Anda di halaman 1dari 4

http://annisnurse.blogspot.com/2015/04/laporanpendahuluan-vesikolitiasis-a.html?

m=1

Intervensi :

1) Kaji pola nafas klien.

2) Kaji perubahan tanda vital secara drastis.

3) Kaji adanya syanosis.

4) Bersihkan sekret dijalan nafas.

5) Ciptakan lingkungan yang nyaman.

b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pernafasan akibat efek anestesi .

Tujuan : pola nafas menjadi normal (vesikuler).

Kriteria Hasil : pola nafas efektif, bebas dari sianosis atau tanda-tanda hipoksia.

Intervensi :

1) Pertahankan jalan nafas dengan memiringkan kepala, hiperekstensi rahang, aliran udara faringeal
oral.

2) Observasi frekuensi dan kedalaman pernafasan.

3) Posisikan klien dengan nyaman.

4) Observasi pengembalian fungsi otot pernafasan.

5) Lakukan pengisapan lendir jika diperlukan.

6) Berikan 0ksigen jika diperlukan.

c. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan saraf tepi akibat insisi .

Tujuan : klien merasa nyaman.

Kriteria Hasil : klien tidak gelisah, skala nyeri 1-2, tanda vital normal.

Intervensi :

1) Kaji tanda vital klien.

2) Catat lokasi dan lamanya intensitas nyeri.

3) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.


4) Ciptakan lingkungan yang nyaman.

5) Kolaborasi pemberian analgesik (Narkotik), anti spasmodik dan kortikosteroid.

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Kriteria Hasil : Klien habis satu porsi dari rumah sakit, tidak mengeluh lemas, membran mukosa lembab
dan tanda vital normal.

Intervensi :

1) Kaji tanda vital klien.

2) Kaji kebutuhan nutrisi klien.

3) Timbang berat badan klien setiap hari.

4) Kaji turgor klien.

5) Awasi input dan output klien.

6) Cacat insiden muntah dan catat karakteristik dan frekuensi muntah.

7) Berikan makan sedikit tetapi sering.

8) Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.

e. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan akibat insisi.

Tujuan : Membaiknya keseimbangan cairan dan elektrolit.

Kriteria Hasil :

1) Monitor tanda vital.

2) Monitor urin meliputi warna hemates sesuai indikasi.

3) Pertahankan pencatatan komulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan.

4) Monitor status mental klien.

5) Monitor berat badan tiap hari.

6) Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, dan natrium urin).

7) Kolaborasi pemberian diuretik.

f. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi luka operasi


Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

Kriteria Hasil: Limfosit dalam batas normal, tanda vital normal dan tidak ditemukan tanda infeksi.

Intervensi :

1) Kaji lokasi dan luas luka.

2) Pantau jika terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor dan perubahan fungsi).

3) Pantau tanda vital klien.

4) Kolaborasi pemberian antibiotik.

5) Ganti balut dengan prinsip steril.

g. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka.

Tujuan : Tidak terjadi gangguan integritas kulit .

Kriteria Hasil: tidak ditemukan tanda infeksi, tidak ada luka tambahan

Intervensi :

1) Kaji drainase luka.

2) Monitor adanya tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor dan perubahan fungsi).

3) Kaji adanya luka tambahan pada klien.

4) Ganti balut dengan prinsip steril.

5) Kolaborasi pemberian antibiotik.

6) Himbau agar klien membatasi mobilitasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth’s . 2007. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi kedelapan). Jakarta : EGC.

Nurafif, Amin Huda.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan Nanda Nic-Noc
Jilid 2.Yogyakarta : Mediaction Publishing
Nursalam. 2006. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem perkemihan. Salemba
Medika: Jakarta.

Price, Sylvia. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne. C. 2005. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. EGC: Jakarta.

http://cresilda19.blogspot.com/ di akses pada tanggal 10 April 2015

http://meladianmaulidah.blogspot.com di akses pada tanggal 10 April 2015

Anda mungkin juga menyukai