Anda di halaman 1dari 2

Fase Perkembangan Antropologi

Menurut Koentjaraningrat (2009) menyatakan bahwah fase antropologi yang pertama


(sebelum 1800) ini Diawali ketika orang-orang Eropa mulai menjelajah benua Asia,Afrika,dan
Amerika. Dalam fase ini dimulai dengan cerita dan kisah yang disampaikan oleh para musafir,
missionaries, pejabat-pejabat pemerintahan dan pelaut tentang kebudayaan masyarakat di luar
Eropa, kisah ini disebut etnograph. buku-bukunya terdapat berbagai pengetahuan berupa
diskripsi tentang adat-istiadat,susunan masyarakat,dan ciri-ciri fisik dari beragam suku bangsa
baik Afrika,Asia,Oseania (yaitu kepulauan di lautan teduh) maupun suku bangsa Indian,
penduduk pribumi Amerika. Fase kedua (kira-kira pertengahan abad ke-19) Integritas yang
sesungguhnya baru muncul pada fase ini,yang menimbulkan karangan-karangan yang di
rumuskan berdasarkan cara berfikir evolusi masyarakat yang berisi sebagai berikut: Masyarakat
dan kebudayaan telah berevolusi secara lambat dan berkembang secara bertahap dari tingkat
rendah ke tingkat yang tinggi. Bangsa Eropa beranggapan bentuk kebudayaan yang tinggi itu
adalah bentuk kebudayaan seperti di Eropa,serta menyebut bangsa di luar Eropa primitive.
Dengan timbulnya beberapa karangan-karangan sekitar tahun (1860), yang mengklasifikasikan
bahwa tentang beranekaragam kebudayaan diseluruh dunia ke dalam tingkat evolusi tertentu,
maka muncullah ilmu antropologi. Fase ketiga, (Pada permulaan abad ke-20) sebagian besar
bangsa Eropa berhasil menjajah daerah-daerah di luar Eropa. Untuk keperluan pemerintahan
jajahan ilmu antropologi menjadi sangat penting,karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih
mempunyai masyarakat yang belum kompleks seperti masyarakat bangsa Eropa. Ilmu
antropologi sangat berkembang di negara-negara kolonial terutama Inggris, selain itu ilmu
antropologi juga berkembang di Amerika serikat yang bukan negara penjajah. Fase ke-empat
(sesudah kira-kira 1930) Dalam fase ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis
dengan tujuan. mempelajari masyarakat luas, baik dari bahan pengetahuan yang diteliti maupun
mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya,kecuali dua perubahan di dunia, yaitu:

1.Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah perang dunia ll.

2. Cepat hilangnya budaya primitive karena pengaruh kebudayaan bangsa Eropa.


Proses tersebut menyebabkan ilmu antropologi seolah kehilangan lapangan, tetapi adanya
proses tersebut juga mendorong untuk mengembangkan pokok dan tujuan baru. Tujuan baru
tersebut diantaranya :

a. Tujuan Akademikal
b. Tujuan Praktis

Daftar Pustaka

Koentjaraningrat.(2009). Pengantar Ilmu Antropologi.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai