Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN KONSULTATIF DAN AUDIENSI II

Disepakati Program dan Kegiatan Sektor Sanitasi :

1. Air Limbah
 Program Lingkungan Sehat Perumahan
- Pengadaan Truk tinja pelayanan di tiap kecamatan
- Pengembangan pengolahan limbah secara komunal baik skala desa
atau IKK
- Pengembangan SANIMAS
- Revitalisasi dan peningkatan kapasitas IPLT Sembung Gede
 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
- Penyusunan Masterplan pengelolaan limbah cair di Kabupaten
Tabanan
- Penyusunan studi kelayakan pengolahan limbah skala IKK atau desa
- UKL UPL pengolahan limbah komunal skala IKK
 Program Pembangunan Kinerja Pengelolaan Air Murni dan Air Limbah
- Intensifikasi pengawasan pengelolaan limbah cair medis dan hotel
- Pembangunan Pengolahan Limbah Terpadu khusus limbah medis
 Pengembangan Upaya Kesehatan Masyarakat
- Kampanye hidup bersanitasi yang baik
- Sosialisasi pengelolaan air limbah dalam upaya pelestarian kualitas
lingkungan
- Sosialisasi SNI Septic tank skala rumah tangga
- Pelatihan pembuatan septictank bagi aparat desa dan buruh bangunan
setempat
 Program Standarisasi pengolahan limbah industri/UKM
- Sosialisasi standar SNI IPAL limbah industri/UKM
- Pemberian insentif dan disinsentif pada perorangan dan perusahaan
terkait pengolahan limbahnya sendiri

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 1


- Pembangunan percontohan pengolahan limbah UKM
- Intesifikasi pengawasan pengelolaan limbah cair industri/UKM
 Program pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
- Pelatihan kelompok masyarakat untuk pengelola air limbah
 Program Peningkatan Keterlibatan Swasta, dan LSM dalam pengelolaan
limbah cair
- Pengembangan pemanfaatan pupuk organic hasil pengolahan IPLT

2. Persampahan
 Program pengembangan pengelolaan sampah 3R
- Sosialisasi pemisahan sampah organik dan anorganik di tingkat rumah
tangga
- Pengembangan pelaksanaan 3R di beberapa desa
- Bantuan teknis pengembangan pengelolaan sampah 3R
- Pengadaan lahan untuk pengembangan pengelolaan sampah 3R
 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
- Perluasan lahan TPA Mandung
- Review DED TPA Mandung
- Penyusunan Dokumen UKL UPL TPA Mandung
- Revitalisasi TPA Mandung
- Supervisi Pembangunan TPA
 Program Peningkatan sarana dan prasarana persampahan
- Pengadaan 5 truk sampah, 2 truk tangki air dan 5 armrool
- Pengadaan alat pencacah sampah
- Penyiapan lahan TPA Kecamatan
- Pengadaan TPA skala kecamatan di 2 lokasi (Baturiti dan Selemadeg)
- Pembangunan 20 TPST Baru
 Program pengembangan sarana dan prasarana pengolahan sampah medis
- Pengembangan tempat pengolahan sampah medis di tiap puskesmas
 Program penguatan kelembagaan pengelola persampahan
- Pelatihan tenaga teknis pengelola sampah di TPA
- Pembentukan UPTD TPA Mandung

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 2


 Program pengelolaan sampah berbasis masyarakat
- Pembentukan 6 kelompok swadaya masyarakat pengelola
persampahan
- Bantuan teknis pengolahan sampah di tingkat desa
 Program pelaksanaan kerjasama regional persampahan SARBAGITA
- Operasional pengiriman sampah ke TPA Suwung
 Program penyusunan dokumen perencanaan persampahan
- Review Masterplan Persampahan Kabupaten Tabanan
 Program penguatan regulasi pengelolaan lingkungan
- Penyusunan perda pengelolaan sampah
- Review Perda Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
 Program Peningkatan Kesadaran masyarakat
- Sosialisasi Pemisahan Sampah Organik dan Anorganik
- Sosialisasi dan promosi penggunaan pupuk organik
 Program peningkatan sanitasi yang inovatif
- Pilot project bank Sampah di Kecamatan Tabanan
- Pemanfaatan Gas Hasil pengolahan sampah di TPA menjadi energi
listrik
 Pemanfaatan dana hibah dan CSR
- Penggalangan dana melalui program hibah IEG
- Pesta seni lingkungan yang disponsori dana CSR
- Penggalangan dana dari bank-bank dan hotel untuk pengadaan bak
sampah di kawasan objek pariwisata

3. Drainase Lingkungan
 Program Penyusunan Dokumen rencana pembangunan drainase
lingkungan yang kompherensif
- Penyusunan masterplan drainase lingkungan Kabupaten Tabanan
- Penyusunan DED drainase

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 3


 Program Pengaturan dan pengawasan pembuangan limbah ke saluran
drainase
- Penyusunan peraturan pengelolaan limbah
 Program penguatan kelembagaan pengelola saluran drainase
- Pelatihan teknis pengelolaan saluran drainase
 Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong
- Pembangunan saluran drainase di daerah perkembangan pemukiman
perkotaan
- Pelebaran saluran drainase di beberapa titik
 Program Normalisasi saluran drainase
- Operasional dan pemeliharaan saluran drainase
- Pengedukan endapan pada dasar sungai/kali
- Perbaikan Trotoar
 Program kerjasama dengan Pekaseh
- Kampanye dan sosialisasi Kali bersih dengan melibatkan Pekaseh
 Program Pemberdayaan masyarakat desa dalam pengelolaan saluran
drainase
- Penyuluhan pengelolaan saluran drainase secara mandiri
- Pemberian bantuan alat pembuat bio pori bagi masing-masing desa di
perkotaan
4. Air Bersih/Minum
 Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku
- Pengembangan IPA Telaga Tunjung
- Pengembangan pemanfaatan air di hilir sungai
 Program penguatan regulasi air bersih
- Review perda retribusi air minum
- Penyusunan regulasi (perda) perlindungan mata air dan sumber air
lainnya
- Penyusunan Rencana Induk SPAM Kabupaten Tabanan
 Program pengembangan kerjasama regional pengelolaan air bersih
- Pengembangan kerjasama regional SARBAGITAKU
 Program Monev Sumber air bersih

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 4


- Sosialisasi tentang hemat air
- Inventarisasi pemanfaatan sumber air
- Penentuan status mutu kualitas sumber air
- Monitoring pemanfaatan sumber-sumber air
- Pembangunan sumur pantau dan sumur resapan
 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan dan Pengelolaan
Air Bersih
- Pembentukan Pamdes melalui Pamsimas
 Program penguatan institusi pengelola air bersih
- Pelatihan pengelolaan air minum bagi KSM/Pamdes
- Kerjasama dengan PERPAMSI dalam meningkatkan kualitas PDAM
- Pengadaan lahan untuk pengembangan SPAM Metaum seluas ± 25 are
 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
- Pembangunan jaringan distribusi air perpipaan pedesaan dan PDAM
- Pembangunan jaringan distribusi air non perpipaan
- Pemasangan Water Meter Induk di beberapa titik
- Pembangunan Reservoir
- Pendataan Sistem Air Minum Pedesaan
 Program peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sumber air
- Kampanye bijak pakai air bersih
- Sosialisasi perlindungan sumber daya air dan pencemarnya
- Kampanye dan sosialisasi Kali Bersih dengan melibatkan Pekaseh
 Program peningkatan peran swasta dalam pemanfaatan sumber air
- Pembentukan kerjasama pengelolaan sumber air di Kabupaten
Tabanan
5. Higiene/PHBS
 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
- Kampanye PHBS di sekolah-sekolah
- Sosialisasi pentingnya CTPS bagi kesehatan
- Pembangunan sarana cuci tangan di sekolah-sekolah
- Diskusi Interaktif Sanitasi di Radio Global
- Publikasi Sanitasi di Media Cetak dan Jurnal

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 5


 Program Peningkatan Kesadaran Masyarakat untuk hidup sehat
- Sosialisasi Hidup Sehat Bersanitasi yang baik
 Program Pengembangan Lingkungan Sehat
- Kampanye hidup sehat bersanitasi yang baik
- Sosialisasi stop BABS, sampah dan limbah ke saluran drainase
- Penyuluhan dan pelatihan di desa adat dalam penjagaan kualitas
sanitasi
- Penilaian terhadap desa yang memiliki sanitasi yang baik
 Program Kerjasama dengan sanggar-sanggar seni tradisional
- Pentas Wayang Cenk Blong dengan tema sanitasi
 Program Perencanaan Pembangunan Daerah Bidang Sanitasi Permukiman
- Penyusunan Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten
- Penyusunan MPSS

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 6


Secara garis besar keterkaitan program dan kegaiatan untuk tiap subsector dalam rangka pencapaian tujuan, sasaran, misi dan visi dituangkan dalam

Tabel 5.1. Program dan Kegiatan tersebut juga disesuaikan dengan RPJMD Kabupaten Tabanan.

Tabel 5.1 Keterkaitan Program dan Kegiatan dengan Tujuan, Sasaran, Misi dan Visi

MISI 1: Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
1 Meningkatkan budaya Terwujudnya 100 Promosi Kampanye 40 Sekolah Diskes 2011 –
Hidup Bersih dan % murid mulai Kesehatan dan PHBS di 200,000,000.00 dan 2015
Sehat masyarakat jenjang TK Pemberdayaan sekolah-sekolah Disdik
Kabupaten Tabanan sampai dengan Masyarakat
Sosialisasi 40 sekolah Diskes 2011 –
pada tahun 2013 SMA ber-PHBS 2015
pentingnya 200,000,000.00 PAUD dan
pada tahun 2014
CTPS bagi Disdik
kesehatan
Pembangunan 50 Sekolah Diskes 2012 –
sarana cuci 350,000,000.00 dan 2015
tangan di Disdik
sekolah-sekolah
Terwujudnya Program Sosialisasi 25 Desa KLH dan 2011 –
rumah sehat ber-peningkatan hidup sehat 250,000,000.00 Diskes 2015
PHBS diatas 90% kesadaran bersanitasi yang
di Kab Tabanan masyarakat baik
tahun 2013 untuk hidup
sehat
Terwujudnya 3 Program Sosialisasi 30 Banjar DKP 2011 –
Kecamatan Sadar peningkatan pemisahan 450,000,000.00 2015
Lingkungan pada kesadaran sampah organik
2013 masyarakat dan anorganik

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 71


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
untuk hidup Sosialisasi dan 7 Subak Dinas 2012 –
sehat promosi 350,000,000.00 Pertanian 2015
penggunaan
pupuk organik
Terwujudnya Program Kampanye 6 desa area Bag. 2011 –
penyuluhan, Pengembangan hidup sehat 300,000,000.00 beresiko Humas 2015
kampanye Lingkungan bersanitasi yang dan
kesehatan, Sehat baik Diskes
advokasi Sosialisasi stop 6 desa area KLH, 2011 –
penyehatan BABS, sampah 250,000,000.00 beresiko Diskes 2015
lingkungan dan limbah ke
hingga tahun saluran drainase
2013 di seluruh
desa area beresiko
(6 desa)

Misi 2 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas pengelolaan air limbah, sampah, drainase dan air bersih

KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
1 Meningkatkan Terwujudnya Program Pengadaan Truk 6 Truk DKP 2012 –
kualitas lingkungan pengelolaan Lingkungan tinja pelayanan di 2,400,000,000.00 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 72


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
dengan pengelolaan limbah Sehat tiap kecamatan
limbah RT, limbah domestik Perumahan
industri/UKM , dengan skala Pengembangan 1 lokasi DPU 2014
Limbah RS, dan komunal 20 pengolahan limbah 1,000,000,000.00
limbah Hotel pada unit di 3 secara komunal
tahun 2015 kecamatan baik skala desa
pada tahun atau IKK
2015 Pengembangan 3 titik DPU 2013
SANIMAS 1,200,000,000.00
Program Penyusunan 1 jenis DPU 2013
Perencanaan Masterplan 200,000,000.00 dokumen
Pembangunan pengelolaan
Daerah limbah cair di
Kab.Tabanan
Penyusunan studi 4 jenis Bappeda, 2013
kelayakan 100,000,000.00 dokumen DPU
pengolahan limbah untuk 4
skala IKK atau lokasi
desa
UKL UPL DPU 2012
pengolahan limbah 200,000,000.00
komunal skala
IKK
Terwujudnya Program Intensifikasi 10 KLH, 2011 –
IPAL untuk Pembangunan pengawasan 50,000,000.00 Kecamatan Diskes 2015
setiap RS dan Kinerja pengelolaan
Hotel yang Pengelolaan limbah cair medis
effluentnya Air Murni dan dan hotel
memenuhi Air Limbah

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 73


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
baku mutu Pembangunan 10 KLH, 2014
buangan air Pengolahan 1,000,000,000.00 kecamatan DKP,
limbah mulai Limbah Terpadu Diskes
2013 khusus limbah dan DPU
medis

Terwujudnya Program Upaya Kampanye hidup Dikes 2011 –


tangki septic Kesehatan bersanitasi yang 75,000,000.00 dan 2014
yang sesuai Masyarakat baik humas
standar untuk Sosialisasi 10 desa Dikes 2011 –
jamban dan pengelolaan air 50,000,000.00 dan 2015
MCK hingga limbah dalam humas
50% RT pada upaya pelestarian
tahun 2015 kualitas
lingkungan yang
baik
Sosialisasi SNI 10 desa Diskes, 2012 –
Septic tank skala 50,000,000.00 KLH 2015
rumah tangga DKP dan
DPU
Pelatihan 30 orang DPU, 2013
pembuatan 50,000,000.00 dari 6 desa Diskes
septictank bagi beresiko
aparat desa dan tinggi
buruh bangunan
setempat

Terwujudnya Program Sosialisasi standar 10 lokasi Diskes, 2014


pengelolaan Standarisasi SNI IPAL limbah 50,000,000.00 KLH
limbah pengolahan industri/UKM dan DPU
industry, limbah

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 74


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
UKM, RPH industri/UKM Pemberian insentif 10 lokasi KLH dan 2011 –
dengan dan disinsentif 10,000,000.00 PU 2015
konsep pada perorangan
minimisasi dan perusahaan
limbah dari terkait pengolahan
sumber dan limbahnya sendiri
penggunaan
sitem Pembangunan 1-2 UKM DPU, 2012
teknologi tepat percontohan 250,000,000.00 KLH
guna mulai pengolahan limbah
tahun 2013 UKM
Intesifikasi 6 Desa KLH 2012 –
pengawasan 50,000,000.00 beresiko 2015
pengelolaan tinggi
limbah cair
industri/UKM
2 Meningkatkan Terwujudnya Program Sosialisasi 6 Desa DKP, 2012 –
cakupan layanan pengelolaan pengembangan pemisahan sampah 20,000,000.00 beresiko Diskes 2013
persampahan sampai sampah di tiap pengelolaan organik dan tinggi LH
80 % di Kabupaten RT dengan 3 sampah 3R anorganik di
Tabanan pada tahun R dan tingkat rumah
2014 komposting tangga
Pengembangan 2 desa DKP 2013
pelaksanaan 3R di 700,000,000.00
beberapa desa
Bantuan teknis DKP 2014
pengembangan 100,000,000.00
pengelolaan
sampah 3R

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 75


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
Pengadaan lahan 2 X (300m2) DKP 2015
untuk 360,000,000.00
pengembangan
pengelolaan
sampah 3R
Terwujudnya Program Perluasan lahan 1 lokasi DKP 2012
system Pengembangan TPA Mandung 5,500,000,000.00
sanitary Kinerja
landfill di TPA Pengelolaan
Mandung pada Persampahan Review DED 1 jenis DPU 2012
tahun 2014 TPA Mandung 350,000,000.00 dokumen

Penyusunan 1 jenis Bappeda, 2012


Dokumen UKL 200,000,000.00 dokumen KLH
UPL TPA
Mandung
Revitalisasi TPA 1 lokasi DKP 2013
Mandung 25,000,000,000.00
Supervisi 1 lokasi DPU 2013
Pembangunan 1,000,000,000.00
TPA
Operasional Rutin 5.000.000.0000,00 1 kabupaten DKP 2011-
Persampahan 2015
Operasional Rutin 5.000.000.0000,00 1 kabupaten DKP 2011-
Pengangkutan 2015
Sampah

Terwujudnya Program Pengadaan 5 truk 12 unit DKP 2012 –


sarana dan Peningkatan sampah, 2 truk 2,550,000,000.00 2015
prasarana sarana dan tangki air dan 5

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 76


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
persampahan prasarana armrool
yang persampahan
memadai Pengadaan alat 5 unit DKP 2012 –
untuk pencacah sampah 1,000,000,000.00 2015
melayani 3
Kecamatan Penyiapan lahan 2 Lokasi Bagian 2014 –
prioritas TPA Kecamatan 3,600,000,000.00 Aset 2015

Pengadaan TPA 2 lokasi DKP 2015


skala kecamatan di 4,000,000,000.00
2 lokasi (Baturiti
dan Selemadeg)
Pembangunan 20 20 unit di 10 DKP 2013 –
TPST Baru 5,000,000,000.00 Kecamatan 2015

Program Pengembangan 10 unit DKP, 2012 –


pengembangan tempat pengolahan 2,000,000,000.00 Diskes 2015
sarana dan sampah medis di
prasarana tiap puskesmas
pengolahan
sampah medis
Terwujudnya Program Pelatihan tenaga 1 kab DKP 2012
SDM penguatan teknis pengelola 50,000,000.00
pengelola kelembagaan sampah di TPA
sampah yang pengelola Pembentukan 1 kab DKP 2013
berkualitas persampahan UPTD TPA 300,000,000.00
Mandung

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 77


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
Terwujudnya Program Pembentukan 6 6 Desa KLH 2012 –
pengelolaan pengelolaan kelompok swadaya 150,000,000.00 beresiko 2015
sampah sampah masyarakat tinggi
berbasis berbasis pengelola
masyarakat di masyarakat persampahan
3 kecamatan
Bantuan teknis 3 kecamatan DKP 2014 –
pengolahan 350,000,000.00 2015
sampah di tingkat
desa
Terwujudnya Program Operasional 5 th DKP 2011 –
Peningkatan pelaksanaan pengiriman 5,000,000,000.00 2015
kualitas kerjasama sampah ke TPA
Pengelolaan regional Suwung
Persampahan persampahan
hingga 80% di SARBAGITA
Kabupaten Program Review 1 jenis Bappeda 2012
Tabanan mulai penyusunan Masterplan 250,000,000.00 dokumen
tahun 2014 dokumen persampahan
perencanaan Kabupaten
persampahan Tabanan
Program Penyusunan perda 1 jenis perda KLH 2012
penguatan pengelolaan 150,000,000.00
regulasi sampah
pengelolaan
lingkungan
Revisi Perda 1 jenis perda DKP 2013
Retribusi 50.000,000.00
Pelayanan
Persampahan/Kebe
rsihan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 78


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
3 Meningkatkan dan Terwujudnya Program Penyusunan 1 jenis DPU 2012
mengintegrasikan sistem Penyusunan masterplan 350,000,000.00 dokumen
fungsi drainase jalan drainase yang Dokumen drainase
raya, permukiman dan tertata dengan rencana lingkungan
perumahan pada baik dan tidak pembangunan Kabupaten
tahun 2015 untuk timbul drainase Tabanan
mengurangi daerah genangan di lingkungan
genangan dan banjir 10 Kecamatan yang Penyusunan DED 1 jenis DPU 2012
kompherensif drainase 350,000,000.00 dokumen

Program Penyusunan 1 jenis perda KLH 2013


Pengaturan dan peraturan 150,000,000.00
pengawasan pengelolaan
pembuangan limbah
limbah ke
saluran
drainase

Program Pelatihan teknis 6 desa DPU 2013


penguatan pengelolaan 25,000,000.00
kelembagaan saluran drainase
pengelola
saluran
drainase

Peningkatan Program Pembangunan 2.5 km DPU 2011 –


sarana dan Pembangunan saluran drainase di 1,000,000,000.00 2015
prasarana Saluran daerah
drainase dan Drainase/ perkembangan
trotoar di Gorong-gorong pemukiman
wilayah perkotaan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 79


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
perkotaan Pelebaran saluran 5 titik DPU 2012 –
Tabanan drainase di 1,500,000,000.00 2015
hingga 90 % beberapa titik
tahun 2015
Program Operasional dan 2 DPU 2011 –
Normalisasi pemeliharaan 500,000,000.00 Kecamatan 2015
saluran saluran drainase
drainase
Pengedukan 2 DPU 2011 –
endapan pada 2,000,000,000.00 Kecamatan 2015
dasar sungai/kali

Perbaikan Trotoar 1 kabupaten DPU 2012


3,000,000,000.00
4 Meningkatkan Terwujudnya Program Pengembangan 1 lokasi PDAM, 2013
cakupan pelayanan air kualitas Penyediaan dan IPA Telaga 1,000,000,000.00 DPU,
bersih dari 67,75% sumber air Pengolahan Air Tunjung dikelola
menjadi 100% bersih dari Baku Provinsi
sampai tahun 2015 sumur gali, Pengembangan 1 lokasi PDAM, 2014
Sumur pompa pemanfaatan air di 1,500,000,000.00 DPU
tangan, MA, hilir sungai
dan PAH yang Program Review perda 1 jenis perda DPU, 2013
sesuai standar penguatan retribusi air minum 100,000,000.00 BAG.
baku mutu regulasi air HUKUM
pada tahuan bersih
Penyusunan 1 jenis perda BAPPED 2013
2015
regulasi (perda) 150,000,000.00 A, DPU,
perlindungan mata BAG.
air dan sumber air HUKUM
lainnya

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 80


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
Penyusunan 1 jenis Bappeda 2012
Rencana Induk 150,000,000.00 dokumen
SPAM Kabupaten
Tabanan

Program Pengembangan 1 Kabupaten BAPPED 2013


pengembangan kerjasama regional 400,000,000.00 A, DPU
kerjasama SARBAGITAKU
regional
pengelolaan air
bersih
Program Sosialisasi ttg 1 Kabupaten Diskes, 2012 –
Monev Sumber hemat air 50,000,000.00 KLH 2015
air bersih dan DPU
Inventarisasi 1 Kabupaten Diskes, 2013
pemanfaatan 50,000,000.00 KLH
sumber air dan DPU
Penentuan status 1 Kabupaten Diskes, 2012 –
mutu kualitas 50,000,000.00 KLH 2015
sumber air dan DPU

Monitoring 1 Kabupaten Diskes, 2012 –


pemanfaatan 50,000,000.00 KLH 2015
sumber-sumber air dan DPU

Pembangunan 3 titik Diskes, 2013 –


sumur pantau dan 150,000,000.00 KLH 2015
sumur resapan dan DPU

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 81


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
Terwujudnya Program Pembentukan 10 Pamdes BPMD, 2011 -
kualitas dan Peningkatan Pamdes melalui 500,000,000.00 DPU 2015
kuantitas Keberdayaan Pamsimas
pelayanan Masyarakat
PDAM dan Pedesaan dan
PAMDES Pengelolaan
yang prima Air Bersih
pada tahun Program Pelatihan 10 Pamdes BPMD, 2012 –
2014 penguatan pengelolaan air 50,000,000.00 DPU 2015
institusi minum bagi
pengelola air KSM/Pamdes
bersih Kerjasama dengan PDAM 2013
PERPAMSI dalam 500,000,000.00 1.00
meningkatkan
kualitas PDAM
Pengadaan lahan 3 lokasi Bagian 2012
untuk 1,250,000,000.00 Tapem
pengembangan
SPAM Metaum
seluas ± 25 are

Terwujudnya Program Pembangunan 4 Lokasi DPU 2012 –


sarana dan Pengembangan jaringan distribusi 500,000,000.00 2015
prasarana air Kinerja air non perpipaan
bersih Pengelolaan
perkotaan dan Air Minum dan Pemasangan Water 10 titik PDAM 2012 –
perdesaan di Air Limbah Meter Induk di 1,000,000,000.00 2015
kab Tabanan beberapa titik
sampai tahun
2015 Pembangunan 5 lokasi PDAM, 2012 –
Reservoir 5,000,000,000.00 DPU 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 82


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA

Pendataan Sistem 50.000.000,00 1 kabupaten DPU 2012


Air minum
Pedesaan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 83


MISI 3 : Meningkatnya pembangunan sanitasi terpadu melalui kearifan lokal

KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
1 Meningkatkan Terwujudnya Program Diskusi interaktif Masyarakat Humas 2011 –
pemanfaatan kearifan penyampaian Promosi sanitasi di radio 5,000,000.00 Tabanan 2015
lokal dalam pesan-pesan Kesehatan dan global
menunjang sanitasi Pemberdayaan
pembangunan sanitasi melalui media Masyarakat
terpadu kesenian
tradisional
Publikasi sanitai di 3 media Humas 2011 –
media cetak dan 15,000,000.00 cetak 2015
jurnal

Terwujudnya Program Pentas Wayang 2 x tayang Humas 2012 –


pembinaan kerjasma Cengblong denga 15,000,000.00 2013
pembangunan dengan tema sanitasi
sanitasi sanggar-
kepada sanggar seni
sanggar- tradisional
sanggar seni
tradisonal dan
seniman se
Kab Tabanan
Terwujudnya Program Kampanye bijak 23 banjar BPMD 2011 –
implementasi peningkatan pakai air bersih 34,500,000.00 Pekaraman di dan 2015
konsep Tri kesadaran Kota Humas
Hita Karana masyarakat Tabanan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 84


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
dalam dalam Sosialisasi 12 desa di BPMD 2011 –
pembangunan pengelolaan perlindungan 12,000,000.00 Kabupaten dan 2015
sanitasi sumber air sumber daya air Tabanan Humas
dan pencemarnya
Terwujudnya Program Kampanye dan 60 orang BPMD 2011 –
pengelolaan air kerjasama sosialisasi Kali 20,000,000.00 Pekaseh di dan 2015
bersih dan dengan bersih dengan Kab tabanan Humas
limbah dengan Pekaseh melibatkan
melibatkan Pekaseh
subak
Terwujudnya Program Pelatihan 5 orang BPMD 2013
pengeloaan pemberdayaan kelompok 20,000,000.00 perwakilan
kebersihan masyarakat masyarakat untuk desa dari 12
lingkungan dalam pengelola air Desa di Kota
berbasis desa pengelolaan limbah Tabanan
pekraman lingkungan
Program Penyuluhan dan 23 banjar BPMD 2012
Pengembangan pelatihan di desa 34,500,000.00 Pekaraman di dan
Lingkungan adat dalam Kota Humas
Sehat penjagaan kualitas Tabanan
sanitasi
Penilaian terhadap 42 Desa di 3 LH, DKP 2012 –
desa yang memiliki 12,000,000.00 Kecamatan 2015
sanitasi yang baik prioritas
Program Penyuluhan 42 Desa di 3 LH dan 2011 –
Peningkatan pengelolaan 20,000,000.00 Kecamatan PU 2015
keberdayaan saluran drainase prioritas
masyarakat secara mandiri
desa dalam

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 85


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
pengelolaan Pemberian bantuan 12 Desadi LH dna 2011 –
saluran alat pembuat bio 25,000,000.00 Kota PU 2015
drainase pori bagi masing- Tabanan
masing desa di
perkotaan

MISI 4 : Meningkatnya sumber-sumber pendanaan pembangunan sanitasi

KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
1 Meningkatkan Terwujudnya Program Penyusunan Buku Dokumen 2011
sumber-sumber blue print Perencanaan Putih Sanitasi dan Buku Putih
pendanan sanitasi pembangunan Pembangunan Strategi Sanitasi Sanitasi dan
dari sektor sanitasi jangka Daerah bidang Kabupaten Stratregi
pemerintah, swasta, menengah pada Sanitasi Sanitasi Bappeda
250,000,000.00
donor/LSM dan tahun 2011 Permukiman Kabupaten
masyarakat (sudah dan
sedang dalam
pelaksanaan)
Penyusunan MPSS Dokumen 2011
Bappeda
150,000,000.00 MPSS
Terwujudanya Program Pilot project bank 1000 KK 2013
program sanitasi peningkatan Sampah di
yang inovatif sanitasi yang Kecamatan
DKP
sebagai program inovatif Tabanan 350,000,000.00
prioritas sampai
tahun 2015

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 86


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
Pemanfaatan Gas 1 instalasi 2015
Hasil pengolahan
DKP dan
sampah di TPA
1,000,000,000.00 DPU
menjadi energi
listrik
Terwujudnya Program Pembentukan kerjasama 2 2012
iklim peningkatan kerjasama lembaga
pembangunan peran swasta pengelolaan swasta
sanitasi yang dalam sumber air di Bappeda,
mendukung pemanfaatan Kabupaten PDAM,
300,000,000.00
swasta untuk sumber air Tabanan dan DPU
dapat berperan
serta mulai
tahun 2012
Terwujudnya Pemanfaatan Penggalangan 10 truk 2012 –
pemanfaatan dana hibah dan dana melalui sampah dan 2015
hibah dan dana CSR program hibah 10 truk tinja Bappeda
Corporate IEG 8,000,000,000.00 dan DKP
Social
Responsibility
untuk Pesta seni 2 kali 2013
pembangunan lingkungan yang penyelenggar
Bappeda
sanitasi disponsori dana 500,000,000.00 aan
CSR
Penggalangan 20 unit di 2012 –
dana dari bank- objek wisata 2015
bank dan hotel dan 100 unit
untuk pengadaan di 6 desa DKP
30,000,000.00
bak sampah di
kawasan objek
pariwisata

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 87


KEBUTUHAN
No TUJUAN SASARAN PROGRAM KEGIATAN TARGET SKPD Tahun
DANA
Terwujudnya Program Pengembangan 4 buah 2011 –
peran serta aktif Peningkatan pemanfaatan kerjasama 2015
masyarakat dan Keterlibatan pupuk organic DKP, dan
LSM dalam Swasta, dan hasil pengolahan Dinas
400,000,000.00
pembangunan LSM dalam IPLT Pertanian
sanitasi pengelolaan
limbah cair

Sumber: Pokja Sanitasi Tabanan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 88


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

5.2 Program dan Kegiatan Aspek Non Teknis


5.2.1 Kebijakan Daerah dan Kelembagaan
Dalam penanganan sektor sanitasi, Pemerintah Kabupaten Tabanan
berperan dalam fungsi pengaturan teknis, pelaksanaan layanan pengelolaan,
pemeliharaan sarana dan prasarana, pembinaan, hingga pengawasan dan
pengendalian. Terkait dengan peran pemerintah seperti yang tercantum dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Tabanan Nomor 3 Tahun 2008 Tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah,
Perangkat Daerah Kabupaten Tabanan.
Instansi/SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Tabanan yang
memiliki Tugas, Pokok dan Fungsi (tupoksi) dalam pengelolaan sub-sub sektor
sanitasi, yaitu:
 Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) yang menjalankan fungsi
sebagai pengaturan teknis, pembinaan, serta pengawasan dalam
pengelolaan persampahan serta pengelolaan limbah cair;
 Kantor Lingkungan Hidup juga menjalankan fungsi sebagai pengaturan
teknis, pembinaan serta pengawasan dalam pengelolaan limbah cair;
 Dinas Pekerjaan Umum, sebagai unsur pelaksana dalam
menyelenggarakan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
jaringan drainase, mengatur dan mengelola pembangunan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana sumberdaya air; dan
 Dinas Kesehatan, melaksanakan pembinaan dan pengendalian di bidang
kesehatan meliputi bidang peningkatan upaya pelayanan kesehatan,
pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan dan
permukiman dan promosi kesehatan, pemulihan kesehatan dan penelitian
kesehatan.

Selain itu, dalam rangka penguatan kelembagaan sanitasi ini


terdapat beberapa proses yang bersifat transisional, khususnya dalam proses
penguatan lembaga koordinasi sanitasi Kabupaten Tabanan. Transisi
penguatan ini ditandai dalam aspek bentuk organisasi, serta prioritas

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 89


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

pelaksanaan tugas.
Dalam aspek bentuk, untuk Tahun 2011 Pemerintah Kabupaten
Tabanan telah menetapkan bentuk lembaga koordinasi sanitasi dalam
bentuk Kelompok Kerja (Pokja). Dengan demikian maka penguatan
kelembagaan ditujukan untuk Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan. Desain
bentuk kelompok kerja sebagai lembaga koordinasi sanitasi kabupaten akan
dipertahankan sesuai kebutuhan Pemerintah Kabupaten.
Dalam pelaksanaan tugas, untuk tahun 2011 Kelompok Kerja
Sanitasi Kabupaten Tabanan akan menekankan pada pelaksanaan fungsi
koordinasi perencanaan, serta sosialisasi dan advokasi dalam rangka
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan pemerintah,
pihak swasta, LSM, perguruan tinggi dan masyarakat untuk terlibat dalam
penanganan sanitasi kabupaten. Selain di tataran pemerintah daerah, Pokja
Sanitasi Kabupaten Tabanan juga berkomitmen dalam memberikan
penguatan pada Kelompok-Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang
sudah eksis seperti KSM Sanimas, Pekaseh maupun kelompok-kelompok
lainnya yang peduli pada program/kegiatan sanitasi. Untuk tahun 2012,
prioritas pelaksanaan tugas Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Tabanan
akan diarahkan pada koordinasi monitoring dan evaluasi proses, program
dan kegiatan, serta dampak pembangunan sanitasi. Program dan
kegiatan untuk melaksanakan strategi penguatan kelembagaan
sebagaimana disajikan pada tabel berikut.

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 90


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

Tabel 5.2
Program Penguatan Kelembagaan

Tahun
No Program/kegiatan
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Program Pembentukan
1 kelembagaan Sanitasi Lokal √ √ √ √ √ √
(KSM) di lokasi SLBM

Pembentukan dan Pelatihan


2 pengelolaan air minum bagi √ √ √ √ √
Pemdes

Pembentukan KSM pengelola


3 √ √ √ √ √
persampahan

Program kerjasama dengan


4 √ √ √ √ √
Pekaseh

5 Program Penguatan
Pokja Sanitasi Tabanan:
• Penciptaan instrumen
monitoring dan evaluasi
proses, rencana tindak, dan √ √ √ √ √
dampak pembangunan
sanitasi
• Pembangunan database
monitoring dan evaluasi.

Sumber: Hasil Pemikiran Pokja, 2011

5.2.2 Keuangan
Penetapan komitmen pendanaan untuk pengelolaan layanan sanitasi
perlu dibentuk. Komitmen yang dimaksud adalah besaran proporsi pendanaan
sanitasi terhadap total pendanaan internal Kabupaten Tabanan. Berdasarkan
identifikasi program serta besaran kebutuhan pendanaannya, maka
selanjutnya Pemerintah Kabupaten Tabanan akan memilah program-
program sanitasi yang akan didanai dengan pendanaan internal kabupaten
sendiri. Program-program pembangunan sanitasi yang belum ter-cover

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 91


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

selanjutnya akan didanai melalui sumber-sumber lainnya.


Sebagaimana disebutkan di atas, maka untuk tahap ini, Pemerintah
Kabupaten Tabanan akan menetapkan program-program pembangunan
sanitasi yang tidak mampu didanai dengan pendanaan internal kota untuk
diusulkan dibiayai dengan dana anggaran APBD Provinsi Bali dan APBN.
Program yang dimaksudkan sebagai pentahapan kegiatan- kegiatan yang akan
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Estimasi kekuatan pendanaan internal kabupaten untuk sanitasi;
b. Penetapan komitmen pendanaan untuk pengelolaan sanitasi
(penetapan proporsi pendanaan untuk penyelenggaraan layanan
sanitasi). Termasuk didalamnya upaya untuk meningkatkan
pendanaan bagi program-program non fisik;
d. Memanfaatkan anggaran pemerintah pusat dan anggaran provinsi;
e. Melakukan kerjasama dengan LSM dalam penanganan sanitasi
f. Memaksimalkan pendanaan sektor swasta dan masyarakat;
g. Memanfaatkan pendanaan melalui hibah luar negeri;

5.2.3 Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang perlu dipertimbangkan
dalam pembangunan sanitasi. Program kegiatan aspek komunikasi dilaksanakan
dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat melalui pemasaran sanitasi
dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Mengadakan workshop strategi komunikasi untuk pemasaran
sanitasi dengan melibatkan semua stakeholders atau pemangku
kepentingan, kelompok strategis (kelompok yang mempunyai
kekuatan pengaruh kepada kelompok sasaran) untuk duduk bersama
merancang strategi pemasaran dan mulai berpartisipasi sesuai
kemampuan dan potensi masing-masing. Kedepan pertemuan ini
dimaksudkan untuk menginisiasi wadah forum peduli sanitasi yang
nantinya terlibat dalam proses pemasaran sanitasi di Kabupaten

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 92


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

Tabanan.
b. Penguatan kapasitas di bidang pemasaran dan strategi komunikasi
kepada SKPD terkait dan kelompok strategis yang terlibat langsung
dalam kegiatan pemasaran dan partisipasi, baik dari sisi
pengembangan dan pengkayaan teknik komunikasi, pengembangan
pesan dan media sanitasi yang tepat sasaran dan efektif.
c. Membangun hubungan kemitraan dengan institusi media massa,
misalnya menggunakan kunjungan maupun media dialog sehingga
bersedia menjadi mitra dalam pemasaran sanitasi di Kabupaten
Tabanan. Termasuk dalam hal ini optimalisasi media sosialisasi PHBS
diantaranya adalah dengan :
• Kampanye sosialisasi sanitasi melalui media elektronik dan
media cetak
• Program kerjasma dengan sanggar-sanggar seni tradisional
• Pesta seni lingkungan yang disponsori dana CSR
• Leaflet, booklet dan pamflet tentang PHBS untuk
didesiminasikan kepada keluarga dan komunita
sasaran diikuti dengan pertemuan-pertemuan kelompok.
d. Mengeluarkan kebijakan tentang pembinaan PHBS pada tatanan
(sasaran) dengan pendekatan PHBS yaitu:
• Rumah tangga, melalui Tim Penggerak PKK di seluruh
kecamatan dan desa;
• Tempat-tempat umum (TTU), melalui pembuatan dan
penegakan regulasi PHBS di tempat-tempat umum, di
samping itu dengan adanya komitmen para pengelola fasilitas
umum untuk menyediakan fasilitas PHBS contohnya: tempat
sampah, toilet/jamban umum dan lain-lain.
• Institusi pendidikan/sekolah, melalui optimalisasi tim UKS
sebagai tim PHBS tingkatan sekolah dan memperbanyak
frekuensi penyuluhan PHBS di sekolah- sekolah. Disamping
itu usaha untuk meningkatkan PHBS di sekolah tersebut juga

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 93


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

harus diikuti komitmen pihak sekolah untuk meyediakan


fasilitas sanitasi (PHBS) seperti: tempat sampah dan toilet
yang memadai.
• Institusi kesehatan, Institusi kesehatan merupakan ikon
yang cukup penting dari PHBS, karena disanalah masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu
diharapkan Institusi Kesehatan dapat memberikan contoh
baik mengenai komitmen maupun tersedianya fasilitas PHBS
bagi masyarakat.
• Tempat kerja, melalui penegakan dan penyuluhan PHBS
di tempat-tempat kerja, penyediaan fasilitas sanitasi (PHBS)
yang memadai seperti halnya tempat sampah dan toilet.

5.2.4 Keterlibatan Pelaku Bisnis


Keterlibatan pelaku bisnis/pihak swasta sangat diharapkan dalam
pembangunan sanitasi ke depannya. Pihak swasta diharapkan berpartisipasi
dalam menciptakan lingkungan yang sehat dalam pengelolaan sanitasi yang
mencakup: pengelolaan air limbah, pengelolaan sampah dan pengelolaan
drainase.
Di Kabupaten Tabanan terdapat beberapa pengusaha pengepul/
penampungan barang bekas yang sangat membantu dalam penanganan masalah
sampah, disamping mereka mendapat untung juga membuka lapangan kerja
karena memanfatkan tenaga. Tenaga pemulung/pengeser yang mencari barang
bekas ke wilayah pedesaan dan di tempat- tempat pembuangan sampah,
selanjutnya sampah dipilih dan dijual ke pengepul.
Program atau kegiatan yang menyangkut peningkatan peran serta pelaku
bisnis dalam pengelolaan sanitasi yaitu:
a. peningkatan keterlibatan kalangan swasta dalam menyediakan sistem
pengelolaan air limbah seperti membuka peluang kepada pihak
swasta untuk membangun SANIMAS sistem komunal dengan disain
sederhana serta mengembangkan desain septic tank dan SANIMAS
yang sederhana/murah, tetapi tetap memenuhi standar teknis dan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 94


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

mensosialisasikannya kepada para tukang dan masyarakat/pemakai.


b. Peningkatan peran serta dunia usaha dalam pengelolaan
sampah melalui penerapan pola 3R serta peningkatan mendorong
aktivitas pengolahan sampah menjadi kompos secara terdesentrali-
sasi oleh pihak swasta di tiap desa/kecamatan di seluruh wilayah
Kabupaten Tabanan.
c. Peningkatan peran serta kalangan swasta yang mengintegrasikan
perencanaan sistem drainase yang terpadu dalam
pembangunan/pengembangan kawasan permukiman.

5.2.5 Pemberdayaan Masyarakat, Jender dan Kemiskinan


Pemberdayaan pada dasarnya merupakan suatu proses yang dijalankan
dengan kesadaran dan partisipasi penuh dari para pihak untuk meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas masyarakat sebagai sumberdaya pembangunan. Hal ini
ditekankan dalam kebijakan umum dalam pembangunan sektor sanitasi adalah
pengutamaan jender dalam perencanaan dan pembangunan sanitasi serta
melibatkan masyarakat miskin secara aktif dalam proses pengambilan
keputusan. Program kegiatan pemberdayaan masyarakat, aspek jender dan
kemiskinan adalah sebagai berikut :
a. Pemberdayaan kelompok strategis dan lembaga masyarakat yang
sudah ada di wilayah-wilayah yang selama ini sudah menjadi pioner
di bidang sanitasi maupun wilayah prioritas rawan sanitasi.
b. Penyiapan dan pembangunan fisik di wilayah prioritas atau daerah
pilot dengan melibatkan seluruh potensi masyarakat, KSM dan
lembaga yang telah ada dengan tetap mengacu pada pengarusutamaan
jender dan kesetaraan sosial.
c. Pembelajaran antar komunitas, dengan mendiseminasikan
pengalaman di daerah pilot dengan mengembangkan pembelajaran
sanitasi antar komunitas. Materi dan informasi bisa dibuat sendiri
oleh masyarakat, sehingga dimulai proses pembelajaran satu dengan
yang lain dengan munculnya para cahampoin sanitasi.

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 95


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

d. Replikasi di wilayah-wilayah lain sekitar daerah pilot atau


wilayah lain yang membutuhkan.
e. Pelibatan masyarakat dalam monitoring, evaluasi dan perbaikan
program dari data-data dan input yang diperoleh selama masa
monitoring.

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 96


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

BAB VI
PEMANTAUAN DAN EVALUASI SANITASI

6.1 Gambaran Umum Struktur Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi


Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan alat manajemen untuk
meningkatkan transparansi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sanitasi untuk
mencapai keseluruhan tujuan sanitasi. Dalam konteks yang lebih luas, SSK
merupakan langkah penting yang membantu pencapaian tujuan Millennium
Development Goals (MDGs), terutama Tujuan 10 yang menetapkan pengurangan
hingga separuh populasi Indonesia yang tanpa akses berkelanjutan untuk
memperoleh air bersih yang aman dan sanitasi dasar pada Tahun 2015.
Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi Kota membahas seluruh strategi
pemantauan dan evaluasi untuk sektor sanitasi kota. Monitoring dan evaluasi
(monev) merupakan alat pengendalian manajemen guna meningkatkan
akuntabilitas perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan
dan pengelolaan sektor sanitasi. Dalam konteks manajemen, proses monitoring
dan evaluasi merupakan bagian tidak terpisahkan dari upaya mewujudkan tujuan
yang hendak dicapai. Dengan adanya kegiatan monitoring dan evaluasi maka
hambatan-hambatan dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan sektor sanitasi dapat secara dini dimonitor sehingga
umpan balik untuk perbaikan proses tersebut dapat segera dilaksanakan, sehingga
hasil yang diharapkan dari proses perencanaan maupun pelaksanaan dapat
tercapai.
Monitoring dilakukan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan/
implementasi, sedangkan evaluasi dilakukan setelah implementasi. Hasil
monitoring adalah simpulan-simpulan tentang ketepatan hasil dan waktu
perencanaan sehingga wujud akhir dari hasil monitoring adalah berupa
rekomendasi.

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 97


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

Rekomendasi pada umumnya berkaitan dengan 3 hal yaitu pembenahan


metode, percepatan proses dan perubahan pelaksanaan. Rekomendasi
pembenahan metode pelaksanaan dilakukan jika dalam proses ternyata
pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana ; metode percepatan proses
pelaksanaan diberikan jika pelaksanaannya lebih lambat dari target waktu yang
direncanakan, bahkan terkadang rekomendasi bisa sampai pada hal yang
fundamental yaitu pemberhentian pekerjaan karena tingkat penyimpangan
pekerjaan sangat besar. Hasil evaluasi adalah simpulan-simpulan tentang tingkat
efektivitas dan efisiensi pelaksanaan. Evaluasi efektivitas dilakukan untuk melihat
ketepatan hasil melalui pembandingan hasil dengan target rencana. Sedangkan
evaluasi efisiensi dilakukan untuk melihat tingkat kehematan pemanfaatan sumber
daya melalui pembandingan realisasi pemanfaatan sumber daya dengan rencana
pemanfaatan sumber daya.
Metode yang diterapkan dalam monitoring dan evaluasi disesuaikan dengan
sasaran dan kategori monev sebagai berikut :
a. Monev proses perencanaan menggunakan metode partisipatif, monev
dilakukan bersama dengan semua stakeholder yang terlibat. Disamping itu
juga menggunakan metodologi kajian dokumen yang relevan.
b. Monev implementasi menggunakan metode pengamatan langsung.
c. Monev manfaat menggunakan metode survey, interview dan kajian dokumen.

6.2 Struktur Kelembagaan untuk Pemantauan dan Evaluasi Sanitasi


Pembagian peran dan tanggungjawab dalam pelaksanaan monitoring dan
evaluasi disesuaikan dengan kedudukan institusi formal dan informal, waktu
pelaksanaan regular dan insidentil, jenis kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pemanfaatan dan pemeliharaan.
Institusi formal adalah SKPD Pemerintah Kabupaten Tabanan yang
mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan monitoring dan evaluasi
kegiatan masing-masing SKPD, seperti Dinas Pekerjaan Umum, Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), Diskoperindag dan UKM, Dinas
Kebersihan dan Pertamanan (DKP), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 98


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

(Bappeda), Dinas Kesehatan, Kantor Lingkungan Hidup, Bagian Ekdalbang,


Bagian Humas dan Protokol, Bagian Hukum, Perguruan Tinggi. Sedangkan
institusi informal adalah institusi yang melaksanakan tugas monitoring dan
evaluasi di luar SKPD dalam hal ini Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan yang
bertanggung jawab atas koordinasi kegiatan monitoring dan evaluasi kemajuan
sanitasi.
Pokja Sanitasi adalah lembaga ekstra-struktural yang dibentuk berdasarkan
Surat Keputusan Bupati, dan bertanggung-jawab atas semua aspek sanitasi,
termasuk koordinasi, fasilitasi, diseminasi dan monev. Lembaga ini bertugas
menyiapkan kebijakan, strategi, dan program pembangunan sanitasi serta
mengkoordinasikan upaya percepatan pencapaian target dan sasaran rencana
pembangunan sanitasi. Tugas khusus Pokja Sanitasi yang terkait monev adalah:
a. Koordinasi semua kegiatan yang terkait dengan evaluasi kebijakan,
strategi dan program sanitasi kota untuk memastikan bahwa instrumen
yang digunakan banyak membantu pencapaian sasaran, visi dan tujuan.
b. Evaluasi kinerja sektor yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan
sanitasi, untuk memastikan bahwa sasaran Rencana Tindak SSK sudah
tercapai.
Tugas pertama memerlukan dua kegiatan penting monitoring, yakni
monitoring proses perencanaan, untuk memastikan bahwa proses perencanaan
sanitasi sudah berjalan efektif dalam mencapai sasaran. Yang kedua adalah
monitoring manfaat sanitasi umum dengan memakai indikator sanitasi yang
didefinisikan dengan jelas, untuk mengukur kecenderungan jangka panjang dan
perubahan serta memberikan panduan untuk penyesuaian yang diperlukan.
Tugas kedua terfokus untuk memastikan bahwa dinas-dinas terkait
melaksanakan proyek sanitasinya sesuai rencana, dan memerlukan pengumpulan
informasi spesifik proyek sanitasi dari masing-masing dinas dan menyajikannya
dalam laporan. Ini adalah monitoring pelaksanaan SSK (keluaran dan hasil). Pokja
Sanitasi Kabupaten Tabanan bertanggung jawab atas koordinasi monitoring
proses perencanaan sanitasi dan evaluasi perencanaan pembangunan sanitasi.
Dalam rangka melakukan Monev ini. Pokja sanitasi mengikuti tahapan-tahapan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 99


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

perencanaan dan selalu membuat catatan tentang hasil monev di masing-masing


tahapan. Selain itu jika pada tahapan tertentu ditemukan minimnya kuantitas
maupun kualitas usulan pembangunan sanitasi, pokja sanitasi harus memberikan
masukan tentang usulan yang dapat disampaikan oleh SKPD tertentu.
Secara rinci langkah-langkah dalam monev proses akan sebagai berikut :
a. Pokja Sanitasi Kabupaten Tabanan akan menyiapkan instrumen untuk
monev proses selanjutnya memberikan masukan dan menyampaikan
instrumen kepada SKPD termasuk Bappeda yang mempunyai tupoksi
untuk monev tentang bagaimana melaksanakan monev proses.
b. Bappeda akan melaksanakan monev proses, melaporkannya sesuai
dengan prosedur yang berlaku. Bilamana dalam pelaksanaan ditemukan
masalah terkait dengan proses maka selain dilaporkan kepada Kepala
Bappeda juga perlu dilaporkan kepada Pokja Sanitasi.
c. Pokja Sanitasi akan membahas dan mencarikan jalan keluar dan
kemudian memberikan usulan dan masukan kepada SKPD terkait
tentang pemecahannya. Dalam keadaan tertentu Pokja harus melakukan
tindakan untuk memecahkan masalah tersebut. Contoh perlunya
advokasi untuk para pengambil keputusan dan politisi di Kabupaten
Tabanan, karena adanya muatan politis dalam penetapan prioritas
area/lokasi maupun program kegiatan.
d. Laporan akan mengikuti jalur monev yang sudah ada.

6.3 Pemantauan Strategi Sanitasi Kota


6.3.1 Pemantauan Stratejik
Tujuan utama Monev proses perencanaan sanitasi adalah untuk
menetapkan kerangka untuk mengukur efektivitas proses perencanaan sanitasi;
untuk melihat apakah masyarakat atau SKPD sudah mengusulkan kegiatan-
kegiatan yang berkaitan dengan sanitasi. Fokus strategi Monev proses akan
diletakkan pada pendokumentasian pengembangan dan perubahan proses,
identifikasi pelajaran yang ditarik, dan pencantuman pelajaran ini ke dalam
program selanjutnya/siklus proyek. Pendokumentasian proses penting artinya

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 100


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

karena memungkinkan replikasi dan peningkatan proses SSK di kota-


kota/daerah/propinsi lain, yang selanjutnya penting dalam mencapai keseluruhan
tujuan sanitasi nasional dan regional. Pokja Sanitasi Kota Surakarta akan
mengembangkan suatu daftar lengkap yang harus dimonitor, antara lain:
• Pedokumentasian proses perencanaan dan prioritas di tingkat lebih rendah
ke dalam SSK. SSK harus menyertakan prioritas kelurahan, dan dengan
jelas mengidentifikasi sampai sejauh mana SSK mampu mengatasi konflik
antara tujuan masyarakat dan tujuan kota.
• Tingkat dan keberhasilan kordinasi mekanisme perencanaan sanitasi.
• Penyebaran metodologi SSK (pendekatan dan hasil) secara internal –
dalam batas kota.
• Penyebaran metodologi SSK keluar batas kota.
• Partisipasi dalam peningkatan kegiatan SSK di kota lain.

Instrumen untuk Monev Perencanaan yang ada dan dapat dipergunakan


adalah :
• Rekapitulasi usulan kegiatan kelurahan, kecamatan dan SKPD
• RKA – SKPD
• RAPBD dan Rancangan Penjabarannya
• DPA – SKPD

Instrumen tersebut untuk melihat apakah masyarakat atau SKPD sudah


mengusulkan kegiatan-kegiatan pembangunan sanitasi, dan SKPD telah
mengakomodasikannya kedalam rencana. Namun demikian, instrumen-instrumen
itu saja belum cukup untuk melihat kualitas proses dari seluruh proses
perencanaan program sanitasi. Oleh sebab itu, Pokja Sanitasi Kota akan
menetapkan dulu kerangka kerja monitoring proses, dengan langkah pertama
adalah identifikasi proses mana yang perlu dimonitor, juga identifikasi beberapa
indikator proses yang sederhana. Namun demikian, instrumen-instrumen itu saja
belum cukup untuk melihat kualitas proses dari seluruh proses perencanaan
program sanitasi. Oleh sebab itu, Pokja Sanitasi akan menetapkan dulu kerangka

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 101


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

kerja monitoring proses, dengan langkah pertama adalah identifikasi proses mana
yang perlu dimonitor, juga identifikasi beberapa indikator proses yang sederhana.
Prosedur yang diusulkan untuk melakukan ini adalah sebagai berikut:
• Membuat daftar proses-proses utama yang harus dimonitor dan kenapa;
• Mengidentifikasi indikator sederhana untuk mengukur setiap proses ini;
• Mengamati proses utama dan memakai indikator untuk monitoring dan
evaluasinya;
• Menganalisis temuan;
• Memutuskan tindakan apa yang diperlukan untuk mengubah proses
sebagai akibat temuan tersebut;
• Melakukan tindakan.

6.3.2 Pemantauan Pelaksanaan


Tujuan utama monev pelaksanaan program sanitasi/Rencana Tindak SSK,
adalah untuk menetapkan kerangka monitoring dan pelaporan kemajuan
proyek/program yang dilaksanakan oleh SKPD terkait sebagai bagian dari
implementasi Rencana Tindak SSK. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada
saat implementasi kegiatan/program pembanguan ditujukan untuk melihat
kesesuaian antara rencana awal dengan hasil yang dicapai dan kesesuaiannya
dengan tujuan dan sasaran, serta melihat masalah yang dihadapi pada saat
implementasi. Ada 3 unsur dalam monev ini, yaitu masyarakat, media dan SKPD.
Masyarakat memonitor dan mengevaluasi kegiatan yang dilakukan oleh
masyarakat sendiri. Sedangkan media terlibat dalam monev insidentil yang
muncul sewaktu-waktu di lapangan. Mekanisme keterlibatan media diatur oleh
Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Tabanan. Keluhan
masyarakat dapat disampaikan melalui melalui radio atau melalui surat kabar
Koran Nusa atau Harian Denpasar Post, ataupun melalui internet dengan alamat
website Pemda Tabanan. Tanggapan dari SKPD yang terkait akan diorganisir oleh
Bagian Humas melalui dialog interaktif menggunakan media tersebut.
Di samping itu, monev implemetasi kegiatan juga dilakukan secara rutin
melalui dokumen pelaporan realisasi fisik dan keuangan masing-masing kegiatan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 102


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

di masing-masing SKPD, atau yang biasa dikenal dengan RFK berdasarkan DPA
SKPD. Monev ini yang diselenggarakan oleh Bappeda Kabupaten Tabanan.
Monev juga dilakukan pada saat atau pasca pelaksanaan kegiatan oleh Badan
Pengawas Keuangan Daerah.
Memperhatikan monev implementasi program pembangunan kota saat ini,
maka pengintegrasian monev untuk implementasi pembangunan sanitasi
tampaknya tidak akan mengalami kesulitan yang berarti. Informasi yang
terkumpul dari masing-masing SKPD dipakai untuk mengukur pelaksanaan
proyek sesuai indikator kinerja yang jelas. Di dalam project digest hal ini telah
diidentifikasikan. Pencapaian kinerja diukur bukan dari apa yang telah dibangun
melainkan dari apakah tujuan program/proyek telah tercapai. Dengan kata lain
bahwa kinerja menunjukkan pencapaian tujuan proyek, bukan keluaran proyek.
Disamping itu, hal penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh SKPD
terkait adalah mengintegrasikan hasil-hasil monev implementasi program sanitasi
ini kedalam siklus perencanaan pembangunan sanitasi berikutnya guna
memperbaiki kualitas pembangunan sanitasi. Selain itu, hasil dari monev
implementasi ini juga dapat mencerminkan kinerja dari SKPD yang bertanggung
jawab untuk sektor sanitasi, dan mencerminkan kemampuan dari para staf yang
ada di lingkup SKPD tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil ini
dapat menjadi indikasi adanya kebutuhan peningkatan kapasitas di SKPD
tersebut.

6.3.3 Pemantauan terkait Pengambilan Keputusan


Pemantauan terkait pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan dengan
melakukan monitoring manfaat sanitasi secara umum. Tujuan diadakannya
monitoring manfaat adalah untuk menetapkan kerangka kerja pengumpulan,
analisis dan penyebaran informasi yang akurat dan dapat di akses, mengenai
penyediaan layanan sanitasi dan kondisi kesehatan lingkungan, dengan memakai
sekumpulan set indikator yang diidentifikasi dengan jelas dan dapat diukur. Data
ini akan bermanfaat sebagai dasar analisis efektivitas kebijakan, strategi dan
program sanitasi.

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 103


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

Fokus dari pemantauan sanitasi kota secara umum adalah penetapan


prosedur untuk pembaharuan dan pelaporan informasi dasar yang ada. Buku Putih
Sanitasi Kota dan informasi EHRA – secara berkala agar otoritas kota mempunyai
gambaran yang akurat mengenai perkembangan sektor sanitasi dan pengaruhnya
pada warga dan lingkungan kota. Informasi ini akan digabungkan dengan
informasi dari tingkat kelurahan, kecamatan dan kota. Setiap sub-kategori akan
mempunyai sejumlah indikator yang dicantumkan karena dapat memberi
informasi yang berguna mengenai kecenderungan umum dalam sektor sanitasi
bagi para pengambil-keputusan. Contohnya, indikator untuk akses sanitasi yang
lebih baik adalah sama dengan indikator sanitasi MDGs, jadi pemerintah kota bisa
membandingkannya dengan kemajuan nasional dan internasional. Indikator lain
berdasarkan pada rancangan SPM yang diusulkan dan yang harus diikuti oleh
pemerintah kota.

6.4 Pendokumentasian
Fokus strategi monev akan diletakkan pada pendokumentasian
pengembangan dan perubahan proses, identifikasi pelajaran yang ditarik, dan
pencantuman pelajaran ini kedalam program selanjutnya atau siklus proyeksi.
Pendokumentasian proses penting artinya karena memungkinkan replikasi dan
peningkatan proses SSK dikota-kota/daerah/propinsi lain, yang selanjutnya
penting dalam mencapai keseluruhan tujuan sanitasi nasional dan regional.

6.5 Evaluasi Strategi Sanitasi Kota


Strategi Sanitasi Kota (SSK) merupakan suatu instrumen untuk
meningkatkan perencanaan dan implementasi kegiatan-kegiatan sanitasi dalam
upaya untuk mencapai sasaran-sasaran pembangunan sanitasi kota. Strategi
Sanitasi Kabupaten Tabanan (SSK) merupakan suatu dokumen perencanaan yang
bersifat strategis untuk meningkatkan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten
Tabanan.
Evaluasi adalah penilaian tentang bagaimana program dijalankan, apakah
proses dan dampaknya sudah sesuai dengan yang diharapkan, menelaah faktor-

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 104


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

faktor yang dihadapai dan faktor-faktor pendukung yang dimiliki untuk mencapai
tujuan.
Adapun tujuan khusus evaluasi adalah :
1. Memberikan gambaran umum evaluasi pembangunan sanitasi Kabupaten
Tabanan,
2. Memberikan pedoaman evaluasi proses perencanaan pembangunan
sanitasi,
3. Memberikan pedoman evaluasi proses pelaksanaan pembangunan sanitasi,
4. Memberikan pedoman evaluasi manfaat dan dampak pembangunan
sanitasi bagi Kabupaten Tabanan.

Strategi evaluasi dalam pengembangan sanitasi Kabupaten Tabanan


dilakukan oleh berbagai pihak yang dapat dikelompokkan menjadi:
a. Evaluasi partisifatif yang dilakukan oleh masyarakat di lokasi
pengembangan sanitasi;
b. Evaluasi internal yang dilakukan oleh kelompok kerja (POKJA)
sanitasi di semua bagian dan tingkatan;
c. Evaluasi eksternal yang dilakukan oleh pihak-pihak selain (a) dan (b);
d. Evaluasi khusus yang dilakukan oleh tim khusus yang disewa oleh
Pemerintah Kabupaten.

Strategi evaluasi pengembangan sanitasi disusun sebagai upaya secara


sistematis dalam rangka pengendalian kegiatan pembangunan sektor sanitasi di
Kabupaten Tabanan agar mencapai sasaran yang diharapkan secara tepat waktu,
tepat jumlah, tepat biaya, tepat mutu, dan tepat sasaran. Strategi evaluasi
pengembangan sanitasi Kabupaten Tabanan meliputi tiga kategori yaitu :
1. Strategi evaluasi untuk proses perencanaan dan kegiatan lain yang
berorientasi proses,
2. Strategi evaluasi untuk implementasi program pembangunan sanitasi atau
rencana tindak SSK,
3. Strategi evaluasi untuk manfaat dan dampak pembangunan sanitasi kota.

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 105


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

Kegiatan evaluasi dilakukan melalui Rapat Evaluasi, yang dihadiri oleh :


 Tingkat Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
 Tingkat Kuasa Pengguna Anggaran
 Tingkat Pengguna Anggaran
 Tingkat Pemerintah Kota

Rapat evaluasi Tingkat Pemerintah Kota diselenggarakan tiap akhir Triwulan,


dalam rapat evaluasi diperiksa antara lain :
 Ketaatan pelaporan
 Realisasi pelaksanaan tender
 Jumlah sisa tender
 Realisasi kemajuan pekerjaan
 Permasalahan
 Foto visual

6.6 Pelaporan
Pokja sanitasi Kabupaten Tabanan akan memutuskan frekuensi/tipe
pelaporan yang diperlukan, juga bagaimana umpan balik proses musrenbang yang
dilakukan oleh pemangku kepentingan. Hal ini akan dibahas kemudian setelah
Pokja memutuskan instrumen yang akan digunakan. Selain laporan, Pokja
Sanitasi mempergunakan media massa baik cetak maupun elektronik untuk
menyampaikan hasil monev kepada masyarakat dan membuka kesempatan kepada
masyarakat untuk memberikan masukan kepada Pokja sebagai umpan balik.
Disamping itu Pokja akan mengadakan “suatu acara pengetahuan sanitasi” dua-
tahunan, diamana pengalaman dalam proses perencanaan sanitasi dianalisis dan
dibahas dalam acara yang diselenggarakan dan difasilitasi dengan tepat.
Jenis Laporan yang disusun meliputi :
 Laporan Kemajuan Fisik Kegiatan
 Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan
 Jadwal Waktu (Curva S)
 Laporan Pengadaan Barang dan Jasa

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 106


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

 Laporan Sisa Tender dan Sisa SPM


 Laporan Permasalahan
 Laporan Foto Visual
Para pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan monitoring dan evaluasi
adalah :
1. Kontraktor
2. Konsultan
3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
4. Kuasa Pengguna Anggaran
5. Pengguna Anggaran
6. Kepala Bappeda

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 107


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

BAB VII
PENUTUP

Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan merupakan gambaran kebutuhan


pembangunan sanitasi dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat demi
mewujudkan TABANAN SERASI (Sejahtera, Aman dan Berprestasi). Selama ini
pembangunan sektor sanitasi dilaksanakan oleh masing-masing instansi yang
memiliki kewenangan, sehingga seringkali kegiatan yang dilaksanakan tidak
bersinergis antara satu dengan lainnya. Permasalahan tersebut ditambah lagi
dengan minimnya anggaran daerah untuk pengembangan kegiatan sector sanitasi
yang hanya 1,81% baik penyediaan infrastruktur, penyiapan sumber daya manusia
maupun kampanye perubahan prilaku masyarakat. Permasalahan tersebut diatas
merupakan tantangan yang dihadapi yang akan coba dijawab melalui penyusunan
buku Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan.
Selama ini Kabupaten Tabanan menghadapi permasalahan infrastruktur
dimana jumlah dan kualitasnya terbatas dan bahkan belum pernah dibangun.
Kondisi ini diperparah dengan tidak tersedianya sumber daya manusia yang
memiliki keterampilan yang dibutuhkan serta masih adanya ego sektoral antar
instansi yang berwenang. Selain hal tersebut, prilaku masyarakat juga
berkontribusi pada pelaksanaan pembangunan sanitasi yang baik. Masih banyak
masyarakat beranggapan sanitasi merupakan kebutuhan sekunder atau hanya
bersifat pelengkap dan terkadang mereka berpikir bagaimana agar tidak terlihat
oleh mata mereka. Dengan pemahaman tersebut terkadang masyarakat dengan
seenaknya melakukan pembuangan limbah dan sampah sembarangan yang tanpa
disadarinya justru merugikan dirinya dan orang lain. Sebagai contoh masih
banyaknya masyarakat membuang sampah dan limbahnya ke saluran drainase
yang berakibat penyempitan dan penyumbatan saluran yang berujung pada banjir
di daerah tersebut.
Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan ini merupakan upaya
mensinergiskan pembangunan sanitasi menuju terwujudnya masyarakat Tabanan

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 108


Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan 2011

yang sehat 2015. Target yang ingin dicapai adalah perubahan prilaku masyarakat
serta peran serta mereka dalam penjagaan kualitas lingkungan mereka. Target
lainnya adalah menambah sarana dan prasarana guna menjawab tantangan
buruknya kualitas pelayanan sanitasi. Dari segi pendanaan, target yang ingin di
capai adalah keterlibatan swasta dalam pengelolaan sanitasi serta pemanfaatan
dana CSR dan atau dana lain yang dapat menunjang pembangunan sanitasi. Dari
segi pengelolaan, koordinasi antar instansi dan peningkatan kemampuan
sumberdaya manusia adalah kebutuhan untuk menunjang perencanaan yang telah
disusun.
Sebagai tindak lajut penyusunan buku Strategi Sanitasi Kabupaten Tabanan
ini, akan disusun Memorandum Program di tahun 2011. Memorandum program
ini dimaksudkan untuk menyusun rencana tindak berdasarkan strategi yang telah
dibuat pada SSK. Melalui penyusunan dokumen tersebut diharapkan peningkatan
kualitas hidup masyarakat dengan pengelolaan lingkungan yang baik akan
tercapai dan pembangunan sanitasi di Kabupaten Tabanan akan lebih terintegrasi
dan terarah menuju TABANAN SERASI (SEJAHTERA AMAN DAN
BERPRESTASI).

POKJA SANITASI KABUPATEN TABANAN 109

Anda mungkin juga menyukai