Appendix
Appendix
LAMPIRAN 1
INSTRUMEN PENELITIAN
Peneliti
(Yulis Hati)
Responden Peneliti
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk:
1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu karakteristik responden, kuesioner
tentang dan kuesioner tentang efikasi diri
2. Mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner tersebut sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, beri tanda silang (x) pada jawaban yang
tersedia
3. Silakan mengisi pada tempat yang sesuai, khusus untuk pertanyaan pilihan
harap diisi dengan cara member tanda silang (x) pada jawaban yang tersedia
A. Karakteristik Responden
No.Responden :
Inisial responden :
1. Umur :……………tahun
2. Jenis kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Tingkat pendidikan :
1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PT
4. Pekerjaan :
1. Tidak bekerja
2. PNS/POLRI/TNI
3. Petani/pedagang/buruh
4. LAIN-LAIN,sebutkan……
5. Penghasilan perbulan : Rp………………………
6. Status pernikahan :
1. Menikah
2. Tidak Menikah
3. Janda/duda
7. Lama menderita DM : ………………….tahun……..bulan
No Pertanyaan TM KM M
1 Saya mampu memeriksa gula darah saya sendiri jika
perlu
2 Saya mampu memperbaiki gula darah saya saat gula
darah saya terlalu tinggi
3 Saya mampu memperbaiki gula darah saya ketika
tingkat gula darah terlalu rendah
4 Saya mampu memilih makanan yang tepat
5 Saya mampu menjaga berat badan saya tetap
terkontrol
6 Saya mampu memeriksa kaki saya ketika ada luka
7 Saya mampu mengatur pola makan ketika sakit
8 Saya mampu mengikuti aturan makan yang sehat
setiap waktu
9 Saya mampu berolah raga jika dokter menyarankan
10 Ketika saya berolah raga, saya mampu menyesuaikan
makan saya
11 Saya mampu menjaga pola makan yag sehat ketika
jauh dari rumah
12 Saya mampu mengikuti pola makan yang sehat ketika
saya makan di luar atau disebuah pesta
13 Saya mampu mengangatur pola makan saya ketika
saya merasa stress atau cemas
14 Saya dapat meminum obat yang diresepkan secara
teratur
15 Saya mempu menyesuaikan pengobatan jika saya
sakit
Hari
No Aktivitas
1 2 3 4 5 6 7
Pemeriksaan Kadar Gula Darah
1 Memeriksa Kadar Gula darah sendiri
2 Pergi ke petugas kesehatan untuk
mengukur kadar gula darah
Diet
3 Sarapan
4 Makan 3 x sehari
5 Makan Buah
6 Makan makanan tinggi lemak
Aktivitas Fisik
7 Olah raga selama 30 menit
8 Aktivitas fisik diluar rumah (bekerja)
Perawatan Kaki
9 Memeriksa kaki
10 Memeriksa sepatu, sandal sebelum
digunakan
11 Mencuci kaki
12 Merendam kaki
13 Mengeringkan kaki setelah dicuci
Terapi Obat
14 Minum obat sesuai aturan
Petunjuk Pengisian:
1. Tabel diisi setiap hari selama 7 hari
2. Jika aktivitas diatas dilakukan maka beri tanda (√)
3. Jika aktivitas diatas tidak dilakukan maka beri tanda (x)
PANDUAN WAWANCARA
Alasan:…………………………………………………………………..
2. Apakah dengan edukasi ini, bapak/ibu sudah dapat mengontrol kadar glukosa
darah?
Ya Tidak
3. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat mengatur diet setiap hari?
Ya Tidak
5. Apakah dengan edukasi ini, Bapak/Ibu sudah dapat mengelola stress jika
sedang frustasi mengenai kondisi penyakit saat ini?
Ya Tidak
RESPONDEN
NO OBSERVASI KETERANGAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Hadir sesuai kontrak yang disepakati
2 Mengikuti edukasi sampai selesai
2 Aktif mendengarkan edukasi
3 Aktif bertanya
4 Mau mendemonstrasikan tindakan (senam
DM, perawatan kaki)
5 Memberikan perhatian penuh ketika
edukasi berlangsung
6 Menjawab ketika ditanya pendapat
Petunjuk Pengisian:
MATERI EDUKASI I
1. Definisi DM
Diabetes Mellitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala
yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh adanya peningkatan kadar
glukosa (gula) darah akibat kekurangan insulin.
2. Patofisiologi DM
Pankreas (kelenjar ludah perut) adalah kelenjar penghasil insulin yang
terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan sel yang
berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau langerhans
yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormon insulin yang sangat berperan
dalam mengatur kadar gula darah.
Pada keadaan DM tipe 2, jumlah insulin bisa saja normal, bahkan lebih
banyak, tetapi jumlah reseptor (penangkap insulin) di permukaan sel bisa
kurang. Reseptor insulin dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu masuk
kedalam sel. Pada keadaan DM tipe 2, jumlah lubang kuncinya kurang,
sehingga meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang
kuncinya (reseptornya) kurang, maka glukosa yang masuk kedalam sel
sedikit, sehingga sel kekurangan bahan bakar (glukosa) dan kadar glukosa
dalam darah meningkat.
3. Penyebab DM
Faktor bibit merupakan faktor penyebab utama timbulnya penyakit DM di
samping penyebab lain seperti infeksi, kehamilan dan obat-obatan. Tetapi
meskipun demikian, pada orang dengan bibit diabetes, belum menjamin
timbulnya penyakit diabetes. Masih mungkin bibit ini tidak menampakkan
secara nyata sampai akhir hayatnya.
Beberapa faktor pencetus yang dapat memperburuk diabetes dan sering juga
merupakan faktor pencetus DM adalah: kurang gerak, makan berlebihan,
kehamilan, kurang produksi horon insulin, penyakit hormon.
b. Keluhan Lain
1) Gangguan saraf tepi/kesemutan
2) Gangguan penglihatan
Pada fase awal penyakit DM sering terjadi gangguan penglihatan yang
mendorong penderita untuk mengganti kacamatanya berulang kali agar ia
tetap dapat melihat dengan baik
3) Gatal/bisul
Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di daerah kemaluan atau
daerah lipatan kulit seperti ketiak dan dibawah payudara. Sering pula
dikeluhkan timbulnya bisul dan luka yang lama sembuhnya. Luka ini dapat
timbul akibat hal yang sepele seperti luka lecet karena sepatu atau tertusuk
peniti.
4) Gangguan ereksi
Gangguan ereksi ini menjadi masalah tersembunyi karena sering tidak
secara terus terang dikemukakan penderitanya. Hal ini terkait dengan
budaya masyarakat yang masih merasa tabu membicarakan masalah seks,
apalagi meyangkut kemampuan atau kejantanan seseorang
5) Keputihan
Pada wanita, keputihan dan gatal merupakan keluha yang sering ditemukan
dan kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala yang dirasakan
5. Diagnosis
Apabila ditemukan gejala-gejala dan tanda-tanda seperti diatas, sebaiknya
anda pergi kedokter untuk berkonsultasi. Diagnosis DM hanya bisa ditegakkan
setelah terbukti dengan pemeriksaan kadar glukosa darah. Pemeriksaan dengan air
seni sering kurang dapat dipercaya karena beberapa keadaan dapat menyebabkan
ketidak akuratan.
6. Komplikasi
8. Pencegahan
MATERI EDUKASI II
1. Karbohidrat
a. Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.
b. Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan
c. Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi.
d. Gula dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat
makan sama dengan makanan keluarga yang lain
e. Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.
f. Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak
melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted-Daily Intake)
g. Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat
dalam sehari. Kalau diperlukan dapat diberikan makanan selingan buah
atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.as, jangung
gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan ie. Minyak, margarine
dan santan mengandung lemak yang juga menghasilkan energy.
h. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari
i. Contoh zat tenaga: ber
2. Lemak
3. Protein
a. Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.
b. Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,dll),
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-
kacangan, tahu, dan tempe.
c. Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi
0,8 g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65%
hendaknya bernilai biologik tinggi.
4. Natrium
a. Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama dengan
anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih dari 3000 mg atau
sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.
b. Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400 mg.
c. Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
5. Serat
a. Seperti halnya masyarakat umum penyandang diabetes dianjurkan
mengonsumsi cukup serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran
6. Pemanis alternatif
a. Pemanis dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak
berkalori. Termasuk pemanis berkalori adalah gula alkohol dan
fruktosa.
b. Gula alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol,sorbitol dan
xylitol.
c. Dalam penggunaannya, pemanis berkalori perlu diperhitungkan
kandungan kalorinya sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.
d. Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang diabetes karena
efek samping pada lemak darah.
e. Pemanis tak berkaloriyang masih dapat digunakan antara lain aspartam,
sakarin, acesulfame potassium, sukralose, dan neotame.
f. Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman
(Accepted Daily Intake / ADI)
7. Kebutuhan kalori
Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan
penyandang diabetes. Di antaranya adalah dengan memperhitungkan kebutuhan
kalori basal yang besarnya 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi
bergantung pada beberapa faktor seperti: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat
badan, dll.
BB Normal : BB ideal ± 10 %
Klasifikasi IMT*
BB Normal 18,5-22,9
BB Lebih ≥ 23,0
Obes I 25,0-29,9
Obes II > 30
Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil daripada pria. Kebutuhan kalori
wanita sebesar 25 kal/kg BB dan untuk pria sebesar 30 kal/ kg BB.
makan. Satu sendok makan gula akan menggantikan 1 penukar buah (mis: 1 buah
pisang)
AKTIVITAS FISIK
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
pengelolaan DM tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar,
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain
untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki
sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan
jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan
kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif
sehat, intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah
mendapat komplikasi DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang
kurang gerak atau bermalas-malasan.
Prinsip latihan jasmani bagi pasien DM pada prinsipnya sama saja dengan prinsip
latihan jasmani pada umumnya, yaitu mengikuti: F, I, D, J yang dapat dirinci sebagai
berikut: (F) Frekuensi 3 – 5 kali perminggu dan teratur, (I) intensitas
ringan dan sedang (60% - 70% maksimum dari nadi), (D) Durasi 30 – 60 menit
setiap melakukan latihan jasmani, dan (J) jenis latihan yang dianjurkan adalah
aerobic yang bertujuan untuk meningkatkan stamina seperti jalan, jogging,
berenang, senam dan bersepeda. Jenis latihan jasmani juga harus ditentukan
secara hati-hati agar tidak membahayakan bagi penyandang M. Patut diperhatikan
pula latihan jasmani yang dipilih adalah latihan jasmani yang disenangi atau
memungkinkan untuk dilakukan oleh penyandang DM.
THR adalah denyut nadi yang harus dicapai pada saat seseorang melakukan olah
raga (training zone) dan durasi pencapaian ini diharapkan berlangsung selama
minimal 15 – 20 menit agar member hasil yang diinginkan.
Dengan demikian bila pasien DM ini melakukan latihan jasmani, intensitas jangan
melebihi 60% yaitu denyut nadi pada training zone= zone latihan tidak melebihi
108. Sebagai informasi denyut nadi orang dewasa berkisar 70 – 80 kali permenit.
Berat ringannya intensitas latihan ditentukan oleh antara lain tingkat kebugaran,
umur dan kondisi pasian DM. sebaiknya intensitas latihan dikoreksi setiap selang
waktu tertentu sesuai perkembangan kebugaran dan kondisi pasien DM
Pada waktu pasien DM melalukan latihan jasmani perlu mengikuti latihan jasmani
perlu mengikuti tahapan kegiatan yang telah baku digunakan dan dianjurkan oleh
para ahli olah raga, yaitu:
1) Pemanasan
MATERI EDUKASI IV
b. Prosedur
Alat yang harus disiapkan adalah:
Kursi (jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk), prosedur pelaksanaan
senam.
Kertas Koran
Persiapan pasien:
Mencuci tangan
Posisi pasien duduk tegak diatas kursi dengan kaki menyentuh lantai.
Dapat juga dilakukan dalam posisi berbaring dengan meluruskan kaki
Dengan meletakkan tumit dilantai, jari-jari kedua belah
kakidiluruskan ke atas lalu dibengkokkan kembali ke
bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali. Pada posisi
tidur, jaru-jari kedua belah kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke bawah deperti cakar ayam
sebanyak 10 kali
B. PERAWATAN KAKI
a. Masalah-masalah pada kaki pasien DM
1. Gangguan Pembuluh darah
Gangguan pembuluh darah pada pasien DM terjadi karena keadaan
hiperglikemia sehimgga pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi
berkurang. Gejala-gejala gangguan sirkulasi antara lain:
a) Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dengan melakukan kegiatan fisik
b) Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat
c) Rasa nyeri pada waktu istirahat dan malam hari
d) Sakit pada telapak kaki setelah berjalan
e) Jika luka sukar sembuh
f) Pemeriksaan tekanan nadi kaki menjadi kecil atau hilang
g) Perubahan warna kulit, kaki tampak pucat dan kebiruan
2. Gangguan Persarafan (neuropati)
Kaki DM dengan neuropati akan mengalami gangguan sensori dan
motorik. Neuropati sensori ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal
(parastesia), kurang berasa (hipestesia), teritama diujung-ujung kaki terhadap rasa
panas, dingin dan sakit, terkadang disertai rasa pegal dan nyeri pada kaki
Neuropati motorik ditandai dengan kelemahan system otot, otot mengecil,
mudah lelah, kram otot, deformitas kaki (charchot) dan ibu jari seperti palu
(hummer toe), sulit mengatur keseimbangn tubuh. Gangguan saraf otonomik pada
kaki ditandai dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat
karena kelenjar keringat di bawah kulit berkurang.
3. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus ganggren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke
tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus ganggren luas sulit diatasi,
yang memerlukan tindakan amputasi.
Kejadian kulit melepuh atau iritasi sering diakibatkan oleh pemakaian sepatu
yang sempit, jika ha ini terjadi jangan mengobati sendiri. Kulit yang mengalami
iritasi seringkali disertai dengan infeksi (ulkus) dan terkadang tidak dirasa akibat
adanya neuropati, dan diketahui setelah adanya nanah, yang merupakan tanda awal
terjadinya ulkus.
dipotong, rendam kaki dengan air hangat (37 oC) selama sekitar 5 menit,
bersihkan dengan sikat kuku, sabun dan air bersih. Bersihkan kuku setiap
hari pada waktu mandi dan berikan krem pelembab pada kuku
4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak
terjadi luka, juga di dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena dapat
menyebabkan lecet di sela jari pertama dan kedua.
5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik sesuai dengan ukuran dan enak di
pakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari. Pakailah
kaus/stoking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung
katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetic:
a) Ukuran : sepatu lebih dalam
b) Panjang sepatu ½ inci atau lebih panjang dari jari-jari kaki
terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki)
c) Bentuk: ujung sepatu lebar (sesuai dengan jari-jari kaki)
d) Tinggi tumit sepatu <2 inci
e) Bagian dalam bawah sepatu tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan
busa karet, pelatik dengan tebal 10 – 12 mm
f) Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai dengan bentuk kaki
6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam
seperti jarum dan duri. Lepas sepatu tiap 4 – 6 jam serta gerakkan
pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama
pada pemakaian sepatu baru
7. Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu tiap 2 jam kemudian
periksalah keadaan kaki
8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa
apakah ada tanda-tanda radang
9. Segera ke dokter jika kaki mengalami luka
10. Periksa kaki secara rutin ke dokter
MATERI EDUKASI V
MANAJEMEN STRES
Ada lima cara dalam mengendalikan stres yang menyebabkan timbulnya penyakit,
yaitu:
Segi emosional ini meliputi sikap menyangkal, obsesif, marah, dan takut.
Semuanya tampak negatif, tetapi sebenarnya tidak selalu demikian. Bersikap
emosional menghadapi penyakit serius memang wajar, dan pada beberapa
keadaan tertentu sikap ini bahkan dapat membantu atau bersifat protektif
1. Sikap Menyangkal
Tn. Bambang diminta oleh dokternya untuk memulai program latihan jasmani. Yang
pertama dipikirkan oleh Tn. Bambang adalah : “huh…Hal yang sama lagi! Seperti
dokter-dokter lain ang menyuruh hal yang sama.” Sebenarnya Tn. Bambang sudah
mengetahui pentingnya latihan jasmani : memperbaiki kadar glukosa darah dan
kesegaran tubuh, serta mengurangi risiko penyakit jantung. Tetapi ia merasa tua,
52 tahun dan tidak pernah berolah raga lagi sejak lulus SMU. Jadi bagaimana
cara memulainya?
Jika anda ingin memulai program latihan jasmani seperti yang dianjurkan
dokter, langkah pertama adalah memikirkan jenis latihan jasmani yang ingin anda
coba. Itu saja. Anda tidak perlu langsung melakukan latihan jasmani tapi hana
membuat daftar jenis latihan jasmani yang menarik minat anda, misalnya jalan pagi,
senam, dan lain-lain. Langkah kedua adalah melihat kapan anda punya kesempatan
untuk melakukan latihan jasmani, pertimbangkan jenis latihan jasmani mana
yang masih sempat anda lakukan. Langkah ketiga adalah membuat jadual kegiatan
latihan jasmani, dimana anda akan melakukannya (di rumah atau di luar rumah),
termasuk bersama siapa anda ingin melakukannya (misalnya dengan istri, anak
anda). Buatlah jadual yang realistis, sehingga anda yakin sempat, mau dan
mampu melakukannya, mulai menggerakkan otot untuk latihan jasmani. Langkah
selanjutnya adalah melaksanakan program latiha jasmani yang telah anda buat.
Bila ternyata kemudian jadual yang telah anda pilih tidak berjalan, anda dapat
menggubah jadual tersebut sesuai dengan kesempatan dan kemampuan anda. Bila
anda berhasil melakukan semua hal di atas, akan meningkatkan rasa percaya diri
bahwa anda dapat melakukannya.
2. Obsesi
Anna adalah seorang pengusaha yang sukses, sampai suatu saat mengetahui
bahwa ia menderita diabetes. Sejak saat itu ia berusaha sekuat tenaga untuk
mengendalikan glukosa darahnya agar selalu dalam batas normal. Dia selalu
makan tepat waktu, dan melakukan segala hal persis dalam textbook. Dia memeriksa
sendiri kadar glukosa darahnya 6 kali sehari, dan ingin agar glukosa darahnya selalu
di bawah 120 mg/dl. Seperti layaknya banyak orang yang sangat disiplin, Anna
selalu melakukan segala hal sesempurna mungkin. Akhirnya ia merasa
kehidupannya dikuasai oleh diabetes. Diabetes telah mengurangi kebebasannya. Ia
merasa lelah dengan semua hal tersebut dan tidak dapat mempertahankannya terus
menerus. “Saya sangat sibuk bekerja setiap hari. Sangat merepotkan untuk
dapat mengerjakan semua pekerjaan dan pengendalian diabetes sekaligus
bersamaan. Persetan dengan segala hal tersebut, sudah sebaik mungkin saya
berusaha tetapi tidak berhasil”.
Akhirnya Anna sadar, kemudian mengubah sikapnya yang selalu ingin sempurna
dalam pengendalian diabetes. Ia bisa lebih santai dan tidak memboroskan banyak
tenaga untuk selalu terobsesi dengan diabetesnya. Selanjutnya ia melaksanakan
hal-hal yang realistis saja, yang penting diabetesnya tetap terkontrol dengan baik.
Dengan sikap ini kehidupannya lebih bahagia, tidak tertekan (stress) dan
pekerjaannya lebih sukses.
3. Marah
Sebenarnya rasa marah ini wajar saja, karena meeupakan respons emosi
yang normal pada penyandang diabetes. Misalnya anda marah karena dilarang
makan makanan yang lezat yang sangat anda sukai dan biasa anda makan sebelum
menyandang diabetes. Apakah anda akan terus marah-marah seumur hhidup?
Tentunya tidak. Yang penting adalah bagaimana anda mengendalikan emosi dan
mencari cara lain yang sesuai dengan keinginan anda sehingga dapat mengurangi
rasa marah. Bila dilarang makan jenis makanan tertentu, pilihlah jenis makanan
lainnya yang sesuai selera anda dan diperbolehkan. Setiap larangan/keharusan
pasti ada alternatif pilihan lainnya. Anda yang berhak memilih, bukan ditentukan
oleh orang lain.
4. Frustasi
Penyandang diabetes sering merasa frustasi karena setiap hari harus selalu
memikirkan diabetesnya. Mereka merasa kebebasannya terganggu. Kadang- kadang
glukosa darah tinggi walaupun ia merasa sduah melakukan segala sesuatu dengan
benar. Mereka tak dapat memperkirakan apa yang akan terjadi dikemudian hari
akibat diabetesnya.
Pada waktu menerima hasil pemeriksaan gul darah = 287 mg/dl, pasien yang
harus frustasi akan mengatakan “Saya telah lakukan segalanya dengan benar,
tetapi gula darah tetap tinggi. Sudahlah, saya menyerah”. Tentunya anda tidak
demikian. Coba analisis apa yang menyebabkan glukosa darah naik. Apakah ada
makanan yang melebihi takaran? Apakah lupa latihan jasmani? Bila ternyata
semuanya sudah dilakukan dengan benar, coba dari penyebab lainnya : apakah
obat sudah diminum? Apakah ada infeksi saluran nafas ? Stress di pekerjaan? Bila
ternyata tetap tidak ditemukan jawaban yang memuaskan, cobalah untuk minta
pertolongan tenaga kesehatan.
5. Takut
6. Depresi
Pengobatan Depresi
Ada beberapa cara/usaha yang dapat dilakukan oleh diri sendiri. Usaha ini
mungkin agak berat untuk mulai melakukannya, tetapi layak dicoba. Buatlah
daftar kegiatan yang dapat dilakukan. Mulailah dengan hal yang paling mudah
dan paling sederhana misalnya :
Seorang pasien kami selalu menyimpan dan membawa daftar kegiatan- kegiatannya
seperti di atas. Orang tuanya sudah mengerti apa guna daftar tersebut. Bila dia mulai
menunjukkan gejala depresi, orangtuanya akan mengingatkan : “Ambillah daftarmu,
dan coba kerjakan”. Kemudian dia memlilih salah satu kegiatan dalam daftar tadi
dan mengerjakannya ternyata hal tersebut dapat menolongnya.
Anda juga dapat melakukan cara yang sama dalam usaha mengendalikan glukosa
darah. Usaha ini mungkin terasa berat pada waktu anda mengalami depresi. Tetapi
yakinkan diri anda bahwa dengan mengendalikan gula darah mungkin dapat
mengurangi depresi yang anda alami. Setiap usaha, walaupun tampaknya
sederhana akan dapat menolong. Misalnya :
Setiap usaha di atas tampaknya sederhana, tetapi merupakan langkah yang sangat
berarti. Yang terpenting adalah usaha untuk memulainya sebagai langkah wal untuk
dilanjutkan dengan langkah-langkah berikutnya.
Segala aktivitas fisik dapat menolong/memperbaiki situasi depresi yang anda alami.
Mungkin olah raga merupakan pilihan terakhir yang ingin anda lakukan pada waktu
anda mengalami depresi, tetapi perlu diingat bahwa olah raga dapat memberikan
beberapa keuntungan antara lain :
Berobat ke Dokter
Bila anda mengalami depresi, maka anda dianjurkan untuk menemui dokter ahli.
Pergi ke dokter kadang-kadang merupakan keputusan yang berat bila anda merasa
pesimis dan menganggap tidak ada orang lain yang dapat menolong. Mungkin
anda mempunyai sifat tertutup dan tidak suka membicarakan persoalan anda kepada
orang lain. Tetapi percayalah bahwa sebenarnya mereka dapat membantu mengatasi
masalah anda.
Anda sendiri yang dapat memutuskan kapan waktunya untuk menemui dokter.
Tidak perlu menunggu sampai terjadi gangguan psikis yang berat untuk menemui
dokter. Walaupun secara psikologis masih baik, tetapi bila sudah merasa “lelah”
dalam usaha mengendalikan diabetes, maka anda sudah layak untuk meminta
pertolongan dokter. Pilihlah dokter/konsultan yang cocok buat anda. Cocok yang
dimaksud disini adalah yang membuat anda comfortable untuk mengungkapkan
segala keluhan, yang mau dan yang punya waktu untuk mendengarkan segala
keluhan anda, serta yang anda yakini mempunyai keahlian untuk membantu
mengatasi masalah depresi yang anda alami. Keahlian ini termasuk pengetahuan
tentang diabetes, khususnya kondisi diabetes pada diri anda.
7. Anxietas/Kecemasan
Setiap penyandang diabetes umumnya menngalami rasa cemas terhadap segala hal
yang terjadi berhubungan dengan diabetesnya,misalnya : cemas terhadap kadar
glukosa darah yang tinggi atau cemas akan timbulnya komplikasi akibat
diabetesnya, dan lain-lain. Hal ini wajar terjadi, seperti halnya
kecemasan/kekhawatiran yang terjadi sehari-hari (misalnya mengenai pekerjaan,
perkawinan, dll). Tetapi kecemasan dalam klinik bukan kecemasan yang wajar
seperti di atas. Cemas yang timbul cukup berat, dan berlangsung lama (6 bulan).
Diagnosis kecemasan klinik ditegakkan bila dalam waktu 6 bulan tersebut anda
mengalami minimal 3 dari 6 keadaan berikut :
Beberapa gejala di atas memang hamper mirip dengan gejala depresi. Beberapa
gangguan psikis memang mempunyai gejala yang hamper mirip. Selain itu satu
orang pasien dapat mengalami lebih dari satu jenis gangguan psikis.
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi anxietas, antara
lain :
Sekali lagi perlu diingat : bila anda mengalami gejala gangguan psikis segeralah
mencari pertolongan. Semua cara yang dianjurkan untuk mengatasi depresi seperti
tercantum di atas, dapat dilakukan juga pada anxietas.
8. Ganggguan Makan
Terdapat dua jenis gangguan makan, keduanya berpengaruh buruh bagi penyandang
diabetes :
Adalah wajar bila seseorang ingin selalu langsing dengan cara mengatur makanan
dan berolah raga. Lalu bagaimana cara mengetahui bahwa anda mengalami
gangguan makan?
Gejala berikut ini tidak normal dan dapat dipakai sebagai pedoman kemungkinan
terjadinya gangguan makan :
Berbeda dengan keadaan di atas, gangguan makan dapat juga berupa : perasaan
tidak dapat berhenti makan dan tidak dapat mengatur jenis/jumlah makanan yang
dimakan.
Bila anda merasa menderita gangguan makan seperti di atas, segeralah minta
pertolongan pada orang yang anda percayai misalnya psikolog atau dokter ahli
jiwa yang menangani masalah gangguan makan.
LAMPIRAN 2
BIODATA TRASLETOR
LAMPIRAN 3
IZIN PENELITIAN