Anda di halaman 1dari 59

Dr.

Luwiharsih,MSc

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


dr Luwiharsih, MSc

instrumen 12 - 13 April 2018 2


JABATAN SEKARANG :
Ka Bidang Diklat KARS 2011 - sekarang
Ka Kompartemen Mutu PERSI 2015 – 2018

PENDIDIKAN
• SI Fakultas Kedokteran Unair
• SII Pasca Sarjana UI, Manajemen Rumah Sakit

instrumen 12 - 13 April 2018 3


PENGALAMAN KERJA

o Surveior & Pembimbing Akreditasi RS (1995 – sekarang )

o Direktur RSK Sitanala Tangerang ( 2007 – 2010 )

o Ka Sub Dit RS Pendidikan, Kemkes ( 2005 – 2007 )

o Ka Sub Dit RS Swasta, Kemkes ( 20 01 – 2005 )

o Ka Sub Dit Akreditasi RS, Kemkes (1995 – 2001)

instrumen 12 - 13 April 2018 4


10 mei 2017
Sistem manajemen data dan informasi RS menyiapkan
kumpulan serta menentukan data dan informasi yang secara
rutin (reguler) dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan
profesional pemberi asuhan (PPA), kepala bidang/divisi, kepala
unit pelayanan, serta badan/pihak lain di luar RS.

10 mei 2017
Data memenuhi kebutuhan
Kumpulan data yg harus pengguna, yaitu PPA, kepala
bidang/divisi, dan kepala
tersedia terdiri atas: unit pelayanan
a) data mutu dan insiden
keselamatan pasien
RS memberikan data yang
b) data surveilans infeksi dibutuhkan oleh
c) data kecelakaan kerja badan/pihak lain di luar RS
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
10 mei 2017
Standar MIRM 5
Data dianalisis diubah menjadi informasi untuk
mendukung asuhan pasien, manajemen rumah sakit dan
program manajemen mutu, serta pendidikan dan
penelitian.
Informasi mendukung :
• Asuhan pasien
• Manajemen RS
DATA ANALISA INFORMASI
• Program Manajemen Mutu
• Pendidikan & Penelitian

10 mei 2017
• Format sesuai
kebutuhan
• Tepat Waktu
• Staf pengolah data
Penyampaian data dan mempunyai hak untuk
informasi akses data & inform

10 mei 2017
SISTEM Memberikan data ke
MANAJEMEN DATA badan/pihak lain di luar
rumah sakit sesuai
 MIRM 4 , MIRM 5 & dengan peraturan
MIRM 6 perundang-undangan.
(MIRM 4 EP2)
Informasi mendukung
• Asuhan pasien
Kumpulan data terdiri • Manajemen RS
atas: • Prog. Manj. mutu
a) data mutu dan • Pengumpulan data • Diklit (MIRM 5)
insiden keselamatan • Analisis data
pasien; • Interpretasi data
b) data surveilans • Benchmark data • Laporan data &
infeksi; (MIRM 5) informasi ke
c) data kecelakaan pengguna tepat waktu
kerja (MIRM 4) & format sesuai
kebutuhan (MIRM 6)

10 mei 2017
Standar MFK 10
Rumah sakit mengumpulkan data dari setiap program
manajemen risiko fasilitas dan lingkungan untuk mendukung
rencana mengganti atau meningkatkan fungsi (upgrade)
teknologi medik  insiden/kejadian/kecelakaan di RS

10 mei 2017
Standar PPI 10
Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP
(Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien) dengan
menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting
bagi rumah sakit.
Standar PMKP 2.1

Rumah Sakit menyediakan teknologi dan dukungan


lainnya untuk mendukung sistem manajemen data
pengukuran mutu terintegrasi sesuai dengan
perkembangan teknologi informasi.

instrumen 13-14 Maret 2018 15


SISTEM MANAJEMEN
DATA

Laporan Insiden
Keselamatan Pasien

Data/ Infor
Indikator Pengum-
Pemilihan Analisis masi
pulan

Data
insiden/kecela Data surveilance
kaan di RS

sistem manajemen informasi 16


10 mei 2017
• Data indikator mutu nasional
• Data indikator mutu prioritas RS
• Data indikator mutu unit
• Data indikator mutu Ponek SUMBER
DATA DI UNIT
• Data indikator mutu pada bab PAB PELAYANAN/
• Data hasil surveillance KERJA

• Data insiden keselamatan pasien


• Data insiden/kejadian/kecelakaan di
RS

10 mei 2017
• Data indikator mutu nasional (PMKP)

• Data indikator mutu prioritas RS (PMKP) Regulasi meliputi :


• Pengumpulan data
• Data indikator mutu unit (PMKP)
• Analisis data
• Data indikator mutu Ponek (ProgNas) • Interpretasi data

• Data indikator mutu pada bab PAB (PAB) • Validasi data


• Pelaporan
• Data hasil surveillance (PPI)
• Benchmark data
• Data insiden keselamatan pasien (PMKP) • Publikasi data internal
dan external
• Data insiden/kejadian/kecelakaan di RS (MFK)

10 mei 2017
Kepatuhan Penggunaan Formularium
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien; 7. Nasional (FORNAS); --> hanya utk RS
provider BPJS

2. Emergency Respon Time (EMT); 8. Kepatuhan Cuci Tangan;

Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko


3. Waktu Tunggu Rawat Jalan; 9.
Cedera Akibat Pasien Jatuh

4. Penundaan Operasi Elektif; 10 Kepatuhan terhadap Clinical Pathway;

5. Kepatuhan jam visite dokter 11 Kepuasan Pasien dan Keluarga;

Waktu Lapor Hasil Tes Kritis


6. 12 Kecepatan Respon Terhadap Komplain
Laboratorium; Komisi Akreditasi Rumah Sakit 200618
PENGUKURAN MUTU PRIORITAS RS

Indikator area
Indikator area klinis
manajemen
(IAK)
(IAM)

5 PPK-CP

5 Panduan Praktik Indikator penerapan


Klinis yang di SKP
evaluasi (ISKP)

instrumen 13-14 Maret 2018 21


Indikator mutu nasional
(bila ada implementasi di unit)

Indikator mutu prioritas RS (bila ada implementasi di unit)

Indikator mutu unit

Indikator mutu yan yg dikontrakan (bila ada


implementasi di unit)

Evaluasi kepatuhan DPJP terhadap PPK (bila ada


SPM ? implementasi di unit)
(Standar
Pelayanan Data untuk Penilaian kinerja – PPA (bila ada implementasi
Minimum) di unit)
Komisi Akreditasi Rumah Sakit 200618
Pelaporan dan analisis meliputi :

• angka keterlambatan operasi section caesaria (SC) ( > 30 menit)

• angka keterlambatan penyediaan darah ( > 60 menit)

• angka kematian ibu dan bayi

• kejadian tidak dilakukannya inisiasi menyusui dini (IMD) pada bayi baru lahir

 Sumber data di unit pelayanan

10 mei 2017
a) Asesmen Pra Sedasi
b) Proses Monitoring Status fisiologis selama anestesi
c) Proses Monitoring proses pemulihan anestesi dan sedasi dalam
d) Evaluasi ulang bila terjadi konversi tindakan dari local/regional ke general
 Buat Indikator mutu pada proses kegiatan pelayanan pada a) sampai dengan
d); Unit pelayanan sebagai sumber data, agar mengumpulkan data

10 mei 2017
1) Indikator Ventilator Associated Pneumonia (VAP)

2) Indikator Infeksi Saluran Kencing (ISK)

3) Indikator Infeksi Daerah Operasi (IDO)

4) Indikator Hospital Acquired Pneumonia (HAP)

5) Indikator Infeksi Aliran Darah (IAD)

6) Indikator Phlebitis

 PMK 27 tahun 2017 tentang PPI pada Fasyankes

10 mei 2017
PPI 6 dan PPI 6.1 dan PPI 10

INDIKATOR MUTU

DATA
PPI SURVEILANCE
SURVEILANCE

INSIDEN
KESELAMATAN
PASIEN

sistem manajemen informasi 26


10 mei 2017
KESELAMATAN
LAPORAN IKP DATA
PASIEN

sistem manajemen informasi 28


PMKP
Sentinel 9, 9.1, 9.2, 9.3

KPC KTD
Insiden
kseamatan
pasien

KTC KNC

sistem manajemen informasi 29


Setiap RS menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:

a) Kematian yang tidak diduga, termasuk, dan tidak tidak terbatas hanya,
– Kematian yg tidak berhubungan dng perjalanan penyakit pasien atau kondisi pasien (contoh,
kematian setelah infeksi pasca operasi atau emboli paru paru)

– Kematian bayi aterm

– Bunuh diri

b) Kehilangan permanen fungsi yang tidak terkait penyakit pasien atau kondisi
pasien

c) Operasi salah tempat, salah prosedur, salah pasien

10 mei 2017
Setiap RS menetapkan definisi operasional kejadian sentinel paling sedikit meliputi:

d) Terjangkit penyakit kronik atau penyakit fatal akibat transfusi darah atau produk darah
atau transplantasi organ atau jaringan

e) Penculikan anak termasuk bayi atau anak termasuk bayi dikirim ke rumah bukan rumah
orang tuanya

f) Perkosaan, kekejaman di tempat kerja seperti penyerangan (berakibat kematian atau


kehilangan fungsi secara permanen) atau pembunuhan (yang disengaja) atas pasien,
anggota staf, dokter, mahasiswa kedokteran, siswa latihan, pengunjung atau
vendor/pihak ketiga ketika berada dalam lingkungan rumah sakit (lihat juga KKS 8.2)

10 mei 2017
KEJADIAN TAK DIHARAPKAN
a) Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi, jika sesuai untuk rumah
sakit (lihat AP.5.11)

b) Semua kejadian serius akibat efek samping obat, jika sesuai dan
sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit

c) Semua kesalahan pengobatan yang signifikan jika sesuai dan

d) Semua perbedaan besar antara diagnosis praoperasi dan diagnosis


pascaoperasi

instrumen 13-14 Maret 2018 32


e) Efek samping atau pola efek samping selama sedasi moderat atau
mendalam dan pemakaian anestesi

f) Kejadian-kejadian lain; misalnya,

g) Infeksi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan atau wabah penyakit


menula sebagaimana yang didefinisikan oleh rumah sakit

h) Pasien jiwa yang melarikan diri dari ruang perawatan keluar lingkungan
RS yang tidak meninggal/ tidak cedera serius. (Khusus untuk RS Jiwa dan
RS Umum yang mempunyai ruang perawatan jiwa.

instrumen 13-14 Maret 2018 33


SENTINEL RCA

MERAH &
KTD KUNING

RISK
GRADING BIRU &
KNC HIJAU
INVESTIGASI
sistem manajemen informasi
SEDERHANA 34
Laporan ke Komite
Sentinel, KTD, KNC, Nasional
KTC Keselamatan
Pasien

Insiden
Rencana Tindak
Keselamatan
lanjut
Pasien

Analisis
Laporan ke Tim
berdasarkan hasil
KPRS
risk grading

10 mei 2017
• Tertusuk jarum/benda tajam

• Terpapar bahan kimia/bahan infeksius

• Kehilangan barang

• Insiden tindak kekerasan di RS

• Pengunjung/staf jatuh

• dll

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR PENGUMPULAN DATA

1. Data indicator mutu nasional PIC data unit input data di sismadak, Ka Unit supervisi, Ka
Komite PMKP monitoring dan supervisi

2. Data indicator mutu prioritas RS PIC data unit input data di sismadak, Ka Unit supervisi, Ka
Komite PMKP monitoring dan supervisi

3. Data indicator mutu unit PIC data unit input data di sismadak, Ka Unit supervisi, Ka
Komite PMKP monitoring dan supervisi

4. Data indicator mutu Ponek PIC data unit input data di sismadak, Ka Unit supervisi, Ka
Komite PMKP monitoring dan supervisi

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR PENGUMPULAN DATA

5. Data indicator mutu pada bab PIC data unit input data di sismadak, Ka Unit supervisi, Ka
PAB Komite PMKP monitoring dan supervisi
6. Data hasil surveillance Setelah kejadian infeksi ditetapkan, IPCN input data di
Sismadak. Ka Unit supervisi, Ka Komite PMKP monitoring
dan supervisi, Ka komite PPI monitoring

7. Data insiden keselamatan pasien Unit/yang bersangkutan melaporkan kejadian paling


lambat 2 X 24 Jam kepada Tim KPRS
8. Data insiden/kejadian/ Unit membuat laporan ke K 3 RS atau unit lainnya yg
kecelakaan di RS ditunjuk oleh Direktur RS

9. Data Penilaian kinerja klinis PIC data mengumpulkan data sesuai aspek yg dinilai pada
kinerja klinis  tidak masuk ke sismadak
10 mei 2017
1. Data total populasi, pengumpulan data Input data setiap hari, tetapkan siapa yg input
setiap hari (sensus harian) data bila hari minggu/libur. JANGAN : lebih dari 3
hari.
2. Data simple random sampling, Tetapkan pemilihan samplenya, Input data setiap
pengumpulan data setiap hari (sensus hari, tetapkan siapa yg input data bila hari
harian) minggu/libur. JANGAN : lebih dari 3 hari.

3. Data total populasi, pengumpulan Input data setiap awal bulan, tetapkan input
retrospektif paling lambat tanggal berapa.

4. Data simple random sampling, Tetapkan pemilihan samplenya, Input data setiap
pengumpulan retrospektif awal bulan, tetapkan input paling lambat tanggal
berapa.

10 mei 2017
• Tetapkan PIC/observer nya  harus dilatih sehingga persepsi sama

• Tetapkan metodologi pengambilan data  total populasi/sampel

• Tetapkan teknik observasi  waktu dan metode observasi

• Siapkan check list untuk observasi

• Data (+)  input/catat  analisa  pelaporan, sama dengan data yang sumber data
tertulis

• PERHATIAN : data yg sumber data dari observasi, tidak bisa di validasi

PMKP luwi edit 15 Jan 2017 40


No DATA INDIKATOR ANALISA DATA

1. Data indicator mutu nasional Komite PMKP melakukan analisa menggunakan metode
statistic dan Analisa dengan melihat trend, dibandingkan
RS lain/data eksternal, dibanding dng standar/praktik yg
terbaik

2. Data indicator mutu prioritas RS Komite PMKP melakukan analisa menggunakan metode
statistic dan Analisa dengan melihat trend, dibandingkan
RS lain/data eksternal, dibanding dng standar/praktik yg
terbaik dan analisis dampak efiseinsi

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR ANALISA DATA

3. Data indicator mutu unit Komite PMKP melakukan analisa menggunakan metode
statistic dan Analisa dengan melihat trend, dibandingkan
RS lain/data eksternal, dibanding dng standar/praktik yg
terbaik

4. Data indicator mutu Ponek Komite PMKP melakukan analisa menggunakan metode
statistic dan Analisa dengan melihat trend, dibandingkan
RS lain/data eksternal, dibanding dng standar/praktik yg
terbaik

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR ANALISA DATA

5. Data indicator mutu pada bab Komite PMKP melakukan analisa menggunakan metode
PAB
statistic dan Analisa dengan melihat trend, dibandingkan RS
lain/data eksternal, dibanding dng standar/praktik yg terbaik
6. Data hasil surveillance Idem

7. Data insiden keselamatan pasien Risk Grading – RCA/Investigasi sederhana – Rencana


Perbaikan

8. Data insiden/kejadian/kecelakaan Idem


di RS

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR Pelaporan

1. Data indicator mutu nasional Komite PMKP --> Direktur RS  Pemilik/Representasi


pemilik setiap 3 bulan; Feedback data ke Kabid dan ka Unit.
Benchmark data melalui sismadak

2. Data indicator mutu prioritas RS Komite PMKP  Direktur RS  Pemilik/Representasi pe-


milik setiap 3 bln; Feedback data ke Kabid & ka Unit.

3. Data indicator mutu unit Komite PMKP  Direktur RS  Pemilik/Representasi pe-


milik setiap 3 bln; Feedback data ke Kabid & ka Unit.

4. Data indicator mutu Ponek Komite PMKP  Direktur RS  Pemilik/Representasi pe-


milik setiap 3 bln; Feedback data ke Kabid & ka Unit.

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR PELAPORAN

5. Data indicator mutu pada bab Komite PMKP --> Direktur RS  Pemilik/Representasi
PAB
pemilik setiap 3 bulan; Feedback data ke Kabid dan ka
Unit
6. Data hasil surveillance IPCN –> Komite PPI  Direktur RS dan Komite PMKP

7. Data insiden keselamatan pasien Tim KPRS  Direktur RS  Pemilik/reprentasi pemilik


setiap 6 bulan; Sentinel  laporan setiap ada kejadian .
Tim KPRS  KNKPRS
8. Data Komite K-3 RS/Tim manajemen risiko  Direktur RS
insiden/kejadian/kecelakaan di
RS

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR BENCHMARK DATA

1. Data indicator mutu nasional Komite PMKP melakukan benchmark data, SISMADAK on-
line dengan SIKARS, untuk semua indicator (12 indicator)

2. Data indicator mutu prioritas RS Komite PMKP melakukan benchmark data, SISMADAK on-
line dengan SIKARS, Bila dari indicator RS, ada yg sesuai
dng 78 IAK dan 11 IAM di SISMADAK

3. Data indicator mutu unit Idem

4. Data indicator mutu Ponek Idem

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR BENCHMARK DATA

5. Data indicator mutu pada bab PAB Komite PMKP melakukan benchmark data, SISMADAK on-
line dengan SIKARS, Bila dari indicator RS, ada yg sesuai dng
78 IAK dan 11 IAM di SISMADAK

6. Data hasil surveillance Komite PPI/PMKP melakukan benchmark data, SISMADAK


on-line dengan SIKARS, untuk data surveilans yang sesuai

7. Data insiden keselamatan pasien -

8. Data insiden/kejadian/ kecelakaan -


di RS

10 mei 2017
10 mei 2017
• Benchmarking adalah proses data terarah yang sistematis, perbaikan terus-
menerus yang melibatkan internal dan/atau eksternal membandingkan kinerja
untuk mengidentifikasi, mencapai dan mempertahankan praktek terbaik.’
• Hal ini mengharuskan mengukur dan mengevaluasi data untuk menetapkan
patokan atau tingkat kinerja target untuk mengevaluasi kinerja saat ini dan
membandingkan patokan-patokan ini atau metrik-metrik kinerja dengan data
yang sama yang disusun oleh organisasi lainnya, termasuk fasilitas-fasilitas
praktek yang terbaik. Ini berfungsi sebagai dasar untuk menerjemahkan data
ke dalam tindakan dengan memberitahu inisiatif-inisiatif perbaikan kinerja.

10 mei 2017
• Internal Benchmarking

• External Benchmarking in the Era of Health Care


Reform

• Kombinasi Internal dan Eksternal

10 mei 2017
• Pilih indikator yang mana yang akan dibandingkan --> saran indikator
mutu nasional
• Yang perlu disamakan : numerator, denumrator, metode pengumpulan
data, cakupan (total populasi/sampel), formula perhitungan
• Apakah RS sejenis ? --> aple to aple
• Pada waktu analisa apakah diperlukan penyesuaian risiko (Risk
adjustment)

10 mei 2017
• Langkah pertama dalam tahap analisis data adalah Komite PMKP harus menentukan apakah

data yang akan dibandingkan tersebut perlu mendapatkan penyesuaian risiko

• Penyesuaian risiko adalah sebuah alat statistik yg menghitung perbedaan (variation) dalam

populasi.

• Sebagai contoh, RS A yang mempunyai beban sebagian besar pasiennya lansia dng kondisi

kronis membandingkan data dengan RS B yang mempunyai pasien tidak begitu parah.

Untuk menunjukkan bahwa sebuah perbandingan kinerja antara dua penyedia adalah adil,

sebuah RS dapat menggunakan penyesuaian risiko. Dengan memeriksa penggunaan

sumber daya dan hasil yankes yg terkait dng kedua penyedia layanan ini, maka dng

penyesuaian risiko akan memungkinkan RS untuk memperhitungkan perbedaan antara

kedua penyedia layanan tersebut.


– Pembatasan (restriction): Metode ini melibatkan pengeculian (exclusion) terhadap
pasien tertentu dari sebuah analisis. Meskipun hal ini memastikan adanya populasi
yang lebih homogen, namun hal ini dapat menyebabkan kekhawatiran tentang ukuran
sampel yang kecil.

– Stratifikasi (stratification): Stratifikasi melibatkan pembagian data menjadi beberapa


kelompok kecil. Contohnya adalah mengelompokkan data yang ditentukan berdasar
kelompok usia di mana angka kematian adalah hasil yang diminati. Ketika organisasi
menggunakan stratifikasi untuk melakukan penyesuaian risiko, maka RS harus
mempertimbangkan untuk melakukan stratifikasi ukuran menjadi satu atau dua
kategori faktor risiko utama, seperti usia, jenis kelamin, atau pasien dengan diabetes
dan pasien tanpa diabetes.
• Regresi multivariabel (multivariable regression): Pada kasus tertentu, stratifikasi tidak
dimungkinkan untuk digunakan karena metode ini hanya dapat digunakan untuk
menangani sedikit variabel pada satu waktu. Regresi multivariabel melibatkan
penggunaan model statistik, seperti teknik regresi logistik, untuk menyesuaikan
beberapa faktor risiko pasien. Seperti misalnya, sebuah RS dapat menggunakan
regresi multivariabel saat RS melakukan analisis keefektifan dari sebuah program
manajemen gagal jantung dan dapat menyesuaikan beberapa faktor pasien, termasuk
usia, jenis kelamin, berat badan, etnisitas, diet, dan faktor lainnya. Regresi
multivariabel memainkan peran sentral dalam begitu banyak strategi penyesuaian
risiko. Dengan menggunakan paket perangkat lunak statistik, hal ini bisa sangat
membantu saat RS melakukan jenis analisis ini.
• Salah satu jenis penyesuaian risiko yang sering digunakan adalah penyesuaian campuran kasus.
Metode ini memungkinkan RS melakukan sebuah perbandingan yang valid antara data hasil dalam
satu RS atau antar RS. Dalam penyesuaian campuran kasus ini, semua faktor risiko yang relevan dan
signifikan secara statistik (prediktor hasil yang dinginkan) diidentifikasi dengan menggunakan data dari
pasien di semua unit pelayanan di RS. Berbagai faktor risiko kemudian dikelompokkan dan digunakan
untuk membuat sebuah model statistik yang memprediksi hasilnya. Prediksi tersebut digunakan untuk
menghitung tingkat hasil yang diharapkan untuk sebuah RS keseluruhan. Langkah terakhir adalah
membandingkan tingkat hasil yang diharapkan dari setiap unit pelayanan dengan tingkat hasil
pengamatan sebenarnya untuk mengevaluasi apakah hasil pengamatan lebih besar dari atau kurang
dari yang diharapkan, dengan mengingat pengalaman pasien di semua unit . Sebuah Rasio Mortalitas
Standar dapat digunakan; namun demikian, ada metode-metode lain yang bisa digunakan.
• Sebaiknya  apple to apple
• Bila tidak bisa  performing risk adjustment
• SISMADAK – SIKARS  kontribusi data based eksternal (PMKP 7 EP 4 dan
PMKP 7 EP5)
• Membandingkan data

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR VALIDASI DATA

1. Data indicator mutu nasional Komite PMKP melakukan validasi data hanya untuk IAK
baru dan data yang akan di publikasi-kan

2. Data indicator mutu prioritas RS Idem

3. Data indicator mutu unit Idem

4. Data indicator mutu Ponek Idem

10 mei 2017
No DATA INDIKATOR VALIDASI DATA

5. Data indicator mutu pada bab Komite PMKP melakukan validasi data hanya untuk IAK
PAB baru dan data yang akan di publikasi-kan

6. Data hasil surveillance Tidak perlu validasi data

7. Data insiden keselamatan pasien Tidak perlu validasi data

8. Data Tidak perlu validasi data


insiden/kejadian/kecelakaan di
RS

10 mei 2017
10 mei 2017

Anda mungkin juga menyukai