Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hidrosefalus adalah penumpukan CSS sehingga menekan jaringan otak. Jumlah


cairan bisa mencapai 1,5 liter bahkan ada sampai 5 liter, sehingga tekanan intrakranial sangat
tinggi. Hidrosefalus sering di jumpai sebagai kelainan konginetal namun bisa pula oleh sebab
postnatal. Angka kejadian hidrosefalus kira-kira 30 % yang di temui sejak lahir, dan 50%
pada 3 bulan pertama. Frekuensi hidrosefalus ini utero 2:2000 bayi, dan kira-kira 12% dari
semua kelainan konginetal. Hidrosefalus sering menyebabkan distosia persalinan. Apabila
hidrosefalus berlanjut setelah lahir dan tetap hidup akan menjadi masalah pediatri sosial.
Pasien hidrosefalus memerlukan perawatan khusus dan benar karena pada anak yang
mengalami hidrosefalus ada kerusakan saraf yang menimbulkan kelainan neurologis berupa
gangguan kesadaran sampai pada gangguan pusat vital dan resiko terjadi dekubitus.

Mahasiswa keperawatan perlu mempelajari cara mencegah dan menanggulangi


masalah hidrosefalus dengan student center learning berupa pembuatan makalah dan diskusi
antar teman di kelas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep teoritis dari Hidrosefalus dari definisi Hidrosefalus, klasifikasi,


etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala (manifestasi klinis), pemeriksaan penunjang,
komplikasi dan penatalaksanaan medis ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan secara teoritis pada pasien dengan Hidrosefalus ?

1.3 TUJUAN
1. Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep teoritis dari Hidrosefalus
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran umum tentang asuhan keperawatan yang berhubungan
dengan penyakit Hidrosefalus pada anak.
b. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan
Hidrosefalus.

BAB II

1 | Askep HYDROCEPHALUS
KONSEP TEORITIS
2.1 PENGERTIAN
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan cerebrospinal (CSS) dalam ventrikel serebral,
ruang subacarhnoid, atau ruang sub dural. (NANDA, NIC-NOC, 2012)

Hidrosefalus adalah suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya


cairan serebrospinalis, disebabkan baik oleh produksi yang berlebihan maupun gangguan
absorpsi, dengan atau pernah disertai tekanan intrakanial yang meninggi sehingga terjadi
pelebaran ruangan-ruangan tempat aliran cairan serebrospinalis (Darto Suharso,2009)

Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan


bertambahnya cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS
(Ngastiyah,2005).

Hidrocepalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam ventrikel cerebral, ruang


subarachnoid, atau ruang subdural (Suriadi,2006)

Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak
seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem Ventricular. Ketika
produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal mengakumulasi di dalam
sistem Ventricular (nining,2008).

2.2 KLASIFIKASI HYDROCEPHALUS


Menurut waktu pembentukan hidrosefalus pada anak di bedakan menjadi dua, yaitu :
1. Konginetal : Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi dilahirkan. Sehingga pada saat
lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil. Terdesak oleh banyaknya cairan didalam
kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.

2 | Askep HYDROCEPHALUS
2. Di dapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya
adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma kepala yang menyerang otak dan
pengobatannya tidak tuntas.

Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam
dua bagian yaitu :
1. Hidrosefalus Komunikans
Hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan antara CSS sistem ventrikel dan
CSS dari ruang subarakhnoidalis terhambat.Gangguan absorbsi CSS dapat disebabkan
sumbatan sisterna subaroknoid disekeliling batang otak atau obliterasi ruang
subarakhnoid sepanjang otak, seluruh sistem ventrikel terdistensi

2. Hidrosefalus Non komunikan / Obstruktif


CSS sistem ventrikel tidak berhubungan dengan CSS ruang subarakhnoid misal
aquaduktus sylvii menyempit atau tersumbat.Terdapat hambatan sirkulasi CSS dalam
sistem ventrikel sendiri akibatnya cairan ventrikal tidak dapat mencapai ruang
subarakhnoid.Terjadi pembesaran sistem ventrikel di proksimal obstruksi.

2.3 ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi (NANDA, NIC-NOC, 2012)
adalah:

1. Kelainan bawaan
a. Stenosis Aquaductus sylvii
merupakan penyebab yang paling sering pada bayi/anak (60-90%) Aquaductus dapat
berubah saluran yang buntu sama sekali atau abnormal ialah lebih sempit dari biasanya.
Umumnya gejala Hidrocefalus terlihat sejak lahir/progresif dengan cepat pada bulan-bulan
pertama setelah lahir.

3 | Askep HYDROCEPHALUS
b. Spina bifida dan cranium bifida
Biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari akibat tertariknya medula spinalis
dengan medula oblongata dan cerebelum, letaknya lebih rendah dan menutupi foramen
magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian/total.

c. Sindrom Dandy-Walker
Merupakan atresia congenital foramen luscha dan mengendie dengan akibat Hidrocefalus
obstruktif dengan pelebran sistem ventrikel terutama ventrikel IV sehingga merupakan krista
yang besar di daerah losa posterior.

d. Kista Arachnoid
Dapat terjadi conginetal membagi etiologi menurut usia

2. Anomali pembuluh darah


3. Infeksi
4. Perdarahan
5. Neoplasma

2.4 PATOFISIOLOGI

Hidrocephalus ini bisa terjadi karena konginetal (sejak lahir), infeksi (meningitis,
pneumonia, TBC), pendarahan di kepala dan faktor bawaan (stenosis aquaductus sylvii)
sehingga menyebabkan adanya obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan
subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut
dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi
menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif,
sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami
gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga
selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus
emergency.
Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk
mengakomodasi peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak

4 | Askep HYDROCEPHALUS
akan mengembang dan terasa tegang pada perabaan. Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga /
keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel laterasl dan tengah,
pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol
secara dominan (dominan Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi
obstruksi pada foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae
posterior menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klien dengan tipe
hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan
wajahnya tampak kecil secara disproporsional.
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai
akibat dari tiga mekanisme yaitu:
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial(TIK)
sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi.

5 | Askep HYDROCEPHALUS
PATHWAY
Infeksi

Perdarahan
Perlekatan meningen

Fibrosis
Kelainan Obliterasi Subasakhnoid
Liptomeninge
n Kongenital

Hidrocefalus

Kepala CSS Peningkatan TIK


membesar Berlebih

Penekanan Gangguan aliran


saraf lokal darah ke otak

Sekresi prostagladin,
Kulit meregang hingga
bradikinin
tipis / pasien tidak Gangguan
dapat bergerak atau perfusi jaringan
menggerakkan kepala serebral

Nyeri

Saraf tertekan ( N.Vagus,


Kerusakan
glosofaringeal, facialis)
mobilisasi

Mual / muntah
Anoreksia
Imobilasi
Aktivitas
Kekurangan
cairan
Nutrisi kurang
Krisis pada dari kebutuhan
keluarga

Kurang Kecemasan
Kurang info
pengetahua
n

6 | Askep HYDROCEPHALUS
2.5 MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998) dalam NANDA, NIC-
NOC , 2012 :

1. TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak II
2. Pada bayi biasanya disertai pembesaran tengkorak
3. Kepala bayi terlihat lebih besar bila dibandingkan dengan tubuh

7 | Askep HYDROCEPHALUS
4. Ubun-ubun besar melebar atau tidak menutup pada waktunya teraba tegang dan
mengkilat dengan perebaran vena di kulit kepala
5. Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar
6. Terdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan hitam-hitamnya, kelopak mata
tertarik ke atas)
7. Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbita
8. Sklera mata tampak di atas iris
9. Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapat
10. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan kesadaran
motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital.

2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Skan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan
membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya (neoplasma, kista,
malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial)
2. Pungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra kranial,
mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk
pengulangan pengaliran).
3. EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
4. Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepala
5. MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai struktur otak
tanpa kena radiasi

2.7 KOMPLIKASI
1. Peningkatan TIK
2. Kerusakan otak
3. Infeksi: septisemia, infeksi luka nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses otak
4. Emboli otak
5. Obstruksi vena kava superior
6. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
7. Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan penglihatan

8 | Askep HYDROCEPHALUS
8. Kematian
Komplikasi Hidrocefalus menurut Prasetio (2004)

1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi, sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu

2.8 PENATALAKSANAAN MEDIS

Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining”
yang berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan
bedah secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga
prinsip pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:

9 | Askep HYDROCEPHALUS
1. Mengurangi produksi cairan serebrospinal dengan merusak pleksus koroidalis dengan
tindakan reseksi atau pembedahan, atau dengan obat azetasolamid (diamox) yang
menghambat pembentukan cairan serebrospinal.
2. Memperbaiki hubungan antara tempat produksi caira serebrospinal dengan tempat
absorbsi, yaitu menghubungkan ventrikel dengan subarachnoid

3. Pengeluaran cairan serebrospinal ke dalam organ ekstrakranial, yakni:

1. Drainase ventrikule-peritoneal

2. Drainase Lombo-Peritoneal

3. Drainase ventrikulo-Pleural

4. Drainase ventrikule-Uretrostomi

5. Drainase ke dalam anterium mastoid

6. Mengalirkan cairan serebrospinal ke dalam vena jugularis dan jantung melalui


kateter yang berventil (Holter Valve/katup Holter) yang memungkinkan pengaliran
cairan serebrospinal ke satu arah. Cara ini merupakan cara yang dianggap terbaik
namun, kateter harus diganti sesuai dengan pertumbuhan anak dan harus diwaspadai
terjadinya infeksi sekunder dan sepsis.

7. Tindakan bedah pemasangan selang pintasan atau drainase dilakukan setelah


diagnosis lengkap dan pasien telah di bius total. Dibuat sayatan kecil di daerah
kepala dan dilakukan pembukaan tulang tengkorak dan selaput otak, lalu selang
pintasan dipasang. Disusul kemudian dibuat sayatan kecil di daerah perut, dibuka
rongga perut lalu ditanam selang pintasan, antara ujung selang di kepala dan perut
dihubiungakan dengan selang yang ditanam di bawah kulit hingga tidak terlihat dari
luar.

8. Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan shunt atau pintasan jenis
silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus. Ada 2 macam terapi pintas / “
shunting “:
1. Eksternal

10 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
CSS dialirkan dari ventrikel ke dunia luar, dan bersifat hanya sementara.
Misalnya: pungsi lumbal yang berulang-ulang untuk terapi hidrosefalus
tekanan normal.

2. Internal

a. CSS dialirkan dari ventrikel ke dalam anggota tubuh lain :

 Ventrikulo-Sisternal, CSS dialirkan ke sisterna magna (Thor-Kjeldsen)

 Ventrikulo-Atrial, CSS dialirkan ke sinus sagitalis superior

 Ventrikulo-Bronkhial, CSS dialirkan ke Bronhus.

 Ventrikulo-Mediastinal, CSS dialirkan ke mediastinum

 Ventrikulo-Peritoneal, CSS dialirkan ke rongga peritoneum.

b. Lumbo Peritoneal Shunt

CSS dialirkan dari Resessus Spinalis Lumbalis ke rongga peritoneum


dengan operasi terbuka atau dengan jarum Touhy secara perkutan.
Teknik Shunting:

1. Sebuah kateter ventrikular dimasukkan melalui kornu oksipitalis atau kornu


frontalis, ujungnya ditempatkan setinggi foramen Monroe.
2. Suatu reservoir yang memungkinkan aspirasi dari CSS untuk dilakukan
analisis.

3. Sebuah katup yang terdapat dalam sistem Shunting ini, baik yang terletak
proksimal dengan tipe bola atau diafragma (Hakim, Pudenz, Pitz, Holter)
maupun yang terletak di distal dengan katup berbentuk celah (Pudenz).
Katup akan membuka pada tekanan yang berkisar antara 5-150 mm, H2O.

4. Ventriculo-Atrial Shunt. Ujung distal kateter dimasukkan ke dalam atrium


kanan jantung melalui v. jugularis interna (dengan thorax x-ray ujung distal
setinggi 6/7).

5. Ventriculo-Peritneal Shunt

11 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
1. Slang silastik ditanam dalam lapisan subkutan

2. Ujung distal kateter ditempatkan dalam ruang peritoneum.


Pada anak-anak dengan kumparan silang yang banyak,
memungkinkan tidak diperlukan adanya revisi walaupun badan anak
tumbuh memanjang. Komplikasi yang sering terjadi pada shunting:
infeksi, hematom subdural, obstruksi, keadaan CSS yang rendah,
ascites akibat CSS, kraniosinostosis.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

Proses asuhan keperawatan pada klien dengan hidrosefalus di awali dengan


pengkajian, diagnosis, dan intervensi keperawatan.

I. PENGKAJIAN

1.1 Anamnesa

12 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
1) Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat.
2) Kaji Riwayat penyakit / keluhan utama

Muntah, gelisah nyeri kepala, lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan
pupil, kontriksi penglihatan perifer.

3) Kaji Riwayat Perkembangan

Kelahiran : Prematur. Pada waktu lahir menangis keras atau tidak. Apakah pernah
terjatuh dengan kepala terbentur.

Keluhan sakit perut.

1.2 Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi :

- Anak dapat melihat keatas atau tidak.

- Adanya Pembesaran kepala.

- Dahi menonjol dan mengkilat. Serta pembuluh darah terlihat jelas.

2) Palpasi :

- Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.

- Fontanela : fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.

3) Pemeriksaan Mata :

- Akomodasi.

- Gerakan bola mata.

- Luas lapang pandang

- Konvergensi.

Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat keatas. Stabismus,
nystaqmus, atropi optic.

1.2 Observasi Tanda –tanda vital

Didapatkan data – data sebagai berikut :

- Peningkatan sistole tekanan darah.

- Penurunan nadi / Bradicardia.

13 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
- Peningkatan frekwensi pernapasan.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pada pasien anak dengan Hydrocephalus diagnosa yang dapat muncul, yaitu :
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan tekanan
intrakranial.
2. Potensial terhadap perubahan integritas kulit kepala berhubungan dengan ketidak
mampuan bayi dalam mengerakan kepala akibat peningkatan ukuran dan berat kepala
3. Potensial komplikasi peningkatan tekanan intrakranial berhubungan akumulasi cairan
serebrospinal.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tua tentang penyakit anaknya.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

No
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.
I Perfusi jaringan Mandiri Mandiri
serebral tidak efektif
1. Kaji data dasar 1. Pengkajian yang
berhubungan dengan
peningkatan tekanan neurologis. dilakukan sesering
intrakranial. 2. Observasi TTV. mungkin akan
memberikan data guna
3. Tentukan posisi anak : menentukan perubahan
tinggikan kepala. keadaan neurologis
4. Anjurkan anak dan anak yang
orang tua untuk berhubungan dengan
Perfusi jaringan mengurangi aktivitas ICP Bila hal itu terjadi
serebral adequat, yang dapat menaikkan akan menunjukkan
dengan kriteria : tekanan intrakranial atau bahwa anak sudah

14 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
tekanan systole dan intra abdominal, misal: menunjukkan
diastole dalam mengejan saat BAB, gangguan ICP yang
rentang yang menarik nafas, bermakna.
diharapkan, tidak
membalikkan badan, 2. Pengkajian tanda-tanda
ada tanda-tanda
peningkatan batuk. vital yang sesering
intrakranial (tidak Kolaborasi mungkin akan
lebih dari 15mmHg) membantu mendeteksi
dan tingkat 1. Kolaborasi dengan
dokter untuk tanda-tanda dini dari
kesadaran membaik.
pemberian analgetik. ICP (seperti takikardia,
fluktuasi tekanan
Edukasi darah, dan pernafasan
1. Instruksikan cheyne-stokes)
keluarga untuk 3. Peninggian kepala di
mengobservasi kulit tempat tidur
jika ada isi atau memungkinkan
laserasi terjadinya gravitasi
untuk peningkatan
aliran darak serebral,
akan membantu
penurunan ICP.
4. Dengan aktivitas yang
berlebih anak akan
berisiko mengalami
peningktan TIK.

Kolaborasi
1. Pemberian analgetik
untuk mengurasi nyeri
akibat TIK
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
perawatan anak dengan
hidrosefalus

1.

15 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
Mandiri Mandiri
1. Kaji kulit kepala setiap 2 1. untuk memantau
jam dan monitor terhadap keadaan integumen
area yang tertekan kulit secara dini.
3. Hindari tidak adanya 2. Linen dapat menyerap
Tidak terjadi linen pada tempat tidur keringat sehingga kulit
gangguan integritas 4. Baringkan kepala pada tetap kering
Potensial terhadap kulit dengan bantal karet busa atau 3. Untuk mengurangi
perubahan integritas kriteria : Kulit utuh, menggunakan tempat tidur tekanan yang
kulit kepala bersih dan kering.
air jika mungkin. menyebabkan stess
berhubungan dengan mekanik.
ketidak mampuan Kolaborasi
II Kolaborasi
bayi dalam 1. Kolaborasi dengan ahli
mengerakan kepala gizi dengan berikan 1. Jaringan akan mudah
akibat peningkatan nutrisi sesuai nekrosis bila kalori dan
ukuran dan berat kebutuhan. protein kurang
kepala Edukasi Edukasi
1. Instruksikan pada 1. Untuk meningkatkan
keluarga pasien agar sirkulasi kulit
mengubah posisi tidur
setiap 2 jam sekali

III Potensial komplikasi Mandiri Mandiri


peningkatan tekanan 1. Observasi ketat tanda- 1. Untuk mengetahui
intrakranial b/d tanda peningkatan TIK secara dini
akumulasi cairan 2. Tentukan skala coma peningkatan TIK
serebrospinal. 2. Penurunan keasadaran
3. Hindari pemasangan
menandakakan adanya
infus dikepala
peningkatan TIK
4. Hindari sedasi
3. Mencegah terjadi
5. Jangan sekali-kali infeksi sistemik
memijat atau memopa
4. Karena tingkat
shunt untuk memeriksa
kesadaran merupakan
fungsinya
indikator peningkatan
Kolaborasi TIK

5. Dapat mengakibatan
1. Berkolaborasi dengan
Tidak terjadi sumbatan sehingga
dokter untuk melakukan

16 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
peningkatan TIK pembedahan, untuk terjdi nyeri kepala
dengan kriteria mengurangi peningkatan. karena peningkatan
:Tanda vital normal, CSS atau obtruksi
pola nafas efektif, Edukasi pada ujung kateter
reflek cahaya diperitonial
1. Ajari keluarga mengenai
positif,tidak tejadi
tanda-tanda peningkatan Kolaborasi
gangguan kesadaran,
TIK.
tidak muntah dan
tidak kejang. 1. Dengan dilakukan
pembedahan, diharapkan
cairan cerebrospinal
berkurang, sehingga TIK
menurun, tidak terjadi
penekanan pada lobus
oksipitalis dan tidak
terjadi pembesaran pada
kepala.

Edukasi

1. Keluarga dapat
berpatisipasi dalam
perawatan anak dengan
hidrosefalus.

Mandiri Mandiri

Keluarga menerima 1. Jelaskan secara rinci 1. Pengetahuan dapat


keadaan anaknya, tentang kondisi penderita, mempersiapkan keluarga
mampu menjelaskan prosedur, terapi dan dalam merawat penderita.
Ansietas prognosanya.
keadaan penderita 2. Keluarga dapat
berhubungan dengan dengan kriteria : 2. Ulangi penjelasan menerima seluruh
IV. kurang pengetahuan Keluarga tersebut bila perlu dengan informasi agar tidak
orang tua (situasi berpartisipasi dalam contoh bila keluarga belum menimbulkan salah
merawat anaknya mengerti persepsi
krisis) tentang
dan secra verbal 3. Klarifikasi kesalahan 3. Untuk menghindari
penyakit anaknya. keluarga dapat asumsi dan misskonsepsi salah persepsi
mengerti tentang
penyakit anaknya. 4. Berikan kesempatan 4. Keluarga dapat
keluarga untuk bertanya. mengemukakan
perasaannya.

17 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan.

Hidrocephalus adalah: suatu keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya


cairan cerebrospinal (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intra kranial yang meninggi
sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. Merupakan sindroma klinis
yang dicirikan dengan dilatasi yang progresif pada sistem ventrikuler cerebral dan kompresi
gabungan dari jaringan – jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang
meningkatkan kecepatan absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan
serebrospinalis dan meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan
ruang – ruang tempat mengalirnya liquor. Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada
bayi dan anak ini juga terbagi dalam dua bagian yaitu :

 Hidrochepalus komunikan
 Hidrochepalus non-komunikan
Dan berdasarkan waktu pembentukan hidrosefalus pada bayi dan anak juga terbagi dalam dua
bagian, yaitu :
 Kongenital
 Di dapat
Insidens hidrosefalus pada anak-anak belum dapat ditentukan secara pasti dan
kemungkinan hai ini terpengaruh situasi penanganan kesehatan pada masing-masing rumah
sakit.

18 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S
4.2 Saran

Tindakan alternatif selain operasi diterapkan khususnya bagi kasus-kasus yang yang
mengalami sumbatan didalam sistem ventrikel. Dalam hal ini maka tindakan terapeutik
semacan ini perlu.

19 | A s k e p H Y D R O C E P H A L U S

Anda mungkin juga menyukai