Anda di halaman 1dari 7

Sensus Penduduk

Data sensus yang dikumpulkan meliputi karakteristik demografi, ketenagakerjaan, dan sosial budaya.
Karakteristik demografi yang dikumpulkan adalah mengenai kelahiran, kematian, dan migrasi, serta
riwayat kelahiran dan kematian anak dari wanita pernah kawin. Data yang dihimpun pada bidang
ketenagakerjaan mencakup lapangan usaha, jenis pekerjaan, dan status pekerjaan. Sedangkan data sosial
budaya mencakup tingkat pendidikan, kondisi tempat tinggal, dan kegiatan penduduk lanjut usia (lansia).

Data-data yang diperoleh dari sensus tersebut digunakan untuk perencanaan pembangunan di berbagai
bidang. Hal tersebut sangat berperan penting untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan,
baik di bidang kependudukan, sosial budaya, dan ketenagakerjaan.

Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:

1. De facto

Sensus de facto yaitu cara menghitung jumlah penduduk terhadap warga yang ditemukan pada saat
pencacahan berlangsung, walaupun orang tersebut bukan warga asli pada wilayah yang sedang diadakan
sensus.

2. De jure

Sensus de jure dilakukan dengan cara melakukan penghitungan terhadap warga penduduk asli dari
daerah yang sedang dilakukan sensus. Jadi, andaikataditemukan orang yang bukan asli penduduk di sana
pada saat sensus, maka tidak dimasukkan dalam penghitungan. Untuk membedakan antara penduduk
asli dan bukan asli ialah dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) atau Kartu Keluarga (KK).

Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:

1. Metode Canvasser,

yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi tempat tinggal penduduk dan mengisi daftar
pertanyaan. Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih terjamin kelengkapannya dan penduduk
sulit untuk memalsukan data. Sedangkan kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama
karena jumlah petugas yang terbatas dan wilayah yang luas.
2. Metode Householder,

yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar pertanyaan dilakukan oleh penduduk sendiri.
Kelebihan cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih cepat karena petugas tidak harus mendata satu
per satu penduduk. Daftar pertanyaandapat dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan
kekurangannya adalah data yang diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan
penduduk tidak mengisi data sesuai dengan kondisi sebenarnya.

Keunggulan dan kelemahan sensus de jure

Keunggulan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah penduduk yang betulbetul memiliki bukti kependudukan
secara sah dalam sistem pemerintahan.

2. Pelaksanaan sensus tidak harus bersamaan waktunya dan serempak karena hanya penduduk yang
memiliki bukti kependudukan yang disensus.

3. Kemungkinan terjadinya pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat dihindari.

Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de jure, diantaranya sebagai berikut:

1. Penduduk yang tidak memiliki bukti tanda kependudukan (KTP) tidak akan tercatat sebagai
penduduk meskipun orang tersebut lahir dan tinggal di tempat tersebut.

2. Jumlah penduduk yang tercatat tidak sesuai dengan jumlah penduduk yang sebenarnya.

3. Data hasil sensus apabila digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan
layanan publik tidak akurat.

Keunggulan dan kelemahan sensus de facto

Keunggulan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk yang tercatat adalah jumlah riil di suatu tempat.

2. Dilakukan secara serempak di setiap daerah sehingga data cepat terkumpul dan lebih cepat diolah.

3. Data yang diperoleh dapat digunakan untuk kepentingan perencanaan yang berkaitan dengan
layanan publik.

Adapun kelemahan pelaksanaan sensus de facto, diantaranya sebagai berikut:


1. Kemungkinan pencatatan dua kali atau lebih pada penduduk yang sama dapat terjadi.

2. Untuk negara kepulauan yang luas diperlukan petugas dan dana yang cukup besar karena harus
dilakukan secara serempak.

3. Bagi daerah yang mobilitas penduduknya sangat dinamis, seperti di laut, pesawat, kereta, atau
kendaraan lainnya kemungkinan tidak tercatat.

Tujuan sensus penduduk

Tujuan sensus penduduk antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui perubahan penduduk dari waktu ke waktu dalam suatu periode.

2. Mengetahui jumlah, sebaran, dan kepadatan penduduk pada setiap wilayah.

3. Mengetahui berbagai informasi tentang kependudukan, seperti angka kelahiran, kematian, migrasi,
dan berbagai faktor yang me mengaruhinya.

4. Sebagai sumber data dalam perencanaan dan penentuan kebijakan pembangunan nasional.

B. Survey Penduduk

Survei adalah salah satu metode menjaring data penduduk dalam beberapa peristiwa demografi atau
ekonomi dengan tidak menghitung seluruh responden yang ada di suatu negara, melainkan dengan cara
penarikan sampel (contoh daerah) sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut.
Sudah barang tentu sebelum menetapkan kawasan sampel itu, ditentukan dulu kriteria apa saja yang
bisa dijadikan syarat suatu wilayah bisa ditetapkan sebagai kawasan sampel survei. Setelah ditetapkan
sebagai kawasan yang bisa mewakili karakteristik negara tersebut, baru dilakukan penghitungan
terhadap seluruh responden yang ada di kawasan sampel survei itu. Proses penjaringan data tentu akan
disesuaikan dengan kebutuhan survei.

Berikut ini contoh survei yang biasa dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia:

1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), dilakukan untuk menjaring data mengenai keadaan
sosial dan ekonomi penduduk Indonesia secara keseluruhan, dengan cara mengambil sampel penelitian
pada wilayah-wilayah yang bisa mewakili karakteristik rakyat Indonesia. Hasil yang diperolehnya nanti
akan mewakili rakyat Indonesia secara keseluruhan.
2. Survei Penduduk Antar-Sensus (SUPAS), dilakukan untuk mendapatkan angka jumlah penduduk
Indonesia secara keseluruhan dan biasanya dijadikan bahan rujukan dari representasi jumlah penduduk
Indonesia dalam setiap kurun waktu tertentu.

Berdasarkan tipenya, survei demografi dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Survei bertahap tunggal (single round surveys)

Survei ini adalah survei untuk menjaring data berbagai peristiwa demografi seperti kelahiran, kematian,
dan migrasi dengan cara mengajukan pertanyaan kepada responden mengenai berbagai kejadian
demografi yang dialami di masa lalu dalam periode tertentu.

2. Survei bertahap ganda (multiround surveys)

Survei ini dilakukan oleh petugas pencacah jiwa di lapangan dengan melakukan kunjungan kepada
responden tertentu berulang-ulang untuk mencatat berbagai peristiwa demografi yang terjadi, seperti
kelahiran, kematian, atau migrasi. Tentunya kunjungan itu dilakukan dalam kurun waktu tertentu, apakah
per tahun, per dua tahun, per tiga tahun, dan seterusnya.

3. Survei bertipe kombinasi

Survei ini dilakukan dengan cara menggabungkan cara survei tahap tunggal atau ganda dengan cara
registrasi. Seperti yang diketahui, registrasi adalah proses pencatatan peristiwa demografi yang diambil
dari beberapa peristiwa penting yang terjadi. Hasil dari registrasi ini kemudian digabungkan dan
sekaligus dilakukan kros cek dengan hasil kedua jenis tipe survei di atas, yaitu survei tunggal dan ganda.

C. Registrasi Penduduk

Registrasi penduduk merupakan kumpulan berbagai keterangan dari kejadian penting yang dialami oleh
manusia, seperti data perkawinan, perceraian, perpindahan penduduk, dan kejadian-kejadian penting
lainnya yang tertulis. Semua catatan itu pada akhirnya dikumpulkan dan dipergunakan sebagai sumber
data resmi dalam penghitungan semua peristiwa demografi. Registrasi penduduk didasarkan pada
keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1977, ditujukan untuk membangun sistem pencatatan yang berlaku
menyeluruh dan seragam di wilayah Indonesia. Walaupun mungkin saja terjadi bias pada data demografi
yang terkumpul itu, karena bisa saja terjadi kesalahan penulisan data oleh responden tertentu.

Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung pada kesadaran masyarakat
untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam keluarga. Di negara-negara maju, pengumpulan data
melalui registrasi umumnya tidak menemui masalah dan hambatan. Sebaliknya di negara-negara
berkembang seperti Indonesia, umumnya data yang dicakup masih kurang lengkap karena banyak
peristiwa yang tidak dilaporkan dan data kurang rinci sehingga kurang memadai untuk berbagai analisis
kependudukan.
Soal no.2

definisi ukuran yang tepat dalam sudut pandang ilmu demografi adalah bilangan yg menunjukkan besar
satuan ukuran suatu fenomena demografi. Fenomena demografi tersebut yakni fertilitas (kelahiran),
mortalitas (kematian), perkawinan, dan migrasi (perpindahan). Tujuan dari pengukuran fenomena
tersebut adalah dinamika yang terjadi dalam penduduk dapat diketahui, dipelajari secara sistematis,
dianalisis dan dibandingkan.

Jenis-jenis Ukuran Demografi

Jenis-jenis ukuran dalam ilmu demografi dibedakan menjadi 6 jenis, yaitu:

Bilangan

Ukuran yang digunakan untuk menunjukkan jumlah absolut/mutak suatu penduduk atau suatu
kejadian/peristiwa demografi yang terjadi di daerah tertentu dalam suatu periode tertentu. Contohnya,
jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.641.326 orang.

Rate/Angka

Rate/ angka adalah jumlah kejadian/peristiwa demografi dalam suatu penduduk dalam periode tertentu
(biasanya 1 tahun) dibagi penduduk at risk selama periode tersebut.

Penduduk at risk adalah jumlah penduduk yang menanggung resiko (yang mengalami akibat langsung)
peristiwa demografi tersebut.

Rate sering diekspresikan per 100 atau per 1000 penduduk, agar lebih muda dimengerti artinya.

Rate ada 2 macam, yaitu angka kasar dan angka spesifik.

Angka kasar (Crude Rate) adalah angka yang dipakai untuk menghitung peristiwa demografi penduduk
total, termasuk yang tidak menanggung resiko dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya: CBR (Crude
Birth Rate) pada tahun 2013 di Provinsi XYZ adalah 25, artinya pada tahun 2013 ada 25 kelahiran di
Provinsi XYZ tiap 1000 penduduk.

Angka Spesifik (Specified Rate) adalah angka yang dipakai hanya untuk menghitung peristiwa demografi
penduduk yang menanggung resiko dari peristiwa demografi tersebut. Contohnya: ASFR 20-24 (Age
Specified Fertility Rate usia 20-24 tahun) pada tahun 2013 di Provinsi XYZ adalah 0,015, artinya pada
tahun 2013 ada 15 kelahiran di provinsi XYZ tiap 1000 wanita subur usia 20-24 tahun.

Ratio/ Rasio
Ukuran perbandingan satu jumlah dengan jumlah yang lainnya atau perbandingan antara dua bilangan,
misalnya satu subgrup penduduk dengan subgrup penduduk lainnya. Contoh: Sex Ratio adalah jumlah
laki-laki per 100 perempuan. Sex Ratio di provinsi XYZ pada tahun 2013 adalah 105, artinya pada tahun
2o13 ada 100 orang perempuan, ada 105 orang laki-laki.

Proporsi/Persentase

Ukuran perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya merupakan bagian dari penyebut atau
jumlah satu subgrup penduduk dibagi dengan jumlah seluruh penduduk. Bila proporsi ini dinyatakan
dalam per 100 (persen), maka proporsi pun berganti nama menjadi persentase. Oleh karena itu,
proporsi/persentase penduduk analoginya mirip dengan Crude Rate yang telah dibahas sebelumnya.

Konstanta/Bilangan Konstan

Bilangan tetap -biasanya 100, 1000 atau 100.000- dimana rate , ratio, atau proporsi dapat dikalikan untuk
menggambarkan ukuran-ukuran dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti. Dalam rumus, bilangan
konstan biasanya ditulis sebagai “k“.

Kohor, Prevalensi, dan Insidence

Kohor adalah sekelompok penduduk yang mempunyai pengalaman waktu yang sama dari suatu
peristiwa demografi tertentu. Yang paling sering digunakan adalah kohor kelahiran. Contoh: Kohor
kelahiran menggambarkan penduduk di suatu daerah yang lahir pada tahun yang sama.

Tingkat Prevalensi Kontrasepsi adalah jumlah perempuan usia reproduksi yang menggunakan kontrasepsi
per 100 perempuan usia reproduksi.

Insidence Rate biasanya ukuran rate yang digunakan untuk analisis morbiditas (kesakitan/penyakit).
Contoh: Insidence Rate penyakit TBC di Kenya pada tahun 1996 adalah 97 per 100.000 penduduk, artinya
pada tahun 1996 ada 97 orang menderita TBC tiap 100.000 penduduk Kenya.

Soal no3

Robert Malthus lahir di Ruckery-St. Catherina Inggris pada tanggal 14 Februari 1766 dan meninggal pada
tanggal 23 Desember 1834. Ia seorang ahli ekonomi yang tergolong ekonomi Mazhab Klasik bersama-
sama Adam Smith. Ajaran-ajarannya banyak mempengaruhi pemikiran ekonom lainnya seperti Ricardo,
di mana perkembangan ekonomi diasumsikan cukup suram itu berpengaruh besar pada abad ke-19.
Dalam ilmu geografi ekonomi dan populasi nama dia juga dikenal sebagai seorang pelopor yang
mengukir pada mazhab geografi tersebut. Selain itu nama Malthus kemudian diabadikan juga dalam
istilah ”neomalthusianisme”. Adapun teori Malthus tentang ledakan penduduk ditulis dalam bukunya An
Essay on the Principles of Population (1798).
Dalam teorinya tersebut Malthus berpendapat, bahwa:

a. Masyarakat manusia akan tetap miskin karena terdapat kecenderungan pertambahan penduduk
berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.

Teori Malthus

Teori Malthus

b. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga pelipat-gandaan jumlah
penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih
lambat, yankni menurut deret hitung atau deret tambah.

c. Melalui tindakan pantang seksual/pantangan kawin, perang, bahaya kelaparan, dan bencana alam,
jumlah penduduk setiap kali memang diusahakan sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun
cara itu tidak cukup untuk meningkatkan kehidupan masarakat sampai di atas batas minimum.

Anda mungkin juga menyukai