Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan

nasional dalam mencapai kesejahteraan bangsa ini. Pembangunan kesehatan

merupakan usaha bangsa Indonesia untuk mencapai derajat kesehatan yang

optimal guna meningkatkan derajat kehidupannya dicapai memalui

masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

lingkungan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk

menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta

memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah

Republik Indonesia (Depkes RI, 2009).

Masalah kesehatan masyarakat dewasa ini sudah semakin berkembang

dan mengkhawatirkan, salah satunya adalah penyakit degeneratif, yang akan

menghambat pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik,

macam-macam penyakit generatif ini antara lain artritis rheumatoid, asam urat,

osteoporosis, diabetes mellitus, kolesterol, hipertensi, jantung, stroke dan

ginjal. Salah satu penyakit degeneratif tersebut adalah penyakit artriris

rheumatoid. Artritis Reumatoid adalah penyakit inflamasi sistemik kronis yang

tidak diketahui penyebabnya secara jenis, dikarakteristikan oleh kerusakan

pada tulang sendi, ankilosis dan deformatis, terutama pada lansia (Kushariyadi,

2010. Penyakit degeneratif ini adalah penyakit yang disebabkan oleh penuaan

pada sel-sel apalagi jika individu kurang peduli dengan kesehatannya sendiri,
seperti kurang olah raga, kurang memperhatikan asupan makanan yang sangat

penting dan tidak menjaga kebersihan untuk tetap menjaga fungsi-fungsi

system tubuh.

Angka kejadian artritis reumatoid di dunia berkisar 40/100.000, rasio

perbandingan antara perempuan dan laki-laki adalah 3:1 (Silman et al, 2009).

Faktor risiko penyakit artritis reumatoid pada dewasa adalah 3,6% untuk

perempuan dan 1,7% untuk laki-laki (Kourilovitch et al, 2013). Angka kejadian

artritis reumatoid di Amerika Serikat berkisar 42-45/100.000 (Silman et al,

2009). Prevalensi artritis reumatoid di dunia berkisar 0,5-1 %. Prevalensi yang

tinggi didapatkan di Pima Indian (5,3 %) dan Chippewa Indian (6,8 %).

Sedangkan prevalensi di China, Indonesia, dan Philipina kurang dari 0,4 %

(Suarjana, 2014).

Word Wide Helth Organization (WHO) diperkirakan penyakit artritis

reumatoid di dunia mencapai angka 335 juta jiwa. Artinya satu dari enam orang

di dunia menderita penyakit artriris rheumatoid, diperkirakan angka ini akan

terus meningkat sampai 2025, dengan indikasi lebih dari 20% akan mengalami

kondisi kelumpuhan. Berdasarkan survey epidemiologi, jumlah penderita

mencapai 856.000 pasien di Indonesia (Anwar Nazib/

www.medicastore.com/artikel/ diakses 17 Maret 2018, 19:16 WIB).

Hasil laporan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2017, jumlah

kunjungan penderita artistis reumatoid sebanyak 138.322 kasus. Data tersebut

didapatkan dari 15 Puskesmas yang ada di Kota Sukabumi. Berikut adalah


daftar table dari 15 puskesmas yang menangani kasus artistis reumatoid di Kota

Sukabumi.

Tabel 1.1 Puskesmas dengan Kunjungan Kasus


Artistis Remuatoid Terbanyak Periode Januari-Desember Tahun 2016
Kota Sukabumi

No. Puskesmas Jumlah


1 Puskesmas Baros 25.37 %
2 Puskesmas Lembur Situ 0.4 %
3 Puskesmas Cikundul 0.22 %
4 Puskesmas Limusnunggal 2.62 %
5 Puskesmas Cibereum Hilir 0.04 %
6 Puskesmas Nangeleng 0.00 %
7 Puskesmas Gedongpanjang 10.62 %
8 Puskesmas Tipar 21.78 %
9 Puskesmas Benteng 2.18 %
10 Puskesmas Pabuaran 1.02 %
11 Puskesmas Sukakarya 7.76 %
12 Puskesmas Karang Tengah 0.00 %
13 Puskesmas Cipelang 12.4 %
14 Puskesmas Selabatu 24.81 %
15 Puskesmas Sukabumi 29.36 %
Sumber data profil Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, 2016

Berdasarkan table 1.1 Puskesmas Sukabumi memiliki jumlah

kunjungan terbanyak dengan penyakit artistis reumatoid sebanyak 29.36 %

kasus pada tahun 2016. Jumlah ini merupakan jumlah tertinggi jika

dibandingkan dengan angka kejadian artistis reumatoid di wilayah kerja

Puskesmas lain di Kota Sukabumi. Melihat fenomena ini perawat diharapkan

dapat menjalankan perannya sebagai salah satu tenaga kesehatan yang dapat
menjalankan perannya sebagai salah satu tenaga kesehatan yang paling dekat

dengan masyarakat, terutama perawat komunitas. Peran dan fungsi perawat

komunitas adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan, advocator atau

pelindung klien (keluarga), pendidik, kordinator, kolaborator dan sebagai

pengelola kasus (Suparjitno, 2007).

Disamping peran dan fungsi diatas, perawat komunitas juga

bertanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan, dan keterampilan

melalui metodologi proses keperawatan dalam membantu keluarga dalam

memperoleh kembali kesehatannya, dan membantu keluarga untuk menerima

anggota keluarganya yang menderita penyakit artistis reumatoid. Perwatan

yang diberikan pada penderita artistis reumatoid ini adalah dengan memberikan

pengetahuan tentang penyakit artistis reumatoid itu sendiri, menganjurkan

untuk istirahat yang cukup, mengajarkan latihan-latihan yang spesifik, dan

mengajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi nafas dalam,

kompres hangat dan dingin, serta penggunaan farmakoterapi

(Puputlilisdianhusada.blogspot.co.id).

Pelaksanaan peran, fungsi dan tanggung jawab tersebt diharapkan akan

membantu keluarga dalam melaksanakan fungsinya dalam perawatan

kesehatan yang meliputi kemampuan mengenal masalah kesehatan tentang

artistis reumatoid, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

dalam menangani anggota keluarganya yang menderita penyakit artistis

reumatoid, memodifikasi lingkungan yang mendukung untuk proses

penyembuhan anggota keluarga yang sakit dengan penyakit artistis reumatoid,


dan kemampuan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang optimal bagi

anggota keluarganya yang menderita penyakit artistis reumatoid (Muslihin,

2012.

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, yang dilakukan melalui

wawancara terhadap penderita reumatoid yang dilakukan penelitian pada

tanggal 12-14 Maret 2018 di Puskesmas Sukabumi. Diketahui penderita

tersebut tidak mengenali dan memahami penyakit tersebut hanya mengetahui

tentang tanda dan gejalanya saja.

Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk melakukan pembahsan

dalam penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY T DENGAN REUMATOID

PADA NY T DI KAMPUNG KOPENG RT/RW 02/03 KELURAHAN

KERAMAT KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI”.

1.2. Tujuan Penelitian

1.2.1. Tujuan Umum

Melakasanakan “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny T Dengan

Reumatoid Pada Ny T Di Kampung Kopeng Rt/Rw 02/03 Kelurahan

Keramat Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi”

1.2.2. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengkajian “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny

T Dengan Reumatoid Pada Ny T Di Kampung Kopeng Rt/Rw


02/03 Kelurahan Keramat Kecamatan Gunung Puyuh Kota

Sukabumi”

2) Menetapkan diagnosa “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny T

Dengan Reumatoid Pada Ny T Di Kampung Kopeng Rt/Rw 02/03

Kelurahan Keramat Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi”

3) Menyusun perencanaan “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny

T Dengan Reumatoid Pada Ny T Di Kampung Kopeng Rt/Rw

02/03 Kelurahan Keramat Kecamatan Gunung Puyuh Kota

Sukabumi”

4) Melaksanakan tindakan “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny

T Dengan Reumatoid Pada Ny T Di Kampung Kopeng Rt/Rw

02/03 Kelurahan Keramat Kecamatan Gunung Puyuh Kota

Sukabumi”

5) Melakukan evaluasi “Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Ny T

Dengan Reumatoid Pada Ny T Di Kampung Kopeng Rt/Rw 02/03

Kelurahan Keramat Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi”

1.3. Manfaat Penelitian

1.3.1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memahami dan menambah wawasan yang nyata dalam

bidang penelitian dan dapat mengaplikasikan konsep dan teori yang

telah didapatkan terutama keperawatan keluarga. Serta memberi

pengetahuan dan pengamalan baru dan melakukan penelitian.


1.3.2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi bagi proses

penelitian selanjutnya dan dapat menambah referensi di perpustakaan

untuk bahan acuan penelitian keperawatan keluarga yang akan dating.

1.3.3. Bagi Puskesmas

Dapat memberikan masukan bagi puskesmas untuk mengambil

langkah-langkah kebijakan dalam rangka meningkatkan kualitas

terhadap pasien keluarga dengan artistis reumatoid.

1.3.4. Bagi Klien/Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam meningkatkan

pengetahuan kesehatan keluarga khususnya dalam tindak kesehatan

terhadap penyakit artistis reumatoid.

Anda mungkin juga menyukai