Anda di halaman 1dari 6

TUGAS EKONOMI KESEHATAN

OLEH :
Ghelistya Dauw
NIM 1713201081
SMT. 2 NR

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2018
Soal :
1. Amati dan pelajari keadaan ekonomi indonesia saat ini, kemuan buatlah sebuah
analisa saudara menurut metodologi ekonomi
Ekonomi positif (apa yg akan terjadi) & ekonomi normatif (apa yg seharusnya
terjadi)
Berdasarkan metodologi tersebut bagaimana pengaruh ekonomi terhadap
kehidupan kesehatan masyarakat sekarang dan akan datang.
2. Masalah-masalah ekonomi yang dapat dilihat pada saat ini adalah:
1. Alokasi sumber daya langka
2.Keterbatasan Alat Utk Memahami & Menganalisis Keadaan yg dihadapi
3. in equity (ketidak merataan) terhadap layanan kesehatan.
Cari jurnal terkait masalah ekonomi diatas min 2 jurnal nasional dan 1 jurnal
internasional, kemudian bagaimana analisa dan pendapat yang bisa saudara
kemukakan terkait dengan kesehatan masyarakat.
3. Salah satu tujuan reformasi dalam sistem kesehatan, termasuk pembiayaan
kesehatan adalah seperti mengurangi ketimpangan, mencegah orang jatuh ke
dalam kemiskinan sebagai akibat dari biaya pengobatan, dan melindungi dan
meningkatkan status kesehatan individu dan populasi dengan memastikan akses.
Equity kesehatan yanng dipahami sebagai keadilan dan pemerataan untuk
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu dipelajari mengenai equity geografis
dan equity sosial-ekonomi.
Mengapa bisa terjadi ketimpangan geografis yang tinggi serta sosial ekonomi
masyarakat? Apakah distribusi dokter dan fasilitas kesehatan juga adalah
suatu inequity tersendiri? dan apakah sistem kesehatan nasional Indonesia
timpang?
Coba saudara uraikan permasalahannya dan rekomendasi sebagai suatu solusi.
Jawab :
1. Pola hidup sehat masyarakat Indonesia masih buruk, karena rendahnya
kesadaran menjaga lingkungan dan mengatur pola makan.Terus terang, secara
umum, kondisi kesehatan masyarakat Indonesia masih mengkhawatirkan
karena banyak sebab. Persoalan yang cukup serius terkait dengan kesehatan
masyarakat adalah masalah gizi dan nutrisi yang belum memadai sehingga
muncul penyakit tidak menular berupa gizi buruk dan obesitas. Indonesia
memiliki kekayaan alam yang banyak dan subur sehingga banyak makanan dan
minuman yang bergizi. Untuk meningkatkan kesehatan masyarakat harus
memiliki akses memadai yang mendukung semua itu di antaranya air bersih,
listrik, lingkungan yang asri dan rumah ramah lingkungan. Memang untuk
mengembalikan kesadaran masyarakat untuk memperhatikan pola hidup sehat
bukan persoalan yang mudah, maka butuh strategi yang tepat. Maka peran
Puskesmas sangat menentukan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,
melakukan edukasi dan sosialisasi tentang kesehatan.Memang harus ada cara
khusus untuk mengubah pola hidup sehat masyarakat yang sangat buruk.
Ekonomi positif  Seorang pengusaha menggunakan sumber daya ekonomi
dengan cara yang efisien sehingga mampu menghasilkan produk barang dan
jasa bernilai jual rendah atau murah. Karena itulah pengusaha tersebut bisa
memperoleh laba yang maksimal. Akibat pemanfaatan sumber daya yang
efisien, pendapatan perusahaan meningkat. Mereka yang terlibat dalam aktifitas
ini termasuk pengusaha dan karyawan juga mengalami hal yang sama.
Pendapatan meningkat dan mereka pun menjadi kaya. Hal seperti di atas
merupakan pernyataan positif yang dapat ditelaah fakta dan hubungan sebab
akibatnya dengan mudah serta rasional.
Ekonomi normatif  Haruskah sistem pajak diarahkan untuk mengatasi
masalah ekonomi golongan masyarakat menengah ke bawah? Untuk
menanggapi pertanyaan tersebut dapat diperoleh melalui proses politis, dengan
fakta-fakta positif namun lebih mempertimbangkan pada norma, etika dan
kebijakan yang berlaku.
Berdasarkan metodologi tersebut pengaruh untuk ekonomi kehidupan
kesehatan masyarakat  Dengan adanya metodologi tersebut kita dapat
Pemahaman mudahnya, ekonomi positif memetakan dunia seperti apa adanya
tanpa keinginan untuk mengubah. Sedang ekonomi normatif menggambarkan
dunia dengan kesejahteraan dan kebaikan, karena itulah terdapat gagasan-
gagasan kebijakan untuk meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan
masyarakat Sebenarnya pendekatan positif maupun normatif ini tidak hanya
terbatas untuk bidang ekonomi. Kita bisa menggunakan kedua pendekatan
tersebut dan menerapkannya untuk penyelesaian masalah dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Analisa Kasus :
Karena strategi perawatan kesehatan baru bersaing dengan yang ada untuk
sumber daya yang terbatas, sistem perawatan kesehatan dan penyedianya mulai
beralih ke analisis ekonomi kesehatan untuk membantu menginformasikan
pilihan dalam pemberian layanan. Ulasan 2 bagian ini meneliti literatur
ekonomi kesehatan saat ini untuk asma dan rinitis.
Ini angsuran pertama dari tinjauan berfokus pada studi yang menjadi ciri beban
ekonomi asma dan rhinitis dan memeriksa bagaimana sumber daya
dialokasikan untuk perawatan orang dengan asma dan rhinitis. Pada tahun 1998,
asma di Amerika Serikat menyumbang sekitar 12,7 miliar dolar per tahun.
Demikian pula, pada tahun 1994, rinitis alergi diperkirakan menelan biaya 1,2
miliar dolar. Sebagian besar biaya untuk kondisi ini dikaitkan dengan belanja
medis langsung, dengan obat-obatan yang muncul sebagai komponen biaya
terbesar. Biaya tidak langsung juga merupakan efek sosial yang penting.
Sementara studi biaya-penyakit membantu untuk mengkarakterisasi beban
ekonomi, studi ekonomi kesehatan komparatif mengevaluasi nilai dari strategi
baru dan yang ada untuk perawatan klinis. Bagian kedua dari tinjauan ini akan
mengeksplorasi bagaimana studi perbandingan telah berkontribusi untuk
memahami cara terbaik mendiagnosis dan mengobati asma dan rinitis alergi.
Studi biaya penyakit asma dan rinitis alergi menunjukkan bahwa kondisi ini
merupakan beban besar bagi masyarakat, baik secara nasional maupun
internasional. Studi tentang tren biaya menunjukkan bahwa obat adalah
komponen biaya DME terbesar. Biaya tidak langsung juga merupakan efek
yang penting. Dengan biaya penyakit untuk kondisi ini sekarang menjadi
terdefinisi dengan baik, bidang ekonomi kesehatan mulai bergeser ke arah
pemahaman bagaimana cara terbaik menggunakan sumber daya dan strategi
terapeutik untuk meningkatkan perawatan untuk kondisi ini. Bagian 2 dari seri
ini akan meninjau literatur ekonomi kesehatan komparatif untuk asma dan
rinitis alergi.

3. Faktor penyebab ketimpangan yang tinggi :


Kebijakan Pemerintah yang Tidak Adil  Kebijakan pemerintah yang tidak
adil menyebabkan sejumlah ketimpangan sosial ekonomi. Salah satu bentuk
kebijakan pemerintah yang menyebabkan ketimpangan sosial ekonomi adalah
kebijakan pembangunan negara. Dalam masalah pembangunan, pemerintah
seringkali terlalu fokus membangun daerah perkotaan atau beberapa pulau
besar seperti Jawa dan Sumatera. Hal ini dikarenakan pemerintah masih
menganggap daerah-daerah tersebut berpotensi sangat tinggi dan dapat
menghasilkan pemasukan yang tinggi bagi negara. Selain itu, ketidakmampuan
pemerintah dalam mengelola pulau-pulau Indonesia yang banyak membuat
mereka lebih fokus mengurus perkotaan atau pulau-pulau besar di Indonesia.
Persebaran Penduduk  Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran
penduduk juga mempengaruhi ketimpangan sosial ekonomi. Di Indonesia,
persebaran penduduk masih tidak begitu merata. Hal ini bisa dilihat dari
banyaknya penduduk yang menghuni Pulau Jawa dibanding pulau-pulau
lainnya. Anggapan bahwa Pulau Jawa sebagai pusat pemerintahan berpotensi
tinggi membuat sejumlah penduduk bermigrasi ke pulau ini. Selain itu, faktor
pembangunan yang tidak merata juga mengakibatkan penduduk daerah
terpencil pindah ke Pulau Jawa karena pulau tersebut dianggap lebih maju
dibanding daerah asal mereka. Akibatnya, terjadi ketimpangan pertumbuhan
ekonomi antara Pulau Jawa dengan pulau-pulau terpencil. Pulau Jawa akan
mengalami pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibanding pulau lainnya.
Lapangan Pekerjaan  Lapangan pekerjaan yang sedikit hanya mampu
menampung angkatan kerja dengan jumlah yang sedikit. Hal ini akan
mengakibatkan ketimpangan sosial ekonomi antara angkatan kerja yang telah
bekerja dengan angkatan kerja yang belum bekerja. Secara ekonomi, angkatan
kerja akan berpotensi meraih pendapatan dan kesejahteraan hidup yang lebih
baik dibanding angkatan kerja yang masih menganggur. Jika tidak diatasi,
angkatan kerja yang menganggur akan semakin sedikit dan membuat
perekonomian negara semakin rapuh. Meningkatkan lapangan pekerjaan bisa
menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan ini. Selain itu, cara mengatasi
masalah pengangguran juga harus dilakukan dalammenangani ketimpangan
sosial ekonomi ini.

Anda mungkin juga menyukai