Proposal Skripsi Muhardi
Proposal Skripsi Muhardi
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada
Oleh
MUHARDI
NIM 14.01.012.017
1
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI
Muhardi
NIM 14.01.012.017
ii
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal tugas akhir ini dengan lancar. Penulisan proposal tugas akhir ini
bertujuan untuk memberikan sedikit gambaran mengenai penelitian yang akan
penulis lakukan yakni Penelitian dengan judul “Analisis Efisiensi Termal Oil
Heater Menggunakan Burner Kapasitas 15 Liter/Jam Sebagai Pemanas Air
Tambahan Pada PLTST” yang kemudian menjadi syarat untuk menyelesaikan
Strata 1 (S1) pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi
Pertambangan, Universitas Teknologi Sumbawa.
Proposal tugas akhir ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang
penulis peroleh dari beberapa referensi yang berkaitan dengan jenis penelitian
yang akan penulis lakukan, serta infomasi dari media massa yang berhubungan
dengan penelitan tersebut.
iii
3
7. Rekan-rekan mahasiswa teknik mesin atas dukungan dan
kebersamaannya selama ini, salam solidarity forever selalu.
Penulis
iv 4
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Persetujuan Pembimbing Proposal Skripsi ......................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3
1.3 Tujuan ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat .......................................................................................... 4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 6
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal (PLTST) .................... 6
2.2 Komponen-komponen PLTST ..................................................... 6
2.3 Prinsip Kerja PLTST System Organic Rankine Cycle ................ 14
2.4 Pembangkit Pemanas Air Tambahan Termal Oil Heater ........... 15
2.5 Komponen-komponen Pada Termal Oil Heater .......................... 16
2.6 Prinsip Kerja Termal Oil Heater.................................................. 20
2.7 Jenis-jenis Alat Ukur Suhu .......................................................... 20
2.8 Proses Perpindahan kalor ............................................................. 22
2.9 Alat Penukar Kalor ...................................................................... 23
2.10 Klasifikasi Alat Penukar Kalor .................................................... 24
2.11 Pembangkit Panas Air Tambahan Pada PLTST .......................... 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN ......................................................... 28
3.1 Tahap Identifikasi Awal ................................................................. 28
3.2 Pendekatan Penelitian .................................................................... 28
3.3 Waktu Dan Tempat ........................................................................ 29
3.4 Alat Dan Bahan .............................................................................. 29
3.5 Parameter Pengukuran ................................................................... 30
3.6 Metode Pengambilan Data ............................................................. 30
3.7 Analisis Data .................................................................................. 31
3.8 Diagram Alir Prnelitian .................................................................. 33
3.9 Jadwal Penelitian............................................................................ 34
Daftar Pustaka .................................................................................................. 35
v 5
BAB I
PENDAHULUAN
Perjalanan B2TKE dimulai pada tahun 1979. Pada saat itu Direktorat
Pengembangan Teknologi - suatu satuan kerja eselon 2 di lingkungan BPP
Teknologi (singkatan resmi BPPT pada saat itu), dengan melakukan rintisan
kegiatan yang berkaitan dengan rencana pembentukan Unit Pelaksana Teknis -
Laboratorium Sumber Daya Energi (UPT-LSDE). Kegiatan tersebut dilakukan
oleh Tim Pengembangan Laboratorium Sumber Daya Energi. Pada tahun
tersebut di atas telah dimulai kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi
konversi energi di lingkungan BPPT, terutama di bidang energi terbarukan,
antara lain energi surya dan limbah biomassa (kayu dan sekam padi). Kegiatan
ini dilaksanakan bekerja sama dengan Pemerintah Republik Federal Jerman
(RFJ) melalui Kantor Menteri Riset dan Teknologi (Bundesministerium für
Forschung und Technologie/BMFT). Selanjutnya pada tahun 1980 dimulai
1
penelitian teknologi fotovoltaik, tenaga panas surya, fermentasi, serta
gasifikasi kayu dan sekam padi
2
sebagai pemanas air tambahan pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal
di Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE).
1.3 Tujuan
3
1.4 Manfaat
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai hal-hal yang menjadi dasar dari
penelitian tugas akhir ini, meliputi latar belakang penelitian tugas akhir,
permasalahan, tujuan, manfaat, ruang lingkup penelitian yang akan dilakukan,
dan sistematika penulisan dari proposal Tugas Akhir ini.
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai beberapa teori dan referensi
yang mendukung penelitian ini. Adapun teori dan referensi tersebut
diantaranya : Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal, baigan- bagian utama
PLTST dan bagian-bagian Pemanas air tambahan Termal Oil Heater.
4
BAB III METODELOGI PENELITIAN
Pada Bab ini akan dijelaskan tentang semua metode beserta langkah-
langkah yang akan dilakukan pada penelitian Tugas Akhir ini sebagai acuan
supaya proses penelitian dapat berjalan secara sistematis, terstruktur, dan
terarah.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Evavorator
Pump condensor
Pump
6
tenaga surya, masing-masing bekerja dengan cara menyerap panas dari
matahari dan mentransfer panas tersebut ke air.
Saat ini ada tiga jenis kolektor surya yang sering digunakan
pada pemanas air tenaga asurya, yaitu :
a. Kolektor Batch
(sumber : https://www.google.co.id/search?q=gambar+kolektor+surya)
(http://id.sidite-energy.asia/news/the-types-of-solar-collectors-are-
becoming-mor-9568179.html)
7
Kolektor Pelat Datar biasanya terdiri dari tabung tembaga yang
dipasang di pelat absorber datar. Konfigurasi yang paling umum adalah
serangkaian tabung paralel yang terhubung pada setiap ujungnya oleh
dua pipa, inlet dan outlet air. Pelat datar diletakkan dalam sebuah kotak
terisolasi, dan ditutupi dengan kaca. Kolektor plat datar biasanya bisa
menampung 40 galon air. Dua buah kolektor bisa menyediakan sekitar
setengah dari air panas yang dibutuhkan oleh keluarga beranggotakan
empat orang.
c. Kolektor Evacuated-tube.
(http://ismantoalpha.blogspot.co.id/2009/12/macam-macam-kolektor-
surya.html)
8
2.2.2 Evaporator
Evaporator pada pembangkit listrik tenaga solar termal
berfungsi sebagai tempat memanaskan fluida kerja (penthane) pada
system Organic Rankine Cycle (ORC), sehingga perubahan temperature
dan volume fluida kerja penthane tersebut akan merubah penthane dari
fasa cair menjadi fasa gas/uap.
9
endapan juga akan terbentuk di permukaan dalam pipa sehingga
mempermudah pembersihannya. Sementara kekurangannya yaitu,
perpindahan panas yang terjadi secara berulang kali sehingga
kurang ideal digunakan terhadap jenis cairan yang tidak tahan
terhadap panas, contohnya jus, susu dan sebagainya.
c. Basket Evaporator
10
uap-cair. Sementara boiling tube tipe, pipa pemanas tidak
seluruhnya tercelup ke dalam larutan, cairan umpan seluruhnya
akan masuk ke seksi pemanas. Evaporator ini umumnya memiliki
harga yang relatif mahal, baik itu dari segi harga, perawatan dan
pengoperasiannya. Terlebih karena dilengkapi dengan pompa.
e. Long Tube Vertical Evaporator
11
b. Turbin angin.
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat
untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan
penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu
banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa
lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
c. Turbin gas.
Turbin gas adalah suatu penggerak mula yang memanfaatkan
gas sebagai fluida kerja. Didalam turbin gas energi kinetik
dikonversikan menjadi energi mekanik berupa putaran yang
menggerakkan roda turbin sehingga menghasilkan daya.
2.2.4 Generator 2 KW
Generator adalah sumber tegangan listrik yang diperoleh melalui
perubahan energi mekanik menjadi energi listrik.
Ada dua jenis generator pembangkit listrik, yaitu:
a. Generator AC
Generator AC adalah generator yang menghasilkan gaya gerak
listrik induksi bolak-balik.
b. Generator DC
Generator AC adalah generator yang menghasilkan gaya
gerak listrik induksi searah.
2.2.5 Kondensor
Kondensor pada pembangkit listrik tenaga surya termal
berfungsi untuk mengubah fluida uap menjadi fluida cair kembali dan
dialirkan ke dalam evaporator untuk dipanaskan menjadi fluida uap
sehingga menghasilkan suatu siklus.
2.2.6 Cooling Tower
Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi yang melepaskan
kalor ke udara. cooling tower merupakan bagian dari utilitas yang
banyak digunakan. Dimana cooling tower memproses air yang panas
12
menjadi air dingin yang digunakan kembali dan bisa dirotasikan.
Cooling tower juga salah satu alat yang berfungsi mengolah air untuk
mengatasi masalah polusi lingkungan.
2.2.7 Pompa air
Pompa adalah suatu mesin yang menambahkan energi ke cairan
dengan tujuan untuk meningkatkan tekanannya atau memindahkan
cairan tersebut melalui sebuah media hantar.
2.2.8 Tangki
Tangki merupakan salah satu komponen yang digunakan
sebagai tempat penyimpanan air panas pada Pembangkit Listrik Tenaga
Solar Termal.
2.2.9 Solenoid valve air.
Solenoid valve merupakan kran otomatis dengan gerakan
membuka atau menutup kran (valve) yang diatur oleh sistem control.
Secara garis besar Solenoid Valve adalah suatu alat kontrol yang
berfungsi untuk membuka dan menutup valve/katup/kran secara
otomatis. Kapan solenoid valve membuka dan menutup kran ini
tergantung dari sensor yang menghubungkan sumber penggeraknya.
2.2.10 Sistem control.
Pompa air dingin, pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air dari
bak penampung air dingin ke plan kolektor menuju unit
pembangkit panas kemudian masuk ke bak penampung air panas
secara terus menerus.
Pompa Air panas, Pompa ini berfungsi untuk mengalirkan air
panas dari bak penampung menuju evaporator pada sistem ORC
PLTST kemudian air kembali lagi menuju bak penampung air
dingin yang kemudian oleh pompa air dingin dipompakan lagi
secara terus menerus seperti pada point diatas.
13
Selenoid valve air, Kontrol mengendalikan kerja solenoid valve,
yaitu ketika temperature air pada bak penampung air panas
dibawah setting/disain temperature air kebutuhan sistem ORC
PLTST yaitu ± 95oC, maka selenoide valve yang terpasang pada
pipa air masuk ke HE secara otomatis akan terbuka dan slenoide
bypass akan menutup, sehingga air keluar plan kolektor akan
dipanaskan oleh HE sesuai setting temperaturnya. Namun apabila
temperature air yang keluar plan kolektor surya atau pada bak
penampung air panas sudah sama atau lebih dari settingnya maka
selenoig valve pada pipa masuk HE akan menutup dan selenoide
bypass akan membuka. Demikian seterusnya secara otomatis
control sistem ini bekerja.
Kontrol sistem didisain dengan 2 cara kerja yaitu secara otomatis
(melalui setting) maupun secara manual, yaitu dengan melihat
langsung indicator temperature yang telah terpasang pada pipa plan
unit pembangkit panas. Kontrol ini juga dilengkapi dengan tombol
emergency untuk kondisi darurat.
Prinsip kerja PLTST system organik rankine cycle (ORC). pertama Air
dipanaskan oleh unit plan kolektor surya kemudian air panas keluar dari
kolektor surya tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan fluida kerja
(penthane) melalui evaporator pada unit penggerak turbin pada Organic
Rankine Cycle (ORC), sehingga perubahan temperature dan volume fluida
kerja penthane tersebut akan merubah penthane dari fasa cair menjadi fasa
gas/uap yang mengakibatkan tekanannya naik akibat membesarnya volume.
Hal ini dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin uap pada sistem ORC
tersebut. Putaran turbin uap dikopel dengan generator 2 KW yang selanjutnya
akan menghasilkan listrik. Siklus Rankine organik adalah siklus
termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja.
14
Control System
Seenoid valve
tangki HE 1
HE 2
Pump oil
Tangki minyak
Oilburner
Heater
Sedangkan fluida air keluar dari unit evaporator pada Sistem ORC
setelah digunakan untuk memanaskan penthane, dipompa kembali ke unit plan
kolektor surya untuk dipanaskan ulang, demikian seterusnya siklus pemanasan
air selama energi panas surya masih mencukupi.
a. Untuk menjaga temperatur air pada hot water storage yang diperlukan unit
penggerak turbin uap pada sistem ORC PLTST dibutuhkan pembangkit
panas tambahan yang ditempatkan setelah air keluar plan kolektor surya,
15
c. Pembangkit panas tambahan didesain tipe horisontal dengan pemindah
panas pada ruang bakar terbuat dari pipa 1,5 in yang diroll spiral dengan
dua lintasan dan dikover dengan keramik fiber tipe isolasi tahan panas.
d. Untuk memanaskan air yang keluar dari plan kolektor surya digunakan
pemindah panas (heat exchanger) yang panasnya diambil dari media
fluida oil heater.
e. Heat exchanger dibuat dua unit dengan susunan 16 pipa 1,5 in panjang 3
meter sebagai pemindah panas dari media oli yang dihasilkan oil heater
dan diameter selongsong 40 cm yang dibungkus keramik fiber sebagai
isolator panas.
h. Spesifikasi thermal oil adalah : Heat transfer oil ”termo ISO VG 150”.
Titik didih atau masa perubahan fase cair menjadi fase uap dari Oil ”termo
ISO VG 150” , yaitu 3500C s/d 5000C.
Cerobong
Burner
Oil Heater
Kontrol Sistem
Oil Expantion
Thermal oil Pump
H.E (2)
H.E (1)
16
2.5 Komponen-komponen Pada Termal Oil Heater.
2.5.1 Burner kapasitas s/d 15 liter/jam.
17
2.5.3 Unit Oil Heater.
70
Burner minyak
150
60
76
15
88 Tampak Samping
95
Tampak Depan
Water in
Termal oil in
25 300 25
18
Jumlah HE pada pemanas tampahan Termal Oil Heater ada
dua unit dan pipa didalam masing-masing HE 16 batang (pipa 1.5 inc),
panjang tempat pertukaran kalor 3 m dengan deameter 0.4 m, volume
pipa keseluruhan yang terisi oli di dalam HE 0,2344 m3 atau 234,3 liter,
sedangkan volume keseluruhan HE yang terisi air 0,6523 m3 atau 652,2
liter. Untuk mengisi air didalam HE dibutuhkan waktu sekitar 12,9
menit dengan kecepatan pompa air 50,4 liter/menit.
19
unit pembangkit panas. Kontrol ini juga dilengkapi dengan tombol
emergency untuk kondisi darurat.
Control System
HE 2
Pump oil
minyak
Prinsip kerja pembangkit peanas Termal Oil yaitu: Air keluar dari
kolektor masuk kedalam HE 2 untuk dipanaskan menggunakan oli yang sudah
di panaskan terlebih dahulu didalam Oil Heater (Ruang Bakar) menggunakan
burner dengan bahan bakar solar, setelah itu dipanaskan kembali ke HE 1,
kemudian air keluar dari HE yang sudah panas langsung mengalir ketangki
penyimpanan air panas untuk digunakan pada PLTST.
20
2.7 Jenis-jenis Alat Ukur Suhu.
2.5.1 Termometer Bimetal Mekanik
21
Termometer telinga digital atau bisa juga disebut termometer
‘tympanic’ menggunakan sinar infra merah untuk mengukur suhu
tubuh didalam lubang telinga.
2.5.6 Termokopel
22
gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan
secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum.
23
antara clinker yang panas dengan udara pendingin berkontak langsung.
Contoh yang lain adalah cooling tower untuk mendinginkan air pendingin
kondenser pada instalasi mesin pendingin sentral atau PLTU, dimana
antara air hangat yang didinginkan oleh udara sekitar saling berkontak
seperti layaknya air mancur.
b. Pada alat penukar kalor yang tidak langsung, fluida panas tidak
berhubungan langsung dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan
panas itu mempunyai media perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan
jenis lainnnya. Untuk meningkatkan efektivitas pertukaran energi,
biasanya bahan permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan yang
memiliki konduktivitas termal yang tinggi seperti tembaga dan aluminium.
Contoh dari penukar kalor seperti ini sering kita jumpai antara lain radiator
mobil, evaporator AC.
Pertukaran panas secara tidak langsung terdapat dalam beberapa
tipe dari penukar kalor diantaranya tipe plat, shell and tube, spiral dll. Pada
kebanyakan kasus penukar kalor tipe plat mempunyai efektivitas
perpindahan panas yang lebih bagus.
24
Alira Sejajar (Parallel Flow)
Aliran Silang (Cross Flow)
Aliran Terpisah (Split Flow)
Aliran Bercabang (Divide Flow)
d. Berdasarkan banyaknya laluan
Seluruh Cross-counter flow
Seluruh cross-parallel flow
Parallel counter flow
e. Berdasarkan mekanisme perpindahan panas
Konveksi satu fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)
Konveksi dua fasa (dengan konveksi paksa atau alamiah)
Kombinasi perpindahan panas
f. Berdasarkan fungsinya dapat digolongkan pada beberapa nama:
Exchanger: Memanfaatkan perpindahan kalor diantara dua fluida
proses (steam dan air pendingin tidak termasuk sebagai fluida
proses, tetapi merupakan utilitas).
Heater: Berfungsi memanaskan fluida proses, dan sebagai bahan
pemanas alat ini menggunakan steam.
Cooler: Berfungsi mendinginkan fluida proses, dan sebagai bahan
pendingin digunakan air.
Condenser: Berfungsi untuk mengembunkan uap atau menyerap
kalor laten penguapan
Boiler : Berfungsi untuk membangkitkan uap.
Reboiler : Berfungsi sebagai pensuplai kalor yang diperlukan
bottom produk pada distilasi. Steam biasanya digunakan sebagai
media pemanas.
Evaporator: Berfungsi memekatkan suatu larutan dengan cara
menguapkan airnya.
Vaporizer: Berfungsi memekatkan cairan selain dari air.
25
2.11 Pembangkit Panas Air Tambahan Pada PLTST
Gambar 2.11.1 Skema PLTST Dan Pemanas air Tambahan Termal Oil Heater.
Keterangan :
A1 = kolektor Surya
A2 = Selenuid Valve 1
A4 = Heat Exchanger 1
A5 = Heat Exchanger 2
26
A6 = Tangki oli
A15 = ORC
27
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pada tahap ini dijelaskan berbagai teori yang relevan, serta dapat
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Adapun dasar-dasar teori yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi : Pembangkit Listrik Tenaga Surya Termal, baigan- bagian
utama PLTST dan bagian-bagian Pemanas air tambahan Termal Oil
Heater.
28
dianalisis kemudian diinterpretasikan guna mendapatkan penyelesaian dari
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.
Objek yang dilakukan kinerja pada penelitian ini adalah Pemanas air
tambahan Termal Oil Heater di B2TKE yaitu Heat Exchanger, burner,
turbin, kondensor dan generator. Alat ukur yang dipergunakan pada penelitian
ini adalah semua alat ukur untuk mengukur suhu dan alat ukur yang terpasang
dilapangan. Bahan yang digunakan dalam penelitian uji kinerja ini adalah
solar, oli, dan air.
29
3.5 Parameter Pengukuran
2. Pemeriksaan menyeluruh
30
alat yang digunakan secara kontinu maupun alat yang bersifat tidak tetap.
Tahapan selanjutnya dari pemeriksaan menyeluruh ini adalah melakukan
pemeriksaan dan pencacatan atau pengambilan data. Pengumpulan data
dilakukan dengan pengumpulan data primer dengan cara mengumpulkan
dan menganalisa data-data yang dibutuhkan untuk setiap parameter pada
setiap sistem dengan menggunakan berbagai alat ukur yang terdapat di
lapangan.
Pada tahap analisis data ini, dilakukan analisis pada aspek berikut:
Daya pompa minyak burner (q1), Daya motor pompa oli (q2), Daya
pompa air (q3), Dan total bahan bakar minyak yang dipakai (q4).
𝑄𝑖𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑞1 + 𝑞2 + 𝑞3 + 𝑞4
q1 = P burner x h
q2 = P pompa oli x h
q3 = P pompa air x h
h = waktu [jam]
31
Perhitungan energy yang dihasilkan bahan bakar solar diberikan
persamaan : (2)
𝑄𝑜𝑢𝑡 = ṁ . 𝐶𝑝 . ∆𝑇
Dimana :
𝑄𝑜𝑢𝑡
η = ∑𝑄𝑖𝑛 x 100 % (4)
Dimana :
32
Qout = Energy yang dihasilkan HE [kj]
Mulai
Analisis Dan
Pembahasan - Energi yang dibutuhkan
- Energi yang dihasilkan
- Efisiensi sistem
selesai
33
3.9 Jadwal Penelitian
34
DAFTAR PUSTAKA
Aziz. (2005). “Desain Evaporator Jenis Shell And Tube Pada Mesin Refrigerasi
Siklus Kompresi Uap Hebrida” Jurusan Teknik Mesin, Universitas Riau.
Safitra, Dan Ary. (2013). “Studi Variasi Beban Pendingin Di Evaporator” Jurusan
Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS).
35