Anda di halaman 1dari 65

PEMETAAN JARINGAN SALURAN DRAINASE

DI KELURAHAN SANGASANGA DALAM


KECAMATAN SANGASANGA

Oleh :

Erni Mukaramah
NIM. 100 500 198

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2013
PEMETAAN JARINGAN SALURAN DRAINASE
DI KELURAHAN SANGASANGA DALAM
KECAMATAN SANGASANGA

Oleh :

Erni Mukaramah
NIM. 100 500 198

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh sebuah Ahli Madya pada Program Diploma III
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2013
PEMETAAN JARINGAN SALURAN DRAINASE
DI KELURAHAN SANGASANGA DALAM
KECAMATAN SANGASANGA

Oleh :

Erni Mukaramah
NIM. 100500198

PROGRAM STUDI GEOINFORMATIKA


JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
2013
ABSTRAK

ERNI MUKARAMAH, Pemetaan Jaringan Saluran Drainase di Kelurahan


Sangasanga Dalam Kecamatan Sangasanga (dibawah bimbingan HUSMUL
BEZE).

Penelitian ini dilatarbelakangi karena setiap pembangunan sangat


membutuhkan saluran drainase yang merupakan salah satu komponen penting
dalam infrastruktur yang menanggulangi masalah banjir dan genangan air.
Tujuan dari penelitian dan pembuatan peta saluran drainase di Sangasanga
Dalam akan memberikan kemudahan kepada pemerintah daerah setempat untuk
mengatasi banjir dan memantau lingkungan
Metode pengambilan data dilakukan secara langsung kelapangan
menggunakan alat GPS Garmin Handheld dan pengolahan data menggunakan
software ArcGis 10.
Penelitian ini telah dilaksanakan dalam rangka pengumpulan informasi
tentang Jenis saluran drainase pada Kelurahan Sangasanga Dalam. Saluran
drainase yang memiliki Panjang 28.773 M ini terdiri dari Saluran drainase
terbuka, Saluran drainase tertutup dan Saluran drainase permukaan tanah.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah masyarakat dapat mengerti
bagaimana mengurangi bencana banjir dengan adanya saluran drainase dan
pihak yang melakukan perencanaan pembangunan wilayah di Kelurahan
Sangasanga Dalam mendapatkan informasi.
Kata Kunci : Saluran Drainase
RIWAYAT HIDUP

ERNI MUKARAMAH, lahir pada tanggal 15 Juli 1992 di


Banjarmasin Kalimantan Selatan, merupakan anak terakhir
dari empat bersaudara pasangan dari Bapak Ahmad Kusasi
(alm) dan Ibu Zaleha.
Memulai pendidikan pada tahun 1997 di Taman Kanak-
kanak Kartika VI 19 dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun
1998 melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri (SDN)
Pengambangan 9 Banjarmasin, lulus dari Sekolah Dasar pada tahun 2004.
kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 7 Banjarmasin dan lulus pada
tahun 2007. Pendidikan berikutnya dilanjutkan ke Sekolah Menengah Atas PGRI
4 Banjarmasin dan menerima ijazah pada tahun 2010. Pendidikan tinggi dimulai
pada bulan September tahun 2010 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Program Studi Geoinformatika Diploma III (D3) pada Jurusan Manajemen
Pertanian.
Sebagai aplikasi dari teori yang telah diperoleh selama mengikuti program
pendidikan, penulis pernah mengikuti latihan kerja pada saat mengikuti Praktek
Kerja Lapangan (PKL) di perusahaan PT. Timur Adyacitra pada tanggal 5 Maret
2013 sampai 30 April 2013, penulis ditempatkan dibagian Survei.
Hingga pada akhirnya menyusun laporan tugas akhir yang berjudul
“Pemetaan Jaringan Saluran Drainase di Kelurahan Sangasanga Dalam
Kecamatan Sangasanga”. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program
pendidikan Diploma 3 Geoinformatika. Dalam menjalani pendidikan di Politeknik
Pertanian Negeri Samarinda penulis mendapatkan Beasiswa Bidik Misi
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Pemetaan Jaringan Saluran Drainase di Kelurahan


Sangasanga Dalam Kecamatan Sangasanga
Nama : Erni Mukaramah
NIM : 100500198
Program Studi : GeoInformatika
Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing, Penguji I, Penguji II,

Husmul Beze, S. Hut, MSi Ir. Suparjo, MP Ir. Hasanudin, MP


NIP. 197906132008121003 NIP. 196208171989031003 NIP. 196308051989031005

Menyetujui, Mengesahkan,
Ketua Program Studi GeoInformatika, Ketua Jurusan Manajemen Pertanian

Dyah Widyasasi, S.Hut, MP Ir. Hasanudin, MP


NIP. 197101031997032001 NIP. 196308051989031005

Lulus ujian pada tanggal : …………………………


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, nikmat, taufik dan


hidayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini.
Adapun maksud penyusunan Karya Ilmiah ini adalah salah satu
peryaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III
(A.md) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Keberhasilan juga tidak terlepas
dari peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada :
1. Orang tua tercinta, dan Kakak-kakak yang selalu memberikan dukungan dan
doa, secara moral maupun materil.
2. Bapak Husmul Beze, S.Hut, Msi selaku dosen pembimbing
3. Bapak Ir. Suparjo, MP selaku dosen penguji I yang telah memberikan saran-
saran perbaikan
4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku penguji II dan ketua jurusan Manajemen
Pertanian
5. Ibu Dyah Widyasasi, S.Hut, MP selaku ketua program studi Geoinformatika
6. Dosen – Dosen dan Teknisi Geoinformatika Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda.
7. Seluruh Saudara penulis di kost, teman-teman Geoinformatika 2010 dan
teman-teman Poliagro yang tidak bisa di sebutkan satu persatu, terima kasih
atas dukungan serta saran-saran yang diberikan selama penulisan karya
ilmiah ini
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan tugas akhir karya
ilmiah ini yang tidak dapat dituliskan satu persatu
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis berusaha semaksimal mungkin,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Semoga karya ilmiah ini
berguna bagi siapapun yang membutuhkan.
Wassalamu’ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Penulis,

Kampus sei. Keledang, juni 2013


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi


DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... ix
I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
A. Pengertian Saluran Air ............................................................. 4
B. Sangasanga ............................................................................. 6
C. Sumber Air Bersih .................................................................... 7
D. Daerah Aliran Sungai................................................................ 8
E. Pengertian Peta......................................................................... 9
F. GPS Garmin.............................................................................. 17
G. Sistem Informasi Geografis...................................................... 18
III METODE PENELITIAN...................................................................... 22
A. Tempat Dan Waktu Penelitian...................................................... 22
B. Alat Dan Bahan............................................................................. 22
C. Prosedur Penelitian....................................................................... 23
IV HASIL DAN PEMBAHSAN................................................................. 30
A. Hasil.............................................................................................. 30
B. Pembahasan................................................................................. 33
V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 41
A. Kesimpulan..................................................................................... 41
B. Saran.............................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 43
LAMPIRAN.................................................................................................. 45
DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman


1 Tally Sheet Pengukuran GPS…………………………………. 24
2 Tally Sheet keterangan Pengambilan Data........................... 26
3 Jenis Dan Panjang Saluran Air……...................................... 30
4 Total panjang Saluran Air..................................................... 31

Nomor Lampiran Halaman


5 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Pangeran Hidayat 46
6 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Corong .................... 46
7 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Mesjid ..................... 46
8 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Abdul Mutalib .......... 47
9 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Pahlawan ................ 47
10 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Dr. Wahidin ............. 47
11 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Hos Cokrominoto .... 47
12 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Jend Sudirman ........ 48
13 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Slamet Riyadi .......... 49
14 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Sekolahan ............... 49
15 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Dr. Sutomo .............. 49
16 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Teratai ..................... 49
17 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Jend. A.Yani ........... 50
18 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Pemandian ............. 50
19 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl Al. Misbah ................ 51
20 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Yos Sudarso ........... 51
21 Data Pengukuran Saluran Air Pada Jl. Gadjah Mada .......... 52
DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman


1 GPS Garmin ……………………………………………………. 17
2 Prosedur Penelitian ……………………………. 23
3 Gambar Pengambilan Data Lebar dan Kedalaman Saluran. 25
4 Diagram Proses Pengolahan Peta Saluran Drainase.......... 28
5 Saluran Air Di Sangasanga Dalam ………………................ 32
6 Diagram Batang Panjang Saluran Air Di Kelurahan
Sangasanga Dalam .............................................................. 33
7 Saluran Drainase Permukaan Tanah ……………………..... 35
8 Saluran Drainase Terbuka …………………………………... 37
9 Saluran Drainase Tertutup …………………………………… 39

Nomor Lampiran Halaman

10 Saluran Drainase Yang Dipenuhi Sampah ....................... 53


11 Pengambilan Titik Pada Saluran Air .................................. 54
12 Menunggu Signal Pada GPS ............................................. 54
1

BAB I
PENDAHULUAN

Setiap tahun penduduk akan bertambah sehingga memerlukan tempat

tinggal yang semakin banyak. Maka pada setiap pembangunan sangat

membutuhkan adanya saluran drainase untuk mencegah bencana banjir.

Drainase juga termasuk dalam salah satu komponen penting infrastuktur

perkotaan yang menangani masalah banjir dan genangan air (Pania, 2013).

Banjir di suatu kawasan pemukiman atau perkotaan masih banyak terjadi di

berbagai daerah di Indonesia. Genangan tidak hanya dialami oleh kawasan

perkotaan yang terletak di dataran rendah saja, bahkan dialami di kawasan yang

terletak di dataran tinggi.

Saluran drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang

sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan

komponen penting dalam perencanaan kota (perencanaan infrastruktur

khususnya). Drainase biasanya dibuat untuk pembuangan air atau disebut air

limbah yang mengandung kotoran hewan, bekas tumbuh-tumbuhan maupun

yang mengandung sisa-sisa proses industri. Air buangan dibedakan menjadi air

kotor, air bekas, air hujan dan air buangan khusus.

Untuk mendapatkan pemahaman tentang saluran drainase secara umum,

maka kita perlu mengetahui latar belakang diperlukannya suatu drainase, tujuan

dan manfaat dari pembuatan drainase tersebut, jenis drainase yang umum

digunakan yaitu, pembuangan yang sering disebut parit primer, karena berfungsi

mengeluarkan air dari suatu areal tertentu.

Jaringan drainase sudah semestinya dirancang untuk menampung debit

aliran yang normal, terutama pada saat musim hujan. Artinya kapasistas saluran
2

drainase sudah diperhitungkan untuk dapat menampung air yang terjadi

sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir.

Banyaknya perusahaan pertambangan, pabrik-pabrik dan pembangunan

perumahan di Sangasanga Dalam adalah penyebab utama terjadi banjir. Hal ini

disebabkan oleh saluran drainase di daerah tersebut tidak berfungsi maksimal.

Keberadaan peta saluran drainase di Sangasanga Dalam diharapkan

memberikan kemudahan dalam program perencanaan penanggulangan masalah

banjir dan pemantauan lingkungan. Berdasarkan latar belakang di atas maka

penelitian pemetaan saluran drainase di Sangasanga Dalam perlu dilakukan.

Tujuan dari kegiatan penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

keadaan saluran drainase (pembuangan) pada kelurahan Sangasanga Dalam

Kecamatan Sangasanga dan memetakannya.

Adapun hasil yang diharapkan dengan diadakannya penelitian ini adalah

memberikan informasi tentang saluran drainase kepada masyarakat, Pemerintah,

dan kepada semua pihak yang akan melakukan perencanaan pembangunan

wilayah di Kelurahan Sangasanga Dalam Kecamatan Sangasanga Kabupaten

Kutai Kartanegara.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Saluran Drainase

Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang atau

mengalirkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian

bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi atau membuang kelebihan air

dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

Menurut Priyadi (2008), sistem drainase dikatakan baik jika pada saluran

drainase tersebut relatif tidak banyak sampah yang dapat mengganggu

kelancaran aliran air. Untuk kategori baik, maka volume air pada musim non

penghujan relatif tidak tinggi atau tidak penuh. Jika saluran tersebut penuh, maka

dapat disimpulkan bahwa aliran air tidak mengalir dengan baik. Sistem drainase

dikatakan buruk jika pada saluran tersebut relatif terdapat benyak sampah

ataupun pendangkalan saluran yang dapat mengganngu aliran air pada saluran

drainase.

1. Macam-macam Drainase bedasarkan jenis

a. Drainase Alamiah

Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-

bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,

gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang

bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang

permanen seperti sungai .

b. Drainase Buatan

Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga

memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan


4

batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan lain sebagainya.

2. Macam-macam Drainase menurut letak bangunan

a. Drainase permukaan Tanah

Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang

berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan.

b. Drainase bawah permukaan tanah

Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan

permukaan melalui permukaan di bawah tanah (pipa-pipa) dikarenakan

alasan-alasan tertentu. Alasan itu antara lain : Tuntutan artistik, tuntutan

fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran

dipermukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang,

taman dan lain-lain.

3. Macam-macam Drainase menurut fungsi

a. Single purpose

Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan,

misalnya air hujan saja atau air jenis buangan yang lain seperti limbah

domestik, air limbah indusri dan lain-lain.

b. Multi purpose

Yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis air buangan

baik secara bercampur maupun bergantian.

4. Macam-macam Drainase menurut Konstruksi

a. Saluran terbuka

Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak

didaerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase


5

air non hujan yang tidak membahayakan kesehatan / mengganggu

lingkungan.

b. Saluran tertutup

Yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran air

kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran

yang terletak ditengah Kota.

5. Menurut Anonim (2003), saluran drainase dibedakan menjadi 3,antara

lain:

a. Saluran Primer

Saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran

sekunder. Dimensi saluran ini relatif besar. Akhir saluran primer adalah

badan penerima air

b. Saluran Sekunder

Saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air

dari saluran tersier dan limpasan air dari permukaan sekitarnya, dan

meneruskan air ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada

debit yang dialirkan.

c. Saluran Tersier

Saluran drainase yang menerima air dari saluran drainase lokal.

6. Air

Menurut Sunaryo (2005), air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan

dari kehidupan manusia. Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan

sumber daya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai

tingkat yang dinikmati sampai saat ini, oleh karena itu pengembangan dan

pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia. Air


6

hampir selalu dibutuhkan bagi semua kegiatan baik di bidang industri,

pertanian, peternakan, perikanan dan lain-lain.

Rahayu et al (2009), juga menyatakan kualitas air adalah mutu air

yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu, syarat yang ditetapkan

sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan penggunaan.

Secara sederhana, kualitas air dapat diduga dengan melihat kejernihannya

dan mencium baunya.

B. Sangasanga

Anonim (2012), Wilayah Kecamatan Sangasanga secara geografis

terletak di daerah khatulistiwa dan berada pada posisi antara 117o 01’ BT –

117o 17 BT dan 0o 35’ LS – 0o 45’ LS, dengan keliling wilayah 233,40 km2

atau luas 10.591 ha. Secara administratif batas wilayah adalah Kecamatan

Sangasanga sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kecamatan Anggana

Sebelah Timur : Kecamatan Anggana

Sebelah Selatan : Kecamatan Muara Jawa

Sebelah Barat : Kecamatan Palaran (Kota Samarinda)

Kecamatan ini terbagi menjadi lima Kelurahan yaitu Kelurahan Jawa

(luas 4713 ha) , Kelurahan Sangasanga Dalam (luas 1248 ha), Kelurahan

Pendingin (luas 2638 ha), Kelurahan Sarijaya (luas 794 ha), dan Kelurahan

Sangasanga Muara (luas 1198 ha).


7

C. Sumber air bersih

1. Sungai

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan

pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan

kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sepadan (Anonim, 2002).

Menurut Sukadi (1999), sungai merupakan sumber air permukaan

yang memberikan manfaat kepada kehidupan manusia. Dari mata air

sebagai awal mengalirnya air, melintasi bagian-bagian alur sungai hingga ke

bagian hilir yang terjadi secara dinamis.

Menurut Sudarto (2009), pencemaran sungai terjadi apabila air

buangan yang diterima sungai memberikan dampak terhadap penurunan

kualitas air. Air sungai yang tercemar dapat dilihat dari fisik airnya, yaitu

semula jernih menjadi keruh dan menimbulkan bau yang tidak enak.

Pada beberapa kasus sebuah sungai secara sederhana mengalir

meresap kedalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Dengan

melalui sungai merupakan cara biasa bagi air hujan yang turun di daratan

untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau. Rata-

rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai

di dunia. Ketersediaan ini sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik

untuk setiap orang sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang

cukup bagi setiap penduduk, tetapi kenyataanya air seringkali tersedia di

tempat-tempat yang tidak tepat.


8

2. Curah hujan

Menurut Rahayu et al (2009), curah hujan yang tinggi menyebabkan

meningkatnya volume air yang terinfiltrasi sehingga tanah menjadi semakin

jenuh dan semakin menjenuhi dan menambah beban lapisan tanah diatas

bahan gelincir. Curah hujan pada suatu daerah merupakan salah satu faktor

yang menentukan besarnya debit banjir yang terjadi pada daerah yang

menerimanya. Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih,

individu perorangan berkelompok pemerintah biasanya membangun

bendungan dan tandon air yang mahal untuk menyimpan air bersih disaat

bulan-bulan musim kering dan untuk menekan kerusakan musibah banjir.

3. Air permukaan dan air bawah tanah

Air permukaan adalah semua air yang terdapat pada permukaan

tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita seperti sungai, danau,

kali, rawa, empang, dan lain-lain.

Air tanah atau air bawah tanah terbagi menjadi dua yaitu air bawah

tanah tertekan dan air bawah tanah tidak tertekan. Air bawah tanah tertekan

yang terdapat pada lapisan pengandung air yang bagian atas dan bawahnya

dibatasi lapisan kedap air, sedangkan pada air bawah tanah tidak tertekan

terdapat pada lapisan pengandung air yang bagian atasnya tidak ditutupi

lapisan kedap air dan dibagian bawahnya dibatasi lapisan kedap air

(Anonim, 2002).

D. Daerah aliran sungai

Daerah aliran sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu

kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung,

menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau
9

ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan

batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas

daratan. Air pada DAS merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi

secara alamiah. Selama berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari

permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke

laut yang tidak pernah berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan sementara di

sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan dimanfaatkan oleh

manusia atau makhluk hidup. Batas wilayah DAS diukur dengan cara

menghubungkan titik-titik tertinggi diantara wilayah aliran sungai yang satu

dengan yang lain. Menurut Rahayu et al (2009), fungsi daerah aliran sungai

dapat ditinjau dari dua sisi yaitu sisi ketersediaan yang mencakup kuantitas aliran

sungai, waktu, kualitas aliran sungai, dan sisi permintaaan yang mencakup

tersediannya air bersih dan tidak terjadinya banjir.

E. Pengertian Peta

Pengertian peta secara umum adalah gambaran dari permukaan bumi

yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan

dilengkapi simbol sebagai penjelas. Beberapa ahli mendefinisikan peta dengan

berbagai pengertian, namun hakikatnya semua mempunyai inti dan maksud yang

sama.

Menurut Nurdin (2008), peta adalah gambaran permukaan bumi pada

bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu peta sistem proyeksi peta pada

awal abad ke 2 (87M – 150M), Claudius ptolomaeus mengemukakan mengenai

pentingnya peta. Kumpulan dari peta–peta karya Claudius Ptolomaeus

dibukukan dan diberi nama “atlas Ptolomaeus” ilmu yang membahas mengenai

peta adalah kartografi, sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
10

1. Macam-macam Peta

Berdasarkan kegunaanya peta dibagi menjadi 5 yaitu : peta umum,

peta topografi, peta chorografi, peta tematik, dan peta khusus.

a. Peta umum

Menurut Nurdin(2008), peta umum adalah peta yang

menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini memuat

semua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan

fisis (alam) maupun kenampakan sosial budaya. Kenampakan fisis

misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya. Kenampakan sosial

budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan

lainnya. Peta umum ada dua jenis, yaitu peta topografi dan peta

chorografi.

1) Peta Topografi

Menurut Nurdin (2008), peta topografi yaitu peta yang

menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi.

Peta topografi menggambarkan secara proyeksi dari sebagian fisik

bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan bentuk permukaan

bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam

bentuk garis-garis kontur. Peta Topografi menampilkan semua unsur

yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun

buatan manusia. Peta jenis ini biasa dipergunakan untuk kegiatan-

kegiatan di alam bebas, termasuk peta untuk kepentingan militer,

teknik sipil dan arkeologi.


11

2) Peta Chorografi

Menurut Nurdin(2008), peta chorografi adalah peta yang

menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan

skala yang kecil antara 1: 250.000 sampai 1: 1.000.000 atau lebih.

Perbedaan chorografi dengan topografi terletak pada penggunan

garis-garis kontur, kerena peta topografi itu lebih kepada

penggambaran bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi,

skala yang digunakan sendiri lebih kepada skala besar. Peta

chorografi mengambarkan daerah yang luas, misalnya propinsi,

negara, benua bahkan dunia. Dalam peta chorografi di gambarkan

semua kenampakan yang ada pada suatu wilayah di antaranya

pegunungan, gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api,

batas wilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-lain.

b. Peta Tematik

Menurut Nurdin(2008), peta tematik adalah peta yang terdiri dari

satu atau beberapa tema dengan informasi yang lebih dalam atau detail.

Tujuan utamanya adalah untuk secara spesifik mengkomunikasikan

konsep data. Contoh peta Tematik yang biasa digunakan dalam

perencanaan termasuk peta kadastral (batas pemilikan), peta zona (peta

rancangan legal penggunan lahan), peta tata guna lahan, peta

kepadatan penduduk, peta kelerengan, peta geologi, peta curah hujan

dan peta produktivitas pertanian. Pemilihan sumber data disesuaikan

dengan maksud dan tujuan pembuatan peta serta keadaan medan yang

dihadapi. Terdapat beberapa sumber data yang digunakan pada

pemetaan yaitu dengan pengamatan langsung di lapangan, dengan


12

penginderaan jauh atau dari peta yang sudah ada (base map). Secara

khusus, peta pengelolahan hutan berisikan tentang kejelasan pemilikan

(batas-batas kadastral maupun administrasi), wilayah itu sendiri dan hasil

inventarisasi yang menujukan unit-unit tegakan yang seragam.

Kegiatan survei lapangan umumnya sangat mahal, maka peta

hutan biasanya digambarkan dari potret udara dengan penafsiran

kegiatan dilapangan hanya diperlukan untuk pembuktian apakan

penafsiran sudah betul apa belum dan juga melengkapi rincian di

lapangan yang tidak dapat dilihat secara langsung pada potret.

c. Peta Khusus

Peta khusus adalah peta yang menampakan suatu keadaan atau

kondisi khusus suatu daerah tertentu atau keseluruhan daerah bumi.

Contohnya adalah peta persebaraan hasil tambang, peta curah hujan,

peta pertanian perkebunan, peta iklim, dan lain sebagainya. disebut peta

khusus atau tematik kerena peta tersebut hanya menggambarkan satu

atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin ditampilkan

dengan kata lain, yang ditampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta

khusus adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan

(fenomena geosfer) tertentu, baik kepadatan penduduk, peta penyebaran

hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur

penerbangan atau pelayaran).

2. Jenis peta bedasarkan skala

Menurut Sariyono (2010), Berdasarkan skalanya peta dapat

digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:


13

a. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1:100

sampai 1:5.000. Peta ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah

atau peta dalam sertifikat tanah, oleh kerena itu banyak terdapat di

Departemen Dalam Negeri, pada Dinas agrarian (Badan Pertahanan

Nasional).

b. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1:5.000 sampai

1:250.000. peta skala besar digunakan untuk menggambarkan wilayah

yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan dan peta kecamatan.

c. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1:250.000

sampai 1:500.000 peta skala sedang digunakan untuk menggambarkan

daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi Jawa Tengah dan peta

propinsi Maluku.

d. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1:500.000 sampai

1: 1000.000 atau lebih. Peta skala kecil digunakan untuk

menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara, benua

bahkan dunia.

3. Proyeksi Peta

Menurut Mutiara (2004), proyeksi peta adalah prosedur matematis

yang memungkinkan hasil pengukuran yang dilakukan di permukaan bumi

fisis bisa digambarkan diatas bidang datar (peta). Proyeksi peta diperlukan

dalam pemetaan permukaan bumi yang mencakup daerah yang cukup luas

dimana permukaan bumi dapat diasumsikan sebagai bidang datar.

Bidang proyeksi adalah bidang yang digunakan untuk

memproyeksikan gambaran permukaan bumi. Bidang proyeksi merupakan

bidang yang dapat didatarkan. Menurut bidang proyeksi yang digunakan,


14

jenis prokyeksi peta terdiri dari proyeksi kerucut, proyeksi silinder, dan

proyeksi azimuthal.

Pemilihan proyeksi peta terdapat beberapa hal yang harus

dipertimbangkan seperti yang dinyatakan oleh Mutiara (2004), yaitu :

a. Tujuan penggunaan dan ketelitian peta yang diinginkan

b. Lokasi geografis dan luas wilayah yang akan dipetakan

c. Ciri-ciri asli yang ingin dipertahankan atau syarat geometrik yang akan

dipenuhi.

4. Fungsi-fungsi Peta

Fungsi peta adalah menunjukan posisi atau lokasi suatu tempat di

permukaan bumi, memperlihatkan ukuran (luas dan jarak) dan arah suatu

tempat di permukaan bumi, menggambarkan bentuk-bentuk permukaan

bumi, membantu peneliti sebelum melakukan survei dengan mengetahui

kondisi daerah yang akan diteliti, menyajikan data tentang potensi suatu

wilayah, alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan, alat untuk

menjelaskan rencana-rencana yang akan diajukan, alat untuk mempelajari

hubungan timbal balik antara fenomena-fenomena geografi di permukaan

bumi (Nurdin, 2008).

Fungsi peta adalah menyajikan suatu informasi tentang suatu objek

kepada pembaca peta. Agar informasinya mudah diterima dan cepat

dipahami, maka cara penyampaiannya harus jelas, dengan bahasa

sederhana. Bahasa peta adalah simbol-simbol (titik, garis dan luasan/areal,

kualitatif/kuantitatif, warna, notasi, arsir) yang merupakan sistem komunikasi

antara pembuat peta dengan pembaca peta. Pokok permasalahannya

adalah bagaimana membuat simbol-simbol dan menempatkan ke dalam


15

ruang peta sehingga pembaca peta dapat membacanya dengan mudah dan

menafsirkan artinya dengan benar.

Sehubungan dengan informasi yang akan disajikan kedalam peta,

perlu kejelasan, mana informasi utama dan mana informasi tambahan agar

peta mudah dipahami isinya. Dalam hal ini, informasinya dapat

dikelompokan menjadi tiga kelompok:

a. Informasi dasar, yaitu unsur-unsur pada peta dasar yang perlu atau

tidak perlu disajikan sebagai latar peta tematik.

b. Informasi pokok, yaitu informasi yang berkaitan dengan tema tematik.

Apakah hutan perlu diklasifikasikan atau distratifikasi. Apakah batas

fungsi hutan atau batas administrasi perlu dicantumkan.

c. Informasi penunjang, yaitu informasi yang diharapkan dapat melengkapi

informasi pokok untuk dicantumkan dalam peta.

Informasi apa saja yang perlu dicantumkan pada peta tematik sulit

dirinci. Hal ini sangat tergantung kepada tema peta, tersedianya data dan

kerateristik serta relevasinya. Apabila unsur-unsur dan informasinya terlalu

banyak, maka petanya akan menjadi sukar dibaca, sedangkan kalau

informasinya terlalu sedikit, peta menjadi kurang informatif.

5. Komponen-Komponen Peta

Menurut Noor (2010), peta terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

a. Judul peta

Biasanya terletak dibagian atas peta atau disamping untuk peta buatan

badan koordinasi survei dan pemetaan nasional.

b. Legenda peta
16

Bagian ini adalah komponen yang sangat vital karena kita akan jadi buta

dalam membaca peta jika tidak ada legendanya.

c. Skala peta

Bagian yang menunjukkan ukuran dalam lembar peta dengan medan

sebenarnya. Skala ini ada dua jenis yaitu skala garis dan skala angka.

d. Garis koordinat

Jaring-jaring dalam peta yang terdiri dari garis vertikal dan garis

horizontal. Guna garis ini adalah untuk batas perhitungan koordinat.

Koordinat peta dikenal ada dua jenis yaitu koordinat grid dan koordinat

geografis. Koordinat geografis merupakan koordinat dan jaring-jaring

bumi yang terdiri garis lintang untuk horizontal dan garis bujur untuk

vertikal. Koordinat grid adalah jaring-jaring koordinat lokal yang dipakai

untuk acuan pengkoordinatan dalam peta.

e. Garis ketinggian atau garis kontur

Garis yang menyerupai sidik jari yang menunjukkan titik ketinggian yang

sama dalam peta, karena merupakan tanda dari ketinggian yang sama,

maka garis ini tidak akan pernah saling memotong tapi bisa

bersinggungan.

f. Tahun pembuatan peta

Merupakan keterangan yang menunjukkan tahun terakhir peta tersebut

diperbaharui. Hal ini sangat penting karena kondisi permukaan bumi

bisa berubah sewaktu-waktu.

g. Deklinasi

Garis keterangan yang menunjukkan beda utara peta dan utara

magnetik (utara kompas).


17

F. GPS Garmin

Menurut Andi (2002), GPS atau Global Positioning system, merupakan

sebuah alat atau sistem yang dapat digunakan untuk menginformasikan

penggunanya dimana dia berada di permukaan bumi yang berbasiskan satelit.

Data dikirim dari satelit berupa signal radio dengan data digital. Awalnya GPS

hanya digunakan untuk kepentingan militer, tapi pada tahun 1980-an dapat

digunakan untuk kepentingan sipil. Posisi unit GPS akan ditentukan bedasarkan

titik-titik koordinat derajat lintang dan bujur.

Gambar 1. GPS Garmin Handheld


18

G. Sistem Informasi Geografis

1. Pengertian SIG

Menurut Aini (2007), sistem informasi geografis merupakan suatu

sistem yang berbasis komputer, dirancang untuk bekerja dengan

menggunakan data yang memiliki informasi spasial. Menurut Prahasta

dalam Swastikayana (2011), SIG adalah suatu teknologi baru yang pada

saat ini menjadi alat bantu (tools) yang sangat ensensial dalam menyimpan,

memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali kondisi-kondisi alam

dengan bantuan data atribut dan spasial (grafis). Sistem informasi geografis

mempunyai kemampuan untuk menghubungkan berbagai data pada suatu

titik tertentu di bumi, menggabungkannya, menganalisis dan akhirnya

memetakan hasilnya.

Aini (2007), juga menyatakan sistem informasi geografis dapat

dimanfaatkan untuk mempermudah dalam mendapatkan data-data yang

telah diolah dan tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau objek. Data-data

yang diolah dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data

atribut dalam bentuk digital. Sistem ini merealasikan data spasial dengan

data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta dan

menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG dengan segala

kelebihannya, semakin lama semakin berkembang, bertambah dan

bervariasi.

Menurut Sugandi et al (2009), beberapa hal yang menjadi latar

belakang berkembangnya SIG adalah:

a. SIG menggunakan data spasial maupun atribut secara terintegrasi


19

b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu interaktif yang menarik dalam

usaha meningkatkan pemahaman mengenai konsep lokasi, ruang,

kependudukan, dan unsur-unsur geografi yang ada di permukaan bumi

c. SIG dapat memisahkan antara bentuk presentasi dan basis data

d. SIG memiliki kemampuan menguraikan unsur-unsur yang ada

dipermukaan bumi kedalam beberapa layer atau data spasial

e. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menggambarkan

data spasial berikut atributnya

f. Semua operasi SIG dapat dilakukan secara interaktif

g. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik

h. Perangkat lunak SIG menyediakan fasilitas untuk berkomunikasi dengan

perangkat lunak lain

i. SIG sangat membantu pekerjaan yang erat kaitannya dengan bidang

spasial dan geoinformatika.

Saat ini SIG sudah dimanfaatkan oleh berbagai disiplin ilmu seperti ilmu

kesehatan, ilmu ekonomi, ilmu lingkungan, ilmu pertanian dan lain

sebagainya. Beberapa aplikasi dari SIG antara lain adalah untuk

perencanaan fasilitas kota, pengelolaan sumber daya alam, jaringan

telekomunikasi, dan juga untuk manajemen transportasi

2. AutoCad Land Desktop Development 2006

AutoCAD adalah salah satu program desain gambar dengan bantuan

komputer yang cukup canggih. Secara perlahan namun pasti AutoCAD

mengalami otomatisasi gambar, menggantikan fungsi manual yang selama

ini mendominasi pekerjaan di segala bidang. Kompatibilitasnya yang tinggi

memungkinkan gambar – gambar AutoCAD dapat diterima oleh sebagian


20

besar program menggambar lain dan dapat dicetak dengan menggunakan

hampir semua alat pencetakan. AutoCAD memiliki fasilitas yang cukup

komplit untuk membuat gambar-gambar dua dimensi dan tiga dimensi.

Banyak orang mengenal AutoCAD sebagai software yang paling

banyak dipakai dalam bidang arsitektur, sebenarnya tidak saja arsitektur

tetapi program tambahan dari AutoCAD juga sudah sangat representatif

dalam bidang sipil, survei pemetaan, mekanikal desain, dan permodelan 3D.

Menurut Yudistira (2013), AutoCAD Land Desktop merupakan

software yang familiar dalam dunia ukur tanah, mulai dari Land Desktop

Development atau disingkat LDD sampai sekarang yang di

gunakan AutoCAD Civil 3D Land Desktop Companion 2009. Cara

menggunakan AutoCAD Civil 3D Land Desktop Companion berbeda

dengan menggunakan AutoCAD biasa. Pada AutoCAD Civil 3D kita

diharuskan membuat sebuah data project yang merupakan satu kesatuan

antara gambar dan data-data yang di input.

3. ArcGis 10

ArcGis adalah salah satu software pengolah Sistem Informasi

Geografi (SIG/GIS). Sistem Informasi Geografik sendiri merupakan suatu

sistem yang dirancang untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan

menyajikan informasi geografi. Mungkin anda sudah kenal kenal dengan

yang namanya peta. Perlu diketahui bahwa peta juga bisa disebut SIG atau

istilahnya SIG Konvensional.

Terdapat beberapa perbedaan antara peta di atas kertas (peta analog)

dan SIG yang berbasis komputer. Perbedaannya adalah bahwa peta

menampilkan data secara grafis tanpa melibatkan basis data. Sedangkan


21

SIG adalah suatu sistem yang melibatkan peta dan basis data. Dengan kata

lain peta adalah bagian dari SIG. Sedangkan pada ArcGis anda dapat

melakukan beberapa hal yang peta biasa tidak dapat melakukannya.

Perbedaan pokok antara Peta Analog dengan ArcGis adalah bahwa

peta itu statik sedangkan ArcGis biasa digunakan antara lain untuk :

a. Digitasi data citra dari layer monitor (on screen digitizing)

b. Reaktifikasi citra dengan bantuan ekstensi image analysis

c. Editing tema dengan drag and drop atau cut and paste

d. Editing tema dengan query item pada tabel kemudahan konversi data ke

perangkat lunak lain, seperti: AUTOCAD, MAPINFO dan sebagainya.


22

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sangasanga

Dalam Kecamatan Sangasanga Kabupaten Kutai Kartanegara

2. Waktu

Penelitian ini membutuhkan waktu selama 6 bulan meliputi

penyusunan proposal, pengambilan data di lapangan, pengolahan data,

dan penyusunan laporan.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang diperlukan sebagai berikut:

a. GPS Garmin Handheld digunakan untuk mengambil angka koordinat

b. Rol meter 5 meter digunakan untuk mengukur lebar drainase

c. Papan LJK digunakan sebagai alas untuk tali sheet agar data tidak

rusak atau sobek.

d. Komputer yang dilengkapi dengan software excel dan ArcGis

2. Bahan

Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut:

a. Pita yang digunakan sebagai tanda dari titik yang diberi keterangan agar

memudahkan dalam pengerjaan

b. Tally sheet digunakan untuk mencatat data lapangan sebelum diolah agar

data-data lapangan tersebut tidak hilang


23

c. Peta kecamatan Sangasanga Dalam digunakan sebagai media yang

akan diukur

C. Prosedur Penelitian

START

STUDI LITERATUR

IDENTIFIKASI MASALAH

PENGAMBILAN DATA

PENGOLAHAN DATA

PEMBUATAN PETA

PENULISAN /
DOKUMENTASI KI

END

Gambar 2. Prosedur Penelitian

1. Studi Literatur

Pada tahap ini dilakukan studi literatur tentang saluran air di

perpustakaan dan artikel yang ada di internet.

2. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan proses identifikasi terhadap saluran air di

Sangasanga Dalam yaitu identifikasi data-data yang diperlukan untuk


24

penelitian, metode pemetaan yang akan digunakan dalam penelitian dan

cara pengambilan data penelitian.

3. Pengambilan Data

Data yang diambil dalam penelitian ini antara lain :

a. Data koordinat saluran drainase

Data koordinat saluran drainase diambil menggunakan alat GPS

Handheld. Data yang diambil berupa titik koordinat. Cara mengambil

data koordinat saluran darinase di sebuah jalan adalah mengambil

titik koordinat pada ujung jalan ke ujung jalan satunya. Jika pada

jalan tersebut tidak lurus maka pada setiap titik saluran drainase

sudutnya berubah diambil data koordinatnya. Untuk mempermudah

proses pengambilan data maka dibuat tally sheet seperti pada tabel

di bawah ini.

Tabel 1. Tally Sheet Pengukuran GPS

Estimate
Titik Easting Northing Elevation Keterangan
Accuration
P1
P2
P3
P4
P5
Keterangan :

1. Titik p1, p2,....: pemberian nama pada GPS

2. Easting, Northing, elevation, estimate accuration : data yang

ada pada GPS


25

b. Data lebar saluran drainase

Data lebar saluran drainase diambil menggunakan meteran.

Pengambilan data tersebut diambil dengan cara mengukur lebar

saluran drainase di sisi atas saluran drinase, pada pertengahan

saluran darainase yang lurus. Jika saluran drainase tersebut tidak

lurus maka data lebar saluran air diambil kembali. Lalu diambil rata-

ratanya.

c. Data kedalaman saluran drainase

Data kedalaman saluran drainase juga diambil menggunakan

meteran. Pengambilan data tersebut diambil dibagian tengah saluran

drainase yaitu hanya satu titik saja sebagai contoh kedalaman saluran

air pada setiap alamat dan jenis saluran drainase berbeda. Cara

pengambilan data tersebut dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.

Lebar

Tinggi

Gambar 3. Gambar Pengambilan Data Lebar dan Kedalaman


Saluran Drainase

d. Data jenis saluran drainase

Data jenis saluran drainase adalah data atribut saluran

drainase. Jenis-jenis saluran drainase yang diambil adalah :


26

1) Saluran drainase terbuka yaitu saluran yang terletak di daerah

yang cukup luas, yang tidak membahayakan kesehatan dan

saluran drainase terbuka di Kelurahan ini sudah disemenisasi.

2) Saluran drainase tertutup yaitu saluran yang terletak di tengah

kota, yang terdapat di bawah jalan yang membentuk gorong-

gorong.

3) Saluran drainase permukaan tanah yaitu drainase yang terletak di

atas permukaan tanah yang mengalirkan air limpasan permukaan

tanah ke saluran drainase yang lebih besar atau sungai dan

saluran ini belum di semenisasi.

e. Data alamat saluran drainase

Data ini diambil disesuaikan dengan alamat yang ada di lapangan.

Untuk mempermudah proses pengambilan data maka dibuat tally

sheet seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Tally Sheet Keterangan pengambilan data

Titik Alamat Lebar tinggi Keterangan

P1
P2
P3
Keterangan: Titik p1, p2,...: pemberian nama pada GPS

4. Pengolahan Data

Data yang diambil di lapangan kemudian diolah menggunakan

beberapa perangkat lunak

a. Microsoft office Excel

Perangkat ini digunakan untuk mengolah data koordinat yang

diperoleh dari pengukuran GPS di lapangan menjadi kolom-kolom.


27

Tujuannya adalah untuk memudahkan pengolahan data selanjutnya di

Arcview Gis 10.

b. ArcGIS 10

Perangkat lunak ini digunakan untuk membuat peta saluran

drainase kelurahan Sangasanga Dalam Kecamatan Sangasanga dari

data yang sudah ada

c. Data Batas Administrasi

Data batas administrasi kelurahan Sangasanga Dalam diambil

dari data sekunder peta batas administrasi kecamatan Sangasanga

dalam format jpeg. Cara memperoleh data batas administrasi

kelurahan Sangasanga Dalam adalah

1) Melakukan proses geoprocessing peta batas administrasi

kecamatan Sangasanga

2) Melakukan digitasi batas kelurahan Sangasanga dalam

3) Hasil digitasi disimpan untuk selanjutnya diolah seperti pada

diagram gambar dibawah ini:


28

START

DATA POLYLINE DATA BATAS


SALURAN ADMINISTRASI
DRAINASE KELURAHAN
SANGASANGA DALAM

OVERLAY

QUERY

PETA SALURAN AIR


SANGASANGA

END

Gambar 4. Diagram Proses Pengolahan Peta Saluran Drainase

1) Data saluran air

Data-data yang merupakan titik koordinat yang diambil

menggunakan GPS Garmin Handheld dan data atributnya yaitu jenis-

jenis saluran air, alamat pengambilan data saat pengukuran.

2) Data batas administrasi

Data batas administrasi dalam penelitian ini adalah data peta

batas administrasi Kelurahan Sangasanga Dalam yang sudah di

koreksi koordinatnya.

3) Overlay

Overlay adalah proses menggabungkan data spasial dan

atributnya yaitu saluran air dan data batas administrasi menjadi


29

sebuah peta saluran air Kelurahan Sangasanga Dalam, Kecamatan

Sangasanga Kutai Kartanegara.

4) Query

Pada tahap ini melakukan proses menampilkan atribut-atribut

data yang diperlukan yaitu menampilkan saluran drainase terbuka,

saluran drainase tertutup dan saluran drainase permukaan tanah

5) Peta saluran air Sangasanga

Peta yang dimaksud adalah peta saluran drainase Kelurahan

Sangasanga Dalam, Kecamatan Sangasanga Kutai Kartanegara

hasil proses di atas.

5. Pembuatan Peta

Pada tahap ini dilakukan proses layout terhadap semua data yang

telah diolah pada perangkat lunak di atas. Adapun data-data yang akan

dilayout dan dijadikan peta adalah :

a. Layer poligon batas administrasi Kelurahan Sangasanga Dalam

b. Layer saluran - saluran drainase Kelurahan Sangasanga Dalam

c. Melengkapi data atribut dari masing-masing layer

Langkah berikutnya dari proses pembuatan peta ini adalah

mencetak peta dalam ukuran A4 dimana peta sudah dilengkapi dengan

kelengkapan peta seperti judul peta, legenda, arah angin, sumber peta,

skala, insert dan grid peta.

6. Dokumentasi

Pada tahap ini proses penulisan karya ilmiah yang ditulis dan

diterbitkan untuk memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah

dilakukan
30

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Dalam penelitian ini diambil beberapa data antara lain koordinat saluran

drainase, jenis-jenis saluran drainase, panjang saluran drainase dan data atribut

keterangan jalan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel 3. Tabel Panjang dan Jenis Saluran Drainase

Panjang Drainase (M)


No Alamat Total
Terbuka Tertutup Permukaan Tanah
1 Jl. Jenderal Sudirman 530 849 1.379
2 Jl. Sekolahan 273 611 884
3 Jl. Hos Cokrominoto 33 1.337 1.370
4 Jl. DR Wahidin 1.802 22 749 2.573
5 Jl. DR Sutomo 9 871 880
6 JL. Slamet Riyadi 529 674 1.203
7 Jl. Dagang 132 132
8 Jl. Mesjid 113 785 898
9 Jl. Pangeran Hidayat 1.146 683 1.829
10 Jl. Corong 2.071 2.071
11 Jl. Pahlawan 1.146 604 1.750
12 Jl. Teratai 1.701 1.701
13 Jl. Ampera 209 970 1.179
14 Jl. Yos Sudarso 1.041 1.229 2.270
15 Jl. Al Misbah 593 53 646
16 Jl. Sharil Dahran 2.062 8 436 2.506
17 Jl. Gadjah mada 3.161 7 774 3.942
18 Jl. Dermaga 416 416
19 Jl. Abdul Mutalib 1.145,57 1.145,57
Berdasarkan data pengukuran lapangan, jumlah akumulasi panjang

saluran drainase terbuka di Kelurahan Sangasanga Dalam adalah 15.224 meter.

Jumlah ini jauh lebih panjang dari panjang saluran drainase tertutup. Jika

diakumulasikan, ternyata panjang saluran drainase tertutup di Kelurahan


31

Sangasanga Dalam adalah 721 meter. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat pada

tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Jenis dan Panjang Saluran Air

No Jenis Saluran air Panjang (m)


1 Saluran air Terbuka 15.224
2 Saluran air tertutup 721
3 Saluran air permukaan Tanah 12.828

Mengenai data koordinat setiap saluran drainase yang ada di Kelurahan

Sangasanga Dalam bisa dilihat secara lengkap di lampiran. Untuk melihat lebih

jelas mengenai gambaran saluran drainase di Kelurahan Sangasanga Dalam

bisa dilihat pada gambar peta saluran drainase di bawah ini.


32
33

B. Pembahasan

1. Saluran Drainase Permukaan Tanah

Jenis saluran ini tersebar di beberapa jenis jalan antara lain jalan

negara, jalan kabupaten dan jalan kelurahan. Yuniar (2008)

mengungkapkan bahwa sebagian besar saluran drainase di perkotaan

adalah saluran drainase permukaan, sebab saluran drainase di perkotaan

dirancang sebagai suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah

perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan,

sekolah, rumah sakit dan lainnya. Fungsi drainase perkotaan ini adalah

mengalirkan air permukaan yang bisa menimbulkan dampak negatif

sehingga kelebihan air permukaan tersebut bisa memberikan manfaat bagi

kehidupan masyarakat perkotaan.

Panjang Saluran Drainase (m)


16,000
14,000
15,224
12,000 12,828
10,000 Saluran air Terbuka
8,000
6,000 Saluran air tertutup
4,000
2,000 Saluran air permukaan
721 Tanah
0
Saluran air Saluran air Saluran air
Terbuka tertutup permukaan
Tanah

Gambar 6. Diagram Batang Panjang Saluran Drainase di Kelurahan


Sangasanga Dalam

Saluran drainase permukaan tanah mampu mengalirkan air dengan

lancar ke saluran drainase yang lebih besar atau sungai. Hal ini bisa dilihat
34

pada beberapa jalan seperti di Jl. Sekolahan, Jl. Teratai dan Jl. HOS

Cokrominoto.

Saluran drainase ini secara rutin dipelihara oleh masyarakat secara

berkala dengan swadaya sendiri. Khususnya bila musim penghujan datang

masyarakat membersihkan saluran drainase yang ada di depan rumahnya

dari sampah atau kotoran lain yang akan menghalangi jalannya air. Hal ini

dimaksudkan untuk menghindari genangan air atau banjir. Pemeliharaan

saluran air lokal ini menurut Yuniar (2008) sudah lajim dilakukan oleh

masyarakat setempat, sebab masyarakat setempat merupakan pihak yang

paling merasakan dampak dari banjir akibat tidak terurusnya saluran

drainase secara baik.

Namun demikian ada juga saluran drainase permukaan tanah yang

tidak terpelihara misalnya di Jl. Jenderal Sudirman. Saat penelitian dilakukan

terlihat saluran drainase tersumbat sampah plastik, dedaunan dan semak

serta pendangkalan hasil erosi tanah. Sebagian besar saluran drainase

permukaan tanah yang tidak terpelihara ini berada di daerah pemukiman

perumahan. Menurut informasi masyarakat tidak terpeliharanya saluran

permukaan tanah ini akibat tidak adanya penghuni pada perumahan

tersebut. Sehingga pemeliharaan saluran drainase tidak dilakukan.

Sementara, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara tidak mengerjakan

program pembersihan saluran drainase jenis ini. Hal ini didukung oleh

Februarman (2009) yang menyatakan bahwa saluran drainase permukaan

tanah yang tidak terpelihara akan mengalami kerusakan. Kerusakan saluran

permukaan tanah bisa berupa kelongsoran pada tebing saluran, kebocoran


35

saluran, kerusakan pondasi, dan longsor pada badan saluran. Akibat

kerusakan-kerusakan
kerusakan tersebut fungsi saluran drainase tidak maksimal.

Bila musim penghujan datang maka saluran drainase permukaan tanah

ini tidak mampu menampung air. Hal ini disebabkan oleh besarnya volume

air yang masuk ke saluran permukaan tanah dan tidak bisa ditampung oleh

saluran drainase permukaan tanah. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuniar

(2008) yang menyatakan bahwa banjir bisa


bisa terjadi jika saluran drainase

mengalirkan air di atas kondisi batas normalnya.

Biasanya jumlah volume air yang besar ini datang dari kawasan
kaw

tambang batu bara yang banyak tersebar di Kecamatan Sangasanga.

Akibatnya banjir sering menggenangi pemukiman warga dan badan


bada jalan,

misalnya terjadi di Jl.


Jl Ampera.

Gambar 7. Saluran Drainase Permukaan Tanah


36

2. Saluran Drainase Terbuka

Berdasarkan hasil pengukuran lapangan ternyata 53 persen panjang

saluran drainase yang ada di kelurahan Sangasanga Dalam adalah jenis

saluran drainase terbuka, yaitu sebesar 15.224 m. Saluran drainase terbuka

adalah saluran air yang telah dibeton dan disemenisasi. Secara umum ada

tiga pihak yang membuat saluran drainase terbuka di Kelurahan

Sangasanga Dalam yaitu Pemerintah Kutai Kartanegara dan perusahaan-

perusahaan tambang serta pertamina. Berdasarkan hasil pengamatan di

lapangan saluran drainase terbuka ini masih terpelihara sangat baik. Saluran

ini sebagian besar ada di jalan-jalan besar beraspal dan jalan-jalan yang

telah disemenisasi, saluran ini ada di Jl. Gadjah Mada. Keberadaan saluran

terbuka di Kelurahan Sangasanga Dalam ini memang cocok digunakan,

sebab tidak banyak pejalan kaki yang menggunakan bagian kanan dan kiri

jalan untuk beraktifitas. Hal ini sesuai dengan pendapat Yuniar (2008) yaitu

saluran terbuka umumnya digunakan pada daerah yang lahannya masih

luas, lalu lintas pejalan kaki relatif jarang dan beban di kiri dan kanan saluran

relatif ringan.

Saluran drainase terbuka di Kelurahan Sangasanga Dalam umumnya

memiliki kedalaman 2 Meter dan lebar 2 Meter. Di saluran ini sering terjadi

penyumbatan dan terhambatnya air mengalir dikarenakan sampah yang

memenuhi saluran ini. Biasanya jika saluran ini digunakan untuk

pembuangan rumah tangga maka warna air yang mengalir ke sungai

berwarna coklat bahkan hitam karena limbah yang kotor dan tidak tersaring.

Tidak berbeda jauh dengan kondisi saluran drainase permukaan tanah,

saluran drainase terbuka yang telah dibeton ini juga tidak mampu
37

menampung air hujan. Bila musim penghujan datang maka saluran drainase

terbuka ini tidak mampu menampung air hujan. Hal ini disebabkan oleh

besarnya volume air yang masuk ke saluran permukaan tanah dan tidak bisa

ditampung oleh saluran


salura drainase permukaan tanah. Biasanya, jumlah

volume air yang besar ini datang dari kawasan tambang batu bara yang

banyak tersebar di Kecamatan Sangasanga. Apalagi jika permukaan


per air

sungai sedang pasang, bisa


bisa dipastikan banjir menggenangi pemukiman

warga dan badan


an jalan, misalnya terjadi di Jl.
Jl Dermaga.

Gambar 8.. Saluran Drainase Terbuka

3. Saluran Drainase Tertutup

Saluran
aluran drainase tertutup adalah saluran drainase yang terdapat di

bawah-bawah
bawah jalan yang membentuk gorong gorong
gorong-gorong jalan. Untuk

mengalirkan air kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau

untuk saluran yang terletak ditengah Kota. Yuniar (2008) juga menyatakan
38

bahwa saluran tertutup ini lebih banyak digunakan untuk daerah padat

dengan lahan terbuka yang sempit.

Kelurahan Sangasanga Dalam jenis saluran ini adalah saluran

drainase yang paling sedikit. Keberadaan saluran drainase tersebut ternyata

sangat penting dalam penanggulangan banjir karena air hujan yang jatuh ke

bumi tidak begitu saja akan diserap oleh tanah. Apalagi daerah penyerap air

hujan sangat sedikit dimana sebagian besar lahan tertutup aspal dan semen.

Banjir adalah suatu keadaan dimana saluran air mengalirkan air diatas

kondisi batas normalnya.

Di Kelurahan Sangasanga Dalam, bentuk saluran tertutup sebagian

besar didominasi bentuk bulat, yaitu digunakan untuk pembuatan gorong-

gorong yang melintang di jalan. Yuniar (2008) mengungkapkan bahwa ada

empat bentuk saluran air tertutup yang biasanya digunakan di Indonesia

yaitu lingkaran, segiempat, tapal kuda dan bulat telur. Bentuk lingkaran

memiliki keuntungan mudah dalam menyiapkan cekungan peletakan dan

menghitung ukuran yang dibutuhkan agar sesuai dengan debit air yang

diperlukan. Namun kelemahannya adalah harus disiapkan peletakan yang

sesuai ketika akan memasang saluran bentuk ini.


39

Gambar 9. Saluran Drainase Tertutup

4. Pemetaan Saluran Drainase

Pengambilan data saluran drainase dilakukan dengan mengambil

titik-titik
titik koordinat menggunakan alat GPS Garmin Handheld, sedangkan

untuk batas wilayah kelurahan Sangasanga Dalam dilakukan digitasi dari

data sekunder peta batas administrasi dalam format gambar


gambar JPEG hal ini

disebabkan sulitnya medan di lapangan.

Pengambilan data di Kelurahan Sangasanga Dalam mengalami

beberapa
a kendala yaitu adanya pohon, bangunan yang tinggi dan saluran

drainase yang berada di jalan kecil yang menyebabkan GPS


GP tidak

mendapatkan signal satelit dengan baik karena sinyal satelit tidak dapat

menembus benda padat dengan baik dan membutuhkan waktu yang cukup
cuku

lama untuk mendapatkan akurasi yang tinggi, karena semakin angka akurasi

rendah maka pengukuran akan semakin tepat. Akurasi perlu mendapat

perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik. Koordinat posisi


40

mempunyai faktor kesalahan atau tingkat akurasi. Jika GPS menunjukan

sebuah titik dengan akurasi 3 meter maka posisi sebenarnya bisa berada di

mana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat tersebut.


41

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan telah dilaksanakan dengan demikian dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Saluran drainase di Kelurahan Sangasanga Dalam memiliki panjang

28.773 M.

2. Di Sangasanga terdapat 3 jenis saluran drainase yaitu saluran drainase

terbuka, saluran drainase tertutup dan saluran drainase permukaan

tanah.

3. Kondisi saluran drainase di Sangasanga Dalam cukup baik namun belum

bisa menampung genangan air hujan dengan lama durasi 30 menit lebih.

4. Saluran drainase masih dianggap masyarakat Kelurahan Sangsanga

Dalam sebagai tempat melarutkan limbah rumah tangga dan sampah.

5. Pemetaan saluran drainase menggunakan alat GPS Garmin Handheld

dilakukan dengan memperhatikan akurasi yang baik agar pengukuran

tepat.

B. Saran

1. Sebaiknya dilakukan pemeliharaan saluran drainase ddan membuat

saluran khusus untuk pembuangan air daerah tambang agar tidak ikut

masuk ke saluran milik warga di Kelurahaan Sangasanga Dalam

khususnya saat memasuki musim penghujan.

2. Perlu dilanjutkan proses semenisasi pada saluran drainase permukaan

tanah agar fungsinya bisa terjaga lebih maksimal.

3. Pemerintah Kutai Kartanegara diharapkan dapat menindak tegas

perusahaan tambang yang tidak memiliki ijin lengkap untuk beroperasi,


42

karena kebanyakan banjir di karenakan air dari tambang yang lari ke

perumahan warga
43

DAFTAR PUSTAKA

Aini, A. 2007.Sistem Informasi Geografis Pengertian Dan Aplikasinya.Stimik


Amikom.Yogyakarta

Andi. 2002. Global Positioning System (GPS) Overview.STIMIK AMIKOM,


Yogyakarta.

Anonim. 2002. Penyusunan Neraca Sumber Daya Bagian 1 : Sumber Daya Air
Spasial. Badan Standar Nasional. Jakarta

Anonim. 2003. Panduan dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan.


Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah. Jakarta

Arifjaya, N.M. 2002. Hutan Dan Pencegahan Banjir. Institut Pertanan Bogor.
Bogor

Februarman. 2009. Jenis Dan Ragam Kerusakan Saluran Primer Daerah Irigasi
Bandar Laweh Kabupaten Solok. Jurnal rekayasa sipil volume 5. Padang

Mutiara,I. 2004. Pengukuran Dan Pemetaan Kota. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya

Noor, D. 2010. Peta Topografi. Geomorfologi. Jakarta

Nurdin, Y. 2008. Peta, Atlas, Dan Globe. Widyaiswara Madya. Palembang

Pania,G.H. 2013. Perencanaan Sistem Drainase Kawasan Kampus Universitas


Samratulangi. Jurnal Sipil Statik Vol. 1. Manado

Priyadi, A.P. 2008. Analisa Faktor-Faktor Pengaruh Terhadap Kerusakan


Perkerasan Lentur Jalan Raya . Fakultas Teknik UI.Jakarta

Rahayu et al. 2009. Monitoring Air Di Daerah Aliran Sungai. Icraf Sea. Bogor

Sariyono, E. 2010. Kartografi Dasar. Jurdik Geografi. Yogyakarta

Sudarto, E. 2009. Kondisi Pencemaran Perairan Sungai Babon. Jurnal Saintek


Perikanan Vol. 4. Semarang

Sugandi et al. 2009. Sistem Informasi Geografi (SIG).Universitas Pendidikan


Indonesia. Bandung

Sukadi. 1999. Pencemaran Sungai Akibat Buangan Limbah Dan Pengaruhnya


Terhadap BOD dan DO. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Bandung.
Bandung
44

Swastikayana,E,IW. 2011. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Untuk


Pemetaan Pariwisata. Universiitas Pembangunan Nasional Veteran.
Yogyakarta

Yuniar,S. 2008. Kaji Ulang Sistem Drainase. Fakultas Teknik Universitas


Indonesia. Jakarta

Yudistira, D. 2013. Desain Geometrik Jalan Raya Dengan Bantuan Software


Autodesk Land Desktop Development. Yudistira Jaya Raya. Jakarta
45

LAMPIRAN
46

Tabel 5. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Pangeran Hidayat


Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 T1 9926319 525658 7 4,6 0,5 0,5
2 T2 9926321 525661 3 4,5
3 T4 9926539 525372 10 3,1 1 1
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 6. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Corong
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 T3 9926531 525366 10 3,1 1 1
2 T13 9926256 525122 8 3,4 1 2
3 T14 9926249 525110 7 3 1 1
4 T15 9926249 525125 4 3,4 1 1
5 T16 9926387 525243 6 2,4 1 2
6 T18 9926396 525239 6 3,3 1 2
7 T19 9926542 525361 13 3,5 2 2
8 T21 9926102 525014 7 3,5 1 2
9 T22 9926101 525009 8 3,4 1 2
10 T23 9926143 525010 9 2,4 1 1
11 T24 9926141 525015 9 3,5 1 1
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 7. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Mesjid
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 T6 9926680 525202 6 3,7 3 3
2 T25 9926704 525216 11 3,4 3 3
3 T26 9926775 525275 11 4,5 0,5 0,5
4 T27 9926886 525323 14 3,8 0,5 0,5
5 T28 9926914 525398 9 3,4 1 1
6 T29 9926978 525458 6 4,1 0,3 0,3
7 P1 9927136 525595 15 4,1 0,5 0,5
47

Tabel 7. (Lanjutan)
8 P2 9927121 525562 11 3,8 0,5 0,5
9 P3 9927138 525628 9 2,9 0,5 0,5
10 P4 9927136 525658 14 3,2 0,5 0,5
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 8. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Abdul Mutalib
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 T5 9926675 525197 12 3 3 3
2 T7 9926597 525132 4 2,8 1 1,5
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 9. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Pahlawan
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 T8 9926411 524978 16 3 2,5 2
2 T9 9926410 524971 4 3 2,5 2
3 T10 9926374 524907 6 3,9 4 4
4 T11 9926330 525050 5 3,4 1 2
5 T12 9926324 525041 6 3,6 1 1
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabe 10. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Dr. Wahidin
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 P5 9927212 525712 12 2,7 0,5 0,5
2 P9 9927334 525800 13 4,2 1,5 1,5
3 S10 9927344 525803 11 4,1 1,5 1,5
4 S11 9927401 525845 15 3,2 1,5 1,5
5 S12 9927412 525848 17 3,6 1,5 1,5
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 11. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Hos Cokrominoto
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S13 9927298 525984 11 3,2 1,5 1,5
48

Tabel 11. (Lanjutan)


2 S14 9927303 526000 16 4 1,5 1,5
3 S15 9927288 525998 16 3,1 1,5 1,5
4 S16 9927210 526118 12 3,2 1,5 1,5
5 S17 9927210 526141 16 3,2 1,5 1,5
6 S18 9927133 526111 8 4 1,5 1,5
7 S19 9927123 526099 15 4 1,5 1,5
8 S20 9927063 526054 20 2,7 1,5 1,5
9 S38 9927155 526057 11 3,4 1 2
10 S39 9927148 526070 12 2,7 1 2
11 S40 9927101 526020 9 3 1 2
12 S41 9927094 526030 7 2,9 1 2
13 S42 9927090 526018 8 3 3 0,2
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 12. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Jenderal Sudirman
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S43 9927072 525746 8 3,4 1 2
2 S44 9927141 525733 8 2,8 1 2
3 S45 9926863 525771 11 4,4 1 2
4 S46 9926785 525874 16 3,1 1 2
5 S47 9926797 525883 19 3 1 2
6 S48 9926687 525827 18 3,3 1 2
7 S49 9926680 525821 11 2,9 1 2
8 S50 9926704 525779 11 2,9 1 1
9 S51 9926497 525743 18 3,1 1 1
10 S52 9926485 525739 18 2,9 0,5 0,5
11 S53 9926325 525678 17 3,3 0,5 0,5
12 S55 9926774 525897 4 3,5 1 2
13 S56 9926840 525937 7 3,6 1 1
14 S57 9926980 526027 11 3 1 1
15 S58 9926987 526031 10 2,3 1 2
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
49

Tabel 13. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Slamet Riyadi
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S22 9927265 525759 26 3,5 2 3
2 S23 9927172 525765 20 3,7 2 3
3 S24 9927100 525870 13 3,7 1 2
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 14. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Sekolahan
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S26 9926922 525967 11 2,5 1 2
2 S27 9926914 525962 10 2,8 1 2
3 S28 9926956 525925 10 2,8 1 2
4 S29 9926995 525862 7 3,1 1 2
5 S30 9927034 525823 13 2,9 1 2
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 15. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Dr Sutomo
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S33 9927181 525907 17 3,1 1 2
2 S34 9927224 525959 22 2,9 1 2
3 S35 9927235 525944 17 3 1 2
4 S36 9927246 525953 16 2,9 1 2
5 S37 9927242 525961 10 3,2 1 2
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 16. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Teratai
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S59 9926935 526098 16 3,5 1 2
2 S60 9926831 526134 6 3,4 0,5 0,5
3 S61 9926720 526177 8 3,3 0,5 0,5
4 S62 9926341 526176 9 2,9 0,5 0,5
5 S63 9926328 526164 14 3,1 0,5 0,5
50

Tabel 16.(Lanjutan)
6 S64 9926334 526317 13 3,3 0,5 0,5
7 S65 9926428 526315 16 3,5 0,5 0,5
8 S66 9926342 526236 12 3,4 0,5 0,5
9 S67 9926345 526306 11 3,5 0,5 0,5
10 S68 9926443 526303 16 3,5 1 1
11 S69 9926280 526532 16 3,1 1 1
12 S70 9926020 526551 16 3,1 1 1
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 17. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Jenderal A.Yani
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S71 9926088 526564 16 2,9
2 S72 9926279 526544 18 3,5 1 1
3 S73 9926289 526555 17 3 1 1
4 S74 9926450 526320 13 3,1 1 1
5 S75 9926818 526298 12 3,5 1 1
6 S76 9926817 526312 8 3 1 1
7 S77 9926897 526293 11 2,5 1 1
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 18. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Pemandian
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 S78 9926926 526332 11 3,5 1 1
2 S79 9926900 526314 15 2,9 1 1
3 S80 9926918 526430 14 3,6 1 1
4 S81 9926838 526507 14 3,6 1 1
5 S82 9926521 526912 15 3,5 1 1
6 S83 9926767 526581 15 2,9 1 1
7 S84 9926954 526212 14 3,1 1 1
8 S85 9926883 526175 13 2,9 1 2
9 S86 9927052 526072 9 3,5 1 2
10 S87 9927112 526284 9 3,5 1 2
11 S88 9927279 526273 14 3,5 1 2
12 S89 9927337 526133 13 3 1 2
51

Tabel 18. (Lanjutan)


13 S90 9927493 525906 12 3,4 2 3
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 19. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Al Misbah
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 D1 9929146 526756 20 3,4 2 3
2 D2 9929115 526783 20 3,4 2 3
3 D3 9929083 526884 19 3,3 1,5 3
4 D4 9929094 526956 19 3,6 1 1,5
5 D16 9929060 526950 21 3,9 1 1
6 D17 9929024 526919 21 3,5 1 1
7 D18 9929018 526925 16 2,5 1 1
8 D19 9928692 526717 12 3,3 1 1,5
9 D20 9928683 526720 11 3,9 1 1
10 D21 9928659 526767 11 3,3 1 1
11 D22 9928600 526749 11 3,1 1 2
12 D23 9928471 526677 10 2,9 1 2
13 D24 9928546 526590 12 3 1 2
14 D25 9928420 526414 12 2,9 1 2
15 D26 9928404 526640 13 3 1 2
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 20. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Yos Sudarso
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 D27 9928322 526627 11 2,7 1 2
2 D28 9928279 526615 11 2,9 1 2
3 D29 9928463 526214 9 3,1 1 2
4 D30 9928401 526362 19 3 1 2
5 D31 9928393 526361 16 3 1 2
6 D32 9928307 526583 11 1 2
7 D33 9928309 526583 13 3 1 2
8 D34 9928062 526552 11 3 1 2
9 D35 9928074 526520 9 3,4 1 2
10 D36 9928091 526514 8 3,5 1 2
11 D37 9927974 526534 14 2,5 1 2
12 D38 9927969 526503 13 3,2 1 2
13 D39 9927961 526522 11 3 1 2
14 D50 9927810 526479 15 4,2 1,5 1,5
52

Tabel 20. (Lanjutan)


15 D51 9927777 526446 12 3,3 1,5 1,5
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan
Tabel 21. Data Pengukuran Saluran Air Pada Jalan Gadjah Mada
Estimated Kedalaman Lebar
NO Kode Northing Easting Elevation Accuration (M) (M)
1 E1 9927649 526350 12 3,8 1,5 1,5
2 E2 9927653 526340 16 4,5 1,5 1,5
3 E3 9927573 526327 14 3,3 1 1
4 E4 9927559 526320 15 3,3 1 1
5 E5 9927563 526362 7 3,3 1 1
6 E6 9927554 526361 12 3,3 1 1
7 E7 9927542 526303 11 3,2 1 1
8 E8 9927490 526312 11 3,3 1 1
9 E9 9927531 526263 9 3,1 1 1
10 E10 9927512 526254 14 3,3 1 1
11 E11 9927565 526139 16 3,3 1 1
12 E12 9927596 526139 14 3,2 1 1
13 E13 9927420 526128 17 3 1 1
14 E14 9927548 526115 9 3,3 1 1
15 E15 9927614 526072 14 2,8 1 1
16 E16 9927615 525986 14 3,2 1 1
17 E17 9927663 525902 11 3,3 1 1
18 E18 9927479 526299 10 3,4 1 1
19 E19 9927234 526240 8 3,4 1 1
20 E20 9927241 526162 18 4,3 1 1
21 E21 9927262 526148 10 3,6 1 1
22 E22 9927221 526185 15 3,3 1 1
23 E23 9927132 526118 16 3,8 1 1
24 E24 9927016 526146 16 3,4 1 1
25 E25 9927083 526188 11 3,3 1 1
26 E26 9927176 526252 12 2,9 1 1
27 D40 9927696 526644 21 2,8 1 2
28 D41 9927701 526657 15 3,3 1 2
29 D42 9927681 526642 15 3,3 1 2
30 D43 9927680 526673 14 3,1 1 2
31 D44 9927687 526675 14 3 1 2
32 D45 9927691 526921 15 2,8 1 2
33 D46 9927692 527239 22 2,4 1 2
53

Tabel 21. (Lanjutan)


34 D47 9927713 527160 19 3 1 2
35 D48 9927643 526573 19 3,2 1 1,5
36 D49 9927609 526558 18 3,1 1,5 1,5
Sumber. Data Primer Hasil Pengukuran Jalan

Gambar 10.. Saluran Drainase Yang Dipenuhi Sampah


54

Gambar 11.. Pengambilan


Pengambila Titik Pada Saluran Drainase

Gambar 12.. Menunggu Signal Pada GPS


524000.000000 525000.000000 526000.000000 527000.000000 528000.000000 529000.000000 530000.000000

Peta Saluran Drainase


Kelurahan Sangasanga Dalam
Di Kecamatan Sangasanga
Kabupaten Kutai Kartanegara

rso
da
Su
os

9929000.000000
9929000.000000

.Y
JL
n
ra
lu
1:30,000

Sa
Salu
ran
JL. Y Meters
os S 0 170 340 680 1,020 1,360
uda
rso
Saluran Air

Drainase Alamiah

9928000.000000
9928000.000000

Saluran JL. Gadjah Mada Saluran Terbuka


Sa
lur Saluran permukaan tanah
an
JL Saluran tertutup
. DR
Batas

n
Wa
h Jalan

ra
idi
n

lu
an

Sa
Projection : Tranverse Mecerator

irm
d
Sistem Grid : Grid UTM
Datum : WGS 1984 UTM Zone 50S

Su
ral
Sumber peta :

9927000.000000
9927000.000000

den
1. Peta Administrasi Kecamatan Sangasanga (Data Digital)
2. Data hasil pengukuran dilapangan

g
. Je

on
L

or
nJ

.C
a

JL
Saluran JL. Ampera

lur

n
ra
Sa
Saluran JL. Teratai

lu
Sa

9926000.000000
9926000.000000

Producted By : Erni Mukaramah

524000.000000 525000.000000 526000.000000 527000.000000 528000.000000 529000.000000 530000.000000

Gambar 5. Peta Saluran Darinase di Sangasanga

Anda mungkin juga menyukai