BAB 4
HASIL PENELITIAN
tahun 1996, saat ini memiliki jenjang akreditas B yang beralamat di Jalan Terusan
Desa Bandar Setia Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera
Utara.
kelamin, keinginan untuk merokok, status merokok dan status merokok dalam satu
bulan terakhir.
responden, mayoritas responden adalah laki-laki sebesar 75,0% (45 orang), memiliki
keinginan untuk merokok sebesar 70,0% (42 orang) dan tidak pernah merokok
mencakup usia pertama kali mencoba merokok, alasan pertama kali mencoba
merokok, frekuensi merokok, usia saat mulai rutin merokok, siapa/apa yang paling
mempengaruhi untuk merokok, tempat yang biasa digunakan untuk merokok, jumlah
rokok yang dihabiskan per hari merokok, mendapatkan rokok dari, keadaan yang
sebelum beraktivitas di pagi hari, rentang waktu merasa sangat ingin dan sulit untuk
yang pernah merokok, mayoritas responden pertama kali mencoba merokok pada
usia 10 tahun sebesar 34,8% (8 orang) dengan alasan ‘karena penasaran’ sebesar
65,2% (15 orang), mayoritas responden mulai rutin merokok sejak usia 11 tahun dan
teman adalah orang yang paling mempengaruhi responden untuk merokok sebesar
73,9 (17 orang), mayoritas responden pernah merokok bersama teman 69,6% (19
ketika berkumpul dengan teman sesebesar 56,5% (13 orang) di tempat nongkrong
sebesar 73,9% (17 orang), seluruh responden biasa menghabiskan 1-4 batang rokok
94
per hari merokok yang biasanya didapat dari teman sebesar 52,2% (12 orang), tidak
ada responden yang merokok di pagi hari atau merasa ingin merokok terlebih dahulu
sebelum beraktivitas, sebagian besar responden tidak merasa ingin atau kesulitan
mengabaikan keinginan untuk merokok lagi setelah merokok 56,5% (13 orang), tidak
ada responden yang pernah merokok bersama anggota keluarganya dan seluruh
responden ditegur ketika kedapatan merokok, sebesar 91,3% (21 orang) responden
memiliki keinginan berhenti merokok, sebesar 78,3% (18 orang) berusaha untuk
berhenti merokok dan mayoritas responden mendapat bantuan dari guru untuk
Variabel n %
Lamanya berhenti merokok
Kurang dari 1 tahun 15 71,4
1 tahun atau lebih 6 28,6
Alasan berhenti merokok
Sakit/alasan kesehatan 3 14,3
Dilarang orang tua 7 33,3
Kesadaran diri sendiri 11 52,4
Takut dihukum guru - -
Total 21 100,0
95
responden, didapati mayoritas responden berhenti merokok kurang dari satu tahun
lalu sebesar 71,4% (15 orang) dengan kesadaran diri sendiri sebesar 52,4% (11
orang).
melihat keluarga merokok di dalam rumah dalam 30 hari terakhir, pernah melihat
orang merokok di dalam gedung sekolah atau lingkungan sekitar sekolah dalam 30
hari terakhir, frekuensi melihat guru merokok di dalam gedung sekolah, frekuensi
melihat guru merokok di luar gedung di lingkungan sekolah, pernah melihat orang
merokok di tempat umum yang tertutup (selain di dalam gedung sekolah) dalam 30
hari terakhir, pernah melihat orang merokok di tempat umum yang terbuka (selain di
lingkungan sekolah) dalam 30 hari terakhir, diejek atau diasingkan karena menolak
ajakan teman untuk merokok, disuguhi rokok oleh teman, melihat orang merokok di
televisi, video atau bioskop dalam 30 hari terakhir, melihat iklan atau promosi rokok,
menggunakan barang yang memiliki gambar rokok, logo atau nama perusahaan
rokok, memiliki barang yang memiliki gambar rokok, logo atau nama perusahaan
rokok, dan disuguhi rokok oleh orang yang bekerja di perusahaan rokok.
96
Variabel n %
Pernah melihat keluarga merokok di dalam rumah dalam 30
hari terakhir
Ya 35 58,3
Tidak 25 41,7
Pernah melihat orang merokok di dalam gedung sekolah
atau lingkungan sekitar sekolah dalam 30 hari terakhir
Ya 28 46,7
Tidak 32 53,3
Frekuensi melihat guru merokok di dalam gedung sekolah
Setiap hari 6 10,0
Terkadang 16 26,7
Tidak pernah 38 63,3
Frekuensi melihat guru merokok di luar gedung di
lingkungan sekolah
Setiap hari 17 28,3
Terkadang 33 55,0
Tidak pernah 10 16,7
Pernah melihat orang merokok di tempat umum yang
tertutup (selain di dalam gedung sekolah) dalam 30 hari
terakhir
Ya 36 60,0
Tidak 24 40,0
Pernah melihat orang merokok di tempat umum yang
terbuka (selain di lingkungan sekolah) dalam 30 hari
terakhir
Ya 39 65,0
Tidak 21 35,0
Diejek atau diasingkan karena menolak ajakan teman untuk
merokok
Pernah 20 33,3
Tidak pernah 40 66,7
Disuguhi rokok oleh teman
Pernah 27 45,0
Tidak pernah 33 55,0
Melihat orang merokok di televisi, video atau bioskop dalam
30 hari terakhir
Ya 45 75,0
Tidak 15 25,0
97
rumah dalam 30 hari terakhir sebesar 58,3% (35 orang), tidak pernah melihat guru
merokok di dalam gedung sekolah sebesar 63% (38 orang) tetapi terkadang melihat
guru merokok di luar gedung di lingkungan sekolah sebesar 55% (33 orang), pernah
melihat orang merokok di tempat umum yang tertutup (selain di dalam gedung
sekolah) dalam 30 hari terakhir sebesar 60% (36 orang), pernah melihat orang
merokok di tempat umum yang terbuka (selain di lingkungan sekolah) dalam 30 hari
terakhir sebesar 65% (39 orang), tidak pernah disuguhi rokok sebesar 55% (33
orang), tidak pernah diejek karena menolak ajakan untuk merokok sebesar 66,7% (40
orang), melihat orang merokok di televisi, video atau bioskop dalam 30 hari terakhir
sebesar 75% (45 orang), pernah melihat iklan dan promosi rokok sebesar 75% (45
98
orang), tidak pernah menggunakan barang yang memiliki gambar rokok, logo atau
nama perusahaan rokok sebesar 71,7% (43 orang), tidak pernah memiliki barang
yang memiliki gambar rokok, logo atau nama perusahaan rokok sebesar 93,3% (56
orang) dan tidak pernah disuguhi rokok oleh orang yang bekerja di perusahaan rokok
melihat atau mendengar pesan media anti rokok /tembakau di televisi, radio, internet,
papan reklame, poster, koran, majalah atau film dalam 30 hari terakhir, melihat atau
kesehatan, bahaya merokok pada bungkus rokok dalam 30 hari terakhir, pedagang
yang menolak menjual rokok kepada responden karena alasan masih anak-anak,
buruk merokok dengan keluarga, membaca tentang bahaya merokok di buku sekolah
atau mading sekolah, dan mendiskusikan di kelas alasan remaja saat ini merokok.
99
Variabel n %
Responden menegur orang yang merokok di tempat
bertuliskan dilarang merokok
Pernah 42 70,0
Tidak pernah 18 30,0
Melihat atau mendengar pesan media anti rokok /tembakau
di televisi, radio, internet, papan reklame, poster, koran,
majalah atau film dalam 30 hari terakhir
Ada 42 70,0
Tidak ada 18 30,0
Melihat atau mendengar pesan anti rokok/tembakau di acara
olahraga, pameran, konser, acara komunitas atau pertemuan
sosial dalam 30 hari terakhir
Ada 23 38,3
Tidak ada 37 61,7
Melihat peringatan kesehatan, bahaya merokok pada
bungkus rokok dalam 30 hari terakhir
Ada, tapi saya tidak terlalu memikirkannya 21 35,0
Ada, hal tersebut membuat saya takut merokok 26 43,3
Tidak ada 13 21,7
Pedagang yang menolak menjual rokok kepada responden
karena alasan masih anak-anak
Ada 12 52,2
Tidak ada 11 47,8
Diberikan pengetahuan tentang bahaya merokok di kelas
Ada 45 75,0
Tidak ada 10 16,7
Tidak ingat 5 8,3
Mendiskusikan dampak buruk merokok dengan keluarga
Ada 41 68,3
Tidak ada 19 31,7
Membaca tentang bahaya merokok di buku sekolah atau
mading sekolah
Ada 38 63,3
Tidak ada 21 35,0
Tidak ingat 1 1,7
100
tempat bertuliskan dilarang merokok sebesar 70% (42 orang), melihat atau
mendengar pesan media anti rokok / tembakau di televisi, radio, internet, papan
reklame, poster, koran, majalah atau film dalam 30 hari terakhir sebesar 70% (42
orang), tidak melihat atau mendengar pesan anti rokok/tembakau di acara olahraga,
pameran, konser, acara komunitas atau pertemuan sosial dalam 30 hari terakhir
sebesar 61,7% (37 orang), melihat peringatan kesehatan, bahaya merokok pada
bungkus rokok dalam 30 hari terakhir dan merasa takut setelah melihat peringatan
kesehatan tersebut sebesar 43,3% (26 orang), pernah ada pedagang yang menolak
menjual rokok kepada responden karena alasan masih anak-anak sebesar 52,2% (12
orang), ada diberikan pengetahuan tentang bahaya merokok di kelas sebesar 75% (45
orang), ada mendiskusikan dampak buruk merokok dengan keluarga sebesar 68,3%
(41 orang), ada membaca tentang bahaya merokok di buku sekolah atau mading
sekolah sebesar 63,3% (38 orang), ada mendiskusikan di kelas, alasan remaja saat ini
tertutup seperti rumah sakit, pusat kesehatan atau klinik, kantor, transportasi umum,
umum terbuka seperti stasiun, halte, taman, trotoar, tempat bermain, dll.
larangan merokok di tempat-tempat umum yang tertutup seperti rumah sakit, pusat
kesehatan atau klinik, kantor, transportasi umum, sekolah, pusat perbelanjaan dll
sebesar 61,7% (37 orang) dan mendukung larangan merokok di tempat-tempat umum
terbuka seperti stasiun, halte, taman, trotoar, tempat bermain, dll sebesar 68,3% (41
orang).
102
subjektif, PBC, dan niat yang disajikan pada tabel 7 mencakup pengetahuan, sikap,
norma surjektif, PBC, dan niat untuk tidak merokok responden sebelum intervensi.
Tabel 7. Distribusi frekuensi pengetahuan, sikap, norma subjektif, PBC, dan niat
untuk mencegah merokok responden sebelum intervensi
Variabel STAD Jigsaw Kombinasi
n % n % n %
Pengetahuan
Kurang 7 35,0 4 20,0 3 15,0
Sedang 7 35,0 12 60,0 14 70,0
Baik 6 30,0 4 20,0 3 15,0
Sikap
Kurang 6 30,0 3 15,0 1 5,0
Sedang 7 35,0 8 40,0 8 40,0
Baik 7 35,0 9 45,0 11 55,0
Norma subjektif
Kurang 6 30,0 6 30,0 1 5,0
Sedang 14 70,0 13 65,0 19 95,0
Baik 0 0,0 1 5,0 0 0,0
PBC
Kurang 1 5,0 4 20,0 2 10,0
Sedang 7 35,0 4 20,0 3 15,0
Baik 12 60,0 12 60,0 15 75,0
Niat untuk tidak merokok
Kurang 13 65,0 16 80,0 11 55,0
Sedang 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Baik 7 35,0 4 20,0 9 45,0
Total 20 100,0 20 100,0 20 100,0
103
subjektif, PBC, dan niat untuk mencegah merokok responden sebelum intervensi,
didapati pada kelas STAD mayoritas responden berpengetahuan kurang dan sedang
sebesar 35% (7 orang), memiliki sikap sedang dan baik 35% (7 orang), norma
subjektif dalam kategori sedang sebesar 70% (14 orang), PBC dalam kategori baik
sebesar 60% (12 orang) dan niat dalam kategori kurang sebesar 65% (13 orang).
60% (12 orang), memiliki sikap dalam kategori baik sebesar 45% (9 orang), norma
subjektif dalam kategori sedang sebesar 65% (13 orang), PBC dalam kategori baik
sebesar 60% (12 orang) dan niat dalam kategori kurang sebesar 80% (16 orang).
sebesar 70% (14 orang), memiliki sikap dalam kategori baik sebesar 55% (11 orang),
norma subjektif dalam kategori sedang sebesar 95% (19 orang), PBC dalam kategori
baik sebesar 75% (15 orang) dan niat dalam kategori kurang sebesar 55% (11 orang).
subjektif, PBC, dan niat yang disajikan pada tabel 8 mencakup pengetahuan, sikap,
norma surjektif, PBC, dan niat untuk tidak merokok responden setelah intervensi
104
Tabel 8. Distribusi frekuensi pengetahuan, sikap, norma subjektif, PBC, dan niat
subjektif, PBC, dan niat untuk mencegah merokok responden setelah intervensi,
didapati pada kelas STAD mayoritas responden berpengetahuan baik dan sedang
sebesar 50% (10 orang), memiliki sikap sedang dan baik 75% (15 orang), norma
subjektif dalam kategori sedang sebesar 90% (18 orang), PBC dalam kategori baik
sebesar 80% (16 orang) dan niat dalam kategori kurang sebesar 55% (11 orang).
105
65% (13 orang), memiliki sikap dalam kategori baik sebesar 80% (16 orang), norma
subjektif dalam kategori sedang sebesar 70% (14 orang), PBC dalam kategori baik
sebesar 95% (19 orang) dan niat dalam kategori kurang sebesar 60% (12 orang).
sebesar 80% (16 orang), memiliki sikap dalam kategori baik sebesar 100% (20
orang), norma subjektif dalam kategori sedang sebesar 80% (16 orang), PBC dalam
kategori baik sebesar 100% (20 orang) dan niat dalam kategori kurang sebesar 80%
(16 orang).
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 2 28,6 3 42,9 2 28,6 7 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 4 57,1 3 42,9 7 100,0 0,021
Baik 0 0,0 1 16,7 5 83,3 6 100,0
Total 2 10,0 8 40,0 10 50,0 20 100,0
pengetahuan yang sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat delapan
0,021, dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari
alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan
Tabel 10. Perbedaan sikap mencegah merokok responden pada kelompok STAD
Sesudah intervensi
Total P
Kurang Sedang Baik
value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 4 66,7 2 33,3 6 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 1 14,3 6 85,7 7 100,0 0,001
Baik 0 0,0 0 0,0 7 100,0 7 100,0
Total 0 0,0 5 25,0 15 75,0 20 100,0
diintervensi dengan STAD, terdapat delapan responden yang mempunyai sikap yang
sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat 12 responden yang mempunyai
sikap yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang mempunyai
sikap yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik pada tabel
maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,
artinya terdapat perbedaan sikap antara sebelum dan setelah intervensi dengan
STAD.
STAD antara sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada tabel 11.
108
Tabel 11. Perbedaan norma subjektif mencegah merokok responden pada kelompok
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 6 100,0 0 0,00 6 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 12 85,7 2 14,3 14 100,0 0,005
Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Total 0 0,0 18 90,0 2 10,0 20 100,0
subjektif yang sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat delapan
responden yang mempunyai norma subjektif yang lebih baik setelah diintervensi dan
tidak ada responden yang mempunyai norma subjektif yang menurun setelah
0,005, dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari
alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan
Tabel 12. Perbedaan PBC mencegah merokok responden pada kelompok STAD
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 4 57,1 3 42,9 7 100,0 0,059
Baik 0 0,0 0 0,0 12 100,0 12 100,0
Total 0 0,0 4 20,0 16 80,0 20 100,0
diintervensi dengan STAD, terdapat 16 responden yang mempunyai PBC yang sama
antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat empat responden yang mempunyai
PBC yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang mempunyai
PBC yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik pada tabel
maka, nilai p lebih besar dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima,
artinya tidak terdapat perbedaan PBC antara sebelum dan setelah intervensi dengan
STAD.
Perbedaan niat untuk tidak merokok responden pada kelompok STAD antara
Tabel 13. Perbedaan niat untuk tidak merokok responden pada kelompok STAD
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 9 69,2 0 0,0 4 30,8 13 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,046
Baik 0 0,0 0 0,0 7 100,0 7 100,0
Total 9 45,0 0 0,0 13 55,0 20 100,0
diintervensi dengan STAD, terdapat 16 responden yang mempunyai niat yang sama
antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat empat responden yang mempunyai
niat yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang mempunyai
niat yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik pada tabel 13
menghasilkan nilai p = 0,046, dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka,
nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya
terdapat perbedaan niat antara sebelum dan setelah intervensi dengan STAD.
111
Jigsaw antara sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada tabel 14.
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 2 50,0 2 50,0 4 100,0
intervensi Sedang 1 8,3 4 33,3 7 58,3 12 100,0 0,005
Baik 0 0,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0
Total 1 5,0 6 30,0 13 65,0 20 100,0
pengetahuan yang sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat 11 responden
yang mempunyai pengetahuan yang lebih baik setelah diintervensi sedangkan satu
dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat
Tabel 15. Perbedaan sikap mencegah merokok responden pada kelompok Jigsaw
Sesudah intervensi
Total P
Kurang Sedang Baik
value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 2 66,7 1 33,3 0 0,0 3 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 1 12,5 7 87,5 8 100,0 0,005
Baik 0 0,0 0 0,0 9 100,0 9 100,0
Total 2 10,0 2 10,0 16 80,0 20 100,0
diintervensi dengan Jigsaw, terdapat 12 responden yang mempunyai sikap yang sama
antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat delapan responden yang mempunyai
sikap yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang responden
113
mempunyai sikap yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik
alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, artinya terdapat perbedaan sikap antara sebelum dan setelah intervensi
dengan Jigsaw.
Jigsaw antara sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada tabel 16.
Tabel 16. Perbedaan norma subjektif mencegah merokok responden pada kelompok
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 2 33,3 4 66,7 0 0,0 6 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 10 76,9 3 23,1 13 100,0 0,008
Baik 0 0,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0
Total 2 10,0 14 70,0 4 20,0 20 100,0
subjektif yang sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat tujuh responden
114
yang mempunyai norma subjektif yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada
0,008, dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari
alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan
Tabel 17. Perbedaan PBC mencegah merokok responden pada kelompok Jigsaw
Sesudah intervensi
Total P
Kurang Sedang Baik
value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 1 25,0 3 75,0 4 100,0 0,015
Baik 0 0,0 0 0,0 12 100,0 12 100,0
Total 0 0,0 1 5,0 19 95,0 20 100,0
diintervensi dengan Jigsaw, terdapat 13 responden yang mempunyai PBC yang sama
antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat tujuh responden yang mempunyai
115
PBC yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang responden
mempunyai PBC yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik
alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, artinya terdapat perbedaan PBC antara sebelum dan setelah intervensi
dengan Jigsaw.
Tabel 18. Perbedaan niat untuk tidak merokok responden pada kelompok Jigsaw
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 12 75,0 0 0,0 4 25,0 16 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,046
Baik 0 0,0 0 0,0 4 100,0 4 100,0
Total 12 60,0 0 0,0 8 40,0 20 100,0
diintervensi dengan Jigsaw, terdapat 16 responden yang mempunyai niat yang sama
antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat empat responden yang mempunyai
116
niat yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang mempunyai
niat yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik pada tabel 18
menghasilkan nilai p = 0,046, dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka,
nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya
terdapat perbedaan niat antara sebelum dan setelah intervensi dengan Jigsaw.
Kombinasi antara sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada tabel 19.
Sesudah intervensi
Total P
Kurang Sedang Baik
value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 1 33,3 2 66,7 3 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 3 21,4 11 78,6 14 100,0 0,000
Baik 0 0,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0
Total 0 0,0 4 20,0 16 80,0 20 100,0
117
pengetahuan yang sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat 14 responden
yang mempunyai pengetahuan yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada
dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat
Tabel 20. Perbedaan sikap mencegah merokok responden pada kelompok Kombinasi
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 0 0,0 1 100,0 1 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 0 0,0 8 100,0 8 100,0 0,004
Baik 0 0,0 0 0,0 11 100,0 11 100,0
Total 0 0,0 0 0,0 20 100,0 20 100,0
118
sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat sembilan responden yang
mempunyai sikap yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang
mempunyai sikap yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik
alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, artinya terdapat perbedaan sikap antara sebelum dan setelah intervensi
dengan kombinasi.
Kombinasi antara sebelum dan sesudah intervensi disajikan pada tabel 21.
Tabel 21. Perbedaan norma subjektif mencegah merokok responden pada kelompok
Sesudah intervensi
Total P
Kurang Sedang Baik
value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 1 100,0 0 0,0 1 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 15 78,9 4 21,1 19 100,0 0,025
Baik 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Total 0 0,0 16 80,0 4 20,0 20 100,0
119
norma subjektif yang sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat lima
responden yang mempunyai norma subjektif yang lebih baik setelah diintervensi dan
0,025, dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari
alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan
Tabel 22. Perbedaan PBC mencegah merokok responden pada kelompok Kombinasi
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 0 0,0 0 0,0 2 100,0 2 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 0 0,0 3 100,0 3 100,0 0,038
Baik 0 0,0 0 0,0 15 100,0 15 100,0
Total 0 0,0 0 0,0 20 100,0 20 100,0
120
sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat lima responden yang
mempunyai PBC yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang
mempunyai PBC yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik
alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, artinya terdapat perbedaan PBC antara sebelum dan setelah intervensi
dengan kombinasi.
Tabel 23. Perbedaan niat untuk tidak merokok responden pada kelompok Kombinasi
Sesudah intervensi
Total
Kurang Sedang Baik P value
n % n % n % n %
Sebelum Kurang 4 36,4 0 0,0 7 63,6 11 100,0
intervensi Sedang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,008
Baik 0 0,0 0 0,0 9 100,0 9 100,0
Total 4 20,0 0 0,0 16 80,0 20 100,0
121
sama antara sebelum dan setelah intervensi, terdapat tujuh responden yang
mempunyai niat yang lebih baik setelah diintervensi dan tidak ada responden yang
mempunyai niat yang menurun setelah diintervensi. Hasil pengujian secara statistik
alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha. Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, artinya terdapat perbedaan niat antara sebelum dan setelah intervensi dengan
kombinasi.
kombinasi dan STAD setelah pemberian intervensi disajikan pada tabel 24.
122
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan rerata
kombinasi dan STAD, didapati rerata peringkat kombinasi (23,7) lebih tinggi
dibandingkan dengan rerata peringkat STAD (17,3). Kode kurang 0, sedang 1 dan
baik 2 sehingga peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang
lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden kelas kombinasi mempunyai
STAD.
123
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan rerata sikap
peringkat sikap setelah intervensi antara kelompok kombinasi dan STAD, didapati
rerata peringkat kombinasi (23,0) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata peringkat
STAD (18,0). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga peringkat yang lebih
tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan
kombinasi dan STAD setelah pemberian intervensi disajikan pada tabel 26.
Tabel 26. Perbedaan norma subjektif mencegah merokok responden antara kelompok
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
norma subjektif setelah intervensi antar dua kelompok tersebut. Uji Mann-Whitney
kombinasi dan STAD, didapati rerata peringkat kombinasi (21,5) lebih tinggi
dibandingkan dengan rerata peringkat STAD (19,5). Kode kurang 0, sedang 1 dan
baik 2 sehingga peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang
lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden kelas kombinasi mempunyai
125
kecenderungan norma subjektif setelah intervensi yang lebih baik dibandingkan kelas
STAD.
Tabel 27. Perbedaan PBC mencegah merokok responden antara kelompok kombinasi
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan rerata PBC
peringkat PBC setelah intervensi antara kelompok kombinasi dan STAD, didapati
rerata peringkat kombinasi (22,5) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata peringkat
STAD (18,5). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga peringkat yang lebih
126
tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan
Tabel 28. Perbedaan niat mencegah merokok responden antara kelompok kombinasi
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
STAD, didapati rerata peringkat kombinasi (23,0) lebih tinggi dibandingkan dengan
127
rerata peringkat STAD (18,0). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga
peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini
kombinasi dan Jigsaw setelah pemberian intervensi disajikan pada tabel 29.
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
Jigsaw, didapati rerata peringkat kombinasi (22,1) lebih tinggi dibandingkan dengan
rerata peringkat Jigsaw (18,9). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga
peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan rerata sikap
peringkat sikap setelah intervensi antara kelompok kombinasi dan Jigsaw, didapati
rerata peringkat kombinasi (22,5) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata peringkat
Jigsaw (18,5). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga peringkat yang lebih
tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan
kombinasi dan Jigsaw setelah pemberian intervensi disajikan pada tabel 31.
Tabel 31. Perbedaan norma subjektif mencegah merokok responden antara kelompok
kombinasi dan Jigsaw setelah pemberian intervensi
Norma subjektif setelah intervensi
Kurang Sedang Baik Pvalue
n % n % n %
Kombinasi Kombinasi 0 0,0 16 80,0 4 20,0 0,567
vs Jigsaw Jigsaw 2 10,0 14 70,0 4 20,0
Total 2 5,0 30 75,0 8 20,0
Uji Mann-Whitney; rerata peringkat norma subjektif setelah intervensi kombinasi 21,3;
Jigsaw 19,7
130
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
norma subjektif setelah intervensi antar dua kelompok tersebut. Uji Mann-Whitney
kombinasi dan Jigsaw, didapati rerata peringkat kombinasi (21,3) lebih tinggi
dibandingkan dengan rerata peringkat Jigsaw (19,7). Kode kurang 0, sedang 1 dan
baik 2 sehingga peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang
lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa responden kelas kombinasi mempunyai
kecenderungan norma subjektif setelah intervensi yang lebih baik dibandingkan kelas
Jigsaw.
kombinasi dan Jigsaw setelah pemberian intervensi disajikan pada tabel 32.
Tabel 32. Perbedaan PBC responden tentang mencegah merokok antara kelompok
kombinasi dan Jigsaw setelah pemberian intervensi
PBC setelah intervensi
Kurang Sedang Baik Pvalue
n % n % n %
Kombinasi Kombinasi 0 0,0 0 0,0 20 100,0 0,317
vs Jigsaw Jigsaw 0 0,0 1 5,0 19 95,0
Total 0 0,0 1 2,5 39 97,5
Uji Mann-Whitney; rerata peringkat PBC setelah intervensi kombinasi 21,0; Jigsaw 20,0
131
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
Jigsaw, didapati rerata peringkat kombinasi (21,0) lebih tinggi dibandingkan dengan
rerata peringkat Jigsaw (20,0). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga
peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini
Tabel 33. Perbedaan niat untuk tidak merokok responden antara kelompok kombinasi
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih kecil dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan rerata niat
peringkat niat setelah intervensi antara kelompok kombinasi dan Jigsaw, didapati
rerata peringkat kombinasi (24,5) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata peringkat
Jigsaw (16,5). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga peringkat yang lebih
tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini dapat disimpulkan
Subjektif, PBC, dan Niat) Responden antara Kelompok Jigsaw dan STAD
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
dan STAD, didapati rerata peringkat Jigsaw (22,1) lebih tinggi dibandingkan dengan
rerata peringkat STAD (18,9). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga
peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini
Tabel 35. Perbedaan sikap mencegah merokok responden antara kelompok Jigsaw
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
STAD, didapati rerata peringkat Jigsaw (20,75) lebih tinggi dibandingkan dengan
rerata peringkat STAD (20,25). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga
peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini
dapat disimpulkan walaupun selisih rerata hanya 0,5, responden kelas Jigsaw
Jigsaw dan STAD setelah pemberian intervensi disajikan pada tabel 36.
Tabel 36. Perbedaan norma subjektif mencegah merokok responden antara kelompok
Jigsaw dan STAD setelah pemberian intervensi
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
norma subjektif setelah intervensi antar dua kelompok tersebut. Uji Mann-Whitney
dan STAD, didapati rerata peringkat Jigsaw (18,4) lebih tinggi dibandingkan dengan
rerata peringkat STAD (16,9). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga
peringkat yang lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini
Tabel 37. Perbedaan PBC mencegah merokok responden antara kelompok Jigsaw
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
membandingkan peringkat PBC setelah intervensi antara kelompok Jigsaw dan STAD,
didapati rerata peringkat Jigsaw (22,0) lebih tinggi dibandingkan dengan rerata
peringkat STAD (19,0). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga peringkat yang
lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini dapat
Perbedaan niat untuk tidak merokok responden antara kelompok Jigsaw dan
Tabel 38. Perbedaan niat untuk tidak merokok responden antara kelompok Jigsaw
dibandingkan dengan nilai koefisien alpha 0,05 maka, nilai p lebih besar dari alpha.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rerata
membandingkan peringkat niat setelah intervensi antara kelompok Jigsaw dan STAD,
didapati rerata peringkat Jigsaw (19,0) lebih rendah dibandingkan dengan rerata
peringkat STAD (22,0). Kode kurang 0, sedang 1 dan baik 2 sehingga peringkat yang
lebih tinggi menunjukkan kemungkinan hasil yang lebih baik. Hal ini dapat