Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang
Satuan Acara Penyuluhan (Sap) Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR
Oleh :
Kelompok 13
Oleh:
Kelompok 13
Mengetahui,
………………………………. …………………………….
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan satuan acara penyuluhan yang berjudul “TB Paru”.
Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusunan satuan
acara penyuluhan ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dr. Restu Kurnia Tjahjani, M.Kes, selaku direktur RSUD. Dr. Saiful
Anwar Malang.
2. Sri Endah Noviani SH, M. SC, S, selaku Kepala Bidang Pendidikan Dan
Penelitian RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.
3. Kepala Ruang 25 IPD RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.
4. Pembimbing Klinik Ruang 25 IPD RSUD. Dr. Saiful Anwar Malang.
5. Faqih Ruhyanudin, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp KMB selaku Dekan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Pembimbing Akademik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Malang
7. Pengunjung selaku audiens di ruang 25 IPD RSUD. Dr. Saiful Anwar
Malang.
8. Orang tua serta teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa satuan acara penyuluhan ini belum sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan
untuk penyempurnaan dalam satuan acara penyuluhan ini.
Akhir kata kami berharap semoga satuan acara penyuluhan ini dapat
bermanfaat untuk pembaca dan digunakan dengan sebaik-baiknya.
Malang, 31 Mei 2018
penulis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : TB Paru
Sub Pokok Bahasan : Tb Paru
Sasaran : Orang tua dan Keluarga
Tempat : Ruang 25 IPD RSUD Dr. Saiful Anwar Malang
Hari/Tanggal : Kamis, 19 Juli 2018
Waktu Penyuluhan : 30 menit
1. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
menyerang paru.
kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh
pleura (selaput paru) (Tim Kelompok Kerja PPOK, 2003). Kuman ini
berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan, oleh karena itu disebut pula sebagai Bakteri Tahan Asam
dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.
Kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama beberapa tahun dalam
jaringan tubuh.
Penderita TB BTA positif menyebarkan kuman melalui batuk atau
bersin ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Sekali batuk dapat
kuman dapat bertahan di selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap
dan lembab. Penularan juga dapat terjadi secara langsung jika dahak
kemudian mengering dan menyatu dengan debu, jika debu ini terhisap
dunia setelah India dan Cina. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun
ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. Di Indonesia dengan
prevalensi TBC positif 0,22%, penyakit ini merupakan salah satu penyakit
penderita TBC sebanyak 429.000 orang. Pada Global Report WHO 2010,
didapat data TBC Indonesia, total seluruh kasus TBC tahun 2009 sebanyak
294.731 kasus, dimana 169.213 adalah kasus TBC baru BTA positif,
108.616 adalah kasus TBC BTA negatif, 11.215 adalah kasus TBC ekstra
paru, 3.709 adalah kasus TBC kambuh, dan 1.978 adalah kasus
Pada anak, TBC secara umum dikenal dengan istilah “flek paru-
memerlukan sampel dahak dari sang anak masih sulit diterapkan karena
Perbedaan TBC anak dan TBC dewasa adalah TBC anak lokasinya
pada setiap bagian paru sedangkan pada dewasa di daerah apeks dan infra
dewasa jarang.
rontgen toraks dan tes tuberkulin positif. Sputum biasanya tidak ada,
terdapat pada golongan umur 0-6 tahun dan golongan umur 7-14 tahun.
Usia anak sangat rawan tertular tuberkulosis dan apabila terinfeksi mereka
4. Materi
Terlampir
5. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
6. Media
1. LCD
2. Leaflet
7. Rancangan Pelaksanaan
a. Struktur organisasi
Penanggung Jawab :
1) Penanggungjawab :
2) Penyaji :
3) Moderator :
4) Observer :
5) Fasilitator :
b. Waktu
Pukul 7.30 WIB – 08.00 WIB (30 menit)
8. Uraian Tugas
a. Moderator
a. Uraian tugas :
kepada peserta.
b. Penyaji
a. Uraian tugas :
c. Observer
a. Uraian tugas :
proses penyuluhan.
penyuluhan.
d. Fasilitator
Uraian tugas :
penyuluhan
KEGIATAN Metode/
NO TAHAP WAKTU
Penyaji Pasien / Keluarga Media
bertanya.
penyuluhan.
11. Evaluasi
1. Evaluasi Terstruktur
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
digunakan
2. Proses
Berjalan dengan baik dan tepat waktu sesuai dengan perencanaan
3. Hasil
Peserta penyuluhan mampu memahami dan menjelaskan kembali
sesudah penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian TB Paru
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular granulomatosa kronik
yang telah dikenal sejak berabad-abad yang lalu dan paling sering disebabkan
menyerang paru, 85% dari seluruh kasus TBC adalah TBC paru, sisanya
(15%) menyerang organ tubuh lain mulai dari kulit, tulang, organ-organ
dalam seperti ginjal, usus, otak, dan lainnya (Icksan dan Luhur, 2008).
Berdasarkan hasil pemeriksaan sputum, TBC dibagi dalam: TBC paru BTA
positif: sekurangnya 2 dari3 spesimen sputum BTA positif, TBC paru BTA
negatif: dari 3 spesimen BTA negatif, foto toraks positif (Rani, 2006). Infeksi
anjing, babi, unggas, biri-biri dan hewan primata,bahkan juga ikan (Soedarto,
2007).
2. Penyebab TB Paru
Penyebab penyakit tuberkulosis adalah bakteri Mycobacterium
3. Klasifikasi TB
a. Klasifikasi pasien TB
4) Status HIV
1) Tuberkulosis Paru:
dan tulang.
b) Diagnosis TB ekstra paru dapat ditetapkan berdasarkan hasil
tuberculosis.
terakhir.
1) Mono resisten (TB MR): resisten terhadap salah satu jenis obat
2) Poli resisten (TB PR): resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT
bersamaan.
minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis suntikan (kanamisin,
(konvensional).
a) HIV Positive
b) HIV negatif
4. Komplikasi Tb Paru
komplikasi lanjut.
Poncet’s arthropathy
(ARDS), sering terjadi pada TBC milier dan kavitas TBC (Sudoyo, 2007).
dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok,
lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal, dan sebagainya (Zulkoni, 2010)
5. Gejala Klinis
Gejala klinik Gejala klinik tuberkulosis pada tidak spesifik. Hal ini merupakan
seperti: uji
tuberkulin, darah rutin, dan rontgen dadamempunyai arti penting dalam
Gejala TBC terbagi 2, yakni gejala umum dan gejala khusus. Gejala
umum, meliputi:
a) Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan
tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang
baik.
b) Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria,
atau infeksi saluran napas akut) dapat disertai dengan keringat malam.
d) Gejala dari saluran napas, misalnya batuk lebih dari 30 hari (setelah
disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
e) Gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh
d. Gejala mata
positif.
b. Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikan BCG (dalam 3-7
6. Cara Penularan
terbuka. Atau juga karena adanya kontak antara tetes ludah/dahak tersebut
bertebaran sebagai aerosol. Lama kontak antara sumber dan calon kasus
udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Orang dapat terinfeksi kalau
2010).
5. Penatalaksanaan
1. Tahap pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan
Lingkungan dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan
antara lain :
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC
paling efektif, walaupun hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan
mempertahankan standar kesehatan sebelumnya yang sudah tinggi.
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ;
(1) Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan
internasional pada daerah dengan angka kejadian tinggi dan
orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai proteksi
yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan
lingkungan,
(2) Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika
kontak dijalankan dan tetap harus dikombinasikan dengan
pasteurisasi produk ternak,
(3) Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada
pencegahan dan pengobatan diabetes, silicosis, malnutrisi,
sakit kronis dan mental.
b. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar
pengontrolan kasus TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent,
Host dan Lingkungan. Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk
kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik
dari finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat
dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat,
sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang
resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk
yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai
infeksi TBC, dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada
TBC positif. Kontrol lingkungan dengan membatasi penyebaran penyakit,
disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi epidemiologi, sehingga
ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan terhadap
epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk
membatasi kasus baru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari
tekanan psikis.
c. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC.
Dimulai dengan diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha
penyesuaian diri secara psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan
hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi pekerjaan yang tergantung
situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan
penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC,
serta penegasan perlunya rehabilitasi.
2). Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif)
dan tahap lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat
ringannya penyakit. Penderita harus minum obat secara lengkap dan
teratur sesuai jadwal berobat sampai dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga
kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui perkembangan kemajuan
pengobatan, yaitu pada akhir pengobatan tahap awal, sebulan sebelum
akhir pengobatan dan pada akhir pengobatan
DAFTAR PUSTAKA