PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Era globalisasi dan pasar bebas membuat terbukanya persaingan antar rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. Masyarakat akan menuntut rumah sakit
harus dapat memberikan pelayanan yang cepat, akurat bermutu dan biaya terjangkau. Disamping itu dengan adanya undang-undang perlindungan
konsumen,demokratisasi semakin meningkat maka supremasi hukuman akan meningkat pula,maka rumah sakit dalam pengelolaanya harus transparan,berkualitas
dan memperhatikan kepentingan pasien dengan seksama dan hati-hati.
Untuk menghadapi situasi diatas salah satu langkah adalah merencanakan Manajemen SDM yang sesuai dengan standar kualitas yang yang tinggi dan
profesional. Mulai dari Perencanaan SDM, sarana prasarana, menentukan metode pelayanan di semua unit, perencanaan/pengelolaan keuangan, dan manajemen
mutu pelayanan.
Pemberi pelayanan kesehatan di rumah sakit tersusun dari berbagi multidisiplin tenaga profesional baik medis, keperawatan dan non medis. Kecukupan
jumlah dan jenis komposisi pemberi pelayanan kesehatan harus terpenuhi dengan baik serta konsisten guna memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan cepat
di seluruh unit pelayanan. Selain memperhatikan kecukupan jenis dan jumlah tenaga pemberi pelayanan maka perlu juga ditetapkan kualifikasi profesionalitas
yang dibutuhkan. Jadi semakin baik kompetensi pemberi pelayanan kesehatan dan semakin baik kinerja yang ditampilkan maka visi pelayanan di RS Juanda
sebagai pusat layanan rujukan unggulan yang berpenampilan, berprofesi dan beretik untuk wilayah Kuningan dan sekitarnya bisa dicapai.
Berdasarkan hal di atas maka pemenuhan kebutuhan tenaga baik medis maupun non medis tidak bisa dalam waktu yang singkat, sehingga dalam
perencanaanya harus memperhatikan visi dan misi rumah sakit serta mempelajari faktor-faktor yang berkaitan pada yingkat makro rumah sakit seperti : landasan
hukum, target area, populasi dan data sekunder (data statistik kesehatan), dan mempelajari hal-hal yang bersifat mikro rumah sakit seperti : analisis situasi, beban
kerja, dan kinerja personal baik medis maupun non medis.
Perencanaan merupakan fungsi organik managemen yang merupakan dasar atau titik tolak dan pelaksanaan kegiatan tertentu dalam usaha mencapai tujuan
organisasi.
Perencanaan kebutuhan staf dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain lingkungan (external change ), keputusan, organisasi yang dapat berbentuk
pemutusan hubungan kerja, dan kematian. Perencanaan ketenagaan merupakan suatu proses yang komplek yang memerlukan ketelitian dalam menerapkan jumlah
tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan organisasi. Jumlah tenaga yang ada perlu ditata atau dikelola dalam melaksanakan
kegiatan melalui penjadwalan yang sistematis dan terencana secara matang sehingga kegiatan yang dilakukan secara optimal.
Menurut Henry Simamora (1997:212) dalam buku koleksi digital Universitas Kristen Petra menyatakan bahwa: Rekrutmen adalah serangkaian aktivitas
mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian, dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi
dalam perencanaan kepegawaian.
II. Tujuan
Adapun tujuan dari perencanaan ketenagaan adalah terpenuhinya kebutuhan ketenagaan/staf di setiap unit kerja berdasarkan ketentuan yang sudah ditetapkan.
1. Tujuan Umum
Terpenuhinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, profesional dan non medis baik secara kualitas maupun kuantitas guna menunjang pemberian Pelayanan
Prima kepada konsumen di RS Juanda.
2. Tujuan Khusus
1) Tercukupinya jumlah kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis.
2) Tercukupinya kebutuhan tenaga Tenaga medis, proffesional dan non medis yang kompeten
3) Tercapainya kepuasan pelayanan kepada pelanggan
4) Sebagai acuan dalam penyusunan Pola Ketenangan berdasarkan kebutuhan dan distribusinya.
5) Sebagai acuan dalam program rekruitmen Tenaga medis, profesional dan non medis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Landasan Teori
A. Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Pengertian Manajemen
Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari fungsi manajemen itu sendiri. Istilahmanajemen memiliki berbagai pengertian, secara universal.
manajemen adalah penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yang dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient
manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen
merupakan pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumber daya
organisasi.Menurut Hasibuan (2008), manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusiadan sumber-sumber daya lainnya secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pengertian ini menjelaskan bahwa seorang manajer perusahaan perlu mencari cara dalam memberdayakan
sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan perusahaan.
Sedangkan menurut Samsudin (2010) mengemukakan bahwa manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan
pelaksanaaan perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan
(leading), dan pengawasan (controlling). Ahli manajemen lainnya seperti Mary Parker Follet yang dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-
orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.
Plunket dkk.(2005:5) mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and collectively setting and achieving goals by exercising
related functions (planning organizing staffing leading and controlling) and coordinating various resources (information materials money and people)”. Pendapat
tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lebih manajer yang secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai
tujuan organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi
berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang) secara berkelanjutan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas,maka dapat disimpulkan bahwa definisi manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, penyusunan personalia dan penggerakan secara terarah melalui pemanfaatan sumber daya yang dimiliki dalam mencapai tujuan
tertentu.
B. Rekrutmen
a. Pengertian Rekrutmen
Rekrutmen merupakan suatu cara mengambil keputusan perencanaan manajemen sumber daya manusia mengenai jumlah karyawan yang dibutuhkan,
kapan diperlukan, serta kriteria apa saja yang diperlukan dalam suatu organisasi. Rekrutmen pada dasarnya merupakan usaha mengisi jabatan atau pekerjaan
yang kosong di lingkungan suatu organisasi atau perusahan, untuk itu ada dua sumber tenaga kerja yakni sumber dari luar (eksternal) organisasi dan sumber
dari dalam (internal) organisasi.
Penarikan (rekrutmen) karyawan merupakan suatu proses atau tindakan yang dilakukan oleh organisasi untuk mendapatkan tambahan karyawan melalui
berbagai tahapan yang mencakup identifikasi dan efaluasi sumber-sumber penarikan tenaga kerja, menentukan kebutuhan tenaga kerja, proses seleksi,
penempatan, dan orientasi tenaga kerja. Penarikan karyawan bertujuan untuk menyediakan karyawan yang cukup agar manajemen dapat memilih karyawan
yang memenuhi kualifikasi yang mereka perlukan di perusahaan (Malthis : 2001).
Rekrutmen yang efektif memerlukan tersedianya informasi yang akurat dan berkesinambungan mengenai jumlah dan kualifikasi individu yang diperlukan
untuk melaksanakan berbagai pekerjaan dalam perusahaan. Aktifitas rekrutmen akan menyisihkan pelamar yang kurang tepat dan memfokuskan
kemampuannya pada calon yang akan dipanggil kembali. Aktifitas rekrutmen dapat membengun opini publik yang menguntungkan dengan cara
mempengaruhi sikap pelamar sedemikian rupa terlepas mereka diangkat atau tidak dalam organisasi tesebut.
Rekrutmen merupakan masalah yang penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan dalam hal pengadaan tenaga kerja. Jika proses rekrutmen berhasil atau
dengan kata lain banyak pelamar yang memasukan lamarannya, maka peluang perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang baik akan menjadi semakin
terbuka lebar, karena perusahaan akan memiliki banyak pilihan yang terbaik dari para calon pelamar.
d. Metode-Metode Rekrutmen
Metode yang diterapkan pada proses rekrutmen akan berpengaruh sangat besar terhadap banyaknya lamaran yang masuk ke dalam perusahaan. Metode
calon karyawan baru, dibagi menjad metode terbuka dan metode tertutup.
1. Metode Terbuka
Metode terbuka adalah dimana rekrutmen diinformasikan secara luas dengan memasang iklan pada media masa baik cetak atau elektronik, ataupun
dengan cara dari mulut ke mulut (kabar orang lain) agar tersebar ke masyarakat luas. Dengan metode terbuka ini diharapkan dapat menarik banyak lamaran
yang masuk, sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang qualified menjadi lebih besar.
2. Metode Tertutup
Metode tertutup yaitu dimana rekrutmen diinformasikan kepada para karyawan atau orang tertentu saja. Akibatnya lamaran yang masuk relatif
sedikit, sehingga kesempatan untuk mendapatkan karyawan yang baik akan semakin sulit.
E. Seleksi
a. Pengertian Seleksi
Menurut Rivai (2011 : 159) menjelaskan bahwa seleksi adalah kegiatan dalam manajemen SDM yang dilakukan setelah proses rekrutmen selesai
dilaksanakan. Hal ini berati telah terkumpul sejumlah pelamar yang memenuhi syarat untuk kemudian dipilih mana yang dapat ditetapkan sebagai karyawan
dalam suatu perusahaan. Proses pemilihan ini yang dinamakan dengan seleksi.
Proses seleksi sebagai sarana yang digunakan dalam memutuskan pelamar mana yang akan diterima. Proses dimulai ketika pelamar melamar kerja dan
diakhiri dengan keputusan penerimaan. Berdasarkan pengertian itu maka kegiatan seleksi itu mempunyai arti yang sangat strategis dan penting bagi
perusahaan. Apabila dilaksanakan dengan prinsip-prinsip manajemen SDM secara wajar, maka proses seleksi akan dapat menghasilkan pemilihan karyawan
yang dapat diharapkan kelak memberikan kontribusi yang positif dan baik.
d. Cara Seleksi
Adapun cara seleksi yang digunakan oleh perusahaan maupun organisasi dalam penerimaan karyawan baru dewasa ini dikenal dengan dua cara yaitu :
1. Non Ilmiah
Yaitu seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan atas kriterian standar, atau spesifikasi nyata suatu pekerjaan atau jabatan. Akan tetapi hanya didasari pada
pemikiran dan pengalaman saja. Seleksi dalam hal ini dilakukan tidak berpedoman pada uraian spesifikasi pekerjaan dan jabatan yang akan diisi. Unsur-
unsur yang diseleksi biasanya meliputi hal-hal :
a. Surat lamaran bermaterai atau tidak
b. Ijazah sekolah dan jumlah nilainya
c. Surat keterangan kerja dan pengalaman
d. Refrensi atau rekomendasi dari pihak yang dapat dipercaya
e. Wawancara langsung dengan yang bersangkutan
f. Penampilan dan keadaan fisik pelamar
g. Keturunan dari pelamar
h. Tulisan tangan pelamar
2. Ilmiah
Metode ilmiah merupakan metode seleksi yang didasarkan pada spesifikasi pekerjaan dan kebutuhan nyata yang akan diisi, serta pedoman pada
kriterian dan standar-standar tertentu. Seleksi ilmiah mencakup pada hal-hal berikut :
a. Metode kerja yang sistematis
b. Berorientasi pada kebutuhan rill karyawan
c. Berorientasi pada prestasi kerja
d. Berpedoman pada undang-undang perburuhan
e. Berdasarkan kepada analisis jabatan dan ilmu sosial lainnya
H. Indikator Kinerja
Menurut Suyadi Prawirosentono (2004), indikator kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum
dan sesuai dengan moral dan etika. Indikator kinerja menurut Suyadi (2008) meliputi :
a. Jumlah hasil pekerjaan
Tingkat produktivitas karyawan: Hal ini berkaitan dengan kuantitas (jumlah) hasil pekerjaan yang mampu diselesaikan oleh seorang karyawan.
b. Kualitas pekerjaan
Kualitas atas hasil pekerjaan adalah bagian dari ketelitian yang dimiliki oleh karyawan bersangkutan.
c. Pengetahuan atas tugas
Pengetahuan seorang karyawan tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
d. Kerjasama
Ketergantungan kepada orang lain dari seorang karyawan perlu dinilai, karena berkaitan dengan kemandirian (self confidence) seseorang dalam melaksanakan
pekerjaannya.
e. Tanggung jawab
Kemampuan karyawan membuat perencanaan dan jadwal pekerjaannya, hal ini dinilai penting sebab akan mempengaruhi ketepatan waktu hasil pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab seorang karyawan.
f. Sikap kerja
Judgment atau kebijakan yang bersifat naluriah yang dimiliki seorang karyawan dapat mempengaruhi kinerja, karena dia mempunyai kemampuan
menyesuaikan dan menilai tugasnya dalam menunjang tujuan organisasi.
g. Inisiatif
Kehadiran dalam rapat disertai dengan kemampuan menyampaikan gagasan-gagasannya kepada orang lain mempunyai nilai tersendiri dalam menilai kinerja
seorang karyawan.
h. Keterampilan teknis
Pengetahuan teknis atas pekerjaan yang menjadi tugas seorang karyawan harus dinilai, karena hal ini berkaitan dengan mutu pekerjaan dan kecepatan seorang
karyawan mentelesaikan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
i. Kemampuan mengambil keputusan atau menyelesaikan masalah.
Kepemimpinan menjadi faktor yang harus dinilai dalam menilai kinerja seorang karyawan.
j. Kepemimpinan
Kemampuan berkomunikasi dari seorang karyawan, baik dengan sesama karyawan maupun dengan atasannya dapat mempengaruhi kinerjanya.
k. Administrasi
Kemampuan bekerja sama seorang karyawan dengan orang-orang lain sangat berperan dalam menentukan kinerjanya.
l. Kreativitas
Kemampuan mengatur pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, termasuk membuat jadwal kerja, umumnya mempengaruhi kinerja seorang karyawan.
Dalam perencaanaan ketenagaan dibutuhkan ketelitian dalam menerapkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan
organisasi. Jumlah tenaga yang ada perlu ditata atau dikelola dalam melaksanakan kegiatan melalui penjadwalan yang sistematis dan terencana secara matang sehingga
kegiatan dapat secara optimal dilakukan.
a. Prinsip perencanaan
Menurut Siagian ( 1983 ) perencanaan yang baik harus memiliki prinsip mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik, yaitu:
Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana merupakan suatu keputusan yang menentukan kegiatan yang menentukan kegiatan akan
dilakuka dalam rangka mencapai tujuan.
Dibuat oleh orang yang benar-benar memahami tujuan organisasi
Dibuat oleh orang yang sungguh-sungguh mendalami teknik perencanaan
Adanya suatu perincian yang tekiti, yang berarti rencana harus segera diikuti program terperinci
Tidak boleh terlepas dari pelaksaaan artiynya harus tergambar bagaimana rencana tersebut dilaksanakan.
Bersifat sederhana yang berarti disusun secara sistematis dan prioritasnya jelas terlihat
Bersifat luwes, yang berarti bisa menyesuaikan bila ada perubahan
Terdapat tempat pengambilan resiko karena tidak ada seorang pun yang mengetahui apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang
Bersifat praktis, berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi organisasi
Merupakan prakiraan atas keadaan yang mungkin terjadi
b. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang harus dijawab dengan memuaskan penggunaan pendekatan 5W1H.
What : kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah disepakati ?
Where : dimana kegiatan akan dilakukan ?
When : kapan kegiatan tersebut dilakukan ?
Who : siapa yang melaukan kegiatan tersebut ?
Why : mengapa kegiatan tersebut perlu dilakukan ?
How : bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut ke arah pencapaian tujuan?
c. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan dengan menggunakan teknik ilmiah artinya harus disusun dengan cara sistematis
dan didasarkan pada langkah sebagai berikut :
Mengetauhui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi
Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana
Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpul
Menetapkan beberapa alternatif pemecahan masalah
Memilih cara yang terbaik untuk menyelsaikan masalah
Melaksanakan rencana yang telah tersusun
Menilai hasil yang telah tercapai
Jika ketiga prinsip tersebut dilaksanakan, maka dapat tersusun suatu perencanaan yang baik termasuk perencanaan tenaga di rumah sakit .
Ruang Lingkup Pedoman Pola Ketenagaan Rumah Sakit Juanda
Ruang lingkup dari pedoman pola ketenagaan ini diantaranya meliputi :
Penentuan tenaga keperawataan dipengaruhi oleh keinginan untuk menggunakan tenaga keperawatan yang sesuai. Untuk lebih akuratnya selain perencanaan
tenaga keperawatan, maka pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam unitnya seperti :
1. Rasio antar perawat dan klien di dalam ruangan perawatan intensif adalah 1:1 atau 1:2
2. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruan medikal bedah, kebidanan, anak dan dalam adalah 2:1 atau 3:1
3. Rasio antara perawat dan klien shift pagi dan sore adalah 1:5 untuk malam hari di ruang rawat dan lain lain 1:10
Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tingkat ketergantungan klien.
Disamping itu ada metode khusus untuk menghitung tenaga keperawatan dengan menggunakan rumus menurut Gillies ( 1994 ) sebagai berikut :
1. Unit rawat inap
Penghitungan Ketenagaan Menurut Gillies
RUMUS :
A X B X C = F
(C - D) X E = G
KETERANGAN :
Metode lain yang dapat digunakan untuk mnghitung kebutuhan tenaga adalah dengan metode perhitungan ISN ( Indikator Staff Need ). Dasar yang digunakan setiap
metode ini adalah beban kerja dari setiap unit dan instansi. Setiap unit harus memproyeksikan kegiatan atau keluaran yang akan dihasilkan pada masa mendatang. Tiga
faktor yang mendasari formula ISN adalah :
1. Indikator beban kerja
Indikator ini merupakan pembilang dan sebagai faktor variabel dalam formula ISN yang dihitung berdasarkan hasil pelaksanaan yang dicapai oleh masing-masing
kategori tenaga selama 1 tahun kalender. Untuk tenaga yang sama yang bertugas pada institusi yang berbeda akan memiliki beban kerja dan kapasitas yang
berbeda pula.
2. Bobot ( weigthing )
3. Kapasitas tenaga
Pembagian tenaga keperawatan dan penyusunan jadwal
Penyusunan jadwal dinas merupakan tanggung jawab kepala ruangan atau pengawas tetapi lebih diutamakan kepala ruangan lebih mengetahui tingkat kesibukan
ruangan dan karakteristik staffnya. Hal ini akan memudahkan dalam menerapkan orang yang tepat untuk setiap periode jaga ( shift )
Prinsip penyusunan jadwal hendaknya memenuhi beberapa prinsip penting diantaranya harus ada kesinambungan antar kebutuhan unit kerja dan kebutuhn staff.
Misalnya kebutuhan staf untuk rekreasi, memperhatikan siklus jadwal penugasan yang sibuk dan tidak sibuk, berat atau ringan, harus dilalui oleh semua staf yang terlibat
dalam rotasi serta staf yang mempunyai jam kerja yang sama. Prinsip berikutnya yaitu setiap staf harus terlibat dalam siklus atau rotasi pagi-sore-malam; metode yang
dipakai harus sesuai dengan kuantitas dan kualitas staf dalam suatu unit kerja; siklus yang digunakan mengikuti metode penugasan yang dipakai dan setiap staf harus
dapat mencatat hasil dinas, libur dan shift.
Berdasarkan prinsip tersebut, dapat diperkirakan formulasi jumlah staf pada setiap shiftnya, seperti modifikasi kerja mingguan .
Beberapa pendekatan yang digunakan untuk penyusunan jadwwal dinas mingguan. Pendekatan tersebut dapat dilihat dari karakteristik staf yang ada dalam tim. Modifikasi
tugas mingguan meliputi:
a. Total jam kerja per minggu adala 40 jam dengan 10 jam per hari dan 4 hari kerja per minggu. Pada metode ini terjadi tumpang tindih kurang lebih 6 jam per 24
jam.dimana jam-jam tersebut dapat digunakan untuk ronde keperawatan, penyelesaian rencana keperawatan atau kegiatan lainnya. Kelemahan caraini memerlukan
staff yang banyak.
b. Perincian 12 jam dalam 1 shift yaitu 3 hari kerja, 4 hari libur dan 4 hari kerja. Sistem ini sama dengan sistem yangpertama yang membutuhkan tenaga yang banyak
c. Perincian 70 jam dalam 2 minggu yaitu 10 jam per hari ( 7 hari kerja dan 7 hari libur)
d. Sistem 8 jam per hari dengan 5 hari kerja per minggu. Sistem ini lebih banyak disukai karena mengurangi kelelahan staf dan produktivitas staf tetap dipertahankan.
2. Perencanaan Tenaga Farmasi
Pelayanan kefarmasian sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan mempunyai peran penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang
bermutu.Perencanaan farmasi yang baik diharapkan dapat terlaksananya pengelolaan perbekalan farmasi yang bermutu, efektif dan efisien dituntut
Standar Ketenagaan Farmasi terdiri dari:
1. Ka. Instalasi (Apoteker)
2. Koordinator (Apoteker/ Sarjana Farmasi)
3. Asisten Apoteker (SMF atau D3 Farmasi)
4. Juru Racik dan Administrasi (SMA/ D3 administrasi)
Pengaturan jaga atau dinas
1. Ka. Instalasi : 1 shift
2. Koordinator : 1 shift
3. Asisten Apoteker : 3 shift
4. Juru Racik : 2 shift
5. Tenaga Administrasi : 1 shift
4. Perencanaan Tenaga Rekam Medik
KEBUTUHAN JUMLAH TOTAL
NO KETERANGAN WAKTU Perhari WAKTU
(menit) (kasus) (menit)
(Pra Pelayanan)
1. Membersihkan ruangan 10 2 20
2. Menyalakan kipas angin, komputer dan printer 5 2 10
Menyiapkan peralatan menulis Rekam Medis 5 2 10
3.
Mengecek buku pendaftaran baru dan lama 5 2 10
4.
Memasukkan data kunjungan sift sebelumnya 10 2 20
5. apabila ada yang belum diinput ke computer
Mencatat ceklist pra pealayanan 5 2 10
6.
Penerimaan ( Pasien poli umum)
1. Menerima pendaftaran pasien (wawancara 5 20 100
dengan pasien)
Menulis di buku pendaftaran dan kartu traser bagi 5 20 100
2. pasien lama dan membuatkan folder rekam medis
bagi pasien baru, mempersilahkan pasien untuk
menunggu
Mengambil folder rekam medis pasien ke ruang 5 20 100
3. filling dan memberi tanggal periksa
Mengantarkan folder rekam medis dan 5 20 100
4. mengarahkan pasien ke poli yang dituju
Menghubungi/konfirmasi ke perawat bahwa ada 2 20 40
5. pasien poli
Penerimaan (Pasien IGD)
Menerima pendaftaran pasien (wawancara 5 5 25
1. dengan pasien)
Menghubungi/konfirmasi ke perawat bahwa ada 2 5 10
2. pasien IGD yang harus segera mendapat
penanganan
Apabila ada pihak keluarga untuk bisa didaftar : 10 5 50
3. menulis di buku pendaftaran dan kartu traser bagi
pasien lama dan membuatkan folder rekam medis
bagi pasien baru, mempersilahkan keluarga untuk
menunggu, Apabila tidak ada keluarga yang
mendaftar petugas rekam medis membawa alat
pendaftaran ke IGD untuk melakukan pendaftaran
4. Apabila pasien melanjutkan ke rawat inap 10 5 50
petugas rekam medis akan dihubungi oleh
petugas IGD untuk mendata pasien dan
penanggungjawab perawatan/biaya pasien untuk
persetujuan rawat inap
Penerimaan (Pasien Rawat Inap)
Menerima pendaftaran pasien dan menjelaskan 5 5 25
1. fasilitas dan biaya rawat inap (wawancara dengan
pasien)
Menanyakan dan meminta surat rujukan atau 5 5 25
2. asuransi bila ada
Menulis di buku pendaftaran dan kartu traser bagi 5 5 25
3. pasien lama dan membuatkan folder rekam medis
bagi pasien baru, mempersilahkan pasien untuk
menunggu
Menghubungi/konfirmasi ke perawat bahwa ada 2 5 10
4. pasien rawat inap
Input Data Rekam Medis
Memasukkan input data kunjungan pasien 20 2 40
1. terdaftar tiap hari dikomputer
Mengambil semua folder rekam medis yang ada 3 2 6
2. di poli RJ atau IGD
Memasukkan semua data yang ada di folder 1 30 30
3. rekam medis pemeriksaan di file register perawat
Menulis dan melengkapi jumlah ceklist pasien 1 2 2
4. rawat jalan dan rawat inap
Melengkapi folder rekam medis rawat inap 10 30 300
5.
Post pelayanan Rekam Medis
Mengembalikan semua folder rekam medis ke 2 27 54
1. ruang filling
Merapikan peralatan Rekam Medis 5 2 10
2.
Merapikan ruangan Rekam Medis 5 2 10
3.
Mematikan kipas angin, komputer dan printer 5 2 10
4.
Mengisi buku operan bila ada pekerjaan yang 5 2 10
5. tertunda
TOTAL 253 1212
Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN
Mondy, R. Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Erlangga
Samsudin, Sadili. 2010. Managemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Pustaka Setia
Handoko, T Hani . 2000. Managemen Personalia dan sumber Daya Manusia Edisi II.
Cetakan ke empat belas. Yogyakarta : PPFE
Plunket, dkk. 2005. Managemen Meeting and Exceding Customer Expectations. USA:
Thomson South, Western
Siagian, P. Sondang. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi aksara
Anwar Prabu Mangkunegoro. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan pertama.
Bandung: PT Remaja Rsodakarya
Ambar Teguh Sulistiyani. 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : graha
Ilmu
www.scribd.com