Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan titik eutektikum.


2. Mengetahui cara menentukan titik lebur dari campuran
suatu bahan dengan berbagai konsentrasi dengan
menggunakan alat labu tile.

2.1 Manfaat
1. Diketahui apa yang dimaksud dengan titik eutektikum.
2. Diketahui cara menentukan titik lebur dari campuran suatu
bahan dengan berbagai konsentrasi dengan menggunakan
alat labu tile.

1
BAB II

LANDASAN TEORI

Titik eutiktikum adalah suatu sistem campuran dispersi padat yang


memiliki suhu lebur paling rendah . pada titik tersebut terjadi kesetimbangan
fase padat dan fase cairnya. Bisa pula dikatakan Suatu keadaan dimana zat
padat berubah menjadi cairan dibawah tekanan 1 atmosfer dapat diartikan
sebagai titik lebur dari suatu zat. Selain itu, titik lebur juga dapat diartikan
sebagai keadaan dimana terjadi keseimbangan antara fase padat dengan fase
cair lainnya pada suatu zat.
Titik lebur suatu zat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, zat
pengotor, penempatan pada termometer dan lain-lain sebagainya. Oleh karena
itu dalam percobaan penentuan titik lebur kita harus melakukannya dengan
teliti dan hati-hati agar hasil yang diperoleh dapat semaksimal mungkin.
Jika suatu sistem mengandung satu atau lebih komponen dalanm satu atau
lebih fasa pada keadaan kesetimbangan , ada suatu hubungan umum yang
penting yang harus dipenuhi antara lain jumlah fasa (p), komponen (c) dan
derajat bebas (f). Persamaan dengan aturan fase dikemukakan oleh J.
Williard Gibbs :

f = c- p + 2

Keterangan :

f = Jumlah derajat bebas

c = Jumlah komponen

p = Jumlah Fase yang ada

Derajat bebas didefinisikan sebagai variabel intensif yang terkecil


(suhu, tekanan, kadar, refraksi indeks, bobot jenis dan viskositas).

2
Semakin banyak jumlah komponen semakin banyak variabel,oleh karena
itu c bertanda (+). Semakin banyak jumlah fasa semakin banyak pula syarat
kesetimbangan dan jumlah persamaan, sehingga mengurangi beberapa
variabel, jadi p bertanda (-).

Pada umumnya kelarutan kebanyakan zat padat dan zat cair dalam solven
cair bertambah dengan naiknya temperature. Untuk gas dalam zat cair,
kelakuan yang sebaliknya terjadi. Kaidah le chatelier meramalkan bahwa
kenaikan temperature akan mengakibatan perubahan endotermik, yang untuk
gas terjadi bila ia meninggalkn larutan (Moechtar, 1990).

Dalam penentuan titik lebur seketika digunakan block logam yang harus
mempunyai sifat yaitu (Moechtar, 1990) :

1. Harus terdeferensi terhadap zat yang digunakan. Mempunyai


permukaan yang dipolis rata.
2. Mempunyai lubang silindris pararel dengan permukaan yang
dipolis untuk pengamatan thermometer.
3. Mempunyai kemampuan menghantarkan panas yang baik.

Paraffin mengkristal sebagai lapisan-lapisan tipis terdiri dari rantai-ranmtai


zig-zag yang tersusun secara parallel. Titik lebur senyawa hidrokarbon normal
yang jenuh bertambah tinggi dengan bertambahnya bobot molekunya, sebab
gaya Van der Waals yang terdapat diantara molekul-molekul kristalnya menjadi
semakin besar dengan bertambahnya jumlah atom karbon. Titik lebur alkana
dengan jumlah atom karbon genap lebih tinggi dari pada titik lebur senyawa
hidrokarbon (Khopkar, 1990).

Penentuan titik lebur karena kenaikan tekanan dimanfaatkan dalam ski air
es. Tekanan dan ski menurunkan titik lebur es dan menyebabkan es melebur
dibawah ski. Lapisan tipis zat cair ini akan memberikan aksi sebagai pelincir
hingga memungkinkan pelincir dapat meluncur di atas permukaan yang keras
dari es. Tentu saja gerakan ski dengan permukaan es juga memegang peranan
besar terhadap peleburan dan aksi pelincir tersebut (Khopkar, 1990).

3
Panas peleburan dapat dianggap sebagai panas yang dibutuhkan untuk
memperbesar jarak interatomik atau intermolekuler dalam kristal sehingga
menyebabkan terjadinya peleburan. Ada hubungan erat antara panas peleburan
dan tempertaur dimana zat padat melebur seperti halnya adanya hubungan
antara panas penguapan dengan titik didih. Kristal-kristal yang diikat oleh gaya
yang lemah umumnya titik lebur yang rendah, sedang yang diikat oleh gaya
yang kuat mempunyai panas peleburan yang tinggi dan titik lebur yang tingggi
(Khopkar, 1990).

Untuk beberapa zat seperti KNO3 kelarutannya berubah sangat vepat


sedang untuk yang lain lebioh lambat. Perbedaan-perbedaan dalam kelarutan
ini digunakan sebagai dasar untuk tekhnik laboratorium, yang dinamakan
kristalisasi fraksional yang sering digunakan untuk memisahkan kotoran-
kotoran produk suatu reaksi kimia (Muchtar, 1989).

Temperatur dimana cairan berubah menjadi padatan dikenal dengan titik


beku. Temperatur ini sama dengan titik leleh kristal zat murni. Titik beku atau
titik leleh padatan kristal murni didefinisikan sebagai temperatur dimana cairan
murni dan padatan berada dalam kesetimbangan [ CITATION Hap08 \l 1033 ]

Panas peleburan dapat dianggap sebagai panas yang dibutuhkan untuk


menaikkan jarak antar atom atau antar molekul dalam kristal, sehingga
memungkinkan terjadinya pelelehan. Suatu kristal yang saling terikat dengan
gaya yang lemah mempunyai panas peleburan yang rendah, sedangkan yang
terikat dengan gaya yang kuat mempunyai panas peleburan yang tinggi dan
titik leleh yang tinggi (Martin, 1990).

Peralatan untuk penentuan titik didih larutan dengan mempergunakan


metode Beckmann. Alat ini terdiri dari suatu tabung berjaket di mana pada
salah satu sisinya ada tempat untuk memasukkan bahan yang akan diuji.
Termometer Beckmann dipasang pada tabung dan terandam dalam larutan yang
akan diuji. Pengaduk gelas dipasang pada tabung melelui tutupnya dan
digerakkan dengan tangan atau dengan motor. Tabung dan jaketnya dipasang

4
dalam suatu bejana berisi campuran pendingin es dan garam. Dalam melakukan
penentuan, temperature dibaca pada thermometer diferensial Beckmann pada
titik didih pelarut murni, air. Berat zat terlarut yang diketahui dimasukkan
dalam peralatan, yang berisi berat tertentu pelarut, dan titik beku larutan dibaca
dan dicatat [ CITATION Mar90 \l 1033 ]

Uraian Bahan

1. Asam Salisilat (6:56)

Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM

Nama Lain : Asam salisilat

RM / BM : C7H6O3 / 138, 12

Suhu Lebur : 158,5o – 161o C

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai sampel

2. Paraffin cair (6:474) :

Nama Resmi : PARAFFINUM LIQUIDUM

Nama lain : Parafin cair

Penyusun : Campuran hidrokarbon

Bobot Jenis : 0,870 g/ml sampai 0,890 g/ml

Pemerian : Cairan kental, transparan

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai media penghantar panas

5
3. Mentol (6:362)

Nama Resmi : MENTHOLUM

Nama Lain : mentol

RM / BM : C10H20O / 156, 30

Suhu Lebur : 41o – 44o C

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : penggunaan koringen; antiiritan.

6
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 12 Juni 2017 ( 13.00-17.00 )


Tempat : Laboratorium Teknik Kimia Universitas Fajar

3.2 Alat:
1. Labu Tile : 1 buah
2. Lampu Spritus : 1 buah
3. Pipa Kapiler : 6 buah
4. Statif dan Klem : 1 unit
5. Termometer : 1 buah
6. Neraca digital : 1 buah
7. Benang : Secukupnya

Bahan:
1. Paraffin : 300 ml
2. Asam salisilat : 16 gr
3. Mentol : 16 gr

3.3 Cara kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menimbang Asam Salisilat-mentol dengan perbandingan 5:0 ,
4:1 , 3:2 , 2:3 , 1:4 lalu di campur hingga homogen.
3. Memasukkan campuran bahan ke dalam pipa kapiler dengan
cara di totolkan.
4. Mengikat pipa kapiler pada termometer.
5. Memasukkan pipa kapiler dalam labu tile yangb telah berisi
paraffin.
6. Mengamati dan mencatat suhu dan waktu pada saat melebur
dan pada saat telah melebur keseluruhan.

7
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan.

Asam
Mentol Suhu saat Suhu saat Waktu Melebur
No Salisilat
(gram) Melebur Keseluruhan Mulai Sempurna
(gram) (detik) (detik)
1. 5 0 115ºC 150ºC 1:10 4:50
2. 4 1 85ºC 150ºC 0:45 3:10
3. 3 2 105ºC 140ºC 0:10 3:00
4. 2 3 190ºC 102ºC 0:5 1:00
5. 1 4 70ºC 100ºC 0:3 0:20
6. 0 5 5ºC 18ºC 0:1 0:4

4.2 Pembahasan.

8
BAB V

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

Asisten, T. (2017). Viskositas. Praktikum Kimia Fisika, 6-8.

goller, M. (1990). Titik Eutektikum. Basic Of Physical, 8-13.

Marthin, H. (2008). Eutektikum. Titik Lebur Suatu senyawa, 7-10.

10
LAMPIRAN

Gambar 1.1 Gambar 1.2

Suhu diukur Asam salisilat


saat melebur dan mentol yang
ditotolkan
menggunakan
pipa kapiler

Gambar 1.3 Gambar 1.3


pipa kapiler Dihitung suhu
diikat paa pada saat
termometer dan melebur
dimasukkan seluruhnya.
dalam tile yang
berisi paraffin.

11

Anda mungkin juga menyukai