Anda di halaman 1dari 13

19 Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Juni 2016,Vol. 6 No.

Jurnal Akutansi & Ekonomika


Juni 2016, Vol 6,No.1

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, JENIS KELAMIN, DAN


TINGKAT UPAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN
TENAGA KERJA TERDIDIK DI KABUPATEN ROKAN HULU

Neng Murialti,SE.,M.Si
FEB Universitas Muhammadiyah Riau

Abstrak
Penelitian ini utnuk mengatahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
jumlah pengangguran terdidik di kabupaten Rokan Hulu. Penelitan ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan variabel
tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah, sebagai variabel independen
dan lamanya menganggur tenaga kerja terdidik sebagai variabel dependent.
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel tingkat pendidikan dan tingkat
upah mempunyai penagaruh yang signifikan terhadap lamanya tenaga kerja
terdidik menganggur sedangkan variabel jenis kelamin tidak berpengaruh
signifikan terhadap lamanya tenaga kerja terdidik menganggur di kabupaten Rokan
Hulu.

Kata Kunci: lamanya tenaga kerja terdidik menganggur


Murialti, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin,dan Tingkat Upah... 20

PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menjadi faktor pendorong
pertumbuhan ekonomi dan dapat juga menjadi penghambat lajunya pertumbuhan
ekonomi. Jika pertumbuhan penduduk yang cepat tidak di dukung dengan
peningkatan kualitasnya, pada akhirnya persoalan penduduk merupakan beban atau
modal pembangunan ekonomi (Sofyardi, 1999).
Masalah ketenagakerjaan merupakan masalah makro ekonomi yang komplek
yang hampir dihadapi oleh setiap negara berkembang dan bahkan juga negara
maju. Begitu juga di propinsi Riau masalah ketenagakerjaan cukup komplek, baik
dari kualitas SDM-nya maupun dari ketersediaan lapangan kerja. Masalah
pengangguran merupakan salah satu dari masalah ketenagakerjaan yang menjadi
perhatian setiap daerah yang ada di indonesia termasuk propinsi Riau. Menurut
BPS (2013), tingkat pengangguran terdidik merupakan rasio jumlah pencari kerja
yang berpendidikan SLTA keatas (sebagai kelompok terdidik) terhadap besarnya
angkatan kerja pada kelompok tersebut terus bertambah.
Berdasarkan informasi dari BPS Riau dalam angka tahun 2014 jumlah
pengangguran di Riau mencapai 176.762 orang. Angka ini menunjukkan jumlah
pengangguran 6,56 persen dari jumlah penduduk di Riau. Pekanbaru menjadi kota
dengan jumlah pengangguran tertinggi di Riau, mencapai 41.363 orang. Diikuti
Kampar dengan 20.028 orang, Rokan Hulu dengan jumlah pengangguran 18.884
orang. Daerah selanjutnya adalah Bengkalis dengan jumlah pengangguran 18.829
orang, Rokan Hilir 15.895 orang, Indragiri Hilir 12.472 orang dan Kota Dumai
11.479 orang. Sedangkan Kepulauan Meranti 10.273 orang, Kuantan Singingi,
Indragiri Hulu 6.955 orang, Siak 6.235 orang dan Pelalawan dengan jumlah
pengangguran 5.915 orang (BPS Riau 2014).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Riau (BPS), jumlah angkatan kerja di
Provinsi Riau pada November 2014, mencapai 2.695.247 orang. Jika dibandingkan
dengan total penduduk usia 15 tahun ke atas yang berjumlah 4.257.120 orang,
maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Riau sebesar 63,31
persen (BPS Riau 2014). Sedangkan di Kabupaten Rokan Hulu sampai dengan
pertengahan 2013 jumlah tenaga kerja (dalam status penganggur) yang terdaftar
sebanyak 23.983 terdiri dari 18.777 (78.32%) laki-laki dan 5.200 (21,68%)
perempuan.
Di Kabupaten Rokan Hulu Setiap tahunnya jumlah pencari kerja berpendidikan
SMA mengalami peningkatan, secara angka atau jumlah tingkat pencari kerja
(pengangguran) terdidik pada tingkat pendidikan Diploma/S1 mengalami kenaikan
yang cukup tinggi pada tahun 2013, akan tetapi tahun 2014 mengalami penurunan
karena beberapa perusahaan swasta/nasional melakukan investasi dan membangun
perusahaan di kabupaten Rokan Hulu, Hal ini memberi dampak pada pengurangan
jumlah pengangguran karena diserapnya sebagian besar tenaga kerja yang
berpendidikan diploma/S1.
Banyak penelitian tentang fenomena pengangguran pada pasar kerja di
Indonesia telah dilakukan dengan menggunakan beberapa model pasar kerja
21 Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Juni 2016,Vol. 6 No.1

diantaranya model pasar kerja ganda (Dual Labor Market Model), seperti Model
Lewis, Model Ranis-Fei Model Harris-Todaro serta model lainnya. Search Theory
(ST), atau Job Search Model (JSM) praktis belum banyak digunakan. Dalam
penelitian ini akan dilakukan aplikasi dari Search Teory untuk menganalisa
pengangguran tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Dugaan sementara
“bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin meningkat reservation
wage-nya sehingga semakin lama ia mencari kerja, dan berarti semakin lama ia
menganggur” untuk itu peneliti ingin meneliti “Pengaruh tingkat pendidikan,
jenis kelamin, dan tingkat upah terhadap jumlah pengangguran tenaga kerja
terdidik di Kabupaten Rokan Hulu".

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan terhadap pengangguran terdidik di
Kabupaten Rokan Hulu?
2. Bagaimana pengaruh faktor Jenis kelamin terhadap tingkat pengangguran
terdidik di Kabupaten Rokan Hulu?
3. Bagaimana pengaruh faktor tingkat upah terhadap tingkat pengangguran di
terdidik Kabupaten Rokan Hulu?
4. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah
terhadap tingkat pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu ?

Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan dari
penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat pendidikan terhadap
pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor Jenis kelamin terhadap tingkat
pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu
3. Untuk mengetahui pengaruh faktor tingkat upah terhadap tingkat
pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu
4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat
upah terhadap tingkat pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pemerintah dan lembaga lainnya sebagai masukan dalam
memecahkan masalah pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu.
2. Sebagai wahana bagi penulis untuk menambah pengetahuan mengenai
konsep-konsep teori yang diperoleh terhadap pembahasan permasalahan
yang ada.
Murialti, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin,dan Tingkat Upah... 22

Kerangka Penelitian
Hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat akan dijelaskan dalam
diagram atau bagan kerangka pemikiran. Pengaruh dari variabel bebas yang terdiri
dari variabel tingkat pendidikan (X1), Jenis kelamin (X2), dan tingkat upah (X3),
dalam mempengaruhi besarnya tingkat lama menganggur tenaga kerja terdidik (Y)
di Kota Pekanbaru. Model yang digunakan untuk menjelaskan dengan persamaan
fungsi Y = f (X1,X2,X3).

Tingkat
Pendidikan
(X1)

Pengangguran
Jenis Kelamin Terdidik
(X2) (Y)

Tingkat Upah
(X3)

Gambar 2.1 Kerangka Analisis Hubungan Antara Variabel independen


dan Variabel dependen

Hipotesis
Dari latar belakang dan teori-teori, maka hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini yaitu:
1. Diduga tingkat pendidikan, berpengaruh secara signifikan terhadap
pengangguran terdidik di Rokan Hulu.
2. Diduga jenis kelamin, berpengaruh secara signifikan terhadap
pengangguran terdidik di Rokan Hulu.
3. Diduga tingkat upah berpengaruh secara signifikan terhadap
pengangguran terdidik di Rokan Hulu.
23 Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Juni 2016,Vol. 6 No.1

4. Diduga tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah


berpengaruh secara signifikan terhadap pengangguran terdidik di
Rokan Hulu.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey yang bersifat pengumpulan fakta
dilapangan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, jenis kelamin dan
tingkat upah terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu, maka data
yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data primer yang diperoleh
langsung dari objek penelitian.

Jenis dan Sumber Data


Jenis data dan sumber data pada penelitian ini adalah:
1. Data primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara
yang dikumpulkan melalui daftar pertanyaan (kuesioner).
2. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti data kependudukan,
tofografi, serta data yang bersumber dari instansi lain yang mendukung
penelitian ini.

Populasi dan Sampel Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian populasi dimana data yang digunakan adalah
data jumlah pengangguran terdidik yang telah lulus pendidikan diploma sampai
pendidikan yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Jumlah pencari kerja berdasarkan
tingkat pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.1
Jumlah Pencari Kerja berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu Tahun
2014
NO TINGKAT JUMLAH PERSENTASE
PENDIDIKAN
1 D1 5 0,63
2 D2 4 1,05
3 D3 138 29,17
4 S1 318 69,15
JUMLAH 465 100,00
Sumber: Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Rohul 2015

Dalam penelitian ini dipilih dua tingkat pendidikan yaitu Diploma dan Sarjana
(S1) sebagai populasi penelitian. Salah satu cara menentukan besaran sampel
dengan menggunakan rumus Slovin (Tatang M; 2011, dan
https://tatangmanguny.wordpress.com/ diakses;01-07-2015) sebagai berikut:
Murialti, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin,dan Tingkat Upah... 24

n = N/(1 + Ne^2)……………….( Ne )
Keterangan:
n = Number of samples (jumlah sampel)
N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)
E = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk
sosial dan pendidikan lazimnya 0,05 s/d 0,10) –>(^2 = pangkat dua)
Dengan taraf keyakinan 90%, yaitu yakin bahwa 90% hasil penelitian benar, atau
taraf signifikansi 0,10 (hanya akan ada 10 % saja kesalahan).
n = N/(1 + Ne^2)
n =465/(1 + 465 x 0,10 x 0,10)
n =465/(1 + 465 x 0,01)
n =465/(1 + 4,65)
n =465/5,65
n = 82,30
n = 83 orang.
Penentuan sampel yang berjumlah 83 orang, dilakukan secara insidental yaitu
berdasarkan siapa saja yang terdaftar sebagai pencari kerja yang telah menamatkan
pendidikan diploma sampai S1, dan secara insidental bertemu pada waktu
kuesioner dijalankan dan bersedia untuk dijadikan narasumber. Penentuan jumlah
sampel penelitian itu juga dengan pertimbangan sulitnya memperoleh data serta
terbatasnya waktu, biaya, dan tenaga penulis.

Definisi Operasional
1. Pengangguran terdidik adalah Variabel dependent. Indikator yang digunakan
lama menganggur tenaga kerja terdidik dengan durasi atau jarak waktu sejak
menunggu pekerjaan sampai mendapatkan pekerjaan. Ukuran yang
digunakan adalah bulan.
2. Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang dimiliki
oleh pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu. Indikatornya adalah
jenjang pendidikan berdasarkan ijazah terakhir, yaitu D1=12, D2=17,
D3=20, S1=25.
3. Jenis kelamin adalah menggambarkan pembedaan antara jenis laki-laki dan
perempuan dari pengangguran terdidik di Kabupaten Rokan Hulu.
Indikatornya adalah jenis kelamin laki-laki dan perempuan sesuai dengan
ciri-ciri biologis yang dimiliki oleh pengangguran terdidik di Kabupaten
Rokan Hulu. Ukuran yang dipakai menggunakan variabel dummy(0 = laki-
laki 1 = perempuan).
4. Tingkat Upah adalah besarnya tingkat upah yang ditawarkan oleh
perusahaan pada saat penerimaan tenaga kerja. Indikatornya adalah rupiah.
25 Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Juni 2016,Vol. 6 No.1

Metode Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan data primer yaitu
menggunakan metode wawancara dengan cara menemui secara langsung
responden yang dipandu dengan kuesioner.

Metode Analisis
1. Uji Asumsi Klasik
a. Normalitas Data
Uji One Sample Kolomogorov Smirnov digunakan untuk mengetahui
distribusi data, apakah mengikuti distribusi normal, poisson, uniform, atau
exponential. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah distribusi residual
terdistribusi normal atau tidak. Residual berdistribusi normal jika nilai
signifikansi lebih dari 0,05.
b. Autokorelasi
Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi digunakan
uji statistik Durbin-Watson. Setelah nilai datau DW didapat, kemudian nilai d
tersebut dibandingkan dengan nilai–nilai kritis dari dL dan dU dari tabel
statistik Durbin-Watson.
c. Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat tolerance value dan variance
inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi bila nilai VIF diatas nilai 10 atau
tolerance value dibawah 0,10. Multikolinearitas tidak terjadi bila nilai VIF
dibawah nilai 10 atau tolerance value diatas 0,10.
d. Heterokedastisitas
Salah satu cara untuk mendekati heteroskedastisitas adalah dengan melihat
grafik scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED). dengan
residualnya (SRESID). Jika ada titik-titik membentuk pola tertentu yang teratur
seperti bergelombang, melebar, kemudian menyempit maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y tanpa membentuk pola tertentu maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2005: 105).
2. Uji Analisis Regresi Berganda
Untuk estimasi Y dari variabel bebasnya digunakan persamaan regresi linier
berganda dengan dummy variabel sebagai berikut (Supranto, 2003:183):
𝒀𝒊 = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 𝑿𝟏 + 𝜷𝟐 𝑿𝟐 + 𝜷𝟑 𝑿𝟑 + 𝜺𝒊
Keterangan :
Y = lama menganggur pengangguran terdidik (bulan)
𝛽0 = Intercept
𝛽1 − 𝛽3 = koefisien regresi 𝑋1 − 𝑋3
X1 = Tingkat Pendidikan
X2 = Jenis kelamin ( 0 = Laki-laki 1= Perempuan)
X3 = Tingkat Upah
Murialti, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin,dan Tingkat Upah... 26

𝜀𝑖 = error Term/kesalahan pengganggu


a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan dari variabel bebas (Xi)
terhadap variabel terikat (Y) dianalisa dengan menggunakan koefisien korelasi
(R). Nilai koefisien dari determinasi menunjukan persentase variasi nilai
variabel yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.
b. Uji F (Simultan)
Langkah-langkah pengujian terhadap koefisien regresi adalah sebagai
berikut :
1) Ho :
terhadap variabel terikat.
2)
variabel terikat.
3) Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi sebesar 5% dan derajat
kebebasan (d.f) = (k-1, n-k, α), dapat diketahui dari hasil perhitungan
komputer program SPSS.
c. Uji Parsial (Uji t)
Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel pada derajat kebebasan
(dk) = (n-k), dengan tingkat keyakinan (α) tertentu. Dalam penelitian ini
digunakan α = 5 %. Apabila thitung > tabel atau p-value < α, maka Ha diterima
atau H0 ditolak, hal ini berarti variabel independen berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependent. Sebaliknya, jika t hitung >t hitung< t tabel tabel
atau p-value > α maka Ha ditolak dan H0 diterima, hal ini berarti variabel
independen tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden
a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
JENIS KELAMIN FREKUENSI PERSENTASE
Perempuan 45 54,21
Laki - laki 38 45,79
JUMLAH 83 100,00
Sumber: Data Olahan 2015
27 Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Juni 2016,Vol. 6 No.1

Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka daya untuk mengkritisi segala
sesuatu akan meningkat. Sehingga seseorang dengan pendidikan yang lebih tinggi
semestinya akan lebih kritis dalam menentukan setiap keputusan.

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
TINGKAT PENDIDIKAN FREKUENS PERSENTASE
Diploma 21 25,30
Strata 1 62 74,70
JUMLAH 83 100,00
Sumber: Data Olahan 2015

Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang deskripsi tanggapan responden pada aspek tingkat
pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat upah terhadap lama menganggur,
selengkapnya sebagai berikut:
Hasil pengolahan data tersebut menunjukkan besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov
(K- S) adalah 0.792 dan signifikans pada 0.674 dari tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa data terdistribusi secara normal karena p Value = 0.674 > 0.05. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi
secara normal.
a. Uji Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson 1,903, nilai ini dibandingkan dengan nilai dw tabel
signifikansi 5%, jumlah sampel 83 (n) dan jumlah variabel independen 3 (K=3),
maka diperoleh nilai du 1,688. Nilai Durbin-Watson 1,903 lebih besar dari batas
atas (du) yakni 1,688 dan kurang dari (4-du) 4-1,688 = 2,311 dapat disimpulkan
bahwa model regresi tidak mengandung autokorelasi. 1,688(du) < 1,903 (d)
>2,311(4-du)
b. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan nilai tolerance menunjukkan tidak terjadinya korelasi antar
variable independen dimana nilai tolerance kecil dari 1lebih dari 0.1.
Perhitungan VIF juga menunjukkan hal yang sama dimana variabel independen
memiliki nilai VIF kurang dari 10. Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model ini.
c. Uji Heterokedastisitas
Bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa model
tidak mengandung masalah heteroskedastidas. Sedangkan titik-titik yang
menyebar menjauh dari titik-titik yang lain dikarenakan adanya data observasi
yang sangat berbeda dengan data observasi yang lain.
Murialti, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin,dan Tingkat Upah... 28

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Berdasarkan data penelitian yang dikumpulkan baik untuk variabel terikat yaitu
lama menganggur (Y) dan variabel bebas tingkat pendidikan (X1), jenis kelamin
(X2)dan tingkat upah (X3) yang diolah dengan menggunakan bantuan program
SPSS 21.0, maka diperoleh hasil regresi linear berganda sebagai berikut
Y = 0,168+ 0,415X1 + 0,082X2 + 0,221X3

Koefisien Determinasi (R2)


Nilai Adjusted R² sebesar 0,469 yang menunjukkan bahwa 46,9% variasi naik
turunnya jumlah pengangguran terdidik dipengaruhi oleh variabel tingkat
pendidikan, jenis kelamin dan tingkat upah sisanya 53,1% dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model misalnya Faktor usia,pengalaman kerja, status
perkawinan dan tingkat kesehatan. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini masih belum bisa mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan
sehingga dibutuhkan penelitian lanjutan agar memperoleh hasil yang sangat
memuaskan tentang variabel -variabel yang mempengaruhi jumlah pengangguran
terdidik di Kabupaten Rokan Hulu.

Uji Simultan (Uji F)


Dari tabel Anova diketahui bahwa nilai F hitung 23,039>dari nilai F tabel 2,49,
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan dalam
model berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Analisis Uji t
a. Uji Hipotesis X1 Tingkat Pendidikan
Diperoleh nilai thitung untuk variabel tingkat pendidikan sebesar 4,566 dan
nilai t tabel 1,990. Ini berarti t hitung>t tabel, artinya tingkat pendidikan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lamanya mengganggur tenaga
kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu.
b. Uji Hipotesis X2 Jenis Kelamin
Untuk variabel jenis kelamin (X2) nilai t hitung sebesar 0,113 < 1,990,
berarti jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap lamanya
menganggur tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan Hulu, artinya baik
tenaga kerja terdidik laki-laki maupun perempuan mempunyai memiliki waktu
yang sama untuk lamanya mendapatkan pekerjaan di Kabupaten Rokan Hulu
sesuai dengan keinginan mereka, hal ini menunjukan tidak ada perebadaab
gender dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Rokan Hulu.
c. Uji Hipotesis X3 Tingkat Upah
Berdasarkan uji t diperoleh koefisien regresi untuk variabel Tingkat Upah
adalah 0,221 dengan nilai t hitung 0,292 < t tabel 1,990, nilai ini tidak
signifikan apabila dibandingkan dengan tingkat signifikansinya yaitu 0,05
artinya tingkat upah tidak mempengaruhi tenaga kerja terdidik dalam mencari
29 Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Juni 2016,Vol. 6 No.1

pekerjaan atau menerima lowongan kerja, dari hasil ini dapat ditarik dua
kesimpulan mengenai kodisi ketersedian lapangan kerja yang ada di Kabupaten
Rokan Hulu, yakni: 1). Tenaga kerja terdidik dapat menerima tingkat upah yang
berlaku di Kabupaten Rokan Hulu, 2). Jumlah pencari kerja terdidik tidak
sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja sesuai dengan tingkat pendidikan
dan skil yang mereka miliki sehingga mereka bersedia dibayar dengan tingkat
upah yang berlaku di Kabupaten Rokan Hulu.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pendidikan memiliki pengaruh
signifikan terhadap lama menganggur di Kabupaten Rokan Hulu, berarti
lapangan kerja yang tersedia di kabupaten Rokan Hulu membutuhkan
tenaga kerja terdidik yang berpendidikan diploma/S1
2. Berdasarkan hasil penelitian jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan
terhadap lamanya menganggur tenaga kerja terdidik di Kabupaten Rokan
Hulu. Berarti di Kabupaten Rokan Hulu tidak mempermasalah gender
dalam penerimaan tenaga kerja. Peluang tenaga kerja baik laki-laki
maupun perempuan yang berpendidikan adalah sama tergantung pada
kualitas/kopetensi SDMnya bukan pada jenis kelaminnya.
3. Berdasarkan hasil penelitian tingkat upah juga tidak berpengaruh signifikan
terhadap lamanya menganggu dari tenaga kerja terdidik di Kabupaten
Rokan Hulu. Artinya Upah yang berlaku di Kabupaten Rokan Hulu dapat
diterima oleh tenaga kerja terdidik, atau sempitnya lapangan kerja yang ada
untuk tenaga kerja terdidik sehingga mereka mau di bayar sesuai dengan
standar pengupahan yang berlaku di Rokan Hulu, tanpa
mempertimbnagkan skiil dan kompetensi lebih yang mereka miliki.
4. Namun secara keseluruhan Tingkat pendidikan, jenis kelamin dan tingkat
upah secara bersamaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap lama
menganggur tenaga kerja terdidik di kabupaten Rokan Hulu Berdasarkan
uji simultan yang dilakukan.
Saran
Dari hasil analisis yang dilakukan maka ada beberapa saran yang dapat diberikan,
yaitu:
1. Untuk pemerintah daerah Kabupaten Rokan Hulu agar membuat kebijakan
pengupahan sesuai dengan standar tingkat pendidikan dan skil yang
dimiliki oleh para pekerja sehingga dapat memacu semangat pekerja lain
untuk meningkatkan kualitas diri dan kompetensinya. meningkatkan
kesempatan kerja atau mengurangi pengangguran terdidik di kabupaten
Rokan Hulu maka harus ditingkatkan perencanaan pembangunan dan
lapangan kerja yang sesuai dengan tingkat pendidikan.
Murialti, Pengaruh Tingkat Pendidikan, Jenis Kelamin,dan Tingkat Upah... 30

2. Pemerintah di Kabapaten Rokan Hulu harus terus mempertahankan konsep


keadilan dalam penempatan tenaga kerja terdidik tanpa memperhatikan
perbedaan gender.
3. Dalam menciptakan kesempatan kerja hendaknya kabupaten Rokan Hulu
terus melakukan pengawasan dan memantau implementasi upah minimum
kabupaten sehingga kesempatan kerja dapat dipertahankan dan
ditingkatkan secara berkesinambungan.
4. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk memperluas variabel yang
digunakan seperti faktor Usia, Pengalaman Kerja, Status perkawinan, dan
Kesehatan dan menambah rentang waktu pengamatan agar hasil
penelitiannya lebih valid.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hulu, 2010, Kecamatan Rokan IV Koto
dalam Angka.

BPS dan Depsos. 2004. Monitoring dan Kajian terhadap Program Kemiskinan di
Indonesia, Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2013. Informasi Ketenagakerjaan, Riau: Badan Pusat


Statistik.

Badan Pusat Statistik , 2009-2013: Riau Dalam Angka, Pekanbaru: Badan Pusat
Statistik.

Budiman, Eko. 1993. Pembangunan Ekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Budiman, Eko. 2003. Pembangunan Ekonomi. Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Ghozali, Imam. 2008. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21,
Semarang :Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Kaufman, Hotchkins. 1999. Teori Makro Ekonomi, Edisi Kelima, Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Payaman J. Simanjuntak. 1999. Manajemen dan Evaluasi Kinerja (Edisi
3), Jakarta; Lembaga Penerbit FEUI.

Simanjuntak, Payaman.J. 1998: Ekonomi Makro Sumber Daya Manusia, Jakarta :


LPFE-UI.

Simanjuntak, Payaman.J. 2001: Pengantar Ilmu Ekonomi Sumber Daya Manusia,


Jakarta : Penerbit LPFE-UI.
31 Jurnal Akuntansi & Ekonomika, Juni 2016,Vol. 6 No.1

Simanjuntak, Payaman.J. 2008. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter.


Jakarta : LPFE-UI.
Sofyardi. 1999: Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pembangunan
Ekonomi. Padang : Pusat Studi Ekonomi Koperasi Fakultas Ekonomi
Universitas Bung Hatta.

Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Drafindo


Persada.

Sukirno, Sadono. 2004: Pengantar Teori Makro Ekonomi, Jakarta : Edisi Ketiga,
Penerbit PT Raja Grafindo Persada.

Suprato, J. 2003. Metodologi Penelitian Pembangunan Desa. Jakarta : Penerbit


Bina Aksara.

Tobing Rewanu. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penganguran Terbuka


di Indonesia Periode

Trisakti H. dan Sugiharti. 2006. Konsep dan Teknik Penelitian Gender. Malang
UMM Press. 1980 – 2007. Tesis. Program Pendidikan Ekonomi dan Koperasi
Universitas Pendidikan Indonesia.

www.bpsriau.go.id, Riau Dalam Angka, 2013.

www.depnakertrans.go.id

www.bpsrohul.go.id, Rokan Hulu Dalam Angka, 2014.

Anda mungkin juga menyukai