Anda di halaman 1dari 19

1.

Immunodefisiensi

Definisi
Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan
responimun normal. Keadaan ini dapat terjadi secara primer, yang pada
umumnyadisebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan, serta secara sekunder
akibatpenyakit utama lain seperti infeksi, pengobatan kemoterapi, sitostatika,
radiasi,obat-obatan imunosupresan (menekan sistem kekebalan tubuh) atau pada
usialanjut dan malnutrisi (Kekurangan gizi).

http://www.scribd.com/doc/30849008/askep-ImunodefisiensiRespon imun
berkurang / tidak mampu melawan infeksi secara adekuat.
Adi Brewijaya, SH, S.Kep. 201

Gejala
Patologi Robin Kumar edisi ke 7. 2008.

1)Agammaglobulinemia X-Linked

Agammaglobulinemia X-linked (agammaglobulinemia Bruton) hanya menyerang


anak laki-lakidan merupakan akibat dari penurunan jumlah atau tidak adanya
limfosit B serta sangat rendahnya kadar antibodi karena terdapat kelainan pada
kromosom X .
Bayi akan menderita infeksi paru-paru, sinus dan tulang, biasanya karena bakteri
(misalnya Hemophilus danStreptococcus) dan bisa terjadi infeksi virus yang tidak
biasa di otak . Tetapi infeksi biasanya baru terjadi setelah usia 6 bulan karena
sebelumnya bayi memiliki antibody perlindungan di dalam darahnya yang berasal
dari ibunya. Jika tidak mendapatkan vaksinasipolio, anak-anak
bisa menderita polio. Mereka juga bisa menderita artritis.
-Suntikan atau infus immunoglobulin diberikan selama hidup penderita agar
penderita memiliki antibodi sehingga bisa membantu mencegah infeksi.Jika terjadi
infeksi bakteri diberikan antibiotik. Anak laki-laki penderita agammaglobulinemia
X-linked banyak yang menderita infeksi sinus dan paruparu menahun dan
cenderung menderita kanker.

2) Common variable immunodeficiency

Immunodefisiensi yang berubah-ubah terjadi pada pria dan wanita pada usia
berapapun, tetapi biasanya baru muncul pada usia 10-20 tahun
Penyakit ini terjadi akibat sangat rendahnya kadar antibodi meskipun jumlah
limfosit Bnya normal.
Pada beberapa penderita limfosit T berfungsisecara normal, sedangkan pada
penderita lainnya tidak.Sering terjadi penyakit autoimun, seperti penyakit
Addison,tiroiditis dan artritis rematoid .Biasanya terjadi diare dan makanan pada
saluran pencernaan tidak diserap dengan baik .Suntikan atau infus immunoglobulin
diberikan selama hidup penderita. Jika terjadi infeksidiberikan antibiotik.

3)Kekurangan Anti Bodi Selektif

Pada penyakit ini, kadar antibodi total adalah normal, tetapi terdapat kekurangan
antibodi jenistertentu. Yang paling sering terjadi adalah kekurangan IgA. Kadang
kekurangan IgA sifatnya diturunkan, tetapi penyakit ini lebih sering terjadi tanpa
penyebab yang jelas.
Penyakit ini jugabisa timbul akibat pemakaian fenitoin (obat anti kejang). Sebagian
besar penderita kekuranganIgA tidak mengalami gangguan atau hanya mengalami
gangguan ringan, tetapi penderita lainnya bisa mengalami infeksi pernafasan
menahun dan alergi. Jika diberikan transfusi darah,plasma atau immunoglobulin
yang mengandung IgA, beberapa penderita menghasilkan antibodi anti-IgA, yang
bisa menyebabkan reaksi alergi yang hebat
ketika mereka menerimaplasma atau immunoglobulin berikutnya. Biasanya tidak
ada pengobatan untuk kekurangan IgA.Antibiotik diberikan pada mereka yang
mengalami infeksi berulang.

4) Penyakit Imunodesfisiensi yang berat

Penyakit immunodefisiensi gabungan yang berat merupakan penyakit


immunodefisiensi yang paling serius. Terjadi kekurangan limfosit B dan antibodi,
disertai kekurangan atau tidakberfungsinya limfosit T, sehingga penderita tidak
mampu melawan infeksi secara adekuat.Sebagian besar bayi akan mengalami
pneumonia dan thrush (infeksi jamur di mulut ); diare biasanya baru muncul pada
usia 3 bulan. Bisa juga terjadi infeksi yang lebih serius, seperti pneumonia
pneumokistik . Jika tidak diobati, biasanya anak akan meninggal pada usia 2
tahun.Antibiotik dan immunoglobulin bisa membantu, tetapi tidak menyembuhkan.
Engobatan terbaik adalah pencangkokan sumsum tulang atau darah dari tali pusar.

5) Sindroma Wiskot-A
ldrichSindroma Wiskott-Aldrich hanya menyerang anak laki-laki dan
menyebabkan eksim, penurunan jumlah trombosit serta kekurangan limfosit T dan
limfosit B yang menyebabkan terjadinya infeksi berulang. Akibat rendahnya
jumlah trombosit, maka gejala pertamanya bisa berupakelainan perdarahan
(misalnya diare berdarah ).
Kekurangan limfosit T dan limfosit B menyebabkan anak rentan terhadap infeksi
bakteri, virusdan jamur. Sering terjadi infeksi saluran pernafasan. Anak yang
bertahan sampai usia 10 tahun,kemungkinan akan menderita kanker
(misalnya limfoma dan leukemia).

Pengangkatan limpasering kali bisa mengatasi masalah perdarahan, karena penderita


memiliki jumlah trombosit yang sedikit dan trombosit dihancurkan di dalam limpa.
Antibiotik dan infus immunoglobulinbisa membantu penderita, tetapi pengobatan
terbaik adalah dengan pencangkokan sumsumtulang.

6) Ataksia Telangiektasia

Ataksia-telangiektasia adalah suatu penyakit keturunan yang menyerang sistem


kekebalan dansistem saraf. Kelainan pada serebelum (bagian otak yang
mengendalikan koordinasi)menyebabkan pergerakan yang tidak terkoordinasi
(ataksia). Kelainan pergerakan biasanya timbul ketika anak sudah mulai berjalan,
tetapi bisa juga baru muncul pada usia 4 tahun. Anak
tidak dapat berbicara dengan jelas, otot-ototnya lemah dan kadang terjadi
keterbelakanganmental.
Telangiektasi adalah suatu keadaan dimana terjadi pelebaran kapiler
(pembuluh darah yangsangat kecil) di kulit dan mata.
Telangiektasi terjadi pada usia 1-6 tahun, biasanya paling jelasterlihat di mata,
telinga, bagian pinggir hidung dan lengan. Sering terjadi pneumonia,
infeksi bronkus dan infeksi sinus yang bisa menyebakan kelainan paru-paru
menahun. Kelainan pada sistem endokrin bisa menyebabkan ukuran buah zakar
yang kecil, kemandulan dandiabetes. Banyak anak-anak yang menderita kanker,
terutama leukemia, kanker otak dankanker lambung.
Antibiotik dan suntikan atau infus immunoglobulin bisa membantu mencegah
infeksi tetapitidak dapat mengatasi kelaianan saraf. Ataksiatelangiektasia biasanya
berkembang menjadikelemahan otot yang semakin memburuk,
kelumpuhan,demensia dan kematian.

7) Sindroma Hiper-IgE

Sindroma hiper-IgE (sindroma Job-Buckley ) adalah suatu penyakit


immunodefisiensi yangditandai dengan sangat tingginya kadar antibodi IgE dan
infeksi bakteri stafilokokus berulang.Infeksi bisa menyerang kulit, paruparu, sendi
atau organ lainnya. Banyak penderita yang memilikitulang yang lemah sehingga
sering mengalami patah tulang. Beberapa penderitamenunjukkan gejala-gejala
alergi, seperti eksim, hidung tersumbat dan asma. Antibiotikdiberikan secara terus
menerus atau ketika terjadi infeksi stafilokokus. Sebagai tindakanpencegahan
diberikan antibiotik trimetoprimsulfametoksazol.

8) Penyakit Granulomatosa Kronis

Penyakit granulomatosa kronis kebanyakan menyerang anak laki-laki dan terjadi


akibat kelainanpada sel-sel darah putih yang menyebabkan terganggunya
kemampuan mereka untukmembunuh bakteri dan jamur tertentu. Sel darah putih
tidak menghasilkan hidrogen peroksida,superoksida dan zat kimia lainnya yang
membantu melawan infeksi. Gejala biasanya munculpada masa kanak-kanak awal,
tetapi bisa juga baru timbul pada usia belasan tahun. Infeksi kronis terjadi pada
kulit, paruparu, kelenjar getah bening, mulut, hidung dan usus. Di sekitar
anus, di dalam tulang dan otak bisa terjadi abses. Kelenjar getah bening
cenderungmembesar dan mengering. Hati dan limpa membesar. Pertumbuhan anak
menjadi lambat.
Antibiotik bisa membantu mencegah terjadinya infeksi. Suntikan gamma
interferon setiapminggu bisa menurunkan kejadian infeksi.
Pada beberapa kasus, pencangkokan sumsum tulangberhasi menyembuhkan penyakit ini.

9) Hipogammaglobulin sementara pada bayi

Pada penyakit ini, bayi memiliki kadar antibodi yang rendah, yang mulai terjadi
pada usia 3-6bulan. Keadaan ini lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang lahir
prematur karena selamadalam kandungan, mereka menerima antibodi ibunya
dalam jumlah yang lebih sedikit.
Penyakit ini tidak diturunkan, dan menyerang anak laki-laki dan anak perempuan.
Biasanya hanyaberlangsung selama 6-18 bulan. Sebagian bayi mampu membuat
antibodi dan tidak memilikimasalah dengan infeksi, sehingga tidak diperlukan
pengobatan. Beberapa bayi (terutama bayiprematur) sering mengalami infeksi.
Pemberian immunoglobulin sangat efektif untukmencegah dan membantu
mengobati infeksi. Biasanya diberikan selama 3-6 bulan. Jika perlu,bisa diberikan
antibiotik.

10) Anomali DiGeorge

Anomali DiGeorge terjadi akibat adanya kelainan pada perkembangan janin.


Keadaan ini tidakditurunkan dan bisa menyerang anak laki-laki maupun anak
perempuan. Anak-anak tidakmemiliki kelenjar thymus, yang merupakan kelenjar
yang penting untuk perkembangan limfositT yang normal. Tanpa limfosit T,
penderita tidak dapat melawan infeksi dengan baik. Segerasetelah lahir, akan
terjadi infeksi berulang. Beratnya gangguan kekebalan sangat bervariasi.Kadang
kelainannya bersifat parsial dan fungsilimfosit T akan membaik dengan
sendirinya.Anak-anak memiliki kelainan jantung dan gambaran wajah yang tidak
biasa (telinganya lebihrenadh, tulang rahangnya kecil dan menonjol serta jarak
antara kedua matanya lebih lebar ).

Penderita juga tidak memiliki kelenjar paratiroid , sehingga


kadar kalium darahnya rendah dansegera setelah lahir seringkali mengalami
kejang. Jika keadaannya sangat berat, dilakukanpencangkokan sumsum tulang.Bisa
juga dilakukan pencangkokan kelenjar thymus dari janin atau bayi baru lahir (janin
yangmengalami keguguran). Kadang kelainan jantungnya lebih berat daripada
kelainan kekebalansehingga perlu dilakukan pembedahan jantung untuk mencegah
gagal jantung yang berat dankematian. Juga dilakukan tindakan untuk mengatasi
rendahnya kadar kalsium dalam darah.

11) Kandidiasis Mukokantaneus Kronis

Kandidiasi mukokutaneus kronis terjadi akibat buruknya fungsi sel darah putih,
yangmenyebabkan terjadinya infeksi jamur C andida yang menetap pada bayi atau
dewasa muda.Jamur bisa menyebabkan infeksi mulut (thrush ) , infeksi pada kulit
kepala, kulit dan kuku.

Penyakit ini agak lebih sering ditemukan pada anak perempuan dan beratnya
bervariasi.Beberapa penderita mengalami hepatitis dan penyakit paru-paru
menahun.Penderita lainnyamemiliki kelainan endokrin (seperti
hipoparatiroidisme).Infeksi internal oleh Candida jarang terjadi. Biasanya infeksi
bisa diobati dengan obat anti-jamurnistatin atau klotrimazol. Infeksi yang lebih
berat memerlukan obat anti-jamur yang lebih kuat (misalnya ketokonazol per-oral
atau amfoterisin B intravena). Kadang dilakukan pencangkokansumsum tulang.

.
AIDS

Definisi
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu kumpulan gejala
penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan penyakit bawaan tetapi didapat
dari hasil penularan.
(Widoyono. 2005.Penyakit Tropis. Jakarta: EMS.)

Etiologi (struktur and gambar )


HIV (Human Immunodeficiency Virus), famili: retroviridae, genus:
lentivirus.Besarnya sekitar 120 nm dalam diameter (seper 120 milyar meter, kira-
kira 60kali lebih kecil dari sel darah merah) dan kasarnya "spherical"

Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah suatu infeksi oleh salah satu
dari 2 jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut
limfosit, menyebabkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dan
penyakit lainnya sebagai akibat dari gangguan kekebalan tubuh
Terdapat 2 jenis virus penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 paling
banyakditemukan di daerah barat, Eropa, Asia dan Afrika Tengah, Selatan dan
Timur.HIV-2 terutama ditemukan di Afrika Barat.
Unesa.2007
a.Virologi

Virion HIV berbentuk bulat dengan membran lipid yang dilapisi olehprotein
matriks dan ditempeli oleh tonjolan glikoprotein (gp) 120 dan41. Membran ini
mengelilingi inti protein berbentuk kerucut yangmengandung dua salinan (kopi)
genom ssRNA dan enzim virus.

-Awalnya terjadi perlekatan antara gp120 dan reseptor sel CD4 yangmemicu
perubahan konformasi pada gp120 sehingga memungkinkanpengikatan dengan
koreseptor kemokin (biasanya CCR5 atau CXCR4).Setelah itu terjadi penyatuan
pori yang dimediasi oleh gp41

-Setelah berada di dalam selCD4, salinan DNA ditranskripsi dari genom RNA oleh
enzim reverse transcriptase (RT) yang dibawa oleh virus. Ini merupakan proses
yang sangat berpotensi mengalami kesalahan.

-Selanjutnya DNA ini ditranspor ke dalam nukleus dan terintegrasi secaraacak di


dalam genom sel pejamu. Virus yang terintegrasi diketahuisebagai DNA provirus.

-Pada aktivasi sel pejamu, RNA ditranskripsi dari cetakan DNA ini danselanjutnya
translasi menyebabkan produksi protein virus.

-Poliprotein prekursor dipecah oleh protease virus menjadi enzim(misalnya RT dan


protease) dan protein struktural. Hasil pecahan ini kemudian digunakan untuk
menghasilkan partikel virus infeksius yang keluar dari permukaan sel dan bersatu
dengan membran sel pejamu.

-Virus infeksius baru (virion) selajutnya dapat menginfeksi sel yang belum
terinfeksi dan mengulang proses tersebut.

-Terdapat tiga grup (hampir semua infeksi adalah grup M) dan 10 subtipe(grup B
dominan di Eropa) untuk HIV-1.*Tiga grup dari HIV-1 telah diidentifikasi
berdasarkanekspresi genom viral yang disebut env, yaitu: M, N dan O. Grup env
Mmerupakan genom yang paling banyak ditemukan dengan 8 perbedaansubtipe
yang dipengaruhi faktor geografis, antara lain: B(di Amerika dan Eropa), A dan D
(di Afrika),C(di Afrika dan Asia).
b.Imunologi

-Selama perjalanan infeksi HIV terdapat penurunan bertahap dalam hitung sel CD4
yang bersirkulasi, yang berbanding terbalik dengan viralload plasma. Mekanisme
pasti yang mendasari penurunan ini tidaksepenuhnya dimengerti.

-Karena sel CD4 penting dalam respons imun, maka berapa punpenurunan hitung
akan menyebabkan tubuh rentan terhadap infeksi opotunistik dan tumor yang
terkait virus onkogenik (oncogenic virus-related tumour) (contoh ada di
pembahasan tentang gejala)

-Jaringan limfatik (limpa, kelenjar getah bening, tonsil/adenoid, dll)berperan


sebagai reservoir utama infeksi HIV. Virus dapat menginfeksisistem saraf secara
langsung.

(Mandal, dkk. 2006. Lecture notes penyakit infeksi. Edisi keenam. Jakarta:EMS.)
Supaya terjadi infeksi,

-virus harus masuk ke dalam sel, dalam hal ini sel darah putih yangdisebut limfosit.
Materi genetik virus dimasukkan ke dalam DNA selyang terinfeksi. Di dalam sel,
virus berkembangbiak dan pada akhirnyamenghancurkan sel serta melepaskan
partikel virus yang baru.Partikelvirus yang baru kemudian menginfeksi limfosit
lainnya danmenghancurkannya.

-Virus menempel pada limfosit yang memiliki suatu reseptor proteinyang disebut
CD4, yang terdapat di selaput bagian luar. Sel-sel yangmemiliki reseptor CD4
biasanya disebut sel CD4+ atau limfosit Tpenolong. Limfosit T penolong berfungsi
mengaktifkan dan mengatursel-sel lainnya pada sistem kekebalan (misalnya
limfosit B, makrofagdan limfosit T sitotoksik), yang kesemuanya membantu
menghancurkansel-sel ganas dan organisme asing. Infeksi HIV menyebabkan
hancurnyalimfosit T penolong, sehingga terjadi kelemahan sistem tubuh dalam
melindungi dirinya terhadap infeksi dan kanker.

-Seseorang yang terinfeksi oleh HIV akan kehilangan limfosit T penolong melalui
3 tahap selama beberapa bulan atau tahun:

a.Seseorang yang sehat memiliki limfosit CD4 sebanyak 800-1300sel/mL darah.


Pada beberapa bulan pertama setelah terinfeksi HIV, jumlahnya menurun sebanyak
40-50%. Selama bulan-bulan inipenderita bisa menularkan HIV kepada orang lain
karena banyakpartikel virus yang terdapat di dalam darah. Meskipun
tubuhberusaha melawan virus, tetapi tubuh tidak mampu meredakaninfeksi.

b.Setelah sekitar 6 bulan, jumlah partikel virus di dalam darahmencapai kadar yang
stabil, yang berlainan pada setiap penderita.Perusakan sel CD4+ dan penularan
penyakit kepada orang lain terusberlanjut. Kadar partikel virus yang tinggi dan
kadar limfosit CD4+yang rendah membantu dokter dalam menentukan orang-
orangyang beresiko tinggi menderita AIDS.

c. 1-2 tahun sebelum terjadinya AIDS, jumlah limfosit CD4+ biasanya menurun
drastis. Jika kadarnya mencapai 200 sel/mL darah, makapenderita menjadi rentan
terhadap infeksi.Infeksi HIV juga menyebabkan gangguan pada fungsi limfosit B
(limfosityang menghasilkan antibodi) dan seringkali menyebabkan
produksiantibodi yang berlebihan. Antibodi ini terutama ditujukan untukmelawan
HIV dan infeksi yang dialami penderita, tetapi antibodi initidak banyak membantu
dalam melawan berbagai infeksi oportunistikpada AIDS.
Pada saat yang bersamaan, penghancuran limfosit CD4+ oleh virusmenyebabkan
berkurangnya kemampuan sistem kekebalan tubuhdalam mengenali organisme dan
sasaran baru yang harus diserang.
Unesa.2007
Penularan
Melalui cairan tubuh seperti darah, cairan genetalia, dan ASI. Virus juga
terdapatpada saliva, air mata, dan urin (sangat rendah).
Pria yang sudah disunat memiliki risiko HIV lebih kecil dibandingkan dengan pria
yang sudah disunat.Selain melalui cairan tubuh, HIV juga ditularkan melalui:
a.Ibu hamil
Secara intrauterin, intrapartum, dan post partum (ASI)
b.Jarum suntik
Penyalahgunaan obat
Jarum suntik yang dipakai bersama-sama.
c.Transfusi darah
Risiko penularan 90%
d.Hubungan seksual
(Widoyono. 2005.Penyakit Tropis. Jakarta: EMS.

a. Gejala mayor:
-Kehilangan BB > 10%

Diare kronik > 1 bulan

Demam > 1 bulan

b.Gejala minor:
-Batuk menetap > 1 bulan

Dermatitis pruritis (gatal)

Herpes zoster berulang

Kandidiasis orofaring

Herpes simpleks yang meluas dan bera

Limfadenopati yang meluas

Tanda lainnya adalah: sarkoma kaposi yang meluas, meningitis kritokokal

Gejala klinis:

Masa inkubasi 6 bulan - 5 tahun

Window period selama 6 8 minggu, adalah waktu saat tubuh sudahterinfeksi


HIV tetapi belum terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium.
Seseorang dengan HIV dapat bertahan sampai dengan 5 tahun. Jikatidak diobati,
maka penyakit ini akan bermanifestasi sebagai AIDS.

Gejala klinis muncul sebagai penyakit yang tidak khas seperti:


Diare kronisKandidiasis mulut yang luas
Pneumocystis carinii
Pneumonia interstisialis limfositikEnsefalopati kronik

(Widoyono. 2005.Penyakit Tropis. Jakarta: EMS.)

Diagnosis
Minimal dua tanda mayor yang berhubungan dengan tanda minor tanpa diketahui
kasus imunosupresi lain seperti kanker dan malnutrisi berat atau bilaterdapat salah
satu saja dari tanda lain.Metode untuk menegakkan diagnosis:

a.ELISA (Enzyme-Linked ImmunoSorbent Assay): sensitivitas tinggi, yaitu


sebesar98,1-100%. Biasanya tes ini memberikan hasil positif 2-3 bulan setelah
infeksi.

b.Western blot: spesifitas tinggi yaitu sebesar 99,6-100%.


Pemeriksaan cukupsulit, dan mahal, membutuhkan waktu sekitar 24 jam.

c.PCR (PolymeraseChain Reaction): digunakan untuk:

-Tes HIV bayi, karena zat antimaternal masih ada pada bayi yang dapat
menghambat pemeriksaan secara serologis. Seorang ibu yangmenderita HIV akan
membentuk zat kekebalan tubuh untuk melawanpenyakit tersebut. Zat kekebalan
itulah yang diturunkan kepada bayimelalui plasenta yang akan mengaburkan hasil
pemeriksaan, seolah-olah sudah ada infeksi pada bayi tersebut. (note: px HIV
seringmerupakan deteksi dari zat anti-HIV, bukan deteksi HIV-nya sendiri)

-Menetapkan status infeksi individu yang seronegatif pada kelompokberisiko


tinggi.
-Tes pada kelompok berisiko tinggi sebelum terjadi serokonversi.

-Tes konfirmasi untuk HIV-2, sebab ELISA mempunyai sensitivitas rendahuntuk


HIV-2.
(Widoyono. 2005.Penyakit Tropis. Jakarta: EMS.)

Penatalaksanaan
Pengobatan pada penderita HIV/AIDS antara lain

-Pengobatan suportif
-Penanggulangan penyakit oportunistik
-Pemberian obat antivirus:

a.Didanosin (ddl): dosis 2 x 100 mg, setiap 12 jam (BB < 60 kg), 2 x125 mg, setiap
12 jam (BB > 60 kg)

b.Zidovudin (ZDV): dosis 500-600 mg/hari, pemberian setiap 4 jamsebanyak 100


mg, pada saat penderita tidak tidur.

c.Lamivudin (3TC)

d.Stavudin (d4T)

-Penanggulangan dampak psikososial

Pencegahan
a.Menghindari hubungan seksual dengan penderita AIDS atau dengantersangka
penderita AIDS.
b.Mencegah hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti ataudengan
orang yang mempunyai banyak pasangan.
c.Menghindari hubungan seksual dengan pecandu narkotika obat suntik
d.Melarang orang-orang yang termasuk ke dalam kelompok berisiko tinggiuntuk
melakukan donor darah
e.Memberikan transfusi darah hanya untuk pasien yang benar-benarmemerlukan.
f.Memastikan sterilitas alat suntik.
(Widoyono. 2005.Penyakit Tropis. Jakarta: EMS.)

Prognosis
Sebagian besar HIV/AIDS berakibat fatal, sekitar 75% pasien yang
didiagnosisAIDS meninggal tiga tahun kemudian.
Penelitian melaporkan ada 5% kasuspasien terinfeksi HIV yang tetap sehat secara
klinis dan imunologis.
(Widoyono. 2005.Penyakit Tropis. Jakarta: EMS.)
Tidak ada obat untuk infeksi HIV. Sebelum kita memiliki pengobatan apapun
untuk virus,penderita AIDS hidup hanya untuk beberapa tahun. Untungnya, obat
telah secara substansialmeningkatkan tingkat prospek dan kelangsungan hidup.
Upaya pencegahan telah tajammengurangi infeksi HIV pada anak muda dan
memiliki potensi untuk membatasi tajam infeksibaru pada populasi lainnya.
y

Obat-obatan telah memperpanjang harapan hidup rata-rata, dan banyak orang


dengan HIVdapat berharap untuk hidup selama puluhan tahun dengan pengobatan
yang tepat. Semakinbanyak memiliki harapan hidup normal jika mereka mengikuti
hati-hati untuk rejimenpengobatan.
y

Obat-obatan membantu sistem kekebalan tubuh pulih dan melawan infeksi dan
mencegahkanker dari terjadi. Akhirnya, virus bisa menjadi resisten terhadap obat
yang tersedia, danmanifestasi AIDS bisa terjadi
Obat yang digunakan untuk mengobati HIV dan AIDS tidak menghilangkan
infeksi. Hal inipenting bagi orang untuk mengingat bahwa dia masih menular
bahkan ketika menerimapengobatan yang efektif.
y

upaya penelitian intensif sedang berfokus pada pengembangan pengobatan baru


dan lebihbaik. Meskipun saat ini tidak ada vaksin menjanjikan, bekerja terus di
bagian depan ini.http://www.emedicinehealth.com/hivaids/page9_em.htm

Tanpa pengobatan, waktu hidup bersih rata-rata setelah terinfeksi HIV


diperkirakan 9 sampai11 tahun, tergantung pada subtipe HIV, Di daerah-daerah
dimana banyak tersedia,pengembangan ART sebagai terapi efektif untuk infeksi
HIV dan AIDS mengurangi kematianTingkat dari penyakit dengan 80%, dan
meningkatkan harapan hidup bagi orang yangdidiagnosis terinfeksi HIV-baru
sekitar 20 tahun.Sebagai pengobatan baru terus dikembangkan dan karena HIV
terus berevolusi resistensiterhadap perawatan, perkiraan waktu bertahan
kemungkinan akan terus berubah. Tanpa terapiantiretroviral, kematian biasanya
terjadi dalam waktu satu tahun. Laju perkembangan penyakitklinis sangat
bervariasi antara individu dan telah terbukti dipengaruhi oleh banyak faktorseperti
kerentanan host dan fungsi kekebalan tubuh

http://www.news-medical.net/health/AIDS-Prognosis.aspx

Anda mungkin juga menyukai