Anda di halaman 1dari 2

Pneumonia , merupakan infeksi akut pada jaringan paru ole mikroorganisme , merupakan infeksi saluran

nafas bagian bawah . sebagian besar pneumonia disebabkan oleh bakteri , yang terjadi secara primer
atau sekunder setelah infeksi virus . penyebab tersering pneumonia bakteri adalah bakteri grand positif ,
streptococcus pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptococcus. Bakteri staphytococcus
aerous dan streptococcus beta hemoliticus grup A juga sering menyebabkan pneumonia , demikian juga
pseudomonas aeruginosa . pneoumonia lainnya disebabkan oleh virus , misalnya influenza . anak – anak
yang masih kecil sangat rentan terutama terhadap pneumonia virus , biasanya dari infeksi dengan
respiratory syncsytial virus ( RSV ) , para influenza , adenovirus , atau rinovirus. Pneumonia mikroplasma
, jenis pneumonia yang relative sering di jumpai di sebabkan oleh mikroorganisme yang berdasarkan
beberapa aspeknya , berada diantara bakteri dan virus individu yang mengidap acquired
immunodeficiency syndrome , ( AIDS ) terjadi yaitu pneumositis carini individu yang terpajang aerosol
dari air yang lama tergenang sebagai contoh , dari unit pendingin ruangan ( AC ) atau alat pelembab
yang kotor , dapat mengidap pneumonia gionella. Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena
muntah atau air akibat tenggelam pada akhirnya dapat mengidap pneumonia aspirasi . bagi individu
individu ini , materi yang teraspirasi itu sendiri yang dapat menyebabkan pneumonia , bukan
mikroorganisme , dengan mencetuskan reaksi inflamasi . selanjutnya , dapat berkembang menjadi
infeksi bakteri.

Resiko untuk mengidap pneumonia seperti dijelaskan di atas lebih besar pada anak anak , orang berusia
lanjut , atau mereka yang mengalami gangguan kekebalan atau menderita penyakit atau kondisi
kelemahan lain . resiko kematian setelah pneumonia juga dibedakan berdasarkan usia ( diatas 50 tahun
/ kurang dari 50 tahun , terutama bayi ) dan adanya penyakit yang diderita seperti gagal jantung
kongestif , penyakit neuplastik atau penyakit ginjal .

Kerusakan jaringan paru setelah kolonisasi suatu mikro organisme di paru banyak di sebabkan dari
reaksi imu dan inflamasi yang dilakukan oleh pejamu. Selain itu , toksi yang dikeluarkan bakteri pada
pneumonia bakteri dapat secara langsung merusak sel sel system pernapasan bawah , termasuk
produksi surfaktan sel sel alveolar tipe 2 . pneumonia bakteri mengakibatkan respon imun dan inflamasi
yang paling mencolok , yang perjalanannya tergambar jelas pada pneumonia pneoumokokus .

Stadium pneumonia bakteri

Untuk pneoumonia pneumokokus ada 4 stadium penyakit stadium 1 disebut hyperemia adalah respon
inflamasi awal berlangsung di daerah paru yang terinfeksi .

Stadium 2 di sebut hepatisasi merah stadium ini terjadi sewaktu alveolus terisi sel darah merah , eksudat
dan fibrin , yang dihasilkan pejamu sebagai bagian dari reaksi inflamasi .

Stadium 3 , disebut hepatisasi kelabu , terjadi sewaktu sel sel darah putih membuat kolonisasi di bagian
paru yang terinfeksi pada saat ini , endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan
terjadi fagotisosis sel debris .

Stadium 4 , disebut stadium resolusi terjadi sewaktu respon imun dan inflamasi mereda , sel debris ,
fbrin dan bakteri telah dicerna dan makrofag , sel pembersih inflamasi mendominasi penyakit ini .
Penyebab pneumonia paling sering pada individu lanjut usia adalah pneumonia pneumokokus.kelompok
lansia beresiko tinggi mengalami sekarat akibat pneumonia, biasanya berhubungan dengan penyakit
tengah diderita, nutrisi yang buruk,dan penurunan kemampuan respon imun.

Gejala pneumonia hamper samauntuk semua jenis pneumonia tetapi terutama mencolok pada
pneumonia yang disebabkan bakteri.

Hitung sel darah putih biasanya meningkat ( kecuali apabila pasien mengalami imunodefisiensi) hal ini
terjadi pada pneumonia bakteri .

Edema ruang entertisial sering tampak pada pemeriksaan radiograf (sinar-x) dada. Hasil pemeriksaan gas
darah alteri mungkin abnormal.

Komplikasi pada pneumonia diantaranya sianosis disertai hipopsia mungkin terjadi,ventilasi mungkin
menurun akibat akumulasi mucus,yang dapat berkembang menjadi etalaktasis absorpsi,gagal nafas dan
kematian dapat terjadi pada kasus ekstrime berhubungan dengan kelelahan ataau sepsis ( penyebaran
infeksi ke darah).

Anda mungkin juga menyukai