah molekul atau jumlah mol zat. Pada reaksi kesetimbangan
N2(g) + 3H2(g) ⇋ 2NH3(g)

jika tekanan di perbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah NH 3, sedangkan jika tekana
di kurangi, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri (N2(g) dan H2(g) ).

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa jika tekanan diperbesar ( volum
diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil,
sedangkan jika tekanan diperkecil (volum diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke
arah jumlah mol gas yang lebih besar.

E. Kesetimbangan Kimia Dalam Industri


Konsep reaksi kesetimbangan banyak di terapkan dalam bidang industri. Beberapa industri
yang menerapkan konsep reaksi kesetimbangan adalah industri amonia, asam sulfat, dan asam
nitrat.

1. Industri amonia (NH3)


Amonia (NH3) merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau menyengat dan sangat
mudah larut dalam air. Amonia ini biasanya di gunakan dalam refrigerator dan dalam pembuatan
pupuk, bahan peledak, dan plastik serta bahan-bahan kimia lainnya. Selain itu,amonia juga di
gunakan sebagai pelarut.
Amonia dapat di buat dengan mereaksikan gas nitrogen (N 2) Dengan gas hidrogen (H2) melalui
proses reaksi eksoteren yang dapat membentuk kesetimbagan sebagai berikut:
N2(g)+3H2(g) ⇋ 2NH3(g) ΔH= -92,2 Kj

Dalam industri, amonia di buat dengan mencampurkan gas N 2 Yang Diperoleh melalui udara dan
gas H2 yang di peroleh dari reaksi antara gas metana dan air. Campuran gas N 2 dan H2 dengan
perbandingan N2:H2=3:1 tersebut kemudian di alirkan melaui pompa bertekanan tinggi(250 atm)
kedalam tabung pemurnian gas. Dalam tabung inilah kemudian di peroleh gas N 2 dan H2 murni
yang di alirkan kedalam reaktor katalisis.

Reaksi pembuatan amonia merupakan reaksi eksoterm, sehingga untuk menghasilkan amonia
dalam jumlah besar, maka reaksi tersebut harus di lakukan pada suhu yang rendah. Akan tetapi,
pada suhu rendah reaksi berlangsung rendah. Oleh karena itu, untuk mengimbangi nya,maka
reaksidalam pembuatan amonia di lakukan pada suhu tinggi (500 oC) dan tekanan yang tinggi
(200-400 atm). Suhu dan tekanan tersebut memungkinkan reaksi pembuatan amonia dapat
berlangsung cepat dan amonia yang di hasilkannya dalam jumlah besar (reaksi bergeser ke
kanan).

Dapat di simpulkan bahwa pada reaksi kesetimbangan dalam pembuatan amonia, suhu yang
tinggi dan katalis berfungsi umtuk mempercepat reaksi, sedangkan tekanan yang tinggi berfungsi
untuk menggeser reaksi ke arah hasil reaksi( dalam hal iniamonia)

2. Pembuatan H2SO4(aq) (Asam sulfat)


Proses kontak dilakukan untuk membuat H2SO4(aq) yang dapat digunakan sebagai bahan
dasar pembuatan cat, pupuk, zat warna , detergen, dan larutan elektrolit dalam aki.

Berikut ini merupakan tahap-tahap membuat H2SO4(aq)


.
1). Tahap 1
Molekul S yang berwujud padat di bakar di udara untuk membentuk gas SO 2. reaksinya sebagai
berikut.
S (s) + O2 (g) SO2 (g)

2). Tahap 2
Gas tersebut dibersihkan dari pengotor dengan cara partikulat. Campuaran antara gas SO 2 dan
udara di panaskan hingga suhu 450oC.dan tekanan 101,3-202,6 kPa dengan di tambahkan katalis
V2O5 untuk menghasilkan SO3. SO3 yang diperoleh sebanyak 98 % dengan kecepatan reaksi
maksimal. Reaksi sebagai berikut.
2SO2(g) + O2(g) ⇋ 2S03(g)

3). Tahap 3
SO3 dilarutkan dalam H2S04 99,5 % (17 M) supaya di hasilkan H2S2O7, lebih di kenal denagn
nama “ oleum”. Reaksinya sebagai berikut.

SO3(g) + H2S04(l) H2S2O7(l)

4). Tahap 4
Setelah tahap 3, H2O di tambahkan ke dalam H2S2O7 supaya di hasilkan H 2SO4. reaksinya
sebagai berikut.

H2S2O7(l) + H2O(l) 2H2SO4(l)

Tahapan penting dalam proses pembuatan H 2SO4 ialah tahap 2. pada tahap 2 terjadi reaksi
kesetimbangan dan reaksi itu berlangsung secara eksoteren (reaksi melepaskan kalor) menurut
asas Le Chatelier, reaksi kesetimbangan bergeser ke kanan jika tekanan di perbesar. Hal ini
terjadi karena reaksi kesetimbangan bergeser ke arah zat yang memeliki jumlah koefisien lebih
sedikit. Jadi jika tekanan di perbesar, jumlah gas SO 3 semakin banyak karena reaksi
kesetimbangan bergeser ke arah produk.

3. Pembuatan HNO3 (Asam Nitrat)


Senyawa HNO3 merupakan bahan kimia penting yang digunakan sebagai bahan baku
untuk peledak. Bahan peledak yang memakai bahan baku HNO 3 dapat menimbulkan ledakan
dahsyat. Contoh bahan peledak yang menggunakan HNO3, yaitu TNT.

Proses Ostwald merupakan cara yang tepat untuk membuat HNO 3. Proses Ostwald dikenalkan
pertama kali oleh Wilhelm Ostwald, seorang ahli kimia dari Jerman. Wilhelm Ostwald
menemukan proses pembuatan HNO3 yang efektif saat Perang Dunia I berlangsung.

Ada 2 metode yang digunakan dalam pembuatan HNO3. metode pertama yang memiliki 2 tahap
yaitu oksidasi dan absorpsi. Metode ini akan menghasilkan NHO 3 encer. Metode kedua
merupakan kombinasi dari dehidrasi, bleaching, kondensasi dan absorpsi. Metode yang kedua
akan menghasilkan asam nitrat yang lebih pekat daripada HNO 3 yang dihasilkan dari metode
pertama.

F. Perhitungan Kesetimbangan
Jika konsentrasi masing-masing zat sudah diketahui, maka perhitungan harga Kc dapat
dilakukan secara langsung dengan memasukan nilai konsentrasi zat pada persamaan sebagai
berikut :

[ C]c [ D]d
KC =
[ A]a [ B]b

Contoh soal

1. Pada reaksi penguraian gas N2O4 menjadi gas NO2 terjadi keadaan setimbang yang dinyatakan
dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
N2O4 (g) ⇋ 2NO4(g)

Jika konsentrasi N2O4 dan NO2 berturut-turut 1,71 M dan 0,58 M, hitunglah harga Kc pada
keadaan tersebut !

Penyelesaian :
N2O4 (g) ⇋ 2NO4

[ NO2]2 [ 0,58]2
KC = = 0,2
=
[N2O4] [1,71]

Jadi nilai Kc untuk eraksi tersebut adalah 0,2


2. Jika 0,8 mol HI dimasukkan kedalam wadah 1 liter pada suhu 458 oC, campurkan dalam
kesetimbangan di temukan mengandung 0,088 mol gas I 2. hitung harga Kc untuk reaksi
kesetimbangan :

Untuk menentukan konsentrasi masing-masing zat,ikuti langkah-langkah berikut!

Kesetimbangan = 2HI (g) ⇋ H2 (g) + I2 (g)


Awal = 0,8 0 0
Terurai = 2x x x
Kesetimbangan = 0,8-2x x 0,088

Pada kesetimbangan

[I2] = [H2] = 0,088 M


[HI] = 0,8 - 2x
= 0,8 – 2 (0,088)
= 0,623 M
Karena volume wadahnya 1 liter, maka jumlah mol menyatakan harga konsentrasi,tetapi jika
volum wadah tersebut ≠ 1 liter, maka konsenttrasi Mol sama dengan volume. Sehingga :

[H2] [I2] (0,08) (0,08)


Kc= = =0,02
2
[HI] (0,623)
Jadi harga, harga Kc untuk penguraian HI pada suhu 4580 adalah 0,02

Jika konsentrasi masing-masing zat belum diketahui seluruhnya, tetapi diketahui harga derajat
dissosiasi (penguraian) zat, maka harga konsentrasi masing-masing zat ditentukan berdasarkan
harga derajat dissosiasi tersebut (α).

Mol yang terurai


α=
Mol mula-mula

Atau

Mol terurai= α x mol mula-mula

Dengan
α = derajat ionisasi
3. Tentukan persamaan tetapan kesetimbangan (Kc) dari sistem kesetimbangan berikut ini:

Pembahasan
Perhatikan rumus untuk kesetimbangan kimia berikut ini:

Sehingga :

4. Dalam suatu ruang 1 liter pada suhu T°C terdapat dalam keadaan setimbang 2 mol NH3, 1 mol
O2, dan 2 mol H2 menurut persamaan reaksi:

Tentukan harga tetapan kesetimbangan Kc pada suhu tersebut!

Pembahasan
Tetapan kesetimbangan reaksi di atas

Karena volumnya adalah satu liter, maka konsentrasinya tinggal masukkan molnya masing-
masing.

Diketahui suatu reaksi kesetimbangan


5. Pada kondisi awal di dalam bejana satu liter terdapat 2 mol A dan 2 mol B. Jika dalam
kesetimbangan terdapat 0,5 mol A, maka tetapan kesetimbangannya adalah
Pembahasan
Saat kesetimbangan terdapat 0,5 mol dari awalnya 2 mol, sehingga A yang bereaksi adalah 1,5
mol. Gunakan untuk menentukan mol-mol yang lain saat kesetimbangan.

Sehingga tetapan kesetimbangan

6. Dalam wadah 1 liter terjadi reaksi kesetimbangan

dengan harga Kc = 0,5 pada suhu tertentu. Konsentrasi I2 yang diperlukan agar saat
kesetimbangan terdapat P M H2 dan Q M HI adalah
Pembahasan
Tetapan kesetimbangan untuk reaksi di atas

Masukkan datanya sehingga

7. Harga tetapan setimbangan (Kc) untuk reaksi:


Al3+ (aq) + 3H2O (l) ↔ Al(OH)3 (s) + 3H+ (aq)

Ditentukan oleh persamaan....


Pembahasan
Diingat:
"Yang dimasukkan ke rumus Kc adalah gas (g) dan larutan (aq)"

Jadi padatan (s) dan cairan (l) tidak dimasukkan.

Dari soal di atas yang dimasukkan hanyalah Al3+ karena (aq) dan H+ karena (aq).
8. HBr sejumlah 0,1 mol dimasukkan ke dalam labu satu liter dan terurai menurut reaksi

Jika Br2 yang terbentuk 0,015 mol maka tetapan kesetimbangannya sama dengan
Pembahasan
Tentukan dulu jumlah mol saat kesetimbangan, dari mol Br2 yang diketahui

Karena volume adalah 1 liter, maka konsentrasinya tidak masalah, langsung bisa masukkan data,
sehingga tetapan kesetimbangan reaksi di atas dengan demikian adalah

9. Dalam ruang 5 liter direaksikan 0,5 mol N2 dengan 0,4 mol gas O2 menurut reaksi:

N2 (g) + O2 (g) ↔ 2NO (g)

Setelah tercapai keadaan setimbang terbentuk 0,2 mol gas NO. Harga Kc adalah.....
Pembahasan
Cari mol-mol lain saat kesetimbangan dari molnya gas NO yang diketahui:

N2 (g) + O2 (g) ↔ 2NO (g)


mol awal 0,5 mol 0,4 mol -
mol reaksi 0,1 mol 0,1 mol 0,2 mol
_______________________________________
mol setimbang 0,4 mol 0,3 mol 0,2 mol

Konsentrasi saat setimbang:


[N2] = 0,4/5
[O2] = 0,3/5
[NO] = 0,2/5
Sehingga tetapan kesetimbangan:

10. Gas N2 bereaksi dengan gas H2 pada suhu 30° membentuk gas NH3. Pada keadaan setimbang,
tekanan parsial gas H2 = 1/4 atm, gas N2 = 1/12 atm dan gas NH3 = 1/4 atm. Tentukan tetapan
kesetimbangan Kp pada suhu tersebut!
Pembahasan
Kp adalah tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan parsial gas.

Untuk reaksi:

m A (g) + n B (g) ↔ r C (g) + s D (g)

Tetapan kesetimbangan Kp adalah:

Jangan lupa yang masuk rumus Kp hanya fase gas (g) saja.

Kembali ke soal:

N2 (g) + 3H2 (g) ↔ 2NH3 (g)

Dengan data:
PN2 = 1/2 atm
PH2 = 1/4 atm
PNH3 = 1/4 atm

Sehingga tetapan kesetimbangan Kp


11. Pada reaksi kesetimbangan:

2NH3 (g) ↔ N2 (g) + 3H2 (g)

pada suhu 27°C mempunyai harga Kp = 2,46 atm. Maka harga Kc reaksi tersebut adalah....(R =
0.082 L.atm.mol-1K-1)
Pembahasan
Hubungan tetapan kesetimbangan Kc dan tetapan kesetimbangan Kp sebagai berikut:

dimana
T = suhu dalam kelvin (K)
Δn = jumlah koefisian ruas kanan − jumlah koefisien ruas kiri

Data:
T =27°C = 300 K
Δn = (1 + 3) − 2 = 2
R = 0.082 L.atm.mol-1K-1
Kp = 2,46 atm

Sehingga :
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kesetimbangan akan terjadi bila sesuatu reaksi kima dapat berlangsung dua arah.
Pada saat kesetimbangan tercapai, kecepatan reaksi ke kiri adalah sama dengan kecepatan
reaksi ke kanan. Sistem kestimbangan homogen terjadi bila dalam sistem terdapat suatu
fasa. Sedangkan jika fasa komponen zat lebih dari satu atau berbeda di sebut
kesetimbangan heterogen.
Penerapan sistem kesetimbangan dalam proses industri pada kondisi – kondisi
tertentu (Konsentrasi, Tekanan, Temperatur) di lakukan agar proses dapat di lakukan
secara ekonomis.

B. SARAN

Dalam pembutan makalah ini penyusun menyadari masih terdapat banyak


kekurangan untukitu saran yang membangun dari pembaca sangat penyusun harapkan
demi sempurnanya makalah ini kedepan.

Anda mungkin juga menyukai