Kedelai Naik
Senin, 16 Maret 2015 01:07 WIB
Harga kedelai yang tinggi tentu membuat perajin tahu tempe menjerit. Direktur Induk
Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Inkopti), Aip Syarifuddin mengatakan,
kenaikan harga kedelai sebagai imbas anjloknya nilai tukar rupiah. "Senin lalu naik
Rp 500, Rabu Rp 150, dan Jumat Rp 200, jadi dalam waktu dekat kenaikan sudah
Rp 850- Rp 1.000 per kg," katanya akhir pekan lalu.
Dengan kenaikan tesebut, kini harga kedelai impor bervariasi antara Rp 8.500–Rp
8.700 per kg dari sebelumnya Rp 6.000–Rp 7.000 per kg. Bahkan di Cilacap Jawa
tengah, harga kedelai mencapai Rp 9.000 per kg.
Oleh karena itu, Aib meminta pemerintah mengambil kebijakan lain untuk menekan
harga kedelai. Misalnya dengan membebaskan bea masuk yang saat ini 5%.
Menurut Aip, kebutuhan kedelai dalam negeri tahun ini naik hingga menjadi 2,7 juta
ton, dari tahun lalu yang hanya 2,4 juta ton. Dari jumlah ini, perajin tahu dan tempe
membutuhkan pasokan 1,8 juta ton. Adapun dari total kebutuhan kedelai tahun ini,
sebanyak 850.000 ton dipasok lokal, sisanya impor.
Pasokan 300.000 ton kedelai didapat dari 14 importir. Sebanyak 149.209 ton masih
dalam proses impor dan 156.333 ton lainnya dalam pengapalan, sehingga
ditargetkan tiba akhir Agustus ini. Pasokan itu untuk menjaga kebutuhan September
dan Oktober.
Untuk sampai akhir tahun ini, dalam satu minggu ke depan Kemdag akan merilis
surat persetujuan impor (SPI) bagi 19 perusahaan importir kedelai. Selain impor ada
potensi panen kedelai lokal sebesar 5.100 ton pada Agustus dan September.