Anda di halaman 1dari 5

Antigen / imunogen / alergen

-bahan yg dapat merangsang sel B atau sel T atau keduanya

-bahan yg berinteraksi dg produk respon imun yg di rangsang olh imunogenspesifik seperti antibody dan
TCR.

Antibodi

-bahan glikoprotein yg diproduksi sel B sbg respon thd rangsangan imunogen

-berfungsi mengikat antigen dan menghntarkannya ke system efektor permusnahan

Hipersensitivitas

-peningkatan sensitivitas atau reaktivitas terhadap antigen yg pernahdipajankan atau dikenal


sebelumnya

alergi

- suatu keadaan yang disebabkanoleh suatu reaksi imunologik yang spesifik

- suatu keadaan yang ditimbulkan oleh alergen atau antigen, sehingga terjadi gejala -gejala
patologik

Histamin

-mediator kimia yang dikelurakan pada fenomena alergi, penderita


yang sensitive terhadap histamine atau mudah terkena alergi dikarenakan jumlah
enzim-enzim yang dapat merusak histamine di tubuh, seperti histaminases dan
aminooksidase, lebih rendah dari normal. Histamine tidak digunakan untuk
pengobatan, garam fosfatnya digunakan untuk mengetahui berkurangnya sekresi
asam lambung, untuk diagnosis karsinoma lambung dan untuk control positif pada
uji alergi kulit.

IMUNOLOGI

-IMUNITAS : RESESTENSI/KEKEBALAN TERHADAP PENYAKIT


-RESPON IMUN : REAKSI YG DIKOORDINASI SEL SEL , MOLEKUL MOLEKUL , DAN BAHAN LAIN
TERHADAP MIKROBA
RESPON IMUN : REAKSI TUBUH UNTUK MEMPERTAHANKAN DIRI DARI SERANGAN ANTIGEN
-SISTEM IMUN : GBGAN SEL MOLEKUL DAN JARINGAN YG BERPERAN DLAM RESISTENSI
TERHADAP INFEKSI
CD4 = T HELPER
CD8= T SITOTOKSIK

PERADANGAN/ INFLAMASI

-Respon terhadap cedera.

-Vascular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah
ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.

-Peradangan sbnrnya mrupakn gejala yang menguntungkan dan pertahanan, hasilnya adalah netralisasi
dan pembuangan agen penyerang,penghancuran jaringan nekrosis dan pembentukan keadaanyang
dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

--> Rspon inflamasi local pertama digambarkan org romawi 2000 berupa:

* kemerahan

*bengkak

*panas

*sakit

*kehilangan fungsi alat yg terkena

Mekanisme:
Cedera jaringan – vasodilatasi – peningkatan volume darah di tempat (menimbulkan perdarahan) – Permeabilitas
vascular yg meningkat menimbulkan kebocoran cairan pembuluh darah yg menimbulkan edema.

Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalamcairan jaringan
sekitarnya.Akibat dari sekresi histamine tersebut berupa:

1. Peningkatan aliran darah lokal.

2. Peningkatan permeabilitas kapiler.

3. Perembesan ateri dan fibrinogen kedalam jaringan interstitial.

4. Edema ekstraseluler lokal.

5. Pembekuan cairan ekstraseluler dan cairan limfe.

REAKSI HIPERSENSITIVITAS / REAKSI ALERGI – gell and coombs

Reaksi Tipe I/reaksi cepat/reaksi anafilaksis/ reaksi alergi

(timbul segera seteah tubuh terpajan oleh allergen)

Urutan:

1.fase sensitasi : waktu yg diperlukan utk pembentukan IgE sampai diikat silang oleh resepptor
spesifik(Fce-R) pd permukaan sel mast/sel basofil

2.fase aktivasi: waktu yg diperlukaan antara pajanan ulang dg antigen yg spesifik dan sel mast/ sel
bassofil melepas isinya yg berisikan granul yg menimbulkan reaksi. Hal ini terjadi olh ikatan silang antara
antigen dg IgE

3.Fase efektor: waktu terjadi respon yg kompleks(anafilaksis) sbg efek mediator2 yg dilepas sel
mast/basofil dg aktivitas farmakologik

#Akibat reaksi alergi ini, maka secara klinik ditemukan penyakit-penyakit seperti : asma
bronkial, demam rumput kering (Hay-fever), rinitisalergika ,urtikaria,ekzem,alergi makanan

Psikoneuroimu nologi
Reaksi Tipe II/ Reaksi sitotoksik/ Reaksi Sitolitik

Terjadi krn dibentuk antibody jenis IgG atau jenis IgM trhdp antigen yg merupakan bagian dri sel penjamu.
Reaksi diawali oleh reaksi antara antibody dan determinan antigen yang merupakan bagian dari membrane sel
tergantung apakah komplemen atau molekul asesori dan metabolism sel dilibatkan.

Istilah sitolitik lebih tepat krn reaksi yg terjadi disebabkan oleh lisis bukan toksik.

Antibodi dpt mengaktifkan sel yg mempunyai reseptor Fcgama-R dan juga sel Nk yg dpt berperan sbg sel
efektor dan menimbulkan kerusakan mll ADCC

#reaksi transfusi, eritroblastosis fetalis, anemia hemolitik autoimun, trombositopenik purpura

Reaksi Tipe III / Reaksi Kompleks Imun

Reaksi ini disebabkan pula oleh kelas IgG dan/atau IgM, akan tetapi aktivitas zat anti bodi
yang dibawanya bukan terhadap antigen sel jaringan tubuh, melainkan terhadap antigen
yang datang dari luar tubuh

-kompleks besar mudah dimusnahkan makrofag, sdgkan yg kecil atau yg larut suli t.
Dipengaruhi juga olh fungsi fagosit.

-kompleks imun berada did lm sirkulasi darah biasanya tdk berbahaya, namun yg berbahaya
jika sudah mengendap di jaringan
1.Kompleks imun mengendap di pembuluh darah

Infeksi disertai antigen yg msuk scr berlebihan sdg kan antibody tdk efektif. Kompleks imun
yg terdiri dari antigen dlm sirkulasi dan IgM atau IgA diendapkan di membrane basal
vaskuler dan ginjal—inflamasi local dan luas.

#agregasi trombosit,aktivasi makrofag,perub permeabilitas vascular,akivasi sel mast,


produksi dan pengelepasan mediator inflamasi dan bahan kemotaktik serta influx
neutrofil(nahan toksiknya menimbulkan kerusakan jaringan setempat)

2.Kompleks imun mengendap di jaringan

-ukuran kompleks kecil dan permeabilitas vascular meningkat

#arthus dan sistemik seperti serum sickness,vaskulitis dg nekrosis,gromeluronefriis,AR dan LES

Reaksi Tipe IV/ Reaksi Seluler

-sel Th1 yg disensitasi melepas sitokin yg mengaktifkan makrofag/sel Tc yg berperan dlm kerusakan
jaringan. Sel Th2 dan Tc menimbulkan respon sama

#dermatitis kontak , lesi tuberculosis, penolakan tandur

Anda mungkin juga menyukai