Analisis Kemampuan Literasi Sains SMP Ko PDF
Analisis Kemampuan Literasi Sains SMP Ko PDF
REVIEWER
Bahrul Hayat, Ph.D.
EDITOR
w wwffi
ffiWffiW
Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia GIEPI) UKD Bali
2014
REVIEWER
EDITOR
ISBN I?fl-bne-?13es-0-r{
. ltillililu|l|flru*uililil
e-mail: hepibali@yahoo.com http ://www.hepibali.org
KATA PENGANTAR
syukur kehadapan Allah SWT (Tuhan Yang Maha Esa) karena berkat rachmat dan karuniaNya
kita
t'melaporkan hasil kegiatan Konferensi Ilmiah Tahunan Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia
I) berupa Prosiding Konferensi Ilmiah Tahun 2014.
ran Evaluasi pendidikan Indonesia (HEPI) sebagai sebuah organisasi profesi yang kita banggakan
g sudah seharusnya memberikan kontribusi yangnyata dalam pembangunan pendidikah sehingga
sebuah prosihing yang metupakan kumpulan pikiran dan gagasan adalah merupakan
yaffir.
perkwnbangan
makasih kepada seluruh kontributor yang telah menginvestasikan sumber dayanyabagi
pengukuran pendidikan, semoga hasil penelitian
kemajuan pendidikan khususnya bidang evaluasi dan
Kepada panita
kajian tita ini dapat bermaniaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan Indonesia.
elenggara dan semua pihak yang tilah membantu terbitnya prosiding ini kami berharap selalu
dan memberi sumbangan terbaik untuk kita semua
September 2014
I Hayat
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa) atas karur
"Prosiding Kongres dan Konferensi Ilmiah Himpunan Evaluasi Pendidikan (HEPI) Tahun 2074"
diterbitkan
Prosiding ini
merupakan kumpulan makalah ilmiah dari bcberapa penulis baik yang meru
anggota/pengurus Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia Pusat dan Unit Koordinasi Daerah (
Propinsi seluruh Indonesia malrpun dari akademisi, pendidik, peneliti. dan pemerhati ev
pendidikan.
Prosiding ini juga merupakan kumpulan bukti dan karya dari tokoh-tokoh dan ahli evaluasi pendr
dalam kerangka mengawal mutu pendidikan dan pembangunan pendidikan lndonesia sebagai t
tanggungjawab akademis dan sumbangsih ide, pikiran dan gagasan.
Terimakasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu terbitnya sebuah pror
sebagai bunga rampai publikasi hasil penelitian, kajian ilmiah, dan harapan. Semoga dapat m,
referensi, pedoman dan panduan untuk mengembangkan karya tulis yang relevan, terutama r
A.A.I.N. Marhaeni
DAFTAR ISI
\'aliditas Konstruk pada Instrumen Ryff s Psychological Well-Being 42 Version dengan Metode
-:finnatory Factor Analysis (CFA)
' Bambang Suryadi dqn Setika .lttti Aminrais .................... g
=:.skalaan Insttumen Tipe Thursone Dan Likerl Dengan Pendekatan Teori Modern atau IRT
P:ofi1 Kompetensi Asesmen Pembelajaran Mahasiswa PPL-KKN FT-LINY di Smk Teknologi dan
Eekayasa
Ei'aluasi Literasi Media Gum sekolah Dasar Tcrsertifikasi di Lampung Selatan, provinsi Lampung
Eraluasi Implementasi Kurikulurn 2013 pada Pembelajaran Matematika SMP Negeri Kelas VII di
Klbupaten Slernan
Dari Skor 4,25 Menjadi Skor 10 (Perjuangan Memperoleh Skor Sempuma dalam UASBN
llata Pelajaran Matematika SD)
lcngembangan Modcl Pelatihan Apresiasi Senitari Daerah Sctempat pada Guru Sekolah
Dasar
I Kota Sernarang
Pgnerapan Partial Credit Modelpada Tes Pilihan Ganda Tennodifikasi Merupakan \{odel
Alternatif Asesmen Fisika yang Adil
Dr. Edi Estiyono,M.Si
entasi Penilaian Autennaoleh Guru sMp yang Tergabung dalam MGMP IpS
di Kota
Lampung
Comparison Between Multiple Choice Test Form and The Scoring Method.s Towards Chemistry
zbility Test
Komparasi Estimasi Rerata Skor Responden antara ltem Sumpling, Exuminee Santplittg. dan
Multiple Matrix Sampling
Evaluasi Program Penyelenggaraan SMAN CMBBS Sebagai Sekolah Unggulan Provinsi Banten
Dr. Komaruddin Sahid .......
Pengukuran Pelayanan Akademik, Motivasi Belajar dan I'Iubungannya dengan Hasil Belajar Fisika
Terapan Taruna Politeknik Ilmu Pelayaran Makasar
Dr. Kaharudin Ara/itlr
Instrumen Penilaian Praktik Mengajar Mahasiswa Program Pendidikan Guru S.'kolah Dasar
Universitas Terbuka
Evaluating The Program Of Infonnation Center And Adolescent's Rept'oductive Health Counceling.
Evaluating The Progrant Of Information Center And Adolescent's Reproductive Health Counceling.
Prof. Dr. Awaluddin Tj a11a..............
Model Penlaian Diri Berbasis Graphic Organiser Pada Pembelajaran Matematika di SMP
Mansvur Dan Hamda
Determinasi pola Asuh orang Tua peer Group Dan Interaksi Remaja Dengan Wisatawan Terhadap Perilaku
Agresif Ditinjau Dari Klasifikasi Daerah Wisata Di Kalangan Remaja Di Provinsi Bali
Dr. I Wayan Susanta........
L-
ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA
SMP KOTA MALANG
Oleh
ABSTRAK
Memasuki era globalisasi dunia pendidikan Indonesia ternyata
masih mengalami
masalah serius yaitu.rendahnya kemampuan literasi sains
siswa, Literasi sains adalah
tindakan memahami. sains dan mengaplikasikannya bagi
kebutut ur, -uryurutut
Penelitian atau analisis ini berlujuan mergurgkap dimensi
?ognitif literasi ,uin, yurrg
terdiri dari pengetahuan konsep, penggunaan pengetahuu,
,u]n. dalam *"rrgunuliri.
teks atau artikel, rnenggunakan pengelahuan atari konsep-konsep
secara bermakna,
menganalisis dan mengevaluasi data atau peristiwa, sefta
memecahkan masalah. Jenis
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian
ini adalah 90 orang siswa
kelas vII yang berasal dari 3 sMp/MTs - kaGgori tinggi,
sedang, dan rendah.
lnslrumen Yang digunakan dalam penelitian ini, yiitu .oriTit.ru*i sains yang terdiri
dari 14 butir soal standar prsA. Berdasarkan hasil dan pembahasan
dapat
disirnpulkan bahwa aspek pengetahuan konsep siswa
relatif tinggi karena
kecenderungan pembelajaran iaini selama ini di
iekolah mendorong siswa untuk
menghafal. Aspek menggunakan pengetahuan atau
t or..p-torrsep secara bermakna
termasuk dalam kategori sedang. Aspek penggunaan
pengetahuan sains daram
menganalisis teks atau artikel dan aspek memicahkan'masalah
termasuk dalam
kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
ueftiti, (kritis dan kreatif)
sisrvacenderung tidak berkernbang dararn pembelajaran
sains ai roiu Malang.
Kata Kunci: literasi sains, siswa, kemampuan berpikit,
SMp
PENDAHULUAN
Lrj:ESCo science Report 2010 secara tegas menyatakan
bahwa kunci kejayaan
suatu bangsa atau negara dalam era globalisasi
terletak pada kualitas sumber daya
manusia yang menguasai sains dan teknologi.
Ada hubungan kesebanding
an antxa
jumlah pakar yang berkuaritas (saintis dan
insinyur) dan pengembangan atau
pernbangunan bangsa. Negara-negara maju yang
telah rama menginsafi perlunya
sains dan teknologi dalam pengembangan industrinya
dan bagi dukungan
ekonominya, karena hubnngan itu tampak amat jelas (Sari,
2012).
158
Menurut Sumartati (2009) kehidupan masyarakat yang saat ini telah
berkembang pesat menuntut manusia untuk semakin bekerja keras menyesuaikan diri
dalam segala aspek kehidupan. Salah satunya adalah aspek pendidikan yang sangat
menentukan maju mundurnya suatu kehidupan yang semakin kuat persaingannya'
Proses pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang melek sains
seutuhnya. Pendidikan diharapkan berperan sebagai jembatan yang akan
yang
menghubungkan individu dengan lingkungannya ditengah-tengah era globalisasi
semakin berkembang, sehingga individu mampLl berperan sebagai sumber daya
manusia yang berkualitas (Sumartati, 2009)' Tampak jelas bahwa sains (IPA)
merupakan hal yang harus dikuasai secara menyeluruh oleh generasi bangsa karena
memiliki perar-nyatadan strategis (Hernani et aI.,2009)'
Pembelajaran sains berupaya meningkatkan minat siswa untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam
seisinya yang penuh dengan rahasia yang tiada habisnya' Sains tidak hanya terdiri
dari fakta, konsep, dan teori yang dapat dihafalkan, tetapi juga terdiri atas kegiatan
gcjala
atau proses aktif menggunakan pikiran dan sikap ilmiah dalam mempelajari
alam yang belum diterangkar-r (literasu sains). Secara garis besar sains dapat
didefinisikan atas 3 komponen, yaitu (1) sikap ilmiah, (2) proses ilmiah, dan (3)
produk ilmiah. Mengajarkan bidang studi sains harus menyelunth karena
jika hanya
berupa produk atau fakta, konsep dan teori saja belum lengkap, karena baru
mengajarkan salah satu komponennya. Bentuk proses pembelajaran sains
yang
di
bersipat parsial dan setengah-setengah sepcrti itulah yang banyak ditcmukan
lapangan. inilah yang menjadi salah satu hambatan tercapainya literasi sains
sebagai
siswa.
Pentingnya literasi sains bagi setiap siswa yang akan berperan sebagai
masyarakat, warga negara, dan warga dunia sudah disadari orang-orang
di negara
maju. Setiap warga negara halus memiliki tingkat literasi sains agar dapat
bertahan
r59
I-
hidup dalan kondisi persaingan dunia yang bergerak dinamis dan cepat (globalisasi).
Literasi sains akan mendukung seseorang untuk hidup di lingkungan maupun di
tempatnya bekerja berbekal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai
yang terdapat di dalamnya.
Memasuki era globalisasi, perdagangan bebas, dan tren kemajuan dunia dalam
berbagai sektor, dunia pendidikan Indonesia temyata masih mengalami masalah
serius yaitu rendahnya kualitas pendidikan, salah satunya dalam hal literasi sains.
Meskipun beberapa siswa dan sekoiah telah memperoleh prestasi yang mendunia,
narnun hal ini han,va kasuistik saja, dan menunjukkan bahwa kualitas pendidikan
belum merata. Kondisi ini dikharvatirkan akan membuat Indonesia gagal atau kalah
bersaing dengan negara-negara lain di dunia, bahkan dengan negara-negara di
kawasan Asia Tenggara.
4l negara peserta pada bidang literasi sains. Studi TIMSS (Trends Internasional in
Mathematics and Science Study) menunjukkan hasil yang tidak jauh beda dimana
Indonesia menduduki urutan ke-34 dari 45 negara peserta.
160
Kota Malang telah memproklamirkan diri sebagai kota pendidikan, sehingga hasil
yang diperoleh dapat dijadikan refleksi dan bahan pertirnbangan pengambilan
kebijakan yang akan diterapkan. Penelitian atau analisis ini bertujuan mengungkap
dimensi kognitif literasi sains yang terdiri dari pengetahuan konsep, penggunaan
pengetahuan sains dalam menganalisis teks atau artikel, menggunakan pengetahuan
atau konsep-konsep secara betmakna, menganalisis dan mengevaluasi data atau
peristiwa, serta memecahkan masalah.
KAJIAN PUSTAKA
Literasi Sains
Istilah literasi sains atau literaqt peftama kali drperkcnaikan oleh Paul de Hurt
dari Stanford University. Hurt mendefinisikan literasi sains sebagai tindakan
memahami sains dan mengaplikasikannya bagi kebutuhan masyarakat (Fitriyanti,
2007). Secara harfiah literasi berasal dari kata literact,yang berarti melek huruf atatr
gerakan pemberantasan buta huruf (Nurkhoti'ah & Kamari, 2005). Bukhori (2005)
menyatakan bahwa literasi berarli kemampuan membaca dan menulis atau melek
aksara. Dalam konteks sekarang, literasi memiliki arti yang sangat luas yaitu nielck
teknologi, politik, berpikir kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar.
Literasi sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan
sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kcsimpulan berdasarkan bukti-bukti,
dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan
perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia (Firman, 2007).
Lebih lanjut Firman menyatakan bahrva seseorang yang litcrat sains memiliki
pengetahuan dan pemahaman konsep frmdamental sains, keterampilan rnelakukan
proses penyelidikan sains, menerapkan pengetahuan, pemahaman serta keterampilan
161
L
penyelidikan ilmiah (Rustaman et ar., 2004). Literasi sains
dianggap suatu hasil
belajar kunci dalam pendidikan pada usia 15 tahun bagi semua
siswa, apakah
meneruskan mempelajari sains atau tidak setelah itu.
162
yang tersedia. 5) Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep-konsep sains,
yakni kemampuan menggunakan konsep-konsep dalam situasi yang berbeda dari apa
yang telah dipelaj arinya.
dan proses sains dalam situasi nyata yang dihadapi peserta didik, baik sebagai
individu, anggota masyarakat serta rvarga dunia (Finnan. 2007). Asesmen literasi
sains tidak hanya berorientasi pada pengucsaall rnaten sains. akan tetapi juga pada
penguasaan kecakapan hidup, kemampuan berpikir. dan kemampuan dalam
melakukan proses-pl'oses sains pada kehidupan n).ata (Wulan. 2009).
Asesmen literasi sains dapat difokuskan pada dua dimensi yaitu dimensi
konten dan dimensi kognitif. Dimensi konten dalam literasi sains rneliputi mater1
yang terdapat dalam kurikulum dan materi yang bersifat lintas kurikulum dengal
penekanan pada pemahaman konsep dan kemampuan untuk menggunakannya dalam
163
L
kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan proses sains dalam situasi nyata yang
dihadapi peserta didik. Sementara menurut Swartz et at. (2006) menyatakan bahwa
perbedaan filosofi, kerangka teoritis, dan juga pengembangan agenda penelitian
menjadikan berbagai alat penelitian yang mencoba menilai aspek literasi sains,.
biasanya memfokuskan salah satunya pada 1) Pengukuran pengetahuan sains
di
sekolah. Pengetahuan konten biasanya dianggap penting dalam literasi sains. Oleh
karena itu, aspek ini kebanyakan dinilai oleh guru dan para pendidik sains. 2)
Pengukuran kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmiah dalam konteks
non
akadernik. 3) Pengukuran kemampuan literasi dalam konteks itmiah, yaitu untuk
mengevaluasi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, mengemukakan
alasan, dan bertanya dalam menggali informasi lebih lanjut. 4) pengukuran
pemahaman siswa tentang ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, serta
sikap.
164
2. Nominal scientific literacy: siswa dapat mengenali dan merelasikan konsep yang
berhubungan dengan sains, namun masih memungkinkan terjadinya miskonsepsi.
siswa. Pertama, penilaian literasi sains siswa tidak ditujukan untuk membedakan
seseorang literat atau tidak. Kedua, pencapaian literasi sains merupakan proses yang
kontinu dan terus menerus berkcmbang sepanjang hidup manusia. Penilaian literasi
sains selama pembelajaran di sekolah tidak dilakukan untuk mengukur tingkat literasi
sains dan teknologi siswa. Ini hanya bertujuan untuk mengukur efektifitas pendidikan
sains dalam membentuk sikap, nilai, kemampuan dasar, pcngetahuan dan pemahaman
sains. Jadi, penilaian literasi sains di sekolah tak lain hanya menunjukkan apakah
"benih-benih literasi" ditemukan pada diri siswa atau tidak.
METODE
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah 90
orang siswa kelas VII, berumur l3-15 tahun yang berasal dari 3 SMPAvITs (masing-
165
t-.
,,i-ffi
masin'q 30 siswa)' Siswa-siswa
dipilih secara acak. Sekolah tersebut masing-masing
mervakili sekolah tipe atas (grade tinggi/favorit),
sekolah tipe sedang (grade
tengah,isedang), dan sekolah tipe
bawah (grade rendah) di Kota Malang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu soal literasi sains yang
terdiri dari 14 butir soar standar
Adapun perincian butir soal, yaitu r)
nomor 3
dan 4 untuk pengetahuan konsep 'ISA.
nomor, 2) nomor 2 daan 5 unfuk penggunaan
pengetahuan sains dalam menganalisis
teks atau artiker, 3) nomor I dan g
untuk
menggunakan pengetahuan atau konsep-konsep
secara bermakna, 4) nomor 10, lr,
dan 14 untuk rnenganarisis dan mengevaruasi
data atau peristiw a, dan5) nomor
6, 9,
12' dan 13' Setiap jawaban siswa dikelompokkan
dan dipersentase untuk melihat
tingkat literasi sains berdasarkan kerima
indikator yang ada. Daram mengerjakan
soar,
siswa dikondisikan oreh guru di masing-masing sekolah agar tidak
saling
berkomunikasi.
t66
Adapun persentase rerata siswa yang menjawab soal dengan benar berdasarkan
Tabel 1 dapat digambar dengan diagram batang, seperli pada Gambar 1 berikut ini.
70 -:--
o:
3 60 ---- ,ffi
6
b
so *^^
o. 40 '-- ffi ffi 41.5--
30 i---
l
20 ',- -
1o .-
0 -.;.-... ffi ffi
pengetahuan analisis penggunaan analisis dan memecahkan
konsep teks/artikel konsep evaluasi data masalah
I
Gambar 1. Diagram Batang Persentase Dimensi KognitilLiterasi Sains Sisrva SMP Kota Malang
Aspek pengetahuan konsep siswa di Kota Malang relatif tinggi yaitu 96,loh.
Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian PlSAtahun 2000 dan tahun
r67
L
Menuut Mujib & Suparinggal(20l3) apabila kita melihat fakta di lapangan
paa siswa di Indonesia cenderung sangat pandai menghafal tetapi kurang terampil
&lam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya. HaI ini juga karena
dibiasakan oleh guru, Darliana (2011) menegaskan bahwa hal ini mungkin terk6it
dengan kecenderungan menggunakan hafalan sebagai wahana untuk menguasai ilmu
pengetahuan, bukan kemampuan berpikir. Tampaknya pendidikan sains di Indonesia
168
teliti, dan disiplin dengan metode ilmiah seperli dikembangkan Bacon. Car
mempelajari ihnu pengetahuan dengan menggunakan keterampilan proses akar
mendekatkan siswa memiliki pengalaman belajar yang lebih lengkap dan tidal
terjebak dalam belajar hafalan. Secara operasional penclekatan saintifik dalan
pembelajaran yang menekankan pada keterampilan proses, meliputi kegiatan
observasi, menggolongkan, menafsirkan, memperkirakan, mengajukan pefianyaan
dan mengidentifikasi variabel. Dengan mekanisme pembelajaran tersebut siswi
dalam belajar akan "menemukan" pengetahuan itu dengan sendirinya.
Fakta bahwa aspek pengetahuan konsep siswa di Kota Malang tinggi kareni
mereka cenderung menghafal atau karena sistem pembelajaran yang dilakukan olel
para guru lebih menuntut mereka menghafal didukung oleh rendahnya persontas(
siswa yang mampu menggunakan pengetahuan sains dalam menganalisis. Persentase
siswa yang menjawab benar unfuk aspek penggunaan pen-eetahuan sains dalan
menganalisis teks atau artikel tergolong sangat rendah karena hanya 22,8yo, berart.
ada 73,2Yo siswa yang tidak mampu menganalisis (dalam hal ini menganalisis teks
atau artikel).
r69
L
Bersandar pada alasan yang
dikemukakan di atas; jelaslah bahwa
kemampuan
berpikir (tinggi dan kritis) siswa
sangat penting untuk dikembangkan
dalam
pemberajaran sains. oreh karena
itu guru hendaknya mengkaji dan memperbaiki
kembali praktik-praktik pemberaj
arun yang selama ini dilaksan
akan, yangmungkin
hanya sekadar rutinitas beraka.
Sementara itu cabrera (rgg2)mengungkapkan
bahwa
berpikir kritis merupakan proses dasar
dalam suatu keadaan dinamis yang
memungkinkan siswa untuk menanggulangi
dan mereduksi ketidaktentuan masa
mendatang' oleh karena itu menurut
Husamah & pantiwati
Qot4)sangat naif apabila
mengajarka, keterampilan berpikir
dalarn pembelajaran sains diabaikan
oreh guru.
Berpikir dianggap sebagai suatu proses
kognitif, yaitu suatu aktivitas mentar
untuk memperoreh pengetahuan. proses
berpikir mengandung kegiatan kompleks,
reflektif, dan kreatif. Keterampilan
berpikir dapat dikembangkan dengan
memperkaya pengaraman-pengaraman
bermakna (Husamah & panti
wati, 2014).
Berpikir merupakan bagian dari penararan.
oleh karena itu, pember dayaanpenalaran
akan berhubungan dengan pemberdayaan
keterampilan berpikir juga. secara
umum di
Indonesia, penalaran tidak dikelola
secara rangsung, terencana,
atau sengaja. padahal
semua guru mungkin sudah
mengetahui pentingnya penalaran
terhadap
prosespembelajaran dan terutama
pada pembenfukan sumberdaya
manusia
(Corebirna, Z0ll).
170
berpikir secara kreatif dalam menyelesaikannya. Pennasalahan yang sederhana akan
mudah untuk diselesaikan dengan cara berpikir yangbiasa atau konvensional. Namur
demikian, untuk permasalahan yang sulit, rumit, atau pun baru maka cara berpikir
yang biasa tidak memadai lagi untuk digunakan. Untuk permasalahan tersebut untuk
mendapatkan solusi yang tepat maka kita harus menggunakan cara berpikir kreatif'.
L7t
L
dalam pemecahan masarah merupakan
hubungan dua kutub antara belajar
dan
lingkrmgaa' TinSkungan memberi
masalah untuk diselidiki, dinilai
dan dianalisis.
PEhTUTT]P
DAFTAR RUJUKAN
ARG ( ,f33;r;|XlXff*#:,:rning;
t0 principtes. University of cambridge:
Assessment Reform Group.
J.
ffl!il;1"*:rri:: : *urif*oruii
Education: New Trend,!
oeuoqtt5 LU wourse
: #1.1::ions.
:::*.r., ou s iv s Teachi
e c r e ubJectives.
o bj ec re hin g
t
University of Avpiro, l3_n
e ac
2003. 7 ;;
April
Brown'
I. (tes6).Assessing Hands-on
science.catifornia:
H*,X;l;r1rnl,.nuro,
cabrera' G'A' (rgg2)' A Framework for
Thinking. .Evaluating the Teaching of Critical
In R.N. Cassel (ed1. Aducation, ll3(1): 59_63.
172
corebima, A. D. (2004). pemahaman
Tentang Asesmen Au_tentik.
pada peratihan pBMp
pada.pentb"irir*r'g-rii paru Makarah disiji
datam Rygka RUKK vA,
Jui,)tiii.-',
e_t0
""", Gurut sains Bio
corebima' A' D' (201u.-g"r)"im, y*ro,*puon berpikir
metakognitif seranta pnmb"rolorn,,.Makarii-s"riirur. cran kentampt
'. Marang,
State University of Maiang. Indone
Darliana' (20r1). pendekatan--iiron
nro Mengatasi Keren*han pentberajaran
(Online).. http:/iwww. p4tkrpa.orgr. It
OiIrc.r,urrr"i
).
t
Depdi knas. (2003 K i ri k
u I u r tt ZO Oi." I ut
* Agustus 20 I q.
urra : Depdi knas.
Dietel, R'J., J.L. Herman,
R.l K"uth. (tq9r0 . w;;* Does Research
Ass es sm ent ?'http:/ "rd
/ www.ncrr.
say Abr
org/sdis/areas/stwrsls/4ussess.htm
DSEA. (1eel). Farl reli Ex,*i,,1,-
Firman' H' (2007). topor*,, ")"ix,1
,)," fr;ii;;;;A;; i,),!r,,y & open resting.
Literasi ioiriu"'inraosarkan Hasil pL
Nosionar Tahun 2006. Jakarta: pusat p.",r",,
Fitrivanti' 2009. nelsaru!. gutiruung
re;;;;r, Merode p"r..ur,u, Depdiknas.
Masarah terhad;
Kemamnua, Berpikir n"Ji*i
Gay, R.L. -i"rL*nn
tzooo;. Educarionai
Siswa. trrrri iiii'dikan,l0
(r ): 38_47 .
ancr u*rrr")rrnt. coiaryetenri"s
Anarysis an, Apprication. 1,
coruntbus: charles au..irr pubrishing
compan;
:'*]"1,:y;';';),,;";*lf^z:,i;,;;;i;:;T'irco,ec,iinor,wot
Grounlund' N'E' M;r;;;;,;,)i,','),,'i
1resf;. urutuation irt Teaching. New yorl
MacMilan publishing CO. Inc.
Hadi, s' (2009). Ringkasai -;op;',:;,,
pereritian Mocrer
Berdasarkan Datu ptsi Trend pre.ytasi sisw
penilaian pendidikan
rot un
_2000, z,oi ian zooo. Jakafta: puse
Departemen pendidikan
Hart, D. (1994). Authentic Nasional.
a*"r\il*'A
york: Addison Wesley publishing tmndbooi j;;;;;;r,ors. carifornia, Ner,
Hasenbank, J' F. (2006). Company.
.. ii,"" iirr_"u oi ; Frantework For procedur(t
understanding on Corege-'Arg"bro" sruannir'i'-'pro"udurrt
unders tand irzg. Disertasi pni.o.
Montana state univerrity,
src,t Ant
Husamah & pantiwati, v. Bor",nun.
zot-i."iJop"_rorir" tuorni,rg
Thinking Skills, and Learni,n'our.onr... iieD-pJBl:Motivation
siir"gy Deparrmeut Srude,ts,
Learnittg"i *i-iZi,utopntent,2(1):77_g4.
Internatiotml Jour.naI of Ecluc'atiott
Isrami,
i,r,lo"pn,,""oh,; ;,;1,.,t,,,, Masotah
i.,?1,,i,;I;#JB;,",i,r Jakarta:
Isnaniah. ()^t t \
t73
L
Marry' J'S" & Issac' B. (2006). Observation of Assessment Effects and Student
Perception in Higher Education. Makalah disajikan pada
International
Conference on Measurement and Evaluation in'Education
torggoi i3-ts
Pebraari 2006 di school of Educational studies [Jniversiti
Saintr"Mataysia
Penang-Mala1;sia
Marzano, R. J. (1993). Designing a New Taronomy
of Educationar objectives.
Thousand Oaks, CA: Corwin press.
Mujib, A- & Suparingga, E. (2013). (Jpaya Mengatasi Kesulitan
Siswa dalam
operasi Perkalian dengan Metode Latis. IrZakalah Dipresentasikan
dalam
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika
pada tanggal 9
November 20r 3 di Jurusan pendidikan Matematika
FMI'A LrNy.
PISA (2000)' The PISA 2000 Assesment of Reading,
Mathematical and Scientific
Literacy.
(http:i/www.pisa.oecd.o r gr dataoecdr44 r 63 r33
692793.pdf., or.u.5?'"'!*
Agustus 2012).
Saefur, A. 2010. . Mengahafar, Masih perrurcah? (online).
(http ://www. kompasi ana. com/ asepsaefur,
2 g Agustus 20 I 4 j.
Diakses
Sanjaya, w' (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi
standar dan proses
Pendidikan Jakarta: Kencana prenada Media Group.
Sari, M. (2012). peran Literasi sains dalam Ekinomi
Gtobat. (ontine)
(http:lkajianipa.wordpress.com/20r2103/z6fiiterasi-sains/,
Agustus 2012).
Diakses zg
Shwartz, Y' (2005). The hnportance of Irrvolving
High-School chemistry Teacher in
the Process Defining the operatioi-al ilIeaning of chemical
.of
InternationarJournal of science Education.2T (3):izz_zii.---rver
Literacy.
lrrvrswr
Siswono, T.Y.E. (2009), Meniigkatkan Kemampuan
Pemecahan Ma.salah ,,Wiat,sBerpikir Kreatif siswq Merarui
Tipe Another Way,,. (Online)
(http:tttatagyes.fires.wordpreJs.com r200gr1r/paper,
jumalpiriyogril;i^'
Diakses 28 Agustus Z0l4).
Stiggins, R' J' (1994). student centered classroom
Assessment. New york: Maxwell
Macmillan International Simon & Schuster Co_puny.
Sujarwanta, A. z0rz. Mengkondisikan pembelajara,
Saintifik. Jurnal Nuansa Kependidikan, rc
rpa dengan pendekatan
Sumartati, L' (2009). iq:ZS_Sf.-
_Pembelajaian IPA Terpadu pada Tema Makanan dan
P-engaruhnyl
\r@dar Kerja Ginjat intuk unnigrrotrron Literasi sains
Srsrya,4,1Ir. Tesis. Sekolah piscasadana
UpI.
zawawi, T. (2005). pengetahuan pedagori Isi
Kandungan Bagi T,ajuk pecahan di
Kalangan Guru Matematik sikolah Rendah." Tesis
Dr. Far, Universiti
Kebangsaan Malaysia, Bangi Malaysia.
t74