Anda di halaman 1dari 12

Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.

Menghadapi tahun 2015–2019 sektor pertanian masih dihadapkan pada


berbagai kendala, antara lain berupa: jumlah penduduk yang terus meningkat,
kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, terbatasnya infrastruktur (jaringan irigasi,
jalan usahatani, jalan produksi, pelabuhan yang dilengkapi dengan pergudangan),
belum cukup tersedianya benih/bibit unggul bermutu, pupuk, pakan, pestisida/obat-
obatan, alat dan mesin pertanian hingga ke tingkat usahatani, konversi lahan pertanian
produktif ke penggunaan non-pertanian yang tidak terkendali, ketergantungan
konsumsi beras, kompetisi pemanfaatan air dan status kepemilikan lahan. Disamping
sejumlah kendala tersebut, pertanian kita ke depan juga dihadapkan pada sejumlah
tantangan yang perlu diantisipasi, antara lain: (1) Masyarakat Ekonomi ASEAN. ; (2)
otonomi daerah; (3) perubahan pola konsumsi; dan (4) dinamika pasar pangan.

Dalam menghadapi kendala dan tantangan yang ada, Pemerintah telah


menetapkan Pencapaian Swasembada Berkelanjutan Padi dan Jagung serta
Swasembada Kedelai yang harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun. Adapun target
produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 adalah produksi padi sebesar 73,40 juta
ton dengan pertumbuhan 2,21% jagung sebesar 20,33 juta ton dengan pertumbuhan
5,57% dan kedelai sebesar 1,27 juta ton dengan pertumbuhan 26,47%.

Untuk pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta


swasembada kedelai, maka penyuluh menjadi unsur penting dalam menggerakkan
para petani pelaku utama untuk dapat menerapkan teknologi.

Penyuluh merupakan salah satu faktor penggerak bagi para petani (pelaku
utama) dan dapat berperan aktif sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator,
edukator, organisator dan dinamisator dalam rangka terlaksananya kegiatan upaya
khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam pencapaian swasembada
berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai.

Untuk meningkatkan peran penyuluhan pertanian dalam pembangunan


pertanian, perlu adanya sinergitas dan penyamaan persepsi terhadap kegiatan-kegiatan
penyuluhan di berbagai tingkatan, maka Kementerian Pertanian melalui Satker Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB memfasilitasi dana

1
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

Dekonsentrasi (APBNP) program Pengawalan dan Pendampingan dan Penyuluhan


Sumber Daya Manusia Pertanian Tahun 2015.
Kegiatan yang dibiayai melalui Dana Dekonsentrasi ( APBNP ) adalah:
1). Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K) sebagai Posko
Pelaksana Pembangunan Pertanian; 2). Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh
Pertanian Swadaya ; 3). Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh di sentra Padi,
Jagung dan Kedelai. 4). Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten; 5). Administrasi dan
Monev. UPSUS Kegiatan Penyuluhan Pertanian.
Salah satu kegiatan dalam rangka Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan
Sumberdaya Manusia Pertanian Pertanian adalah Rapat Koordinasi Tingkat
Kabupaten. Ini dilakukan untuk membangun persamaan persepsi dan meningkatkan
sinergitas serta koordinasi antar instansi lingkup pertanian. kegiatan ini dilakukan
sebagai tindaklanjut hasil Rapat Koordinasi Tingkat Provinsi untuk mendukung
swasembada berkelanjutan padi, jagung dan swasembada kedelai.

B. TUJUAN

Tujuan dari Rapat Koordinasi tingkat kabupaten antara lain :


a). Mengkordinasikan pelaksanaan kegiatan dan menyusun rencana kerja
penyelenggaraan penyuluhan pertanian;
b). Menyusun matrik pengawalan dan pendampingan penerapan rekomendasi
teknologi spesifik lokasi di lokasi kegiatan dalam rangka Upaya Khusus
Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai di kabupaten Lombok Timur;
c). Menyusun rencana Monitoring, evaluasi dan supervisi kegiatan untuk
mendukung Upaya Khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai
d). Mensosialisasikan lokasi penerima program Pengawalan dan Pendampingan
Penyuluhan Sumberdaya Manusia Pertanian dalam pencapaian swasembada
berkelanjutan padi, jagung dan swasembada kedelai.

C. SASARAN

Sasaran dalam kegiatan Rapat Koordinasi tingkat kabupaten ini adalah Balai
Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Penyuluh Pertanian, Penyuluh
Swadaya , Gabungan Kelompok Tani, Kelompok Tani , Pelaku Utama dan Pelaku
Usaha yang ada di Kabupaten Lombok Timur.

D. OUTPUT

2
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

Output yang hendak dicapai melalui Rapat Koordinasi tingkat kabupaten antara lain :
1. Terpedomaninya program Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Sumberdaya
Manusia Pertanian di Kabupaten Lombok Timur tahun 2015;
2. Terkawal dan terdampinginya program Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan
Sumberdaya Manusia Pertanian di Lokasi kegiatan Upaya Khusus padi, jagung dan
kedelai;
3. Terfasilitasinya kegiatan percepatan peningkatan kapasitas BP3K sebagai Posko
Pembangunan Pertanian dan percepatan peningkatan produksi/produktivitas dalam
pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta swasembada kedelai

E. OUT COME
Terlaksananya program Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan
Sumberdaya Manusia Pertanian untuk mendukung kegiatan Upaya Khusus
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam rangka swasembada
berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai.

F. BENEFIT
Meningkatkan produktivitas dan produksi padi, jagung dan kedelai di
Kabupaten Lombok Timur sehingga tercapai swasembada berkelanjutan padi dan
jagung serta swasembada kedelai.

G. IMPACT

Dengan program Upaya Khusus meningkatkan produksi dan produktivitas


padi,jagung dan kedelai akan berdampak meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
petani di Kabupaten Lombok Timur.

II. DASAR HUKUM PELAKSANAAN

3
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

A. DASAR HUKUM PELAKSANAAN

a. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi (APBN-P) Satker Dinas


Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun
Anggaran 2015;
b. Surat Keputusan Kepala BP4K Kabupaten Lombok Timur Nomer : 41/55/821/P4K/
2015 Tanggal : 18 Agustus 2015, Tentang : Panitia, Nara Sumber dan Moderator
Rapat Koordinas Tingkat Kabupaten Lombok Timur TA. 2015;

c. Surat Kepala BP4K Kabupaten Lombok Timur Nomer : 005/819/PSDM/P4K/2015,


Tanggal : 18 Agustus 2015, Tentang : Undangan Rapat Koordinas Tingkat Kabupaten .

B. TIM PELAKSANA

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan Rapat Koordinasi tingkat Kabupaten


Lombok Timur program Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Sumberdaya
Manusia Pertanian Anggaran APBN-P Tahun 2015 dibentuk panitia pelaksana yang
terdiri dari :

NO. NAMA NIP JABATAN

1. H. Lalu Satria Ilham 19591231 198503 1 266 Ketua

2. Zubdatul Asrar, SP 19731113 200801 1 006 Sekretaris

3. Ir. Hj. Ade Ratnawati 19640331 199203 2 010 Anggota

4. Supar, S.Pt 19730112 200212 1 005 Anggota

5. Lalu M. Zainudin, SP 19710611 200501 1 001 Anggota

A. NARASUMBER
Narasumber Rapat Koordinasi tingkat kabupaten program Pengawalan dan
Pendampingan Penyuluhan Sumberdaya Manusia Pertanian Anggaran APBN-P Tahun
2015 Tahun berasal dari :

4
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

NO. NAMA JABATAN Materi

1. Kepala Sekretariat Narasumber Pendampingan UPSUS Pencapaian


Bakorluh Provinsi Swasembada Berkelnajutan Padi,
NTB Jagung dan Kedelai ( PAJALE)

2. Kepala Dinas Narasumber Evaluasi Pencapaian UPSUS Padi,


Pertanian dan Jagung dan Kedelai periode April-
Peternakan Kabupaten September ( ASEP) 2015.
Lombok Timur

B. MODERATOR
Moderator Rapat Koordinasi tingkat kabupaten program Pengawalan dan
Pendampingan Penyuluhan Sumberdaya Manusia Pertanian Anggaran APBN-P Tahun
2015 adalah:

NO
NAMA NIP JABATAN
.
1. H. Ruslan, SP, M.Si . 19631231 198710 1 012 Moderator

2. H. Nurhain, SP.M.AP 19631231 198803 1 270 Moderator

C. PESERTA
Peserta yang terlibat dalam pelaksanaan Rapat Koordinasi tingkat kabupaten
tahun 2015 sebanyak 36 orang terdiri dari Kepala Bidang BP4K sebanyak 4 orang,
Kepala BP3K/UPP beserta Koordinator Kecamatan sebanyak 24 orang dan Penyuluh
Kabupaten 8 orang .

III. PELAKSANAAN

A. JENIS KEGIATAN

5
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

Kegiatan yang dilaksanakan adalah Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten


dalam rangka Upaya Khusus Peningkatan produksi dan produktivitas padi, jagung dan
kedelai dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung, serta
swasembada kedelai di Kabupaten Lombok Timur.

B. WAKTU DAN TEMPAT

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 24 Agustus 2015 selama 1(satu)
hari di Aula UPP Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur.

C. TAHAPAN KEGIATAN
Tahapan kegiatan dilaksanakan berdasarkan Jadwal sebagai berikut :

NO Hari/Tgl/Jam pel. Materi Narasumber/Fasilitator

1. Senin, 24 Agustus 2015


08.00 – 08.15 Register Peserta Panitia
8.15 – 08.45 Pembukaan Panitia
08.45 – 09.30 Evaluasi Pencapaian UPSUS Kepala Dinas Pertanian
Padi, Jagungdan Kedelai dan Peternakan
periode ASEP 2015 Kabupaten Lombok
Timur
09.30 – 09.45 Coffe Break Panitia
09.45 – 10.30 Evaluasi Pencapaian UPSUS Kepala Dinas Pertanian
Padi, Jagungdan Kedelai dan Peternakan
periode ASEP 2015 Kabupaten Lombok
Timur
10.30 – 12.00 Pendampingan Upaya Khusus Kepala Sekretariat
Pencapaian Swasembada Bakorluh Provinsi NTB
Berkelanjutan Padi, Jagung
dan Kedelai ( PAJALE)
12.00 – Selesai Penutupan Panitia

D. HASIL PELAKSANAAN
Berdasarkan penyampaian Materi oleh Narasumber maupun Fasilitator serta
diskusi dan dinamika yang berkembang selama pelaksanaan Rapat Koordinasi tingkat
kabupaten , maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut :
1. BP3K merupakan kelembagaan penyuluhan di tingkat kecamatan memiliki peran
strategis sebagai pos simpul koordinasi pengawalan dan pendampingan program
Upaya Khusus ( UPSUS) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai.
Sinergitas pengawalan dan pendampingan di lapangan dapat dilakukan antar

6
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

kelembagaan penyuluhan, baik secara vertikal, horizontal, maupun lintas sektoral


melalui kegiatan:

2. Dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas padi,jagung dan kedelai


melalui program Upaya Khusus , Peningkatan kinerja Penyuluh Pertanian
dilaksanakan melalui gerakan operasional penyuluhan Kecamatan meliputi :
Penyusunan Rencana Kerja/Matrik Program, Latihan Teknis Agribisnis, Kunjungan
Penyuluh ke Poktan/Gapoktan, Pengamatan Lapangan, Pengawasan ketersediaan
saprotan, Pertemuan Koordinasi, Rembug Tani, Penyusunan dan penyebarluasan
informasi teknologi spesifik lokasi serta melaksanakan Demplot/kaji terap;
3. Penyuluh sesuai dengan tugas dan fungsinya bertanggung jawab dalam
mengkoordinasikan kegiatan penyuluhan di wilayah kerjanya yang dalam
pelaksanaannya dibantu oleh babinsa terutama dalam pelaksanaan gerakan
serentak, pengawalan dan pengamanan. Sedangkan mahasiswa membantu
melakukan pendampingan terutama dalam rangka penerapan teknologi dan inovasi
peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai.
4. Penyuluh pertanian berkoordinasi dengan Babinsa melaporkan pelaksanaan UPSUS
setiap hari Senin kepala BP3K sesuai dengan format yang telah ditetapkan.
5. Kepala BP3K berkoordinasi dengan Mantri statistic dan Mantri pengairan dan
Danramil melakukan validasi data yang disampaikan oleh penyuluh.setelah data
ditingkat kecamatan disepakati, maka kepala BP3K berkoordinasi dengan Danramil
melaporkan kegiatan UPSUS setiap hari selasa ke BP4K.
6. Upaya khusus dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas padi,jagung
dan kedelai melalui program/kegiatan seperti : Pengembangan jaringan irigasi,
Optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu(GP-PTT)
padi,jagung dan kedelai, Perluasan areal tanam jagung dan kedelai,Penyediaan
sarana dan prsarana pertanian (pupuk, pestisida dan alsintan) dan Pengawalan dan
pendampingan ( termasuk bersama TNI-TMKP).
7. Pendampingan dan pengawalan yang dilaksanakan oleh Penyuluh Pertanian pada
kegiatan pemberdayaan petani melalui GP-PTT agar diselaraskan dengan Rencana
Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), dan dilaporkan secara berkala ke BP4K
Kabupaten Lombok Timur;
8. Informasi penyuluhan melalui cyber extention, media cetak, tabloid, SMS Center
untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber informasi dan inovasi sehingga wawasan
penyuluh lebih luas;
7
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

9. Upaya Peningkatan Produksi dan Produktivitas maupun Pembangunan Pertanian


secara umum masih dihadapkan pada beberapa permasalahan dan tantangan.
Permasalahan yang sedang kita hadapi antara lain :Menurunnya kapasitas Sumber
Daya Lahan dan Air, Ketersediaan Sarana dan Prasarana belum sesuai prinsip 6
tepat, Lambatnya penyerapan inovasi teknologi, Masih tingginya kehilangan hasil
(OPT, DFI, Panen dan Pasca Panen), Lemahnya Modal Petani, Lemahnya
manajemen pembangunan.
Tantangan : Kebutuhan pangan terus meningkat, Ketersediaan lahan pertanian
(utamanya lahan sawah) dan air terus berkurang, Dampak fenomena iklim global
dan gangguan OPT, Kerusakan Infrastruktur pertanian, Sarana produksi belum 6
(enam) tepat, Akses petani terhadap modal lemah, Kelembagaan pertanian masih
lemah, Koordinasi di berbagai tingkatan masih lemah.
10. Kebijakan yang ditempuh Pemerintah untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
tersebut
– Melakukan upaya pencapaian Swasembada pangan berkelanjutan secara
Nasional bukan wilayah (prop/kab/kota); zero import dan antisipasi peluang
ekspor.
– Subsidi sarana produksi (benih dan Pupuk)
– Perlindungan terhadap harga melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah
(HPP) gabah/beras
– Fasilitasi pembiayaan, bantuan benih dan peralatan pra dan pasca panen
– Meningkatkan pendapatan petani dan pelaku agribisnis melalui peningkatan
produktivitas dan produksi.
11. Upaya Peningkatan Produksi dan Pendapatan usahatani padi sawah memerlukan
teknologi yang sesuai dengan kondisi sumber daya pertanian di suatu wilayah
(spesifik lokasi).
12. Teknologi usahatani padi spesifik lokasi dengan menggunakan pendekatan
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), yang dilaksanakan melalui Gerakan
Penerapan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (GP-PTT).
13. GP-PTT menerapkan Prinsip Pendidikan Orang Dewasa, Penyuluh sebagai
Pemandu harus mempunyai sifat-sifat : a). Sabar, b). Mendengarkan dan tdk
mendominasi, c). Menghargai dan rendah hati, d). Mau belajar, e).Bersikap
sederajat, f).Bersikap akrab dan melebur, g). Tidak menggurui, h).Berwibawa,
i).Tidak memihak dan menilai, j). Bersikap terbuka dan positif

8
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

14. Beberapa tahapan Pelaksanaan GP-PTT :


a. Langkah pertama, melaksanakan Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) di daerah
pengembangan guna menggali masalah dan kendala yang dihadapi, mengetahui
keinginan petani, serta memahami karakteristik kondisi biofisik, sosial, ekonomi,
budaya petani dan masyarakat.
b. Langkah kedua adalah Menyusun dan merakit berbagai komponen teknologi PTT
yang sesuai dengan karakteristik dan masalah diwilayah/lokasi GP-PTT serta
berdasarkan kesepakatan kelompok untuk diterapkan di lahan usahataninya.
c. Langkah ketiga, penyusunan RUK berdasarkan kesepakatan kelompok;
d. Langkah keempat, penerapan PTT
e. Langkah kelima, mengevaluasi dan mengubah komponen teknologi yang
disesuaikan dengan perkembangan inovasi dan masukan dari petani dan masyarakat
setempat.
f. Langkah ke enam, menganalisis dampak penerapan teknologi usahatani padi
dengan pendekatan PTT.
g. Menyebarluaskan kepada kelompok non SL.
15. Beberapa permasalahan Pelaksanaan Pemberdayaan Petani melalui GP-PTT Selama
ini (Hasil Monev Deptan) antara lain : a). Perencanaan tidak sikron, b). Belum
tersosialisasi dengan baik sampai ditingkat petani, c). Pengawalan oleh penyuluh
masih belum Optimal, d).Petani lemah dalam hal permodalan;
16. Melalui Rapat Koordinasi Tingkat Kabuapten ini diharapkan dapat mengatasi
permasalahan diatas serta dapat mewujudkan Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan
Pemberdayaan petani melalui GP-PTT;
17. Peserta Rapat Koordinasi Tingkat Kabuapten telah memahami konsep dasar
pelaksanaan GP-PTT tetapi Peserta/Pemandu Lapang masih memerlukan
Penyegaran untuk mendapatkan Motivasi dan Vitalitas didalam melaksanaan
kegiatan Pemanduan di Lapangan;
18. Kelemahan utama Aparat pelaksana GP-PTT selama ini adalah Masalah Laporan
Monitoring dan Evaluasi yang dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat Desa,
Kecamatan dan Kabupaten;
19. Kedepan diharapkan Laporan tersebut dapat dilaksanakan secara tepat waktu sesuai
Format yang diberikan (dalam Juknis).

9
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

IV. PENUTUP

Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian


tertuang dalam Rencana Operasional Pelaksanaan Anggaran Kegiatan (ROPAK)
Tahun Anggaran 2015, Satker Sekretariat Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Kegiatan yang dibiayai melalui Dana Dekonsentrasi (APBN-P), adalah :


1). Peningkatan Kapasitas Balai Penyuluhan Kecamatan (BP3K) sebagai Posko
Pelaksana Pembangunan Pertanian; 2). Penumbuhan dan Pengembangan Penyuluh
Pertanian Swadaya ; 3). Pengawalan dan Pendampingan Penyuluh di sentra Padi,
Jagung dan Kedelai 4). Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten; 5). Administrasi dan
Monev. UPSUS Kegiatan Penyuluhan Pertanian.

Demikian Laporan kegiatan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten dalam


rangka Pengawalan dan Pendampingan Penyuluhan Sumber Daya Manusia Pertanian
di Kabupaten Lombok Timur Tahun 2015 ini dibuat untuk dapat dipergunakan dan
dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Panitia Pelaksana Rapat Koordinasi


Tingkat Kabupaten Tahun 2015.

Ketua
10
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

H.Lalu Satria Ilham

LAMPIRAN - LAMPIRAN :

1. Data Alokasi Kegiatan setiap Kecamatan di Kabupaten Lombok Timur


2. Surat Keputusan Kepala BP4K tentang Penetapan Panitia, Nara Sumber dan Moderator
dalam kegiatan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten Lombok Timur.
3. Surat Undangan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten
4. Daftar hadir kegiatan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten Lombok Timur
5. Materi masing-masing dari Narasumber
6. Foto Kegiatan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten

11
Laporan Rapat Koordinasi Tingkat Kabupaten 2015

12

Anda mungkin juga menyukai