Anda di halaman 1dari 4

KARANGKA ACUAN KEGIATAN

PERTEMUAN KOORDINASI DALAM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)


Hotel STAR, Jalan Gajahmada, Pontianak, 11 – 13 Juli 2018

A. LATAR BELAKANG
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang cenderung meningkat jumlah penderita serta semakin luas
penyebarannya, sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Salain itu
juga DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia terutama di wilayah tropis dan
subtropics, tidak terkecuali Indonesia sebagai salah satu negara endemis. DBD merupakan
penyakit infeksi menular karena vektor yang cenderung menyebabkan kejadian luar biasa
(KLB), dan tidak sedikit mengakibatkan kematian. Sejak pertama kali kasus DBD dilaporkan di
Indonesia pada tahun 1968 di Jakarta dan Surabaya, angka kesakitan DBD menunjukkan tren
peningkatan dari tahun ke tahun dan wilayah penyebarannya pun semakin luas sehingga hampir
terjadi diseluruh kabupaten/ kota.
Upaya pengendalian penyakit DBD yang telah dilakukan sampai saat ini adalah
memberantas nyamuk penularnya baik terhadap nyamuk dewasa atau jentiknya karena obat dan
vaksinnya untuk membasmi virusnya belum ada.
Departemen Kesehatan telah menetapkan 5 kegiatan pokok sebagai kebijakan dalam
pengendalian penyakit DBD yaitu menemukan kasus secepatnya dan mengobati sesuai protap,
memutuskan mata rantai penularan dengan pemberantasan vector (nyamuk dewasa dan jentik-
jentiknya), kemitraan dalam wadah POKJANAL DBD (Kelompok Kerja Operasional DBD),
pemberdayaan masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) dan
peningkatan professionalisme Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan program pengendalian
penyakit DBD.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi terjadinya peningkatan kasus, salah
satu diantaranya dan yang paling utama adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M Plus dan Gerakan 1
Rumah 1 Jumantik. Sampai saat ini upaya tersebut belum menampakkan hasil yang diinginkan
karena masih terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian serta Angka Bebas Jentik yang
masih di bawah 95 %.
Selama ini berbagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam PSN-DBD sudah
banyak dilakukan tetapi hasilnya belum optimal dapat merubah perilaku masyarakat untuk
secara terus menerus melakukan PSN-DBD di tatanan dan lingkungan masing-masing.
Dengan demikian dipandang perlu untuk melakukan penguatan dalam upaya pencegahan
dan penanggulangan penyakit DBD bagi tenaga kesehatan di tingkat kabupaten/ kota dengan
mengadakan pertemuan Koordinasi dalam Penyelidikan Epidemiologi Kejadian Luar Biasa
(KLB).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatnya usaha pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular yang
efektif dan efesien.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta diharapkan mampu:
a. Memahami kebijakan dan situasi DBD secara nasional.
b. Memahami pencegahan dan penanggulangan kasus DBD.
c. Memahami upaya Penyelidikan Epidemiologi dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan penyakit DBD serta potensi mengakibatkan KLB DBD.
d. Menerapkan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD di masyarakat.
C. KELUARAN YANG DIHARAPKAN
Bertambahnya jumlah kabupaten/kota dengan IR DBD di bawah 49/100000 penduduk dan
dapat tertanggulanginya KLB DBD di Provinsi Kalimantan Barat.

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Menyusun budget dan kerangka acuan.
2. Melakukan rapat persiapan pertemuan.
3. Menghubungi fasilitator (fasilitator lokal)
4. Mengundang peserta pertemuan.
5. Mempersiapkan material pertemuan.
6. Melaksanakan atau implementasi proses pertemuan.
7. Melakukan evaluasi.
8. Menyusun laporan.

E. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN


Kegiatan direncanakan pelaksanaannya pada tanggal 11 – 13 Juli 2018 di Hotel Gajah Mada
jalan Gajah Mada, Pontianak.

F. PESERTA
Peserta pertemuan berjumlah 28 orang yang terdiri dari :
1. 14 orang Kepala Seksi P2 dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota.
2. 14 orang staf P2/ Penanggung Jawab Program Arbovirosis Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota.

Ketentuan Peserta:

1. Panitia hanya membiayai 2 (dua) orang dari setiap kabupaten/ kota yang terdiri dari 1 orang
kepala seksi P2, 1 orang staf P2/Penanggung Jawab Program Arbovirosis.

2. Konfirmasi kehadiran disampaikan melalui SMS kepada panitia registrasi Erliansyah :


081258776766 selambat-lambatnya Senin, 09 Juli 2018 dengan format :

Nama Kabupaten/ Kota / Nama Peserta


Contoh :
Sintang / Astriani,Andi.

3. Peserta diwajibkan mengikuti acara sampai selesai.

4. Peserta check in hotel pada hari Selasa, 10 Juli 2018, mulai pukul 12.00 WIB dan langsung
Registrasi sampai pukul 14.00 WIB

5. Setiap peserta membawa Surat Tugas dan fotocopy rekening bank / buku tabungan.

6. Setiap peserta membawa laporan mingguan dan bulanan kasus DBD minimal sampai akhir
Juni 2018 dan cakupan Angka Bebas Jentik/ABJ semester pertama 2018.

7. Tiket transport PP mohon diserahkan pada saat registrasi.

8. Panitia hanya menanggung biaya transport dan akomodasi peserta, sedangkan biaya laundry,
telepon dan lain-lain tidak menjadi tanggungjawab panitia.

9. Khusus Kabupaten Kapuas Hulu, Ketapang dan Kayong Utara diberi biaya transport dengan
pesawat :
NO KABUPATEN/ KOTA BIAYA TRANSPORT (Rp)
1 Kabupaten Kapuas Hulu dan KKU 2.300.000,-
2 Kabupaten Ketapang 2.000.000,-

G. NARASUMBER/ FASILITATOR
Narasumber dan fasilitator pada pertemuan ini berasal dari:
Subdit Arbovirosis Kemenkes RI dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat

H. BIAYA
Seluruh kegiatan ini dibiayai dari dana Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi Kalimantan Barat tahun 2018.
DAFTAR PESERTA
PERTEMUAN KOORDINASI DALAM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2018

NO KAB/KOTA DINKES
KAB/KOTA
1 Kota Pontianak 2
2 Kota Singkawang 2
3 Kab. Sambas 2
4 Kab. Mempawah 2
5 Kab. Sanggau 2
6 Kab. Ketapang 2
7 Kab. Sintang 2
8 Kab. Kapuas Hulu 2
9 Kab. Bengkayang 2
10 Kab. Landak 2
11 Kab. Sekadau 2
12 Kab.Melawi 2
13 Kab. Kayong utara 2
14 Kab. Kubu Raya 2
TOTAL 28

Anda mungkin juga menyukai