DISUSUN OLEH:
FAKULTAS TEKNIK
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena atas
berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Besar
“Otomasi: Sistem Otomasi Mesin Pencampur Kop (Coffee Vanding Machine)”.
Adapun penulisan laporan ini untuk menyelesaikan tugas besar matakuliah Otomasi.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT, yang atas berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
2. Orang tua, yang telah memberikan kami doa dan dukungan secara moril agar
kami termotivasi untuk memperoleh hasil yang terbaik.
3. Bapak Doni Montreano ST, MT selaku Kepala Program Studi Teknik Industri
UPNVJ.
4. Bapak Muhammad Arifudin Lukmana ST, MT selaku pembimbing mata kuliah
otomasi yang telah memberikan arahan terhadap tugas kami sehingga dapat
terselesaikan dengan baik.
5. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan masukan serta saling
berbagi pengetahuan.
Semoga laporan kami ini dapat di terima dan menjadi contoh bagi penerus-
penerus mahasiswa/i Teknik Industri. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan
adanya kritik, saran dan usulan yang membangun demi perbaikan di masa mendatang,
mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
TIM PENYUSUN
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB III PMBAHASAN
V.2.Saran ........................................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia industri modern saat ini kebutuhan dalam otomasi sistem kontrol
semakin meningkat dan terus berkembang. Sistem kontrol industri dimana peranan
manusia masih amat dominan misalnya dalam merespon besaran-besaran proses
yang diukur oleh sistem kontrol tersebut dengan serangkaian langkah berupa
pengaturan panel dan saklar-saklar yang relevan telah banyak digeser dan
digantikan oleh sistem kontrol otomatis. Sebabnya jelas mengacu pada faktor-faktor
yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas industri itu sendiri, misalnya faktor
human error dan tingkat keunggulan yang ditawarkan sistem kontrol tersebut. Salah
satu sistem kontrol yang sangat luas penggunaannya ialah PLC (Programable Logic
Controller) dan HMI (Human-Machine interface). Ada beberapa faktor yang
menjadi pertimbangan dunia industri mengunakan PLC dan HMI diantaranya
kemudahan dalam menganalisa gangguan pada proses produksi dan kemudahan
dalam pengoprasiannya PLC pada dasarnya adalah sebuah komputer yang khusus
dirancang untuk mengontrol suatu proses atau mesin.
PLC secara bahasa berarti pengontrol logika yang dapat diprogram, tetapi pada
kenyataannya, PLC secara fungsional tidak lagi terbatas pada fungsi-fungsi logika
saja. Sebuah PLC dewasa ini dapat melakukan perhitungan-perhitungan aritmatika
yang relatif kompleks, fungsi komunikasi, dokumentasi dan lain sebagainya Pada
dasarnya PLC dibuat untuk menggantikan sistem kontrol yang terdiri dari
serangkaian relay-relay yang begitu kompleks, yang mempunyai banyak kelemahan.
Apabila menggunakan PLC hal ini dapat diatasi, karena sistem PLC
mengintegrasikan berbagai macam komponen yang berdiri sendiri menjadi suatu
sistem kendali terpadu dan dengan mudah mengubah tanpa harus mengganti semua
instrumen yang ada.
1
tersedia dengan kemudahan proses pembuatannya. Namun karena kesehatan kopi
instan belakangan ini diragukan karena mengandung berbagai campuran kimia yang
berbahaya,ada sejumlah orang yang lebih memilih untuk meracik kopi buatan
sendiri. Melihat kondisi riil yang ada kebanyakan proses pencampuran kopi masih
dilakukan secara manual dimana campur tangan manusia masih dilibatkan secara
langsung. Bagi sebagian orang,kegiatan meracik kopi agar sesuai dengan rasa yang
diinginkan merupakan kegiatan yang mudah dan menyenangkan , namun bagi
sebagian orang lainnya, kegiatan seperti itu mungkin saja merupakan hal yang
merepotkan dan sulit dilakukan secara konsisten.
Oleh karena itu dengan memanfaatkan salah satu teknologi yang terus
berkembang dan dipergunakan secara luas di bidang pengontrolan dalam hal ini
PLC (Progammable Logic Controller), diharapkan mampu terciptanya sebuah alat
kontrol otomatis yang mampu mencampurkan campuran kopi yang dinginkan secara
konsisten.
Pemakaian PLC sebagai alat kontrol untuk beberapa sistem otomatisasi telah
banyak digunakan karena PLC dapat diberi perintah masukan yang memungkinkan
dapat diterapkan dalam sistem pencampuran kopi. Pada sistem ini mesin akan
mencampurkan campuran jenis kopi yang telah di pilih dengan takaran yang sesuai
dan konsisten sehingga memiliki rasa yang sesuai dengan keinginan
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah ladder diagram dari trainer
simulator Programmable Logic Controller (PLC) berupa contoh sistem otomasi
mesin pencampur kopi (Coffee Vanding Machine) yang berlandaskan Human
Machine Interface (HMI). Simulator ini dirancang untuk mendeskripsikan sebuah
sistem kerja pencampur kopi otomatis yang digambarkan ke dalam ladder diagram
dengan fungsi sebagai media pembelajaran yang mudah dipahami.
2
1. Mahasiswa memperoleh ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek
dalam bidang otomasi programmable Logic Controller (PLC) khususnya
dalam membaca dan membuat Ladder Diagram
2. Mahasiswa mampu membuat desian dan perancangan berbasis pengontrolan
logika yang mampu diterapkan di berbagai permasalah di sekitar kita
1. Training
Merupakan metode yang dilakukan melalui bimbingan dosen yang
kompeten dalam bidang otomasi dengan pengenalan dan pelatihan ladder
diagram
2. Konsultasi dan Wawancara
Berupa kegiatan tanya jawab baik dengan dosen pembimbing maupun
narasumber lain yang memiliki kompetensi dalam bidang aplikasi system
otomasi.
3. Studi literature
Meliputi kegiatan membaca tentang otomasi dan aplikasinya serta
mengumpulkan sumber-sumber data dan gambar yang berhubungan
dengan tugas bear dari internet.
3
I.6 Sistematika Penulisan
Laporan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab yang saling berhubungan satu
sama lain. Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang pembuatan tugas besar ini, tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai, ruang lingkup pembahasan, metode pengumpulan data, dan
sistematika penulisannya.
Berisi tentang dasar teori PLC dan ladder diagram yang akan diterapkan dalam
pembuatan mesin pencampur kopi.
Berisi tentang pembuatan ladder diagram untuk simulasi automation garage system
serta penjelasannya.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas dan
saran-saran.
4
BAB II
DASAR TEORI
Pada saat PLC belum ditemukan, manusia telah mengenal berbagaii macam
system kontrol,tetapi masih konvensional, artinya sistem yang dikenal tersebut
masih berdiri sendiri - sendiri, seperti relai elektromagnetik. Dari beberapa control
tersebut,seperti relai yang sudah berintegrasi menjadi sebuah panel. Adanya panel
kontrol ini yang mengilhami terciptanya Programmable Logic Controller (PLC),
karena pada prinsipnya PLC terdiri dari himpunan beberapa model control yang
bergabung dalam suatu alat. Seiring itu juga dikembangkan relai yang dapat
beroperasi pada kecepatan yang tinggi yang disebut relai transistor, karena itu PLC
memiliki output relaielektromagnetik dan output relai transistor. Relai transistor
berfungsi untuk kontrol kecepatan tinggi seperti high speed counter.
Selanjutnya pada decade 60-an atau tepatnya pada tahun 1969, sebuah
perusahaan perangkat elektronik, yaitu madicon (sekarang sebagian dari
GoldElektronics) mulai memperkenalkan PLC melalui salah satu divisi perusahaan
tersebut (Generals Motors HydramaticDivision). Kemudian beberapa perusahaan
seperti :Allen Bradly, General Elektric, GEC, Siemens, dan Westing house
memproduksinya dengan harga standar dan dengan kemampuan tinggi. Pemasaran
PLCdengan harga rendah didominasi oleh perusahaan-perusahaan dari jepang
seperti :Mitshubishi, Omron, Toshiba.
5
terprogram yang dapat menerima masukan dari peralatan luar untuk menggerakkan
peralatan keluaran melalui modul masukan dan keluaran sesuai dengan perintah
program yang disimpan dalam memori bahasa pemprograman (ladder diagram).
Satu kontak relai dalam PLC (NO atau NC) dapat digunakan berkali-kali
untuk semua instruksi dasar selaian instruksi output. Jadi dengan kata lain, bahwa
dalam suatu pemrograman PLC tidak diizinkan menggunakan output dengan
nomor kontak yang sama.
1. Lama pengerjaan untuk sistem baru atau desain ulang lebih singkat.
2. Sistem dapat dimodifikasi tanpa perlu biaya tambahan.
3. Perencanaan biaya untuk membuat sistem desain baru dapat diperkirakan
dengan tepat.
6
4. Relatif mudah dipelajari untuk kalangan pemula.
b. Memori
Storage Memory Unit inidibentuk dari Read Only Memory (ROM), yang
hanya dapat membaca program dan tidak dapat dihapus.ROM yang digunakan
sebagai memory sudah diprogram oleh vendor yang membuatnya. ROM dapat
dibagi menjadi dua macam, yaitu PROM (Programable ROM) dan EPROM
(Eraseble PROM) yang dalam pengembangannya akan melahirkan EEPROM
7
(Electrically Eraseble PROM) yaitu EPROM yang penulisan dan penghapusan
programnya dengan cara memberi tegangan listrik tertentu. PROM hanya dapat
diprogram sekali dan tidak dapat dihapus kembali, sedangkan EPROM dan juga
EEPROM adalah PROM yang program di dalamnya dapat dihapus dan ditulis
ulang dengan suatu alat pemograman khusus.
Selain dibentuk oleh ROM, Storage Memory Unit juga dibentuk dari
RAM (Random Access Memory) yaitu memory yang dapat dibaca secara acak.
Informasi di dalam RAM akan terhapus bila catu daya dimatikan. Agar informasi
di dalamnya tidak terhapus saat catu daya dimatikan, dipasanglah baterai sebagai
pengganti catu daya(buffer).
c. Input/Output
d. Power Supply
e. Programming Device
8
tidak diperlukan lagi meski hubungannya ke PLC mungkin saja masih
berlangsung. namun hubungan antara programming device ke PLC hanya dipakai
untuk fasilitas monitoring operasi PLC saja atau membuat diagnostik saat terjadi
kegagalan sistem.
Programmer/Monitor
Modul Modul
CPU
masukan Keluaran
Catu
Daya
Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi
yang dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis
horizontal dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah. Ladder diagram digunakan
9
untuk menggambarkan rangkaian listrik dan dimaksudkan untuk menunjukkan
urutan kejadian, bukan hubungan kabel antar komponen. Pada ladder diagram
memungkinkan elemen-elemen elektrik dihubungkan sedemikian rupa sehingga
keluaran (output) tidak hanya terbatas pada ketergantungan terhadap masukan
(input) tetapi juga terhadap logika
1. Contact
Contact dapat berupa kontak input (sakelar, push button), kontak internal
variabel (relay otomatis) dan lain-lain, ada 4 macam tipe kontak yaitu :
ii. Kontak NC (Normally Close) adalah kontak yang terdapat pada ladder
diagram di mana pada saat keadaan sistem belum bekerja kondisi kontak
dalam keadaan tertutup.
iii. Kontak rising edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di mana
pada saat pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “0” menjadi logika “1”.
iv. Kontak falling edge adalah kontak yang terdapat pada ladder diagram di
mana pada saat keadaan sistem mulai bekerja kondisi kontak berubah dari
logika “1” menjadi logika “0”
2. Coil
10
Coil secara umum menyatakan output, ada 4 macam tipe coil yaitu :
i. Coil.
a. LOAD danLOADNOT
0000 LD 000.00
0001 Instruksi
0003 Instruksi
11
Jika ada dua atau lebih kontak yang tersusun seri pada suatu garis instruksi,
maka instruksi pada kontak pertama adalah LD atau LD NOT dan kontak
berikutnya adalah AND atau AND NOT.
0000 LD 000.00
0003 Instruksi
c. OR danOR NOT
Jika ada dua atau lebih kontak yang tersusun secara pararel pada suatu
garis instruksi, maka instruksi pada kontak pertama adalah LD atau LD NOT
dan pada kontak berikutnya adalah OR atau OR NOT.
12
Gambar II.4 Ladder Diagram InstruksiOR dan OR NOT
Instruksi akan ON jika salah satu dari operand dari LD atau OR dalam
kondisi ON, yaitu ketika IR 00000 ONatau IR00001 ONatau OR NOT dalam
kondisi OFF yaitu IR 00002 OFF. Kode mnemonic dari ladder pada gambar 2.4
dapat dilihat pada tabel 2.3.
0000 LD 000.00
0001 OR 000.01
0003 Instruksi
13
GambarII.5 Ladder Diagram Instruksi OUT dan OUT NOT
0000 LD 000.00
0002 LD 000.01
e. Instruksi END
14
Gambar II.6 LadderDiagramInstruksi END
Jika suatu diagram tangga atau program PLC tidak dilengkapi instruksi
END, maka program tidak akan dijalankan sama sekali dan indicator ERROR
pada CPU PLC akan ON. Kode mnemonic dari ladder diagram pada gambar
2.6 dapat dilihat pada tebel 2.5.
0000 LD 000.00
0003 INSTRUKSI
f. timer
15
Gambar II.7 Simbol Blok Timer di PLC Twido
d. Timer Setting
Untuk menggunakan timer pada PLC Twido, ada beberapa fitur timer
yang harus diset sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan. Fitur-fitur
tersebut adalah:
a. Timer on-delay
Output akan berlogika high apabila input diberi sinyal dengan logika high
yang lamanya melebihi setting tundaan waktunya. Output akan kembali berlogika
low saat sinyal input berlogika low. Isyarat input dan output mode ini ditunjukkan
pada gambar 2.
16
output
Input
Delay time
b. Timer off-delay
Output akan berlogika low apabila input diberi sinyal dengan logika low
yang lamanya melebihi setting tundaan waktu. Diasumsikan kondisi awal timer
mendapatkan sinyal input high kemudian sinyal input tersebut diubah menjadi low.
Saat diberi input diberi sinyal high maka ouput high, kemudian saat input diberi
sinyal low, maka output akan low jika lamanya sinyal input dengan logika low
tersebut melebihi setting tundaan waktunya. Isyarat input dan output mode ini
ditunjukkan pada gambar 3.
output
Input
Delay time
c. Timer pulse
Output akan berlogika high selama setting tundaan waktu apabila input
diberi trigger berlogika high. Isyarat input dan output mode ini ditunjukkan pada
gambar 4.
output
input
Delay time
17
g. Counter
1. Counter di PLC
ii. Membuat suatu event tetap terjadi, sampai counter mencapai nilai
reset baru berhenti.
18
19
BAB III
PEMBAHASAN
20
Peralatan Spesifikasi Keterangan
input 4 PushButton
sensor 0 -
motor 1 Pengaduk
Berikut adalah gambar design tanpilan depan sitem mesin pencampur kopi
(Vander Coffee Machine) :
21
Berikut adalah gambar design tanpilan depan sitem mesin pencampur kopi
(Vander Coffee Machine) :
Berikut deskripsi kerja plant simulator mesin pencampur kopi Coffee (vender machine)
22
Kondisi 2 : ketika tombol “Black coffee+sugar” di tekan,
a. maka secara otomatis keran 1 (K1) akan terbuka selama 10 detik (0.7
dari ukuran gelas yang di sediakan) mengeluarkan kopi hitam yang
berada di dalam tangki kopi dan akan di tampung ke dalam tangki
pengaduk
b. Keran 2 (K2) akan terbuka selama 5 detik (0.2 dari ukuran gelas yang
disediakan) mengeluarkan gula cair yang berada didalam tangki gula
dan akan di tampung ke dalam tangki pengaduk
c. motor pengaduk yang berada didalam tangki pengaduk akan otomatis
berputar selama 15 detik,
d. setelah motor pengaduk berhenti keran pengeluaran tangki
pengaduk(k4) akan terbuka selama 13 detik dan mengisi gelas yang di
letakkan oleh operator
23
berada di dalam tangki kopi dan akan di tampung ke dalam tangki
pengaduk
b. Keran 2 (K2) akan terbuka selama 5 detik (0.2 dari ukuran gelas yang
disediakan) mengeluarkan gula cair yang berada didalam tangki gula
dan akan di tampung ke dalam tangki pengaduk
c. Keran 4 (K4) akan terbuka selama 4 derik(0.1 dari ukuran gelas yang
disediakan) mengeluarkan susu yang berada didalam tangki gula dan
akan di tampung ke dalam tangki pengaduk
d. motor pengaduk yang berada didalam tangki pengaduk akan otomatis
berputar selama 15 detik,
e. setelah motor pengaduk berhenti keran pengeluaran tangki pengaduk
(k4) akan terbuka selama 13 detik dan mengisi gelas yang di letakkan
oleh operator
24
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
25
26
Tabel IV.1 Keterangan Simbol
27
BAB V
PLC “Sistem Otomasi Mesin Pencampur Kopi” dapat berkomunikasi dengan baik
sesuai dengan deskripsi kerja alat yang telah direncanakan sebelumnya. Program ladder
diagram yang tersimpan dalam memori PLC menjadi kunci utama dalam mengendalikan
proses pencampuran kopi. Trainer simulator pencampur kopi ini tersusun dari beberapa
komponen yang mendeskripsikan dari proses pencampuran kopi. Dengan input/ output
yang sesuai dengan program ladder diagram yang tersimpan pada memori PLC ini maka
akan dapat bekerja dengan baik. Perancangan HMI disesuaikan dengan perancangan
display yang baik akan dengan mudah dipahami sehingga pengguna dengan sangat mudah
menggunakan alat tersebut
V.2 Saran
Dalam proses pembuatan ladder diagram kita harus memahami alur
perancangan alat dengan baik sehingga akan mudah dalam melakukan
penbuatan ladderdiagram
PLC “Sistem Otomasi Mesin Pencampur Kopi” masih dalam pengembangan
lebih lanjut
28
DAFTAR PUSTAKA
Google.com
29