PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan bayi
baru lahir, sehingga dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan keterampilan
mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan kegawatdaruratan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Patofisiologi
Pada permulaan abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis diikuti
oleh nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi
terlepas sebagian atau seluruhnya sehingga menjadi benda asing dalam uterus.
Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya atau sebagian masih
tertinggal, yang menyababkan berbagai penyulit. Oleh karena itu keguguran
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim, terjadi pedarahan,
dan disertai pengeluaran seluruh atau sebagian hasil konsepsi.
Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. Akibat perdarahan tidak menimbulkan gangguan apapun, dapat menimbulkan
syok, nadi meningkat, tekanan darah turun, tampak anemis dan daerah ujung
dingin.
Bentuk pengeluaran hasil konsepsi:
1. Umur hamil dibawah 14 minggu dimana plasenta belum terbentuk sempurna,
dikeluarkan seluruh atau sebagian dari hasil konsepsi
2. Diatas 16 minggu, dengan pembentukan plasenta sempurna dapat didahului
dengan ketuban pecah diikuti pengeluaran hasil konsepsi, dan dilanjutkan
2
dengan pengeluaran plasenta, berdasarkan proses persalinannya dahulu
disebutkan persalinan immaturus
3. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman dalam bentuk gangguan pembekuan darah.
(Manuaba, Ida Bagus Gde, 2001).
3
5. Abortus Infeksiosa
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai komplikasi infeksi. Adanya
penyebaran kuman atau toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum
dapat menimbulkan septicemia.
6. Retensi Janin Mati
Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil konsepsi yang
telah mati hingga 8 minggu atau lebih.
7. Abortus Resiko Tinggi
Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana pelaksanaan tindakan tersebut
tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur standar yang aman sehingga
dapat membahayakan kesehatan jiwa pasien.
4
2.1.6 Tanda dan Gejala
1. Terlambat haid kurang dari 20 mg.
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal / menurun, denyut nadi normal atau cepat
dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
3. Pendarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan konsepsi.
4. Rasa mules atau kram perut di daerah simpisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
5. Pemeriksaan ginekologi
a) Inspeksi vulva : pendarahan pervaginam, ada / tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium / tidak bau busuk dari vulva.
b) Inspekulo : pendarahan dari kavum uteri, ostium uteru terbuka / tertutup,
ada / tidak jaringan-jaringan keluar dari ostium, ada / tidak cairan atau
jaringan berbau busuk dari ostium.
c) Colok vagina
Portio masih terbuka / tertutup, teraba / tidak jaringan pada kavum uteri,
besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
portio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi
tidak menonjol / tidak nyeri.
2.2.2 Etiologi
Penyebab abortus incomplete adalah antara lain:
1. Faktor pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan
cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan.
Gangguan pertumbuhan hasil konsepsi dapat terjadi karena:
5
a. Faktor kromosom
Gangguan terjadi sejak semula pertemuan kromosom termasuk
kromosom seks.
b. Faktor lingkungan endometrium
a. Endometrium yang belum siap untuk menerima implantasi hasil
konsepsi
b. Gizi ibu berkurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan
c. Pengaruh luar
a. Infeksi endometrium, endometrium belum siap menerima hasil
konsepsi
b. Hasil konsepsi terpengaruh oleh obat dan radiasi menyebabkan
pertumbuhan konsepsi terganggu
2. Kelainan pada plesenta
a. Infeksi pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga plasenta tidak
dapat berfungsi
b. Gangguan pembuluh darah plasenta, peredaran pada DM
c. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah ke plasenta sehingga
terjadi abortus
3. Penyakit ibu
Penyakit ibu dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan janin
dalam kandungan melalui plasenta:
a. Penyakit infeksi seperti pnumonio, tifus abdominalis, malaria, sifilis
b. Anemia ibu melalui gangguan nutrisi dan peredaran O2 menuju sirkulasi
uterus plasenta
c. Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, penyakit ginjal, penyakit hati,
penyakit diabetes militus
d. Kelainan yang terdapat dalam rahim
Rahim merupakan tembat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan
abnormal dalam bentuk mioma uteri bekas operasi serviks.
2.2.3 Patofisiologis
Patofisiologi terjadi abortus melalui dari terlepasnya sebagian / seluruhnya
jaringan plasenta. Yang menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan
nutrisi dan O2. Pengeluaran tersebut dapat terjadi spontan seluruhnya / sebagian
masih tertinggal yang menyebabkan berbagai penyakit oleh karena itu keguguran
6
memberikan gejala umum sakit perut karena kontraksi rahim. Terjadinya
perdarahan dan disertai pengeluaran seluruh / sebagian hasil konsepsi.
a. Bentuk perdarahan bervariasi diantaranya:
1. Sedikit-sedikit dan berlangsung lama
2. Sekaligus dalam jumlah yang besar dapat disertai gumpalan
3. Akibat perdarahan tidak menumbuhkan gangguan apapun tapi dapat
menimbulkan shock, nadi meningkat, tekanan darah menurn, anemia
b. Bentuk pengeluaran hasil konsepsi bervarisi:
1. Bentuk kehamilan dibawah 14 minggu dimana plasenta terbentuk
sempurna dikeluarkan / sebagian hasil konsepsi.
2. Hasil konsepsi tidak dikeluarkan lebih dari 6 minggu sehingga terjadi
ancaman baru dalam bentuk gangguan pembukaan darah (Sarwono,
2002).
7
5. Gejala kehamilan
Banyak pasien yang sadar akan kehilangan, kehamilan, gejala kehamilan
subjektif. Gejala ini mungkin menendakan kematian janin intra uterine yang
mendahului abortus incomplete.
8
2.3 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komprehensif
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu pasien atau
klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara : bertahap dan sistematis, melalui suatu
proses yang disebut manajemen kebidanan, manajemen kebidanan menurut Varney,
1997.
Langkah-langkah
1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk memulai keadaan klien secara
keseluruhan.
2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7. Mengevaluasi keefektifan asuhan yang dilakukan, mengulang kembali manajemen
proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
9
klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus. Data
objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi),
pemeriksaan penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).
10
Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan
meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya.
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny "M" Nama Suami : Tn "I"
Umur : 19 tahun Umur : 23 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tukang
Alamat : Dewi Sri RT 30 RW 14, Pujon
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan bahwa ini adalah kehamilan yang ketiga dengan usia kehamilan 3
bulan dan mengeluh nyeri pada perut bagian bawah dan mengeluarkan darah
bergumpal-gumpal sejak tanggal 15 Februari 2015 hingga sekarang.
3. Riwayat Kesehatan Ibu Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, seperti TBC, sakit
kuning atau hepatitis, tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,
kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak ada keturunan
kembar.
4. Riwayat Kesehatan Ibu Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular, seperti TBC, sakit
kuning atau hepatitis, tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,
kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma serta tidak ada keturunan
kembar.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah menderita penyakit menular, seperti TBC,
sakit kuning atau hepatitis, tidak mempunyai penyakit menurun seperti hipertensi,
12
kencing manis, dan menahun seperti jantung dan asma. Keluarga ibu dan suami
tidak memiliki keturunan kembar.
6. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
HPHT : 14-11-2014
TP : 21-08-2015
7. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1 (satu)
Lama menikah : 3 tahun
Usia saat nikah :16 tahun
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak Yang Lalu
Tabel 3.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Anak yang lalu
Kehamilan Persalinan Anak
Hamil Ke
Penolong
Penyulit
Penyulit
No Nifas ASI
Umur
Jenis
BBL
Sex
UK
2 RIWAYAT ABORTUS
3 KEHAMILAN INI
13
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Tabel 3.2 Pola Kebiasaan sehari-hari
POLA SEBELUM HAMIL SAAT HAMIL
Ibu makan dengan porsi Ibu makan dengan porsi lebih
Nutrisi cukup dan lauk seimbang. sedikit namun sering. Ibu
Ibu minum 6-7 gelas/hari. minum 7-8 gelas/hari.
Ibu tidur malam 7-8 Ibu tidur siang 1-2 jam/hari. Ibu
Istirahat
jam/hari. tidur malam 7-8 jam/hari.
Ibu BAB 1x/hari dan BAK Ibu BAB 1x/hari dan BAK 5-
Eliminasi
4-5x/hari. 6x/hari.
Ibu mengurangi aktivitas
Ibu melakukan pekerjaan
Aktivitas pekerjaan rumah dan berat
rumah seperti biasa.
lainnya.
Ibu mandi 2x/hari, gosok
Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi
gigi 2x/hari, keramas
Kebersihan 2x/hari, keramas 2x/minggu,
3x/minggu, dan ganti CD
dan ganti CD setiap kali mandi.
setiap kali mandi.
Ibu melakukan hubungan Ibu melakukan hubungan
Seksual
3x/minggu. 1x/minggu.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TB : 158 cm
BB : 60 kg
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 81 x / menit
S : 36,5 °C
RR : 26 x / menit
14
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik
Kepala Bentuk kepala bulat, rambut hitam, bersih.
Bentuk muka bulat, wajah terlihat pucat, tidak sembab, tidak
Muka
ada cloasma gravidarum.
Kedua mata simetris, warna konjungtiva merah muda, warna
Mata
sklera putih, reflek pupil normal.
Kedua lubang hidung simetris, warna mukosa hidung normal,
Hidung
bersih, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung.
Kedua daun telinga simetris, daun telinga lengkap, bersih,
Telinga
tidak ada benjolan abnormal.
Kedua mukosa bibir simteris, warna mukosa bibir merah
Mulut muda, bibir lembab, gigi bersih dan tidak berlubang, tidak
caries, tidak ada sariawan, tidak ada tonsillitis.
Leher Tidak ada pembesaran pada vena junggularis.
Dada Dada cembung, tidak ada retraksi dinding dada.
Kedua payudara simetris, warna areola mamae
Payudara
hiperpigmentasi, kelenjar monsgomeri baik, puting menonjol.
Belum tampak pembesaran pada perut, tidak ada luka bekas
Abdomen
operasi.
Axilla Pertumbuhan rambut merata, bersih.
Kedua bagian ekstrimitas simetris, tidak oedema, tidak
Ekstrimitas varises, tidak polidaktil, adaptil, sindaktil, warna kuku merah
muda.
Kedua labia mayora dan minora simtris, lengkap, tidak
oedema, tidak varises, tidak ada condilomatalata dan condilo
Genetalia
acuminata, tampak darah di vagina, tidak tampak cairan
ketuban , lubang anus (+).
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan abnormal.
Mata : Tidak ada nyeri tekan pada palpebra.
Hidung : Tidak ada nyeri tekan dan tanda sinusitis.
15
Leher : Tidak teraba pembesaran pada kelenjar limfe, vena
junggularis, dan kelenjar tiroid.
Payudara : Tidak tegang, tidak ada benjolan abnormal, colostrum -/-.
Extremitas : Tidak ada oedema, turgor kulit (-).
Abdomen : Belum teraba ballotement.
Axilla : Tidak teraba benjolan pada kelenjar getah bening.
Ekstrimitas : Tugor kulit (+)
c. Auskultasi
Dada : Detak jantung normal, irama pernafasan reguler, tidak ada
ronchi dan wheezing.
Abdomen : Bising usus : (+)
d. Perkusi
Reflek Patela : +/+
3. Pemeriksaan Dalam
Pembukaan 1 cm dan sebagian jaringan telah keluar.
16
3.3 Identifikasi Masalah Potensial
1. Perdarahan
2. Infeksi
3. Anemis
3.5 Intervensi
Dx : Ny “M” GIII P1001 Ab001 UK 13-14 minggu dengan Abortus Incomplete.
Tujuan : Mengantisipasi agar tidak terjadi komplikasi.
Mengantisipasi agar tidak terjadi infeksi.
Mengantisipasi agar tidak terjadi perdarahan berlebihan.
Kriteria Hasil : Keadaan umum baik.
TTV dalam batas normal.
Keadaan ibu baik.
Tidak terjadi komplikasi.
Tidak terjadi perdarahan.
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada terapeutik pada ibu dan keluarga.
R
/ Agar tercipta hubungan saling percaya dan lebih kooperatif dalam tindakan yang
akan dilakukan.
2. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
R
/ Ibu dapat mengerti dan lebih menerima keadaannya.
3. Anjurkan ibu untuk mengisi lembar inform concent dalam pemberian advis dokter.
R
/ Untuk persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan pada ibu.
4. Lakukan observasi tanda-tanda vital.
R
/ Sebagai parameter keadaan ibu.
5. Lakukan observasi perdarahan.
R
/ Sebagai parameter keadaan ibu.
6. Jelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan.
R
/ Meningkatkan kooperatif ibu.
17
7. Lakukan kolaborasi dengan dokter anastesi dan dokter SpOG.
R
/ Melakukan curetage.
3.6 Implementasi
Tanggal : 17 Februari 2015 Jam : 08.00 WIB
1. Melakukan pendekatan pada klien secara terapeutik agar ada kerja sama yang baik
pada ibu dan keluarga.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada ibu dan keluarga.
3. Memberikan inform concent pada ibu untuk ditandatangani sebagai bukti
persetujuan terhadap tindakan medis yang akan dilakukan.
4. Melakukan observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum ibu untuk mengetahui
adanya tanda-tanda infeksi yang diketahui dengan adanya peningkatan suhu tubuh.
5. Melakukan observasi perdarahan untuk mengetahui adanya perdarahan terus-
menerus dan berlebihan.
6. Menjelaskan rencana tindakan yang akan dilakukan pada pasien.
7. Melakukan kerja sama dengan dokter SpOG dan dokter anastesi untuk melakukan
tindakan curetage.
8. Mendampingi dokter SpOG melakukan curetage.
3.7 Evaluasi
Tanggal : 17 Februari 2015 Jam : 09.30 WIB
S : Ibu mengatakan merasa lega karena proses curetage telah berjalan dengan lancar.
O : Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 81 x/menit
S : 37 °C
RR : 24 x/menit
Telah dilakukan curretage tanggal 17 Februari 2015 jam 09.00 oleh dokter SpOG
dengan hasil terdapat gumpalan-gumpalan darah dan sisa-sisa jaringan.
A : Ny “M” P1001 Ab002 Post Curretage dengan indikasi Abortus Incomplete
P : Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga.
Melakukan observasi TTV.
18
Melakukan observasi perdarahan.
Menganjurkan ibu untuk istirahat dan makan minum tanpa pantang.
Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian obat :
Ciprofloxaxim 3 x 1
Bledstop 3 x 1
Menganjurkan pasien untuk kontrol.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Abortus terjadi melalui dari terlepasnya sebagian / seluruh jaringan plasenta yang
menyebabkan perdarahan sehingga janin kekurangan nutrisi dan O2, pengeluaran tersebut
dapat terjadi spontan atau seluruhnya.
Abortus ialah pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau
kurang dari 28 minggu atau berat janin 1000 gram (Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba,
SpOG, 2004).
Abortus incomplete adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus (Sarwono, 2002).
Kesimpulan dari asuhan kebidanan pada Ny.”M” GIII P1001 Ab001 Uk 13-14 minggu
dengan Abortus Incomplete yaitu pada tahap pengkajian yang terdiri dari data subyektif
diperoleh data secara lengkap. Data yang didapatkan dalam pengkajian digunakan sebagai
dasar dalam menemukan indentifikasi diagnosa.
5.2 Saran
Mengharapkan mahasiswa meningkatkan dan memperdalam ilmu pengetahuan
khususunya tentang ilmu kebidanan dan mampu memberikan asuhan kebidanan pada
setiap ibu hamil , ibu bersalin , ibu nifas bayi dan anak dalam praktek kebidanan klinik.
21
DAFTAR PUSTAKA
22