Anda di halaman 1dari 9

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan di sembilan puskesmas se-Kota Gorontalo

yaitu Puskesmas Tamalate, Puskesmas Wongkaditi, Puskesmas Limba B, Puskesmas

Dulalowo, Puskesmas Dungingi, Puskesmas Buladu, Puskesmas Pilolodaa,

Puskesmas Sipatana, Puskesmas Dumbo Raya, dan di Dinas Kesehatan Kota

Gorontalo.

3.1.2 Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 11 November – 11 Desember

tahun 2013 dengan tahapan penelitian meliputi observasi awal, pengumpulan data,

analisa data, dan penyusunan skripsi.

3.2 Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat informan kunci dan informan biasa. Informan

kunci dalam penelitian ini yaitu kepala seksi surveilans dan imunisasi yang berada di

Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, petugas sanitarian Dinas Kesehatan Kota

Gorontalo dan kepala puskesmas se-Kota Gorontalo yang berjumlah 11 orang.

Sedangkan untuk informan biasa dalam penelitian ini yaitu pemegang program

imunisasi dan petugas sanitarian di puskesmas se-Kota Gorontalo yang berjumlah 18

orang, keseluruhan jumlah informan dalam penelitian ini yaitu 29 orang.

35
36

3.3 Desain Penelitian

Guna mendapatkan data yang menyeluruh tentang pengelolaan limbah medis

kegiatan imunisasi penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

fenomenologis. Penggunaan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologis ini

didasarkan pada pandangan Moeleong (2007) bahwa “untuk memahami arti

peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang yang berada dalam situasi

tertentu”.

Selain pendekatan fenomenologis penelitian ini menggunakan metode survai

dengan dasar pertimbangan bahwa metode tersebut sangat relevan dengan variabel

yang akan diteliti, juga sangat membantu guna mendapatkan data dan informasi yang

objektif dan valid dalam memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah-

masalah yang berkaitan dengan objek penelitian (Arikunto,2006).

3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional

3.4.1 Klasifikasi Variabel

Dalam penelitian ini hanya satu variabel yaitu Pengelolaan limbah medis

padat dengan indikator minimasi limbah, pemilahan dan pewadahan limbah,

penampungan sementara limbah, pengangkutan limbah, Pengolahan Pemusnahan dan

pembuangan akhir.

3.4.2 Definisi operasional

Yang dimaksud dengan pengelolaan limbah medis dalam penelitian ini yaitu

usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh puskesmas untuk melakukan pengelolaan

limbah medis kegiatan imunisasi yang meliputi :


37

1. Minimasi limbah yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengurangi limbah

dari sumbernya dengan cara kegiatan perawatan dan pembersihan,

Menggunakan bahan produksi lebih awal, mengecek tanggal kadaluarsa.

2. Pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang merupakan

salah satu proses pengelolaan limbah yang diuraikan sebagai berikut :

a) Pemilahan

Melakukan pemilahan limbah dari sumber yang menghasilkan limbah dalam

hal ini yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan imunisasi.

b) Pewadahan

Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa

memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti

bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak

berkepentingan tidak dapat membukanya.

c) Pemanfaatan Kembali

Untuk limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah

yang tidak dimanfaatkan kembali. Untuk limbah medis padat yang akan

dimanfaatkan kembali harus melalui proses sterilisasi.Untuk limbah jarum

hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali. Apabila

puskesmas tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable), limbah

jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses salah

satu metode sterilisasi.

3. Tempat penampungan sementara, merupakan tempat untuk menampung

limbah sebelum diangkut untuk pemusnahan akhir limbah. Untuk


38

penampungan sementara sebuah puskesmas minimal mempunyai incinerator

di lingkungannya untuk membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam,

dan bagi yang tidak mempunyai incinerator maka limbah medis padatnya

harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau pihak

lain yang mempunyai incinerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-

lambatnya 24 jam apabila disimpan pada suhu ruang. Berdasarkan kajian dari

Balai Teknis Kesehatan Lingkungan – Pengendalian Penyakit Menular

(BTKL-PPM) Manado untuk penanganan limbah medis cukup satu

incinerator dapat mengcover limbah yang berasal dari puskesmas-puskesmas

yang berada di satu wilayah. Untuk lebih efisien dan efektif setiap puskesmas

wajib mengatur jadwal pengiriman limbah tidak lebih dari 72 jam (3 hari)

waktu tampung atau penyimpanan sementara limbah sebelum dimusnahkan

di incinerator.

4. Pengangkutan (Transportasi) yaitu kegiatan memindahkan limbah dari

tempat pengahasil limbah ketempat pemusnahan maupun pembuangan akhir.

Adapaun yang perlu diperhatikan dalam pengangkutan limbah antara lain :

a) Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kenderaan

pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.

b) Kantong limbah padat harus aman dari jangkauan manusia maupun

binatang.

c) Petugas yang mengangani limbah, harus menggunakan alat pelindung

diri terdiri dari Topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian panjang,


39

apron untuk industry, pelindung kaki/sepatu bot, dan sarung tangan

khusus (disposable gloves atau heavy duty gloves)

5. Pengolahan, pemusnahan, dan pembuangan akhir limbah padat merupakan

tahap akhir yang berperan sangat penting dalam proses pengelolaan limbah.

Adapun prosesnya diuraikan sebagai berikut :

a) Pengolahan

Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen

infeksius dari laboratorium harus di sterilisasi dengan pengolahan

panas dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk

limbah infeksius yang lain cukup dengan cara disinfeksi.

b) Pemusnahan

Benda tajam harus diolah dengan incinerator bila memungkinkan,

dan dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya.

c) Pembuangan akhir

Setelah insinerasi atau disifeksi, residunya dapat dibuang ketempat

pembuangan B3 atau dibuang ke landfill jika residunya sudah aman.

3.5 Instrumen Penelitian

Mengenai kehadiran peneliti dalam lapangan penelitian kualitatif, yang

menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Sugiyono

(2008) bahwa peneliti berfungsi sebagai pelaku utama dalam penelitian. Dalam hal

ini peneliti menggunakan tape recorder dan catatan lapangan sebagai alat bantu.
40

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Data dan sumber data

Data penelitian ini, peneliti akan mengambil data dari sumber, yang dapat

dibagi atas :

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh melalui wawancara dengan

petugas kesehatan yang berhubungan dengan pengelolaan limbah medis

kegiatan imunisasi di setiap puskesmas yang berada di Kota Gorontalo.

b. Data sekunder, merupakan data-data yang diperoleh secara tertulis dan

digunakan sebagai bahan pendukung penelitian. Data sekunder diperoleh

melalui telaah referensi perpustakaan yang dianggap relevan dengan

permasalahan penelitian yang sedang diteliti.

2. Prosedur pengumpulan data

a. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara langsung kepada mereka yang berkaitan

langsung dalam penelitian ini, agar informasi yang didapatkan tidak

meragukan dapat dipertanggung jawabkan. Diantaranya kepala seksi

surveilans dan imunisasi, petugas sanitarian Dinas Kesehatan Kota

Gorontalo, kepala puskesmas se Kota Gorontalo, pemegang program

imunisasi dan petugas sanitarian di puskesmas se Kota Gorontalo.

b. Observasi

Dengan cara ini peneliti meyakini, dapat melihat dan dapat mengamati

sendiri di lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan pencatatan

perilaku serta kejadian sebagaimana adanya.


41

c. Dokumentasi

Peneliti mengumpulkan data yang sifatnya dokumen sehubungan dengan

objek yang diteliti.

3.7 Analisis Data

Tehnik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif, yaitu proses analisisnya mulai dari menelaah dan mengkaji seluruh

data yang telah diperoleh dari berbagai sumber yang terkait. Analisis dalam

penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama

dilapangan, dan setelah selesai dilapangan. Menurut Nasution (dalam Sugiyono,

2008) menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan

masalah, sebelum terjun ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

penelitian.

Aktivitas dalam analisis data, peneliti menggunakan tiga cara yaitu :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin lama

peniliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.


42

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam sejenisnya.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

difahami tersebut.

3. Conclusion Drawing / Verification (Penarikan Kesimpulan)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan.

Reduksi dan display data memudahkan peneliti untuk memahami dan

memaknai data sehingga data lebih mudah untuk ditarik kesimpulan yang

kemudian kesimpulan tersebut digunakan untuk menjawab rumusan masalah

penelitian.

3.8 Tehnik Keabsahan Data

Tehnik pengecekan keabsahan data yang digunakan peneliti adalah sebagai

berikut:

1. Ketekunan pengamatan

Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan keadaan, faktor-

faktor dan upaya-upaya dalam situasi yang relevan dengan permasalahan

yang diteliti.

2. Triangulasi

Triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

yang lain. Peneliti menyimpulkan bahwa dalam meneliti dibutuhkan

keabsahan agar penelitian tersebut dapat dipercaya kredibilitasnya


43

(Moeleong, 2007). Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi tehnik.

Menurut Sugiyono (2008) triangulasi tehnik yaitu menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

tehnik yang berbeda. Dimana peneliti menggunakan wawancara lalu dicek

dengan observasi atau dokumenter.

3.9 Alur penelitian

1. Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan observasi atau studi

pendahuluan, untuk mengamati permasalahan yang terjadi sehingga dapat

diteliti di Puskesmas se-Kota Gorontalo.

2. Mengajukan surat permohonan untuk memperoleh rekomendasi dari

Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan diteruskan kepada Dinas Kesehatan dan

Puskesmas se-Kota Gorontalo.

3. Setelah memperoleh izin, maka peneliti dapat menentukan responden untuk

melakukan wawancara.

4. Melakukan pendekatan dengan calon responden kemudian memberikan

penjelasan tentang penelitian ini. Selanjutnya peneliti menyiapkan surat

persetujuan yang dibuat untuk ditandatangani oleh responden.

5. Responden memberikan pernyataan (jawaban) dari wawancara yang

dilakukan oleh peneliti.

6. Setelah data terkumpul dilakukan analisa dalam bentuk tabel, reduksi,

analisa dibahas secara menyeluruh.

7. Menyusun laporan.

Anda mungkin juga menyukai